MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
7
Kerangka Logis
ARG bukan suatu pendekatan yang berfokus pada klasifikasi anggaran. ARG lebih menekankan pada masalah kesetaraan dalam penganggaran.
Kesetaraan tersebut berupa proses maupun dampak alokasi anggaran dalam programkegiatan yang bertujuan menurunkan tingkat kesenjangan gender.
ARG bekerja dengan cara menelaah dampak dari belanja suatu kegiatan terhadap perempuan dan laki-laki, dan kemudian menganalisa apakah alokasi
anggaran tersebut telah menjawab kebutuhan perempuan serta kebutuhan lelaki secara memadai.
Oleh karena itu ARG melekat pada struktur program dan kegiatan yang ada dalam RKA-KL. Suatu output kegiatan akan mendukung pencapaian hasil
terukur dan outcome program. Hanya saja muatansubstansi kegiatan dalam struktur RKA-KL tersebut dilihat dari sudut pandangperspektif gender.
D. Beberapa Penyempurnaan
Dalam rangka penyusunan RKA-KL 2010 ada beberapa penyempurnaan dengan tujuan sebagai penegasan atau pengaturan yang lebih jelas sehingga
dapat digunakan sebagai acuan oleh petugas penyusun dan penelaah RKA-KL. Beberapa penyempurnaan tersebut meliputi:
a.
Pengalokasian Belanja Pegawai pada Perwakilan RI di LN meliputi: 1
Tunjangan penghidupan Luar negeri TPLN terdiri dari tunjangan pokok dan tunjangan keluarga. Tunjangan pokok
merupakan perkalian antara ADTLN dengan prosentase APTLN masing- masing
Home Staf. Tunjangan keluarga terdiri dari tunjangan isteri 15 kali tunjangan pokok dan tunjangan anak 10 kali tunjangan pokok
dengan jumlah anak yang dapat diberikan tunjangan anaknya maksimal 2 anak sesuai dengan ketentuan pemberian tunjangan anak bagi PNS;
2 Alokasi Belanja Pegawai pada Perwakilan RI
di luar negeri termasuk alokasi anggaran untuk gaji local staf.
b. Hal-hal yang dibatasi dalam pengalokasian anggaran seperti
pengadaan seragam kerja pada unit organisasi dan pemasangan iklan layanan masyarakat dengan maksud efisiensi anggaran.
c. Monitoring dan Evaluasi oleh Direktorat Jenderal Anggaran
Sebagaimana diamanatkan dalam PP 212004
2
bahwa Menteri Keuangan cq. Ditjen Anggaran memiliki tugas untuk membuat aturan main dan praktek-
praktek yang mendukung dan menuntut pemanfaatan sumber daya secara efisiensi. Ditjen Anggaran pada tahun 2010 akan melaksanakan monitoring.
Monitoring dimaksud dilakukan melalui penelitian dan kajian atas pelaksanaan suatu programkegiatan pada tahun berkenaan danatau hasil
2
Penjelasan PP No.212004, pada bagian I. Umum, sub bagian 2. Lingkungan yang Mendukung
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
8
evaluasi yang dilaksanakan oleh KL atas pelaksanaan programkegiatan pada tahun sebelumnya. Hasil monitoring tersebut akan digunakan sebagai
alat untuk perbaikan perencanaan tahun yang direncanakan.
d. Penegasan mengenai penggunaan jenis belanja Bantuan Sosial
dalam rincian belanja Penggunaan jenis belanja Bantuan Sosial dalam penyusunan RKA-KL 2010
perlu diinformasikan dan dinyatakan dalam kerangka acuan kegiatanTOR mengenai kejelasan penerima manfaat beneficiaries dan pengalokasian
anggaran kegiatan dimaksud berkaitan langsung dengan resiko sosial.
e. Ada beberapa catatan mengenai penerapan Standar Biaya Khusus
SBK dalam Penyusunan RKA-KL 2010, meliputi: 1
SBK diharapkan dapat menjadi alat ukur dalam penerapan efisiensi dan angka dasar penyusunan perencanaan penganggaran tahun
berikutnya, terutama untuk pengalokasian anggaran pada kegiatan- kegiatan yang terus-menerus dilaksanakan oleh KL dalam rangka
penerapan penganggaran berbasis kinerja dan KPJM;
2 Data-data SBK yang telah ditelaah oleh Ditjen Anggaran dan telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Khusus, menjadi bagian dari tabel referensi aplikasi RKA-KL pada
subkegiatan dengan kode 5 lima digit, dari 50001 sampai dengan 99999;
3 Satker yang telah mempunyai SBK tidak perlu lagi memasukkan
uraian maupun rincian detail biaya dalam proses penyusunan RKA-KL tahun 2010 sepanjang SBK tidak mengalami perubahan, namun cukup
dengan memasukkan kode kegiatansub kegiatan yang telah menjadi SBK.
Langkah operasional SBK dalam penyusunan RKAKL adalah sebagai berikut :
a Menentukan kode Satuan Kerja; b Menentukan program, kegiatan dan lokasi;
c Menentukan pilihan sub kegiatan SBK; d Menentukan volume dan satuan sub kegiatan SBK;
e Menentukan pilihan akses detail SBK atau akses detail SBK ;
- Akses detail SBK digunakan dalam hal tidak dilakukan perubahan rincian, sehingga rincian RKA-KL sama dengan rincian SBK;
- Tidak akses detail SBK digunakan dalam hal akan dilakukan perubahan rincian, sehingga harus dilakukan perekaman secara
manual untuk perubahan rincian SBK.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
9
BAB III TATA CARA PENYUSUNAN RKA-KL
Materi buku pada bab ini menjelaskan mengenai cara penyusunan RKA-KL yang terkait dengan hal-hal baru dalam pengalokasian anggaran 2010 dan beberapa
penyempurnaan. Namun pedoman penyusunan RKA-KL 2010 secara umum masih mengacu pada pedoman penyusunan RKA-KL 2009 sepanjang tidak diatur lain
dalam pedoman di bawah ini. Penjelasan mengenai hal dimaksud sebagaimana uraian di bawah ini.
A. Kegiatan yang Dibatasi