Dokumen Rencana Kerja Renja Badan Lingkungan Hidup Prov. Sumsel Tahun 2017 Page 13
Untuk data jumlah seluruh pasar tradisional, diambil dari daftar SIUP, Gudang, Pasar Tradisional dan Modern Prov. Sumsel Tahun 2015,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Sumsel.
3. Rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk Jumlah TPS Sumatera Selatan 1102 TPS dengan volume 1 TPS 5m
3
. Sumber data
dari Biro Pemerintahan Sekda Prov. Sumsel, hasilkonsolidasi
Ditjen Kependudukan
dan Pencatatan
Sipil Kemendagri RI pada semester 1 30 Juni 2014.
4. Penegakkan hukum lingkungan Indikator ini dihitung melalui kegiatan Penegakkan Hukum dimana di
tahun 2015 ada 20 kasus lingkungan yang ditindaklanjuti oleh Badan Lingkungan Hidup Prov. Sumsel melalui dana APBD.
Dokumen Rencana Kerja Renja Badan Lingkungan Hidup Prov. Sumsel Tahun 2017 Page 14
Tabel4. Capaian Indikator Kinerja Kunci IKK Bidang Lingkungan Hidup sampai dengan tahun 2015
NO URUSAN
NO IKK
RUMUS
CAPAIAN KINERJA KETERANGAN
3 Lingkungan
Hidup
16
Pencemaran Udara Jumlah Kabupaten dan kota yg dipantau mutu
udara ambient Dikawasan pemukiman atau industri ------------------------------------------------------- x 100
Jumlah seluruh kabupaten dan kota 1717 x 100 =
100 Jumlah seluruh kabkota di
Provinsi Sumatera Selatan adalah 17 kabupatenkota
17
Kebersihan Jumlah pasar tradisional yang tergolong baik
------------------------------------------------------- x 100 Jumlah seluruh pasar tradisional
20552 X 100 = 3,63
Pasar yang tergolong baik adalah pasar yang dimiliki
KabKota yang meraih penghargaan Adipura Tahun
2014 Sumser data: Daftar Pasar
Tradisional Modern Disperindag Prov. Sumsel
2015
18
Rasio tempat pembuangan sampah
per satuan penduduk Jumlah daya tampung TPS m3
------------------------------------------------------------ Jumlah penduduk
61457.941.495 X 100
= 0,076 JumlahTPS Sumatera Selatan
1102 TPS dengan volume 1 TPS 5m
3
Data BPS Sumsel dalam angka tahun 2015
19
Penegakan hukum lingkungan
Jumlah Kasus lingkungan yang diselesaikan Pemda -------------------------------------------------------
Jumlah kasus lingkungan yang ada 2020 X 100 = 100
Jumlah kasus yang masuk dan ditindaklanjuti oleh
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015
melalui dana APBD
Dokumen Rencana Kerja Renja Badan Lingkungan Hidup Prov. Sumsel Tahun 2017 Page 15
2.3. Isu-isu penting dalam Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
Beberapa isu penting lingkungan hidup yang harus segera ditindak lanjuti yaitu:
1. Perubahan Iklim dan Pemanasan Global Pemerintah memilki target penurunan tingkat pencemaran udara
sebesar 26 pada tahun 2020, sehingga perlu adanya rencana aksi- aksi daerah dalam penurunan tingkat pencemaran tersebut.
2. Menurunnya Daya Dukung Sumber Daya Air yaitu semakin menurunnya status mutukualitas DAS air Sungai Musi.
3. Menurunnya Daya Dukung Lahan seperti : kebakaran hutan di lahan gambut.
4. Menipisnya mangrove pantai timur akibat eksploitasi hutan dan pembangunan daerah pantai.
5. Meningkatnya potensi
sumber cemar
industri, pertambangan,
perkebunan, domestik menurunkan daya dukung lingkungan. 6. Pengelolaan Sampah yang mengacu kepada pengelolaan 3R Reduce,
Reuse, dan Recycle terhadap sampah yang dihasilkan.
Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup yaitu sebagai berikut :
a. Aspek Internal 1. Salah satu aspek dalam pencapaian target kinerja adalah
ketersediaan anggaran. Bagaimanapun perencanaan ProgramKegiatan tanpa didukung
ketersediaan anggaran yang cukup, maka pelaksanaannya tidak akan optimal. Dari sisi anggaran sektor lingkungan hidup khususnya
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan belum memiliki anggaran yang proporsional dengan cakupan dan luasan serta
banyaknya kasus lingkungan yang terjadi.
Dokumen Rencana Kerja Renja Badan Lingkungan Hidup Prov. Sumsel Tahun 2017 Page 16
2. Hambatan lain dalam pelaksanaan tugas Badan Lingkungan Hidup adalah terbatasnya sarana prasarana mobilitas pemantauan
lingkungan. Untuk mobilitas pemantauan lingkungan juga sangat diperlukan
dalam pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pemantauan. Saat ini ada 5 kendaraan dinas operasional yaitu 1 kendaraan dinas
Kepala Badan, 1 kendaraan dinas Laboratorium Lingkungan, 3 kendaraan dinas operasional dan 1 di antara 3 tersebut sudah tidak
dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Dan saat ini yang sangat diperlukan adalah kendaraan dinas berpenggerak 4 roda yang
memiliki multifungsi yang dapat melalui medan berat sehingga dapat melakukan pemantauan dan pengawasan ke berbagai daerah.
3. SDM bidang lingkungan hidup yang masih belum ideal. Jumlah pegawai yang menangani kasus lingkungan dirasakan belum
cukup untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan yang sengat kompleks dan luasnya cakupan areal tugas bagi Badan Lingkungan
Hidup Provinsi. Alternatif terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi di tingkat
kabupatenkota, serta melibatkan instansi SKPD yang mempunyai tugasberkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup baik secara
langsung maupun tidak langsung yang menghasilkan dampak kerusakan lingkungan.
b. Aspek Eksternal
1. Kurangnya koordinasi antar SKPD baik dengan KabupatenKota
maupun lintas sektoral. 2.
Adanya disparitas visi dan misi baik antar SKPD Lingkungan Hidup Provinsi, KabKota maupun PusatKLHK sehingga seolah-olah
terjadimis-communicationmis-komunikasi pembangunan
lingkungan hidup karena memiliki prioritas masing-masing. Isu-Isu penting yang perlu ditindak lanjuti: