Penganggaran Kegiatan Melalui Mekanisme Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4 BAB II HAL-HAL BARU DALAM PENGANGGARAN 2010 DAN BEBERAPA PENYEMPURNAAN Materi Bab II ini menjelaskan hal-hal baru dalam pengalokasian anggaran 2010 dan beberapa penyempurnaan. Penjelasan hal-hal baru dimaksud meliputi: latar belakang, konsep, dan hal-hal yang perlu diketahui berkenaan dengan hal-hal baru dimaksud. Sedangkan materi mengenai beberapa penyempurnaan menguraikan secara singkat tentang penyempurnaan petunjukketentuan yang sebelumnya telah diatur dalam Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun 2009. Penjelasan rinci mengenai kedua hal tersebut sebagaimana uraian di bawah ini.

A. Penganggaran Kegiatan Melalui Mekanisme Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Yang dimaksud dengan dana Dekonsentrasi DK adalah dana yang berasal dari Angaran dan Pendapatan Belanja Negara APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Sedangkan Dana Tugas Pembantuan TP adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka tugas pembantuan. Pengalokasian anggaran melalui kedua mekanisme tersebut diatas bertujuan untuk meningkatkan pencapaian kinerja, efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pembangunan di daerah, serta menciptakan keselarasan dan sinergitas secara nasional antara program dan kegiatan DKTP yang didanai dari APBN dengan program dan kegiatan desentralisasi yang didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Selain itu, pengalokasian DK dan dana TP juga dimaksudkan untuk lebih menjamin tersedianya sebagian anggaran KL bagi pelaksanaan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan dalam Renja-KL yang mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah RKP. Untuk mencapai adanya keselarasan dan sinergitas tersebut di atas, maka dalam penyusunan RKA-KL terlebih dahulu dilakukan proses komunikasi dan perencanaan yang baik antara KL dengan gubernur yang akan menerima kegiatan pelimpahan wewenang, dan dengan daerah provinsi atau kabupatenkota danatau desa yang akan menerima kegiatan tugas pembantuan. Proses komunikasi dan perencanaan tersebut diharapkan dapat tercipta adanya sistem perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi dalam kaitannya dengan penyelarasan dan penyesuaian Renja-KL menjadi RKA-KL yang telah dirinci menurut unit organisasi berikut program dan kegiatannya, termasuk alokasi sementara untuk pendanaan kegiatan DK dan TP. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 5

B. Penganggaran Badan Layanan Umum BLU