MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
5
B. Penganggaran Badan Layanan Umum BLU
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis
yang sehat. Yang dimaksud dengan praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen
yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan
1
. Berdasarkan hal tersebut di atas maka, pendirian BLU adalah sebagai alat
untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik melalui penerapan manajemen keuangan berbasis pada hasil, dan bukanlah semata-mata sarana untuk
mengejar fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan. Bentuk peningkatan pelayanan kepada masyarakatpublik berupa tarif harga layanan yang
terjangkau masyarakat dengan kualitas layanan yang baik, cepat, efisien dan efektif.
C. Anggaran Responsif Gender
Dalam pelaksanaan pembangunan nasional selama ini masih terdapat kesenjangan partisipasi antara perempuan dan laki-laki. Permasalahan
pemberdayaan perempuan dapat berupa berbagai bentuk, misalnya diskriminasi terhadap perempuan, kesenjangan partisipasi politik, rendahnya
kualitas hidup perempuan dan anak maupun kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas tentunya diperlukan upaya perbaikan dari kondisi dimaksud. Upaya perbaikan tersebut dikenal dengan
nama pengarusutamaan gender gender mainstreaming, yaitu upaya untuk memperhatikan gender dalam berbagai sektor kehidupan yang mempunyai
pengaruh terhadap penurunan kesenjangan partisipasi perempuan dan laki- laki. Upaya perbaikan tersebut memerlukan dukungan kebijakan, program
sampai dengan kegiatan yang terintegrasi dengan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki. Proses perbaikan ini
dapat dilakukan dalam tataran perencanaan, pelaksanaan, pemantauan maupun evaluasi.
Upaya perbaikan kondisi atau pencapaian kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunan tersebut dilandasi oleh berbagai kesepakatan baik di
tingkat globaldunia, maupun kesepakatan nasional. Kesepakatan dimaksud antara lain
Millennium Development Goals 2000 dan penetapan Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.
Dalam rangka penerapan ARG tahun 2010, Pemerintah menetapkan 7 tujuh KL sebagai pilot project, yaitu: Departemen Pendidikan Nasional; Departemen
Pekerjaan Umum; Departemen Kesehatan; Departemen Pertanian;
1
PP No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
6
Departemen Keuangan; Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBappenas; dan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan.
Maksud pilot project bagi ketujuh KL adalah sebagai pengenalan lebih mendalam mengenai ARG yang dilengkapi petunjuk cara penyusunan dan
cara penelaahannya. Harapannya ketujuh KL pilot project tersebut dapat menyusun ARG secara praktis.
Kegiatan berkenaan dengan ARG pada tujuh KL tersebut terbagi dalam 2 dua kelompok berdasarkan fokus kegiatan yang dianalisis dengan
menggunakan Gender Budget Statement GBS. Kelompok 1 terdiri dari Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen
Kesehatan, dan Departemen Pertanian dengan fokus pada kegiatan pelayanan
service delivery yang dilaksanakan unit teknisnya, contohnya kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditjen Pendidikan Non-Formal dan Informal pada
Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan kelompok 2 terdiri dari Departemen Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan
NasionalBappenas, dan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dengan fokus pada kegiatan
capacity building dan advokasi gender. Disamping fokus pada kegiatan-kegiatan berdasarkan kriteria tersebut di atas,
ARG juga memfokuskan pada program-program prioritas nasional dan program-program fungsional yang mendapat alokasi dana terbesar yang ada
pada KL
pilot project.
Konsep Gender dan Pengertian Gender bukan semata-mata perbedaan biologis antara perempuan dan laki-
laki yang bersifat kodrati dan universal, tetapi lebih merujuk pada arti sosial bagaimana menjadi perempuan atau laki-laki sebagai hasil dari cara
dibesarkan; diajari berperilaku; dan diharapkan untuk berperan ‘menjadi perempuan’ dan untuk ‘untuk menjadi laki-laki’ menurut masyarakat
budayanya.
Selanjutnya, dalam diskursus ilmu sosial, gender merupakan konsep yang dinamis karena budaya masyarakat beragam dan berubah terkait dengan:
peran, status, hubungan gender, tanggung jawab, wewenang, suku bangsa, kelas sosial-ekonomi, usia, zaman, situasi krisis, serta ‘apa yang dianggap
tepatpantas untuk perempuan dan laki-laki’. Berdasarkan konsep tersebut di atas maka, yang disebut dengan anggaran
responsif gender adalah anggaran yang memberimengakomodasi terhadap 2 dua hal:
1. Keadilan bagi perempuan dan laki-laki dengan mempertimbangkan peran dan hubungan gendernya dalam memperoleh akses, manfaat
dari program pembangunan, berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan mempunyai kontrol terhadap sumber-sumber daya.
2. Kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki dalam kesempatanpeluang dalam memilih dan dalam menikmati hasil pembangunan.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
7
Kerangka Logis
ARG bukan suatu pendekatan yang berfokus pada klasifikasi anggaran. ARG lebih menekankan pada masalah kesetaraan dalam penganggaran.
Kesetaraan tersebut berupa proses maupun dampak alokasi anggaran dalam programkegiatan yang bertujuan menurunkan tingkat kesenjangan gender.
ARG bekerja dengan cara menelaah dampak dari belanja suatu kegiatan terhadap perempuan dan laki-laki, dan kemudian menganalisa apakah alokasi
anggaran tersebut telah menjawab kebutuhan perempuan serta kebutuhan lelaki secara memadai.
Oleh karena itu ARG melekat pada struktur program dan kegiatan yang ada dalam RKA-KL. Suatu output kegiatan akan mendukung pencapaian hasil
terukur dan outcome program. Hanya saja muatansubstansi kegiatan dalam struktur RKA-KL tersebut dilihat dari sudut pandangperspektif gender.
D. Beberapa Penyempurnaan