64 dari kepala puskesmas dan bukan melalui bidan
koordinator. Perbedaan masa kerja, juga juga tidak dapat
menjadikan alasan yang kuat untuk pindah, karena bagi PTT dengan masa kerja sudah mencapai 3 tahun
dapat mengusulkan kembali untuk diangkat menjadi PTT dengan masa kerja 3 tahun kedepan, sampai
menunggu proses ”pemutihan” untuk diangkat menjadi PNS. Sedangkan bagi PNS, semakin tinggi
masa kerjanya justru memberikan keuntungan dari aspek gaji, yaitu penambahan tunjangan baik
golongan atau pangkat dan cenderung dapat menjadi referensi bagi promosi jabatan di puskesmas, seperti
menjadi penanggung jawab program Kesehatan Ibu dan Anak bahkan ada yang menjadi kepala tata usaha
di puskesmas.
3. Pengaruh Beban terhadap Keinginan Pindah Bidan
Beban kerja merupakan salah satu ciri dari karakteristik pekerjaan
18
. Lingkungan kerja bidan cenderung bersifat sosial, seperti dukungan sosial,
hubungan kerja, beban kerja, kompensasi, kualitas kehidupan pekerjaan, birokrasi organisasi
puskesmas, dan sosial budaya
12,17
. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berdasarkan beban kerja, bidan yang bekerja di wilayah kerja puskesmas se-Kabupaten Serdang
Bedagai menunjukkan beban kerja kategori rendah. Beban kerja tersebut diukur berdasarkan
tanggapan terhadap uraian tugasnya dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaanya.
Mayoritas bidan 87,5 tidak ada batas waktu kerja, artinya bidan sebagai tenaga ”pelayanan” pada setiap
waktu, siang atau malam hari, namun ada 12,5 yang menyatakan batasan kerja karena responden tersebut
merupakan pegawai puskesmas pembantu dengan jam kerja dari jam 8
00
-14
00
wib dan berstatus PNS. Hal menarik adalah ada 86,3 menyatakan
nyaman bekerja sebagai bidan, 85,0 masyarakat tidak mau bekerja sama dengan bidan dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Bentuk kerjasama tersebut seperti memberikan bantuan jika mereka
harus melayani pasien di daerah yang sulit ditempuh. Keadaan tersebut memberikan indikasi bahwa
pelayanan yang diberikan oleh bidan bukan merupakan kebutuhan bagi semua masyarakat artinya
rasa sosial masyarakat sudah mulai memudar, dan menganggap pekerjaan bidan adalah tanggung jawab
bidan sendiri, sehingga bagi bidan hal tersebut memberikan kontribusi pemikiran sebagai bagian dari
beban kerja yang berat. Hal tersebut didukung oleh ketidakpercayaan yaitu 97,5 tidak percaya terhadap
tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan bidan. Ketidak-percayaan tersebut berkenaan dengan
tindakan persalinan bagi pasien yang sudah tua dan pasien yang melahirkan anak pertama, artinya mereka
”kuatir” akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kematian bayi mereka atau ibu yang
melahirkan, apalagi bidan yang menangani tersebut berusia muda dan masih baru. Namun hasil penelitian
menunjukkan 72 responden menyatakan tidak keberatan jika mereka ikut dalam berbagai aktivitas
kemasyarakatan seperti adat istiadat setempat.
Beban kerja bidan juga dipengaruhi oleh ketersediaan faslitas kerja seperti bidan kit dan sepeda
motor. Hasil penelitian menunjukkan namun 95 responden menyatakan kesulitan memperoleh
peralatan medis seperti bidan kit.
Hal ini terjadi karena jumlah bidan kit dan sepeda motor masih terbatas dan belum merata,
karena alokasi pengadaan untuk bit kit dan sepeda motor masih terbatas dalam anggaran, namun tahun
2008 sudah diupayakan pengadaan bidan kit sebanyak 104 paket, dengan harapan menutupi kekurangan
bidan memperoleh bidan kit.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pekerjaan bidan bukan merupakan pekerjaan sulit,
sebagian besar mereka menganggap bahwa pekerjaan bidan adalah pekerjaan mulia dan mereka menjadi
primadona didaerah kerja mereka, sehingga mereka sangat menikmati pekerjaannya. Dengan demikian
banyak masyarakat simpati terhadap bidan-bidan yang bekerja di daerahnya, dan menempatkan mereka pada
posisi tinggi dalam strata sosial mereka Apalagi jika mereka mempunyai perilaku yang ramah, lues, suka
menolong dan tidak menetapkan tarif atas pelayanan yang diberikan.
Berdasarkan tabulasi silang, hubungan variabel beban kerja dengan keinginan pindah bidan
di Kabupaten Serdang Bedagai relatif menunjukkan perbedaan proporsi. Proporsi responden dengan beban
kerja tinggi, hanya 33,3 mempunyai keinginan untuk pindah kerja, dan hanya 27,1 responden
dengan beban kerja rendah yang ingin pindah, selebihnya cenderung tetap bertahan pada lokasi kerja
sekarang. Kecenderungan bidan yang tetap bertahan tersebut karena mereka satu-satunya bidan yang ada di
wilayah tersebut, serta sudah mempunyai masa kerja kurang dari 3 tahun. Namun berdasarkan hasil uji
regresi logistik menunjukkan tidak ada pengaruh beban kerja dengan keinginan pindah kerja bidan,
dengan nilai p=0,369 p0,05.
Adanya perbedaan proporsi antara beban kerja yang tinggi dengan beban kerja rendah pada bidan
berkaitan dengan kondisi geografi jika mereka harus memberikan pelayanan ke daerah yang sulit, serta dan
minimnya fasilitas kerja seperti bidan kit guna mendukung proses pelayanan asuhan kebidanan,
karena mereka harus membeli sendiri peralatan
65 kesehatan tersebut sehingga mereka cenderung
berfikir untuk pindah, apalagi ada rekan kerjanya di daerah lain yang sudah mendapatkan fasilitas tersebut.
4. Pengaruh Hubungan Kerja terhadap