Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

Retna Nur Kania, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA kelas tinggi sekolah dasar. Karena selain meningkatkan hasil belajar, model ini juga sangat efektif untuk meningkatkan kualitas proses belajar karena bertumpu pada kemamppuan peserta didik untuk dapat berpikir dan menyadari sendiri hasil belajarnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sanjaya 2006, hlm. 196 yang menyatakan bahwa “...pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”. Pada penelitian sebelumnya model pembelajaran inquiry dilaporkan telah berhasil membantu peserta didik meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi, namun dalam konteks yang berbeda peneapan model pembelajaran inquiry dalam penelitian ini lebih menekankan pada kualitas proses dan hasil belajar di kelas tinggi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah mengetahui “bagaimana penerapan model pembelajaran inquiry untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA di sekolah dasar?” Rumusan di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut. 1. Bagaimana perkembangan perencanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran inquirydalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar materi perubahan lingkungan di sekolah dasar? 2. Bagaimana perkembangan kualitas proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPA ? 3. Bagaimana perkembangan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan? Retna Nur Kania, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui serangkaian penerapan model pembelajaran inquiry untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA di sekolah dasar. 1. Memperoleh perkembangan perencanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran inquirydalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. 2. Mengetahui perkembangan kualitas proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPA. 3. Mengetahui perkembangan hasil dengan menerapkan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingungan di kelas tinggi.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan pelaksanaan penelitian tindakan klas yang telah disebutkan, maka penelitian ini diharapkan : 1. Manfaat Teoritik Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dalam pengembangan proses dan hasil belajar terutama di jenjang sekolah dasar. Agar dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik sehingga dapat mencappai tujuan yang telh ditentukan. 2. Manfaat Praksis a. Peserta didik Meningkatkan minat dan pemahaman konsep IPA di Sekolah dasar kelas tinggi suatu sehingga dapat menciptakan situasi belajar yang baik dan menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan harapan dan menjadi kebanggaan. b. Guru Meningkatkan penguasaan mengajar bagi guru serta memotivasi guru untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan cara mengajar agar tidak monoton dan terus berkembang. Retna Nur Kania, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. LPTK Memberikan catatan baru bahwa telah ada penelitian-penelitian sejenis yang terus berlagsung dalam dunia pendidikan. Hal ini juga menjadi arsip yang dapat dijadikan referensi atau bahan perbandingan untuk dikaji. Retna Nur Kania, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan akan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Metode penelitian tindakan kelas merupakan metode yang sangat tepat dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Menurut Prendergast dalam Arifin, dkk. 2011, hlm. 96 menyatakan bahwa „penelitian tindakan kelas merupakan wahana bagi guru untuk melakukan refleksi dan tindakan secara sistematis dalam pengajarannya untuk memperbaiki proses dan hasil belajar pe serta didik‟.

B. Disain Penelitian

Menurut Kemmis dan Mc Taggart, dalam Arifin, 2011, hlm. 107 menyatakan bahwa Penelitian tindakan terdiri atas empat jenis, yaitu penelitian tindakan diagnostik, penelitian tindakan partisipan, penelitian tindakan empiris, dan penelitian tindakan eksperimental. Dalam penelitian tindakan diagnostik, peneliti masuk ke dalam situasi yang telah ada dan mendiagnosis situasinya. Kemudian disusun beberapa rekomendasi mengenai tindakan perbaikannya sebagai tindak terapinya. Rekomendasi itu sendiri tidak diuji sebelumnya. Rekomendasi itu diperoleh melalui institusi berdasarkan kumpulan pengalaman masa lalu dan hasil diagnosis saat itu. Penelitian tindakan kelas memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui, seperti dikemukakan oleh Suyadi 2010, hlm. 50 sebagai berikut :

1. Perencanaan Planning

Dalam perencanaan penelitian tindakan kelas, terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Pada masing-masing kegiatan, terapta sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya taap perencanaan. Retna Nur Kania, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pelaksanaan Acting

Pelaksanaan yaitu menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Pada tahap ini tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus tetap alamiah tidak terkesan rekayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat disinkronkan dengan maksud semula.

3. Observasi

Observasi adalah pengamatan. Prof. Supardi dalam Suryadi, 2010, hlm. 63 menyatakan bahwa „observasi yang dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data. Pada langkah ini, peneliti harus: 1 Menguraikan jenis data yang dikumpulkan. 2 Cara mengumpulkan data. 3 Alat yang digunakan sebagai instruen pengumpul data. 4 Membuat catatan untuk memudahkan menganalisa. 5

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Jika penelitian dilakukan oleh individu, maka kegiatan refleksi dapat digunakan sebagai evaluasi diri. Dalam hal ini peneliti harus: 1 Jujur terhadap dirinya sendiri. 2 Mengakui sisi yang telah sesuai dan yang harus diperbaiki. 3 Melakukan diskusi dengan pegamat dan kolaborator. Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada model ini, yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang.Secara mudah PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dapat digambarkan dalam bentukbagan.