BAB II PEMBAHASAN
Perbandingan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan Negara
Lain
2.1 Pengertian sistem pemerintahan
Istilah sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua kata yaitu sistem dan pemerintahan. Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang
mempunyai hubungan fungsional, baik antara bagian-bagian maupun hubungan fungsional terhadap keseluruhannya, sehingga hubungan itu menimbulkan ketergantungan antara bagian-
bagian yang akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja dengan baik, maka akan mempengaruhi keseluruhan itu.
Sedangkan pemerintahan adalah suatu lembaga yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat di suatu negara baik dari segi ekonomi,budaya,sosial dan politik untuk mencapai
kesejahteraan hidup.
Jadi sistem pemerintahan adalah suatu cara untuk mengatur bagian-bagian fungsional yang saling ketergantungan di suatu negara untuk mencapai kesejahteraan dari berbagai aspek
kehidupan.
2.2 Perbandingan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia dengan Negara Lain
Sistem pemerintahan negara republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 adalah sistem presidensial kabinet. Dengan sistem pemerintahan tersebut, baik para
penyelenggara negara maupun rakyat dan bangsa Indonesia telah merasa sesuai. Sejalan dengan perkembangan dan dinamika politik masyarakat, penyelenggaraan negara dengan
sistem presidensial kabinet telah mengalami perubahan dan penyempurnaan hingga sekarang ini.
Berikut ini akan dilihat bagaimana pelaksanaan sistem pemerintahan di negara Indonesia dan perbandingannya dengan negara-negara lain baik yang menerapkan sistem pemerintahan
presidensial maupun parlementer.
3
Perbandingan Sistem Pemerintahan
Negara Indonesia Negara-negara lain
Setelah Amandemen UUD 1945 1. Prancis
Bentuk pemerintahan adalah republik, dengan sistem peme-
rintahan adalah presidensial.
Kekuasaan eksekutif ada pada Presiden, baik sebagai kepala negara
maupun kepala pemerin-tahan.
Presiden dan wakilnya dipilih secara langsung oleh rakyat dalam
satu paket untuk masa jabatan 2004 – 2009.
Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan oleh presi-den, serta
bertanggung jawab kepada presiden.
Parlemen terdiri atas 2 bagian bikameral, yaitu Dewan
Perwakilan Rakyat DPR dan Dewan Perwakilan Daerah DPD.
Kekuasaan legislatif ada pada DPR yang memiliki tugas membuat
UU dan mengawasi jalannya pemerintahan.
Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan
peradilan di bawahnya, yaitu pengadilan tinggi dan pengadilan
negeri serta sebuah Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial.
Kedudukan eksekutif Presiden kuat, karena
dipilih langsung oleh rakyat.
Kepala negara dipegang Presiden dengan
masa jabatan selama tujuh tahun.
Presiden diberikan wewenang untuk bertindak
pada masa darurat dalam menyelesaikan krisis.
Jika terjadi pertentangan antara kabinet
dengan legislatif, presiden boleh membubarkan legislatif.
Jika suatu undang-undang yang telah disetujui
legislatif namun tidak disetujui Presiden, maka dapat diajukan langsung kepada rakayat
melalui referandum atau diminta pertimbangan dari Majelais Konstitusional.
o Penerimaan mosi dan interpelasi dipersukar, misalnya sebelum sebuah
mosi boleh diajukan dalam sidang badan legislatif, harus didukung oleh
10 dari jumlah anggota badan itu.
Catatan : bahwa sistem pemerintahan yang dikembangkan oleh Perancis ini sebenarnya bukan
parlementer murni. Tetapi, pemisahan jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan memang
menunjukkan ciri parlemenrterisme.
2. Inggris
4
Kepala negara dipegang oleh RajaRatu yang
bersifat simbolis dan tidak dapat diganggu gugat.
Peraturan perundangan dalam
penyelenggaraan negara lebih banyak bersifat konvensi peraturan tidak tertulis.
Kekuasaan pemerintahan berada di tangan
Perdana Menteri yang memimpin menteri atau sering disebut Cabinet Government
pemerintahan kabinet. Perdana Menteri mempunyai kekua-saan cukup besar, antara
lain : a memimpin kabinet yang anggotanya telah dipilihnya sendiri, b membimbing
Majelis Rendah, c menjadi penghubung dengan raja, dan d memimpin partai
mayoritas.
Kabinet yang tidak memperoleh kepercayaan
dari badan legislatif harus segera meletakkan jabatan.
Perdana Menteri sewaktu-waktu dapat
mengada-kan pemilihan umum sebelum masa jabatan Parlemen yang lamanya lima tahun
berakhir.
o Hanya ada dua partai besar Partai Konservatif dan Partai Buruh
sehingga yang menang pemilu posisi memperoleh dukungan mayoritas,
sedangkan yang kalah menjadi oposisi.
3. India
Badan eksekutif terdiri dari seorang presiden
sebagai kepala negara dan menteri-menteri yang dipimpin oleh seorang perdana menteri.
Presiden dipilih untuk masa jabatan lima
tahun oleh anggota-anggota badan legislatif baik di pusat maupun di negara-negara
bagian.
o Dalam penyelenggaraan
5
pemerintahan, sangat mirip dengan Inggris dengan model Cabinet
Government.
o Pemerintah dapat menyatakan “keadaan darurat” dan pembatasan-
pembatasan kegiatan bagi para pelaku politik dan kegiatan media masa agar
tidak mengganggu usaha pembangunannya.
4. Amerika Serikat
Badan eksekutif, terdiri dari presiden beserta
menteri-menteri yang merupakan pembantunya.
Presiden dinamakan “Chief Executif” dengan
masa jabatan selama 4 empat tahun dan dapat diperpanjang menjadi 8 delapan
tahun.
Presiden sama sekali terpisah dari badan
legislatif dan tidak mempengaruhi organisasi dan penye-lenggaraan pekerjaan Konggres.
Presiden tidak dapat membubarkan Konggres
dan sebaliknya Konggres juga tidak dapat membubar-kan Presiden.
o Mayoritas undang-undang disiapkan pemerintah dan diajukan dalam
Konggres dengan perantaraan anggota separtai dalam Konggres.
o Presiden memiliki wewenang untuk mem-veto suatu rancangan undang-
undang yang telah diteri-ma baik oleh Konggres. Tapi jika rancangan
tersebut diterima dengan mayoritas 23 dalam setiap majelis, maka veto
presiden dianggap batal.
o Dalam rangka checks and balance, maka presiden di samping boleh
memilih menterinya sendiri, tetapi untuk jabatan Hakim Agung dan
6
Duta Besar harus disetujui oleh Senat. Demikian pula untuk setiap
perjanjian internasional yang sudah ditan-dangani presiden, harus pula
disetujui oleh Senat.
5. Pakistan
Badan eksekutif terdiri dari presiden yang
beragama Islam beserta menteri-menterinya.
Perdana menteri adalah pembantunya yang
tidak boleh merangkap anggota legislatif.
Presiden mempunyai wewenang mem-veto
rancangan undang-uindang yang telah diterima oleh badan legislatif. Namun veto
dapat dibatalkan, jika rancangan undang- undang tersebut diterima oleh mayoritas 23
suara.
Presiden juga berwenang membubarkan
badan legislatif, namun demikian presiden juga harus mengundurkan diri dalam waktu 4
empat bulan dan mengadakan pemilihan umum baru.
Dalam keadaan darurat, presiden berhak
mengeluarkan ordinances yang diajukan kepada legislatif dalam masa paling lama 6
enam bulan.
Presiden dapat dipecat impeach oleh badan
legislatif kalau melanggar undang-undang atau berkelakuan buruk dengan ¾ jumlah
suara badan legislatif.
Catatan : Sistem presidensial di Pakistan hanya berlangsung berdasarkan UUD 1962 – 1969, dan
sekarang kembali ke sistem parlementer kabinet.
7
2.3 Pengaruh Suatu Sistem Pemerintahan yang Dianut Suatu Negara terhadap Negara Lain
Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu keguanaan penting sistem pemerintahan suatu negara adalah menjadi bahan perbandingan bagi negara lain. Jadi,
negara-negara lainpun dapat mencari dan menemukan beberapa persamaan dan perbedaan antara sistem pemerintahannya.
Tujuan selanjutnya adalah negara dapat mengembangkan suatu sistem pemerintahan yang dianggap lebih baik dari sebelumnya setelah melakukan perbandingan tadi. Mereka bisa pula
mengadopsi sistem pemerintahan negara lain sebagai sistem pemerintahan negara yang bersangkutan.
Sistem pemerintahan negara-negara di dunia ini berbeda-beda sesuai dengan kondisi sosial budaya dan politik yang berkembang di negara yang bersangkutan. Sebagaimana
dikemukakan sebelumnya, sistem pemerintahan presidensial dan parlementer merupakan dua model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh banyak negara. Amerika Serikat dan
Inggris-lah yang masing-masing dianggap pelopornya. Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial antara lain ; Amerika Serikat, Filipina, Brazil, Mesir,
Indonesia dan Argentina. Sedangkan yang menganut sistem pemerintahan parlementer, antara lain ; Inggris, India, Jepang, Malaysia dan Australia.
Meskipun sama-sama menggunakan sistem presidensial atau parlementer, terdapat variasi yang disesuaikan dengan perkembangan ketatanegaraan negara. Misalnya, Indonesia yang
menganut sistem presidensial tidak akan benar-benar sama dengan pemerintahan Amerika Serikat. Bahkan negara-negara tertentu memakai sistem campuran antara presidensial dan
parlementer mixed parliamentary presidential system. Contohnya, negara Perancis sekarang ini. Negara ini memiliki presiden sebagai kepala negara yang memiliki kekuasaan besar, tapi
juga terdapat perdana menteri yang diangkat oleh presiden untuk menjalankan pemerintahan sehari-hari.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pemerintahan suatu negara dapat diuraikan sebagai berikut :
Faktor Sejarah
Dari perjalanan sejarah dunia kita dapat mencermati bahwa terdapat beberapa sebab kemunculan suatu negara baru. Seperti terjadinya revolusi, intervensi, dan penaklukan, dapat
menjadi sebab-sebab timbulnya suatu negara baru. Berikut ini contoh proses terbentuknya suatu negara :
8
1. Cessie Penyerahan atau Mandat, bahwa terjadinya negara ketika suatu wilayah diserahkan kepada salah satu negara yang kalah pada Perang Dunia I berdasarkan
suatu perjanjian tertentu. Contoh: Negara Kamerun bekas jajahan Jerman menjadi mandat Perancis.
2. AnexatieKolonial PencaplokanPenguasaan, bahwa terjadinya suatu negara ketika berada di suatu wilayah yang dikuasai oleh bangsa lain tanpa reaksi berarti. Contoh:
sejak abad ke 15 Inggris telah melakukan penguasaan wilayah atas Afrika Selatan, Australia, India, Selandia Baru, Kanada dan sebagainya.
3. Separatise Pemisahan, bahwa terjadinya suatu negara ketika ada suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya, kemudian
menyatakan kemerdekaannya. Contoh: pada tahun 1948, Pakistan memisahkan diri dari India dan menyatakan kemerdekaannya.
Dari beberapa contoh terbentuknya negara baik melalui cessie, anexatie maupun separatise, sudah barang tentu sedikit banyak akan berpengaruh terhadap sistem pemerintahannya.
Beberapa contoh negara yang pernah melalui masa-masa pembentukan tersebut di atas, antara lain :
No Negara Induk Negara Dalam Hubungan Sejarah
Sistem Pemerintahan
1. Perancis
Kamerun, Chad, Kaledonia Baru, Kamboja, Republik Afrika Tengah,
Aljazair, Burundi dan lain-lain. Parlementer
2. Inggris
Kanada, Afrika Selatan, Selandia Baru, Australia, India, dan lain-lain.
Parlementer 3.
Rusia Uni Soviet Kuba, Korea Utara, Vietnam, RRC,
Ukraina, Bulgaria dan lain-lain. Presidensial
4. Amerika Serikat
Filipina, Irak, Afghanistan, dan lain-lain. Presidensial 5.
Spanyol Argentina, Bolivia, Chili, Ecuador,
Guetamala, dan lain-lain. Presidensial
Faktor Ideologi
9
Dalam pandangan alam pemikiran Hegel, bahwa ideologi bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri lepas dari kenyataan hidup masyarakat. Ideologi adalah produk kebudayaan suatu
masyarakat dan karena itu dalam arti tertentu merupakan manifestasi kenyataan sosial juga. Sebagai produk kebudayaan, ideologi merupakan satu pilihan yang jelas dalam membawa
komitmen untuk mewujudkannya. Salah satu fungsi ideologi adalah sebagai kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai
tujuan.
Menurut Dr. Alfian bahwa ideologi merupakan pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara
moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan. Ideologi pada umumnya mewujudkan “pandangan khas” baik dalam
hubungan kerja sama antar manusia, hubungan manusia dengan kekuasaan politik negara, sumber kekuasaan bagi penguasa dan tingkat kesederajatan antar manusia.
Berdasarkan pandangan para ahli, bahwa pengaruh sistem pemerintahan satu negara dengan negara-negara lain sangat dimungkinkan dalam hubungan ideologis baik secara sukarela
diterima maupun dengan keterpaksaan. Dalam sejarah perkembangan ideologi suatu negara dan pengaruhnya terhadap sistem pemerintahan di negara lain, adalah sebagai berikut :
a. Fasisme