Penggunaan Kalimat Majemuk Bertingkat Bahasa Indonesia Anak Usia Taman Kanak-Kanak Melalui Media Gambar: Tinjauan Psikolinguistik

&giall LiJJgllisti/4 AguStllS 2013, 293 - 307 Copyrigbt@201/I. Program Studi Lillguistik SP-s lfS[l;lSSN J693-4lJ60

TaJlllll ke f(y' No 2

PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT BAHASA INDONESIA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK MELALUI MEDIA GAMBAR: TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK
Rahmayani Lnbis SMA Nusantara Lubuk Pakam
Gnstianingsih FIB Universitas Sumatera Utara
Abstract
The aim ofthis research are to find out the valid and objective description based on the empiric data got from some direct observations from the respondents who use Indonesian complex-sentences, to describe then use of Indonesian complex-sentnces through picture medi(J by pre-school students, to describe the patterns of Indonesian complex-sentences used to understanding the picture media, to describe the irifluential factors of the use of Indonesian complex-sentences. The data source is collected from the oral communication of 8 students, 4-5 years old, of Taman Kanak-Kanak Raudhatul Athfdl Nurul Hidayah Lubuk Pakam in academic year 201212013. The collecting data is performed crosssectionally for 3 months. The technique of collecting data are observation, record, storyョァ@エャ、セゥ and note-comprehension. The data analysis is done by applying criteria of the comprehensibility-occurence, i.e. a part of utterenceof correspondent is regarded as
competence reflection if it has semantic coherence with oler parts in their sentences.
Through this criteria, it is known that the complex sentence occurence is often present OTJd true, present but still wrong, and not present. It is concluded that: (a) The respondents really mastered Indonesian complex sentences. (b) The respondents are still in process of mastery the Indonesian complex sentences. (c) Complex sentences that will be mastered by the respondents.
Key words: Factors, Complex-Sentences, Competence.
PENDAHULUAN Perkembangan kemampuan linguistik terjadi di dalam konteks umum perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses pemerolehan bahasa itu akan memberi kita pandangan yang lebih jelas mengenai perkembangan kognitif anak-anak secara menyeluruh. Anak-anak mengembangkan kompetensi linguistik dalam pengertiannya bahwa dia mengembangkan gambaran internal tata bahasa dari bahasanya yang akhirnya membuat jenisjenis pertimbangan/keputusan mengenai ketatabahasaan, kedwimaknaan, parafrase, dan sebagainya. Dalam proses perkembangan, setiap anak yang normal pasti memperoleh suatu bahasa yaitu "bahasa pertama" atau "bahasa asli" ataupun "bahasa ibu" dalam tabun pertama kehidupannya. Usia merupakan salah satu rintangan sosial yang membedakan kelompokkelompok manusia. Kelompok manusia ini akan memungkinkan timbulnya dialek sosial yang sedikit banyak memberikan warna tersendiri pada kelompok itu. Usia akan mengelompokkan masyarakat menjadi kelompok kanak-kanak, kelompok remaja, dan kelompok dewasa (Chaer: 2003). Tentu saja batas usia itu tidak bisa secara tepat dipastikan.
Anak mulai belajar berbicara pada usia kurang lebih 18 bulan. Selanjutnya, pada usia kurang Jebih tiga seteogah tahun anak boleh dikatakan sudah menguasai ''tata bahasa" bahasa ibunya sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan orang dewasa secara sempurna. Pada masa awal perkembangannya, bahasa anak-anak itu mempunyai ciri-ciri, antara lain, adanya penyusutan (reduksi). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anak dilahirkan dengan potensi mampu memperoleh bahasa apa saja tennasuk bahasa Indonesia. Kemampuan itu membawa seorang anak mampu menguasai kalimat-kalimat secara bertahap dari yang sederhana sampai

RahmayaIli Luhis
kepada bentuk yang kompleks (Chomsky, 1969:6). Perkembangan bahasa anak-anak yang kompleks itu berproses menuju sistem yang berlaku umum walaripun kaidah bahasa anak belum dikatakan sempurna dan bersifat' kaidah· peralihan danbahasa kanak-kanak yang masih belum sempurna ini tidak dapat dianggap'sebagai suatu penyakit yang hams dijauhi.
Menurut Chomsky (1984), anak yang dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang lain, faktor alamiah berupa LAD, faktor perkembangan kognitif, faktor latar belakang sosial dan faktor keturunan akan mengambil peranan yang cukup menonjol, mempengaruhi perkembangan anak tersebut. Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda. Media gambar adalah media yang tidak diproyeksikan dan dapat dinikmati oleh semua orang sebagai pindahan dari keadaan yang sebenamya mengenai orang, suasana, tempat, barang, pemandangan, dan benda-benda yang lain. (http://4wank.wordpress.coml2008/05116/penggunaan-media-gambarD Media gambar terrnasuk media visual, sebagairnana halnya media yang lain media gambar berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam sirnbol-simbol komunikasi anak. Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, mempetje1as sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digambarkan. Peran media gambar yaitu membuat anak belajar tidak bosan, menarik, menciptakan bahasa yang bervariasi dan kreatif. Taman Kanak-Kanak merupakan pendidikan untuk usia prasekolah. Peralihan dari lingkungan keluarga menuju bangku sekolah. Taman Kanak-Kanak juga merupakan sarana anak usia 4-5 tabun sebagai tempat bermain.
Adapun dampak positif dalam penelitian ini yaitu anak bisa menggunakan kalimat majemuk bertingkat melalui media gambar. Media gambar yang digunakan dalam penelitian ini berfungsi untuk menarik perhatian, mempeIjelas sajian ide dan menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pada proses penyampaian pesan, peneliti menggunakan media gambar sehingga pesan yang disampaikan peneliti dapat berhasil dan efisien. Selain dampak positif, ada juga dampak negatif dalam penelitian ini yaitu dengan tidak adanya media gambar dalam penelitian ini, maka bahasa anak yang digunakan akan sedikit yang di hasllkan, sehingga peneliti tidak akan mendapatkan data dari anak dalam penggunaan kalirnat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Anak yang berusia 4-5 tahun sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Pene1iti menggunakan media gambaragar anak TK tersebut tertarik untuk menceritakan. isi dari gambar tersebut. Peneliti memilih anak TK karena anak TK ini mempunyai keunikan / daya tarik sendiri sehingga peneliti tertarik dengan penelitianini Dengan demikian, peneliti akan mengamati penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia Taman Kanak-Kanak di Lubuk Pakam. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian ini. Perrnasalahan yang hendak dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah.penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia Taman
Kanak-kanak yang diperoleh melalui media gambar? 2) Bagairnana pola kalirnat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang digunakan anak dalarn
memahami media gambar? 3) Faktor-faktor apakah yang mempengamhi penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa

Indonesia anak usia Taman Kanak-kanak? Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemerian yang sahih dan objektif berdasarkan data empiris yang diperoleb dari observasi langsung terhadap penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Secara khusus antara lain: (1) Mendeskripsikan penggunaan kalirnat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia Taman Kanak-kanak yang diperoleh melalui media gambar.(2) Mendeskripsikan pola kalirnat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang digunakan anak dalam memaharni media garnbar.(3) Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kalirnat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia Taman
294

KaiiaIJ LiIlouui