PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
41. MANAJEMEN RISIKO lanjutan I. Kerangka Manajemen Risiko lanjutan
3. •
- Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR: a
b c
Kecukupan kerangka manajemen risiko Keakuratan metodologi penilaian risiko.
Kecukupan sistem informasi manajemen risiko. -
- Divisi Treasury: Bagian Treasury Operation melakukan pengelolaan risiko penyelesaian.
• Sistem informasi manajemen risiko
- -
-
4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh •
• Fungsi yang menjalankan pengawasan dalam pengendalian intern diantaranya:
- -
- Kecukupan kerangka manajemen risiko.
Keakuratan metodologi penilaian risiko. Kecukupan sistem informasi manajemen risiko.
- Satuan Kerja Audit Intern melakukan: kaji ulang penerapan manajemen risiko secara berkala minimal sekali setiap tahun.
pemeriksaan sampling secara periodik berdasarkan basis risiko. Pengawasan melekat oleh Bagian Kepatuhan untuk pengawasan kepatuhan Bank terhadap ketentuan eksternal Bank.
b Kerangka dasar manajemen risiko tersebut direviu secara periodik dan jika diperlukan dapat direvisi sesuai dengan
perkembangan kompleksitas usaha dan risiko Bank, ketentuan Bank Indonesia danatau berdasarkan “best practices” terkini.
Sistem pengendalian intern Bank yang handal dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh unit kerja operasional dan unit kerja pendukung serta satuan kerja audit intern.
Satuan Kerja Manajemen Risiko melaksanakan kaji ulang secara berkala dengan frekuensi yang disesuaikan kebutuhan Bank, untuk memastikan:
1 2
Pengawasan melekat oleh Bagian Kontrol untuk pengawasan kepatuhan Bank terhadap ketentuan internalnya. Back office unit operasional merupakan bagian akhir dari proses operasional yang diantaranya melakukan penyelesaian
transaksi dan pengambilan keputusan serta melakukan manajemen portofolio diantaranya:
Menyusun dan menyampaikan laporan profil risiko kepada Komite Pemantau Risiko, Direktur Utama, Direktur Kepatuhan, dan Komite Manajemen Risiko secara berkala atau paling kurang secara triwulanan. Frekuensi laporan
akan ditingkatkan apabila kondisi pasar berubah dengan cepat.
Sistem informasi manajemen risiko harus mendukung pelaksanaan pelaporan kepada Bank Indonesia dan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan.
Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR menyusun laporan profil risiko secara berkala untuk disampaikan kepada Bank Indonesia, Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Manajemen Risiko serta bersama-sama dengan unit kerja operasional
melaporkan pemantauan dan hasil perhitungan stress testing dan Contingency Funding Plan kepada Direksi, Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko secara berkala dalam rangka mitigasi risiko dan mengambil tindakan
yang diperlukan. Kecukupan cakupan informasi yang dihasilkan dari sistem informasi manajemen risiko harus direview secara berkala
untuk memastikan bahwa cakupan tersebut telah memadai sesuai perkembangan tingkat kompleksitas kegiatan usaha. Divisi Kredit: Komite Kredit melakukan pengelolaan batas limit risiko kredit dan penagihan kredit bermasalah oleh
Remedial.
3 a
Melaksanakan kaji ulang secara berkala dengan frekuensi yang disesuaikan kebutuhan Bank, untuk memastikan:
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko lanjutan
Memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan kebijakan, strategi dan kerangka manajemen risiko.
64
PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 30 Juni 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
41. MANAJEMEN RISIKO lanjutan II. Struktur Organisasi