Instrumen Penelitian S FIS 1002388 Chapter3

Nida Uddini Amatulloh, 2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Gambar 3.2. Bagan Alur Penelitian

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua macam instrumen utama yang berupa tes dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir Nida Uddini Amatulloh, 2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu kreatif sedangkan instrumen non tes digunakan untuk mengukur study approach dan keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah. Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik Arifin, 2009, hlm 118. Tes tertulis atau sering disebut paper and pencil test adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk tertulis. Berikut penjelasan mengenai instrumen penelitian yang digunakan : 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Tes kemampuan berpikir kreatif yang digunakan adalah tes uraian terbuka yang aktivitasnya mengacu pada The Torrance Test of Creative Thinking TTCT yang disusun oleh Paul Torrance. TTCT terdiri atas dua jenis tes, yaitu tes verbal dan tes gambar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes verbal yang berjumlah 12 soal uraian terbuka dengan skor maskimum tiga untuk setiap soal, dan skor maksimum 36 untuk semua soal. Tes verbal terdiri atas 7 jenis kegiatan, yaitu: 1. Membuat pertanyaan asking 2. Menebak sebab akibat 3. Menebak akibat dari peristiwa 4. Mengembangkan manfaat suatu benda 5. Menggunakan sesuatu dengan cara-cara yang luar biasa 6. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang luar biasa 7. Membuat tebakan Dari ketujuh jenis kegiatan tersebut, hanya lima jenis kegiatan yang digunakan dalam penyusunan tes kemampuan berpikir kreatif. Indikator kemampuan berpikir kreatif yang diukur dalam penelitian ini adalah fluency, originality, flexibility, dan elaboration dengan kisi-kisi soal tes yang terdapat pada tabel 3.2 berikut. Nida Uddini Amatulloh, 2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif No Aspek Jenis Kegiatan Indikator No Soal 1 Fluency Menebak sebab- sebab Siswa mampu mengemukakan penyebab dari munculnya permasalahan yang diberikan secara lancar 3A Membuat pertanyaan Siswa mampu membuat pertanyaan sebanyak mungkin mengenai permasalahan yang diberikan secara lancar 6 Menebak sebab- sebab Siswa mampu mengemukakan penyebab dari munculnya permasalahan yang diberikan secara lancar 9 2 Flexibility Menebak akibat dari peristiwa Siswa mampu mengemukakan akibat yang muncul dari permasalahan yang diberikan sebanyak mungkin dari sudut pandang yang berbeda 3B Membuat pertanyaan Siswa mampu membuat pertanyaan sebanyak mungkin dari sudut pandang yang berbeda dalam menghadapi suatu masalah 7 Menebak sebab- sebab Siswa mampu mengemukakan penyebab dari munculnya permasalahan yang diberikan sebanyak mungkin dari sudut pandang yang berbeda 10 3 Originality Mengembangkan manfaat suatu benda Siswa mampu mengembangkan manfaat suatu benda yang berupa gagasan baru dan unik serta berbeda dari yang lain 4 Mengembangkan manfaat suatu benda Siswa mampu mengembangkan manfaat suatu benda yang berupa gagasan baru dan unik serta berbeda dari yang lain 5 Mengembangkan manfaat suatu benda Siswa mampu mengembangkan manfaat suatu benda yang berupa gagasan baru dan unik serta berbeda dari yang lain 11 Nida Uddini Amatulloh, 2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4 Elaboration Membuat tebakan Siswa mampu membuat tebakan secara terperinci 1 Menebak akibat dari peristiwa Siswa mampu mengemukakan penyebab dari timbulnya permasalahan yang diberikan secara terperinci 2 Menebak sebab- sebab Siswa mampu mengemukakan penyebab dari munculnya permasalahan yang diberikan secara terperinci 8 Untuk mengetahui kelayakan instrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif, dilakukan pengujian instrumen sebagai berikut : a Penilaian Ahli Penilaian ahli dilakukan sebelum pelaksanaan uji coba instrumen. Hasil penilaian instrumen tersebut dapat dilihat pada lampiran A. 4. b Validitas Butir Soal Pengujian validitas instrument tes berpikir kreatif dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment , Arifin 2009 yaitu: ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y n = banyaknya data ∑X = jumlah variabel X ∑Y = jumlah variabel Y ∑X 2 = jumlah variabel X kuadrat ∑Y 2 = jumlah variabel Y kuadrat Nida Uddini Amatulloh, 2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir tes instrument dianggap memenuhi syarat kesahihan, jika mempunyai koefisien korelasi r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf nyata α = 0,05. Berikut adalah tabel interpretasi nilai validitas yang digunakan untuk menentukan kriteria validitas soal yang diujikan. Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Validitas Nilai Validitas Kriteria Validitas 0,800 - 1,000 Sangat Tinggi 0,600 - 0,800 Tinggi 0,400 - 0,600 Cukup 0,200 - 0,400 Rendah 0,000 - 0,200 Sangat Rendah Arikunto, 2010 Pada penelitian ini, dilakukan uji coba terhadap 20 butir soal dengan hasil validitas ditunjukan pada tabel 3.4. Butir soal yang selanjutnya digunakan pada pre-test dan post-test adalah butir soal dengan kriteria validitas cukup dan tinggi. Tabel 3.4. Klasifikasi Hasil Uji Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kriteria Validitas Nomor Butir Soal Tinggi 12, 13, 15 Cukup 1A, 3, 4, 5, 7, 8A, 9, 10A, 10B, 11, 14 Rendah 1B, 2, 6, 8B, 10C Sangat Rendah 16 c Reliabilitas Nida Uddini Amatulloh, 2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tes kemampuan berpikir kreatif merupakan soal dengan bentuk uraian, karenanya untuk mengukur realiabilitas instrumen ini digunakan rumus Alpha Cronbach , yaitu : ∑ Keterangan: r 11 = reliabilitas intrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau soal ∑ Untuk memperoleh jumlah varians butir, terlebih dahulu dicari varians setiap butir, kemudian dijumlahkan. Keterangan: Berikut adalah tabel interpretasi nilai reliabilitas yang digunakan untuk menentukan kriteria reliabilitas soal yang diujikan. Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Reliabilitas Nilai Reliabilitas Kriteria Reliabilitas 0,81 r ≤ 1,00 Sangat Tinggi Nida Uddini Amatulloh, 2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 0,61 r ≤ 0,80 Tinggi 0,41 r ≤ 0,60 Cukup 0,21 r ≤ 0,40 Rendah 0,00 r ≤ 0,20 Sangat Rendah Arikunto, 2010 Dari hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan berpikir kreatif yang terdapat pada lampiran A.5, didapatkan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,736 dengan kriteria reliabilitas tinggi. d Tingkat Kesukaran Butir Soal Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal bentuk uraian adalah menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus passing grade untuk tiap-tiap soal Arifin, 2009, hlm 273. Untuk menafsirkan tingkat kesukaran soalnya dapat digunakan kriteria sebagai berikut: 1 Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27, termasuk mudah. 2 Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28 sampai dengan 72, termasuk sedang. 3 Jika jumlah peserta didik yang gagal 72 ke atas, termasuk sukar. Tabel 3.6 di bawah ini merupakan klasifikasi data hasil uji coba tingkat kesukaran butir soal instrumen tes kemampuan berpikir kreatif. Tabel 3.6. Klasifikasi Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Nomor Butir Soal Mudah 1A Sedang 1B, 2, 3, 4, 6, 7, 8B Sukar 5, 8A, 9, 10A, 10B, 10C, 11, 12, 13, 14, 15, 16 Nida Uddini Amatulloh, 2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu e Daya Pembeda Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal bentuk uraian adalah menghitung perbedaan dua rata-rata mean , yaitu antara rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata dari kelompok bawah untuk tiap-tiap soal dengan menggunakan persamaan berikut Arifin, 2009, hlm 277. ̅ ̅ √ Keterangan: ̅ = rata-rata dari kelompok atas ̅ = rata-rata dari kelompok bawah = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah = 27 x N baik untuk kelopok atas maupun kelompok bawah Berikut adalah tabel interpretasi nilai daya pembeda yang digunakan untuk menentukan kriteria daya pembeda soal yang diujikan. Tabel 3.7. Interpretasi Nilai Daya Pembeda Nilai Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda 0,40 - 1,00 Sangat Baik 0,30 - 0,39 Baik 0,20 - 0,29 Cukup 0,00 - 0,19 Buruk Arifin, 2009 Tabel 3.8 di bawah ini menunjukkan klasifikasi data hasil uji coba daya pembeda butir soal instrumen tes kemampuan berpikir kreatif. Butir soal yang selanjutnya digunakan pada pre-test dan post- Nida Uddini Amatulloh, 2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu test adalah butir soal dengan kriteria daya pembeda cukup, baik, dan sangat baik. Tabel 3.8. Klasifikasi Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Klasifikasi Daya Pembeda Nomor Butir Soal Sangat Baik 1A, 7, 8A, 13 Baik 3, 4, 8B Cukup 6, 9, 10A, 10B, 10C, 11, 12, 14, 15 Buruk 1B, 2, 5, 16 Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis, dari 20 butir soal yang diujikan hanya 12 butir soal yang selanjutnya digunakan pada pre- test dan post-test kemampuan berpikir kreatif. Hasil rekapitulasi uji instrumen secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran A.5. 2. Study Approach Untuk mengukur study approach digunakan instrument non tes jenis angket yang bernama Approach and Study Skills Inventory for Students ASSIST yang dikembangkan oleh Entwistle dan Ramsed, dengan kisi-kisi instrumen sebagai berikut. Tabel 3.9. Kisi-kisi Instrumen Deep Approach No Aspek Deep Approach Nomor Butir Soal 1 Seeking Meaning 1, 3, 5, 7 2 Relating ideas 9, 11, 13, 15 3 Use of Evidence 17, 19, 21, 23 4 Interest in Idea 25, 27, 29, 31 Tabel 3.10. Kisi-kisi Instrumen Surface Approach No Aspek Surface Approach Nomor Butir Soal 1 Lack of purpose 2, 4, 6, 8 Nida Uddini Amatulloh, 2014 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan mengetahui profil study approach fisika siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 Unrelated memorising 10, 12, 14, 16 3 Syllabus-boundness 18, 20, 22, 24 4 Fear of failure 26, 28, 30, 32 Instrumen study approach merupakan instrumen berbahasa Inggris, dan berbentuk kalimat pernyataan dengan lima pilihan respon, yaitu: Setuju; Sedikit Setuju; Tidak Yakin; Sedikit Tidak Setuju; dan Tidak Setuju. Agar dapat digunakan dalam penelitian ini, instrumen tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia serta dilakukan penyesuaian konten agar sesuai dengan tujuan penelitian, dan penyesuaian bahasa agar kalimat dalam angket mudah dipahami oleh subjek penelitian. 3. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Selain kedua instrumen tersebut, digunakan pula lembar observasi keterlaksanaan aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam model pembelajaran berbasis masalah, untuk mengukur keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat pada lampiran C.3.

G. Teknik Pengumpulan Data