25,993,356 1,318,501 Aliran Uang Kartal Masuk Inflow dan Keluar Outflow Pemberian Tanda Tidak Berharga PTTB

52 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2008 triwulan II-2007 yaitu LDR tertinggi dicapai oleh Kabupaten Takalar, kemudian diikuti oleh Kabupaten Maros, Jeneponto dan Gowa. Mengingat wilayah kabupaten yang mencapai LDR tertinggi ini berada di sekitar Kota Makassar, maka hal ini menunjukkan bahwa secara umum perkembangan kegiatan intermediasi masih terpusat di daerah-daerah kota yang berada di sekitar Kota Makassar Mamminasata. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya efek spill-over mengingat Makassar sebagai pusat keuanganperbankan sehingga aliran uang dari perbankan yang berpusat di Makassar relatif lebih lancar menuju ke daerah di sekitar Kota Makassar. Kondisi ini sejalan dengan peran Kota Makassar sebagai ibu kota propinsi dan pusat pertumbuhan ekonomi daerah dan juga berkembangnya kota-kota di sekitar Kota Makassar. Sementara itu, Kotif Watampone mencatat LDR terendah sebesar 17,19, meskipun tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 12,63. LDR yang dicapai bank umum di Kota Makassar pada triwulan laporan sebesar 102,72 atau mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 108,11. Tabel 3.4. Penyaluran Kreditpembiayaan dan Dana Pihak Ketiga DPK per KabupatenKota di Sulawesi Selatan Rp miliar DPK KREDIT DPK KREDIT DPK KREDIT 1 Kab. Pinrang 354,734 297,840 83.96 354,781 343,344 96.78 394,519 377,942 95.80 2 Kab. Gowa 307,797 337,801 109.75 332,165 407,095 122.56 340,600 471,679 138.48 3 Kab. Wajo 719,439 481,391 66.91 801,963 557,214 69.48 864,786 600,589 69.45 4 Kab. Mamuju 501,394 389,632 77.71 460,981 408,066 88.52 562,221 452,546 80.49 5 Kab. Bone 674,875 620,070 91.88 720,667 691,367 95.93 735,997 724,318 98.41 6 Kab. Tana Toraja 316,507 200,804 63.44 395,370 232,077 58.70 397,091 256,540 64.60 7 Kab. Maros 188,659 254,608 134.96 199,117 292,488 146.89 247,681 339,647 137.13 8 Kab. Majene 176,805 136,571 77.24 175,254 156,526 89.31 180,858 173,111 95.72 9 Kab. Luwu 908,461 898,918 98.95 1,091,285 984,202 90.19 1,200,103 1,037,941 86.49 10 Kab. Sinjai 278,846 208,578 74.80 252,903 260,997 103.20 257,329 295,753 114.93 11 Kab. Bulukumba 486,180 329,968 67.87 524,489 374,755 71.45 584,433 397,809 68.07 12 Kab. Bantaeng 179,114 119,636 66.79 177,285 146,228 82.48 174,221 155,777 89.41 13 Kab. Jeneponto 159,996 204,738 127.96 168,247 237,656 141.25 145,039 266,791 183.94 14 Kab. Selayar 210,605 60,778 28.86 197,495 68,423 34.65 222,129 76,419 34.40 15 Kab. Takalar 150,443 230,818 153.43 159,836 266,699 166.86 167,468 314,216 187.63 16 Kab. Barru 271,181 173,641 64.03 280,667 199,954 71.24 303,651 214,744 70.72 17 Kab. Sidenreng Rappang 271,160 220,365 81.27 286,518 256,074 89.37 309,360 272,745 88.16 18 Kab. Pangkajene Kepulauan 363,551 229,910 63.24 407,106 260,394 63.96 409,403 303,328 74.09 19 Kab. Soppeng 305,187 234,042 76.69 322,654 277,161 85.90 362,674 297,052 81.91 20 Kab. Polewali Mamasa 477,381 433,829 90.88 501,096 546,630 109.09 575,422 621,284 107.97 21 Kab. Enrekang 282,447 164,517 58.25 328,517 178,312 54.28 334,657 181,546 54.25 22 Kab. Luwu Selatan DIV0 DIV0 DIV0 23 Kodya Makassar 14,020,797 13,741,902 98.01 15,090,248 16,313,698 108.11 16,864,089 17,323,241 102.72 24 Kodya Pare-Pare 805,917 528,503 65.58 893,911 603,625 67.53 982,500 677,594 68.97 25 Kotif Palopo 562,798 327,858 58.26 601,059 462,424 76.93 652,581 520,197 79.71 26 Kotif Watampone 41,525 4,760 11.46 48,105 6,074 12.63 43,045 7,399 17.19 Total Sulawesi Selatan 21,860,219 19,871,446 90.90 23,634,388 23,420,261

99.09 25,993,356

25,113,267 96.61 Total Sulawesi Barat 1,155,580 960,032 83.08 1,137,331 1,111,222

97.70 1,318,501

1,246,941 94.57 TOTAL SulSelBar 23,015,799 20,831,478 90.51 24,771,719 24,531,483

99.03 27,311,857

26,360,208 96.52 No Kota dan Kabupaten Trw II-2007 LDR Trw I-2008 LDR Trw II-2008 LDR 53 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2008

3.2.4. Perkembangan Net Interest Margin dan LabaRugi

Salah satu indikator lain yang digunakan untuk mencermati kinerja perbankan daerah adalah Net Interest MarginNIM selisih antara pendapatan bunga yang diperoleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayarkan oleh Bank. Dari indikator tersebut, kinerja perbankan daerah tercatat mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu triwulan II-2007. Peningkatan NIM tersebut disebabkan oleh semakin besarnya spread antara pendapatan bunga dengan biaya bunga terutama didorong oleh peningkatan penyaluran kreditpembiayaan khususnya kepada sektor perdagangan. Pada periode laporan, NIM perbankan daerah tercatat sebesar Rp954,98 miliar atau naik sekitar 11,91 dibandingkan triwulan II-2007 yang sebesar Rp853,32 miliar. Apabila dilihat dari komponennya, baik pendapatan bunga maupun biaya bunga mengalami penurunan, meskipun aktiva produktif mengalami peningkatan. Dibandingkan triwulan II- 2007, pendapatan bunga menurun 0,47 dari Rp1,36 triliun menjadi Rp1,35 triliun, sedangkan biaya bunga menurun sebesar 21,46 dari Rp503,45 miliar menjadi Rp395,42 miliar. Sementara itu di sisi lain, aktiva produktif meningkat sebesar 20,90 dari Rp20,76 triliun menjadi Rp25,10 triliun. Dengan demikian meskipun pendapatan bunga tercatat mengalami penurunan, namun masih relatif kecil dibandingkan dengan penurunan biaya bunga, sehingga NIM perbankan pada periode laporan tercatat masih mengalami peningkatan. Sejalan dengan peningkatan NIM tersebut di atas, laba perbankan Sulawesi Selatan pada triwulan II-2008 juga meningkat 46,18 dari Rp332,30 miliar pada triwulan II-2007 menjadi Rp485,75 miliar pada triwulan laporan.

3.2.4. Kinerja Perbankan Syariah

Sebagaimana pada triwulan sebelumnya, hingga akhir triwulan laporan jumlah perbankan syariah tidak mengalami perubahan yakni tercatat sebanyak 9 bank dengan rincian 3 bank umum syariah, yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia dan Bank Mega Syariah dan 6 bank konvensional yang membuka Unit Usaha Syariah UUS yaitu Grafik 3.7. Net Interest Margin NIM dan LabaRugi Rp Miliar 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2006 2007 2008 - 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 NIM sb. Kanan LabaRugi Pend. Bunga sb kiri Biaya Bunga sb kiri 54 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2008 BTN Syariah, Bank Danamon Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Sulsel Syariah dan Bank Permata Syariah. Sebagai industri perbankan yang masih memiliki pangsa relatif kecil, pada periode laporan bank umum syariah mencatat pertumbuhan melambat apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini nampak dari FDR Financing to Deposit Ratio yang mencerminkan fungsi intermediasi perbankan syariah di Sulawesi Selatan berkisar 140,68 atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 155,65. Terjadi penurunan FDR ini lebih disebabkan oleh pembiayaan yang mengalami penurunan sebesar 1,74 dari Rp909,58 miliar menjadi Rp893,74 miliar. Penurunan pembiayaan ini lebih dipicu oleh menurunnya pembiayaan jenis investasi sebesar 46,21 dari Rp137,25 miliar pada triwulan I-2008 menjadi Rp73,83 miliar pada triwulan II-2008, meskipun pembiayaan jenis modal kerja dan konsumsi tercatat meningkat masing-masing sebesar 4,69 dan 7,68 dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, DPK bank umum syariah pada triwulan laporan meningkat sebesar 8,71 dari Rp584,39 miliar menjadi Rp635,29 miliar. Sebagaimana tadi telah dikemukakan, bahwa sejalan dengan kinerja bank umum syariah yang tumbuh melambat, rasio pertumbuhan total aset bank umum syariah pada periode laporan juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu pda triwulan sebelumnya tercatat sebesar 16,05 menjadi 0,58 pada triwulan laporan. Sementara itu, NPF Non Performing Loan bank umum syariah pada periode laporan tercatat sebesar 6,73 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,76.

3.2.5. Kinerja Bank Pekreditan Rakyat BPR dan BPR Syariah BPRS

Dari sisi kelembagaan, kinerja Bank Perkreditan Rakyat di Sulawesi Selatan tercatat mengalami peningkatan. Pada bulan Mei 2008, terdapat penambahan satu kantor bank BPR yaitu BPR Pataru Laba, Gowa. Dengan demikian jumlah jaringan kantor BPR yang beroperasi hingga akhir triwulan laporan tercatat sebanyak 49 kantor bank. Sedangkan jumlah BPR konvensional maupun syariah tercatat tidak mengalami perubahan sebagaimana triwulan sebelumnya masing-masing sebanyak 22 BPR dan 6 BPRS. Grafik 3.8. Perkembangan Bank Umum Syariah Sulawesi Selatan 172.93 174.42 162.66 161.66 155.65 140.68 - 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1 2 3 4 1 2 2007 2008 N o m in a l R p m ilia r 100 200 FD R Asset DPK Dana Pihak Ketiga Pembiayaan FDR 55 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2008 Dari segi total aset perbankan, kelompok BPRS mencatat pertumbuhan sebesar 12,90, lebih tinggi dibandingkan kelompok bank pemerintah maupun swasta yang masing-masing tercatat tumbuh sebesar 5,08 dan 5,60. Namun demikian, pangsa total aset kelompok BPRS masing jauh lebih rendah dibandingkan kelompok bank lainnya yaitu tercatat sebesar 0,77 meskipun mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,72. Total kreditpembiayaan yang berhasil disalurkan oleh BPRS tercatat meningkat sebesar 23,41 dari Rp185,54 miliar menjadi Rp228,99 miliar pada triwulan laporan. Berdasarkan jenis penggunaannya, sebagian besar dikelompokan sebagai kredit konsumsi 61,68, kredit modal kerja 34,44 dan investasi 3,87. Sementara jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi yang disalurkannya, mayoritas kreditpembiayaan tersebut dialokasikan pada sektor sektor perdagangan dan pertanian masing-masing sebesar 18,79 dan 9,57. Kualitas kreditpembiayaan yang disalurkan oleh BPRS mencatat perbaikan. Rasio NPLs gross BPRS pada triwulan II-2008 tercatat sebesar 5,47, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 7,73. Dari sisi penghimpunan dana, DPK BPRS mencatat peningkatan sebesar 11,72 dari Rp116,45 miliar pada triwulan lalu menjadi Rp130,10 miliar pada triwulan laporan. Dengan demikian rasio perbandingan kreditpembiayaan dengan dana pihak ketiga LDR BPRS pada triwulan laporan tercatat mengalami peningkatan dari 170,48 menjadi 176,00. Grafik 3.9. Pangsa Kreditpembiayaan BPRS Berdasarkan Sektor Ekonomi pertanian 9.57 industri 0.95 perdagangan 18.79 Angkutan 0.01 jasa dunia usaha 6.36 jasa Sosial 0.04 lainnya 64.29 Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank 57 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2008 Bab 4 Perkembangan Sistem Pembayaran Seiring mulai bergeraknya kegiatan perekonomian, nilai transaksi pembayaran pada triwulan laporan ini mengalami kenaikan dibanding nilai transaksi pembayaran pada triwulan sebelumnya. Pada sistem pembayaran tunai, kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada jumlah aliran uang kartal yang keluar dari KBI Makassar outflow, mencerminkan peningkatan jumlah uang kartal yang diminta masyarakat untuk memenuhi kegiatan ekonominya. Disisi lain, indikator kenaikan permintaan uang kartal tersebut dapat pula terkait dengan peningkatan kebutuhan masyarakat memasuki tahun ajaran baru. Sementara itu, kenaikan nilai transaksi pembayaran non tunai pada triwulan laporan juga terlihat meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat menunjukkan kecenderungan untuk meningkat terkait dengan keamanan, kecepatan serta kemudahan melakukan transaksi keuangan.

4.1. Aliran Uang Kartal Masuk Inflow dan Keluar Outflow

Pada triwulan laporan, KBI Makassar tercatat mengalami net outflow. Hal ini cenderung berbeda dengan kondisi pada triwulan I-2008 yang menunjukkan posisi net inflow. Hal ini merupakan salah satu indikator dari peningkatan kebutuhan uang tunai masyarakat seiring dengan meningkatnya kebutuhan dana terkait dengan dimulainya tahun ajaran baru dan meningkatnya harga beberapa komoditas kebutuhan primer masyarakat sebelum dan sesudah penetapan harga BBM oleh pemerintah bulan Mei yang lalu. Pada triwulan II-2008, inflow mencapai Rp1.09,56 miliar atau menurun 53,28 qtq, sedangkan outflow mencapai Rp1.818,95 miliar atau tumbuh 204,60 qtq, sehingga terjadi net outflow Rp727,39 miliar lihat Grafik 4.1. Grafik 4.1. Aliran Uang Kartal di Depo Kas KBI Makassar dalam Milyar Rupiah -1,000 -500 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2006 2007 2008 Net Flow Inflow Outflow 58 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2008

4.2. Pemberian Tanda Tidak Berharga PTTB

Sebagai upaya untuk memelihara kualitas uang kartal yang diedarkan di masyarakat clean money policy, KBI Makassar secara berkala melakukan kegiatan pemusnahan terhadap uang lusuhrusak sehingga tidak layak lagi untuk diedarkan dan selanjutnya akan dicatat sebagai Pemberian Tanda Tidak Berharga PTTB. Pemusnahan uang dimaksud dilakukan dengan menggunakan Mesin Racik Uang Kertas MRUK maupun Mesin Sortasi Uang Kertas MSUK. Pada triwulan II-2008, jumlah uang yang dimusnahkan sebesar Rp718,36 miliar atau tumbuh 65,81, mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp1.325,10 miliar atau tumbuh 56,72 dari total inflow. Peningkatan PTTB tersebut antara lain disebabkan oleh meningkatnya jumlah fisik uang kartal yang sudah tidak layak edar UTLE yang disetorkan oleh bank umum ke KBI Makassar selama triwulan laporan. 4.3. Perkembangan Uang Palsu yang Ditemukan Tabel 4.1. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Wilker KBI Makassar Triwulan II-2008 Pecahan 100,000 50,000 20,000 10,000 5,000 Trw II-2007 85 50 24 15 5 179 Trw I-2008 30 91 17 26 4 168 Trw II-2008 155 98 15 7 4 279 Periode Total Pada triwulan laporan, jumlah temuan uang rupiah palsu mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I-2008, jumlah uang palsu yang ditemukan sebesar Rp8.170 ribu, meningkat menjadi Rp20.790 ribu pada triwulan laporan. Berdasarkan jenis pecahan, uang kertas Rp10.000,- merupakan jenis uang yang paling banyak dipalsukan yakni 155 lembar atau 74,56 dari total temuan uang palsu. Untuk menekan perkembangan peredaran uang palsu tersebut, KBI Makassar terus berupaya Grafik 4.2. Pemberian Tanda Tidak Berharga PTTB dalam Milyar Rupiah 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2006 2007 2008 In flow P TTB 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 P T T B In fl o w Inflow PTTB PTTBInflow 59 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2008 melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada kalangan perbankan, mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum.

4.4. Perkembangan Kliring dan RTGS - Perkembangan RTGS