Tehnik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

49 Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. 71 Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian 2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus, 3. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia, 4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita, 5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika, 6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan. 72

E. Tehnik Pengumpulan Data

a. Observasi Pengamatan Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatatnterhadap keadaan atau 71 Ibid , h. 306 72 Sugiyono, Op.Cit., h. 309 50 perilaku objek sasaran. 73 Sedangkan meurut Sutrisno Hadi, observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara mengumpulkan data dengan jalan melakukan pengamatan dan pencatatn dengan sistematis terhadap fenomena- fenomena yang dimilki. Dengan demikian observasi merupakan pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti Jenis observasi yang diterapkan adalah observasi partisipan yaitu: “suatu proses pengamatan yang dilakukan observer dengan terlibat langsung didalam kegiatan sehari-hari orang yangsedang diamati atau digunakan sebagai sumber penelitian. Adapun hal-hal yang akan diobservasi adalah tentang bagaimanakah anak mengembangkan kemampuan motorik kasar. Peneliti mencatat semua hal yang diperlukan dan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan ini dilakukan dengan lembar observasi yang diisi dengan tanda chek list √ pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan. Lembar observasi ini dijadikan pedoman oleh peneliti agar saat melakukan obervasi lebih terarah, terukur sehingga hasil data yang telah didapatkan mudah untuk diolah. b. Wawancara Interview Teknik wawancara dalam teknik pengumpulan data dan informasi memudahkan peneliti untuk dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan 73 Usman, Setiadi Purnimo Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Jakarta: Bumi Aksara,2012, h. 64 51 dialami subjek, tetapi juga apa yang tersembunyi jauh didalam diri subjek penelitian. Kedua,apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang dan masa mendatang”. 74 Menurut Sugiyono bahwa wawancara dapat dilakukan secara terstruktur, semi terstruktur, maupun tidak terstruktur di antaranya adalah sebagai berikut: a. Wawancara terstruktur Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh, oleh karena itu pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawaban pun telah disiapkan. b. Wawancara semi terstruktur Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview wawancara secara mendalam dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini nuntuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan lebih luas. c. Wawancara tidak terstruktur Wawancara tidak terstruktur adalah “wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara 74 . , Hamid Pattilima, Op. Cit, h. 74-75 52 sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya Pedoman wawancara hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanya. 75 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara berdialog atau tanya jawab dengan orang dapat memberikan keterangan. Oleh karena itu jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah “wawancara semi berstruktur”. 76 Artinya peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh suatu susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Adapun sasaran dari wawancara yang penulis lakukan kepada 3 tenaga pendidik yang ada di TK Melati Puspa karena mereka dianggap yang paling mengetahui perkembangan anak khususnya dalam motorik kasar, dan dari hasil wawancara yang dilakuakan didapatkan informasi bahwa di TK Melati Puspa ini masih sangat kurang dalam mengembangkan motorik kasar anak dan ternyata ada faktor dari eksternal seperti adanya rasa tidak percaya orang tua kepada anak-anaknya saat mereka sedang melakukan gerak fisik yang berguling-gulng atau berlari, para orang tua takut anak nya terjatuh dan terluka sehingga membuat perkembangan motorik kasar anak kurang berkembang. 75 Sugiyono, Memahami penelitian Kualitatif Bandung: Alfabeta,2008, h. 194-197 76 Ibid , h. 75 53 c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu proses data dengan cara mencari data-data tertulis sebagai bukti penelitian. Dokumentasi adalah mencari data mengenai berbagai hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. 77 Metode ini digunakan untuk mendapatkan dan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kondisi obyektif di TK Melati Puspa Tanjung Senang Bandar Lampung seperti sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan peserta didik, keadaan sarana dan prasarana dan lain-lain.

F. Tehnik Analisa Data

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI KEGIATAN SENAM DI TAMAN KANAK-KANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Senam Di Taman Kanak-Kanak 02 Karanglo Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 15

PENGARUH AKTIVITAS RITMIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TAMAN KANAK-KANAK.

4 9 54

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI GERAK LOKOMOTOR DI TAMAN KANAK KANAK WIDYA BHAKTI TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG

0 12 97

UPAYA GURU MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR MELALUI GERAK MANIPULATIF DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA SUKARAME BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 122

MENGEMBANGKAN BAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI TAMAN KANAK-KANAK ASSALAM 1 SUKARAME BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 3 95

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN OUTBOUND USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK PEMBINA KOTAAGUNG TANGGAMUS - Raden Intan Repository

0 2 146

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK RAUDHATUL ANELI SUKABUMI BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

1 14 165

IMPLENTASI PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA MANDA DALAM MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI KELOMPOK B1 DI TAMAN KANAK-KANAK TUT WURI HANDAYANI KECAMATAN LANGKA PURA BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 2 147

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI SENI MEMBATIK DI TAMAN KANAK-KANAK PERMATA BUNDA KEMILING BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 101

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI PENERAPAN PERMAINAN SAINS DI TAMAN KANAK-KANAK ANDINI SUKARAME BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

1 34 121