PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR.

(1)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

IPA DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Sekolah Dasar

Oleh Retna Nur Kania

1101381

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

IPA DI SEKOLAH DASAR

Oleh Retna Nur Kania

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Sekolah Dasar

©Retna Nur Kania 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian Dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lain tanpa izin dari penulis


(3)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR


(4)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

IPA DI SEKOLAH DASAR

Oleh Retna Nur Kania

1101381

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbimng I

Dra. Effy Mulyasari, M.Pd NIP. 10680118 200801 2 003

Pembimbing II

Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd NIP. 19820426 201012 1 1005

Diketahui oleh:

Ketua Program Studi PGSD FIP UPI


(5)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(6)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Retna Nur Kania 2011. “Penerapan Model Pembelajaran Inquiry

dalam Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar IPA di Sekolah Dasar”.

Oleh Retna Nur Kania

Abstract: Implemetation of Inquiry Learning Model to Improve Quality Processes and Learning Outcomes Science in Elementary School. Many of learners who are not

active in the learning process is feared to be a habit of learning that will inhibit learners in jenjag selanjutnya. Based of preliminary studies indicate that there are still many students who have not been able to reach the minimum completeness criteria. The main objective of the research is to improve the quality of the learning process and result in Elementary School. This research was conducted by using a Class Action Research, which is implemented in two cycle yang implemented at a school which is located on the urban close to the market and the church in the district. Sukasari. The research followed by 21 students consisting of six learners male and fifteen female learners. Results of the study looks at improving the quality of learning obtained after teachers improve their teaching in the application of Inquiry instructional model that learners become hooked to more actively in learning activities, students also become accustomed to thinking to solve a problem. While the research results in the improvement of learning outcomes, on average, in the first cycle is equal to 74.11, and the average on the second cycle is 90.58, the results can be seen an increase in the average between the first cycle and the average obtained in the second cycle. The conclusion from these findings, namely that the application of Inquiry instructional model to improve process quality and learning outcomes in primary science can improve the quality of the processes that contributed to the increased student learning outcomes. Some things of the recommended in future studies ie, planning that must be done, steps in learning model, conditioning while learning process, peyediaan facilities, provision of infrastructure or conditioning of classrooms, mastery of the material, and media support to the learning model that will be used.

Abstrak: Penerapan Model Pembelajaran Inquiry dalam Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar IPA di Sekolah Dasar. Banyaknya peserta didik yang tidak

aktif dalam proses belajar dikhawatirkan menjadi kebiasaan belajar yang akan menghambat peserta didik pada jenjang selanjutnya. Berdasarkan studi pendahuluan menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum mampu mencapai KKM. Tujuan utama dari penelitian adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA di SD. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilaksanakan dalam dua siklusyang dilaksanakan di sebuah sekolah yang terletakdi perkotaan dekat dengan pasar dan gereja di Kec. Sukasari. Penelitian diikuti oleh 21 peserta didik yang terdiri dari enam peserta didik laki-laki dan lima belas peserta didik perempuan. Hasil penelitian terlihat dengan peningkatan kualitas proses belajar yang diperoleh setelah guru memperbaiki cara mengajarnya dalam penerapan model pembelajaran Inquiry yaitu peserta didik menjadi terpancing untuk lebih


(7)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktif dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik juga menjadi terbiasa berpikir untuk memecahkan suatu permasalahan. Sedangkan hasil penelitian dalam peningkatan hasil belajar, rata-rata pada siklus I yaitu sebesar 74.11, dan rata-rata pada siklus II yaitu 90.58, dari hasil tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan antara rata-rata siklus I dan rata-rata yang diperoleh pada siklus II. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut, yaitu bahwa penerapan model pembelajaran Inquiry untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA di SD dapat meningkatkan kualitas proses yang berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar peserta didik. Beberapa hal yang direkomendasikan pada penelitian selanjutnya yaitu, perencanaan yang harus matang, langkah-langkah dalam model pembelajaran, pengkondisian saat proses belajar, penyediaan sarana, penyediaan prasarana atau pengkondisian ruang belajar, penguasaan materi, dan media yang menunjang terhadap model pembelajaran yang akan digunakan.


(8)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN...i

ABSTRAK...ii

KATA PENGANTAR...iii

UCAPAN TERIMA KASIH...iv

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujuan Penelitian...4

D. Manfaat Penelitian...4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran...6

B. Model Pembelajaran Inquiry...7

C. Belajar dan Pembelajaran...13

D. Pengertian IPA...21

E. Materi Ajar...23

F. Penelitian yang Relevan...25

G. Kerangka Pikir Penelitian...26

H. Definisi Operasional...29

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian...30

B. Desain Penelitian...30

C. Lokasi Penelitian...32

D. Subjek Penelitian...32

E. Waktu Penelitian...33


(9)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Prosedur Penelitian...34

H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan...36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Pra-Penelitian...39

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan...39

1. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I...39

2. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus II...55

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan...71

B. Rekomendasi...72

Daftar Pustaka...73


(10)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 3.1 Skor Rencana Pembelajaran dan Penampilan Mengajar Guru...36

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus I...48

Tabel 4.2 Selisih Rata-rata Siklus I...49

Tabel 4.3 Perbandingan Nilai Peserta Didik...50

Tabel 4.4 Hasil Kerja Kelompok Siklus I...51

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus II...64

Tabel 4.6 Selisih Rata-rata Siklus II...65


(11)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 2.1 Fungsi Media Pembeajaran...18

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir...28

Gambar 3.1 Siklus Penelitian...32

Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Siklus I...51


(12)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Surat Penelitian...75

Lampiran Silabus...79

Lampiran Pembelajaran Siklus I...89

Lampiran Data Siklus I...100

Lampiran Pembelajaran Siklus II...121

Lampiran Data Siklus II...133

Lampiran Dokumentasi Siklus I...153


(13)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah Dasar merupakan jenjang yang sangat penting dalam dunia pendidikan, karena dijenjang sekolah dasar peserta didik harus mampu menguasai konsep-konsep dasar terhadap suatu pemahaman. Salah satu konsep yang tidak kalah penting yaitu konsep mengenai Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), IPA adalah suatu bidang kajian ilmu yang amat dekat dengan kehidupan.

Sesuai dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 17 ayat (1) yaitu “Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah” (Sapriya, dkk. 2010, hlm. 192).

Maka pemahaman konsep pada jenjang sekolah dasar merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Jika diabaikan begitu saja sangat dikhawatirkan hal tersebut akan menghambat peserta didik dalam segi pengetahuan pada jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan hasil observasi didapati masih banyak peserta didik yang tidak aktif dalam proses belajar, seperti bertanya dan mengajukan diri untuk mengerjakan tugas-tugas di depan kelas atau membacakan hasil pekerjaannya didepan kelas.Jika proses pembelajaran terus berlangsung seperti itu maka dikhawatirkan dapat menghambat rasa percaya diri peserta didik saat memasuki sekolah pada jenjang yang lebih tinggi lagi, seperti menengah pertama dan menengah atas. Mengganggu percaya diri peserta didik karena peserta didik tidak terbiasa dengan lingkungan belajar yang baik dan tidak terbiasa ikut berperan aktif dalam proses pembelajarannya.

Sedangkan, dari data yang telahdikumpulkan dan studi pendahuluan, masih banyak peserta didik yang belum mampu mencapai nilai KKM yaitu 75. Dari hasil penelitian yangdidapat, ternyata ada tiga peserta didik dari jumlah keseluruhan sebanyak 21 mampu menjawab soal dan memperoleh nilai tertinggi yaitu sebesar 60, 6 peseta didik mendapat nilai dibawahantara 40, 9 peserta didik mendapat nilai 20,2 peserta didik mendapat nilai 10, dan1 peserta didik


(14)

2

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(berkebutuhan khusus) mendapat nilai 0 karena tidak mengerjakan test, maka diperoleh nilai rata-rata dari yang mengerjakan saja yaitu 31.

Berdasarkan keterangan guru pada saat wawancara guru menyatakan bahwa peserta didik tidak memiliki permasalahan dalam pembelajaran IPA. Sementara setelah diuji kembali, hasil tersebut tentunya sangat mencengangkan bagi guru termasuk peneliti.Oleh karena itu, sangat penting jika konsep-konsep pengetahuan yang diajarkan di sekolah dasar disampaikan dengan sebaik-baiknya karena akan menjadi penunjang pada jenjang selanjutnya.

Kejadian seperti itu merupakan suatu bukti lemahnya pembelajaran dan pengawasan serta interaksi antara guru dan peserta didiknya. Sehingga guru kecolongan konsep yang dianggapnya semua peserta didik sudah memahaminya, dan kurangnya kesadaran akan memperbaiki cara mengajarnya.

Proses belajar yang baik dan benar tentunya akan memberikan pengalaman belajar yang dapat diingat dan diterapkan oleh peserta didik. Sehingga pengetahuan konsep yang diterimanya selama proses belajar tidak terbuang begitu saja, tidak hanya menjadi konsep yang diperlukan oleh peserta didik pada saat akan menghadapi ujian saja, tetapi juga menjadi suatu pengetahuan yang memang benar berguna bagi kehidupan peserta didik. Oleh karena itu proses belajar sangat membutuhkan interaksi yang baik antara satu komponen dengan komponen yang lain.

Seperti yang tercantum dalam proses belajar, interaksi antara pendidik dan peserta didik merupakan hal yang sangat penting. Winataputra (2008, hlm. 1.20) menyatakan bahwa „....ciri lain dari pembelajaran adalah adanya interaksi yang sengaja dirogramkan. Interaksi tersebut terjadi antara peserta didik yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik dengan pendidik maupun peserta didik lainnya‟.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat menciptakan suasana yang interaktif. Peserta didik tidak hanya diam dan memperhatikan penjelasn guru saja, tetapi mampu berpikir dan bertanya.

Berdasarkan pemasalahan yang telah dijabarkan, penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran inquiry dalam rangka upaya


(15)

3

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA kelas tinggi sekolah dasar. Karena selain meningkatkan hasil belajar, model ini juga sangat efektif untuk meningkatkan kualitas proses belajar karena bertumpu pada kemamppuan peserta didik untuk dapat berpikir dan menyadari sendiri hasil belajarnya.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sanjaya (2006, hlm. 196) yang menyatakan bahwa “...pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”.

Pada penelitian sebelumnya model pembelajaran inquiry dilaporkan telah berhasil membantu peserta didik meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi, namun dalam konteks yang berbeda peneapan model pembelajaran inquiry dalam penelitian ini lebih menekankan pada kualitas proses dan hasil belajar di kelas tinggi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah mengetahui “bagaimana penerapan model pembelajaran inquiry untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA di sekolah dasar?”

Rumusan di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut. 1. Bagaimana perkembangan perencanaan pembelajaran IPA dengan

menerapkan model pembelajaran inquirydalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar materi perubahan lingkungan di sekolah dasar? 2. Bagaimana perkembangan kualitas proses pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPA ?

3. Bagaimana perkembangan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan?


(16)

4

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui serangkaian penerapan model pembelajaran inquiry untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA di sekolah dasar.

1. Memperoleh perkembangan perencanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran inquirydalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

2. Mengetahui perkembangan kualitas proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPA.

3. Mengetahui perkembangan hasil dengan menerapkan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingungan di kelas tinggi.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan pelaksanaan penelitian tindakan klas yang telah disebutkan, maka penelitian ini diharapkan :

1. Manfaat Teoritik

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dalam pengembangan proses dan hasil belajar terutama di jenjang sekolah dasar. Agar dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik sehingga dapat mencappai tujuan yang telh ditentukan.

2. Manfaat Praksis a. Peserta didik

Meningkatkan minat dan pemahaman konsep IPA di Sekolah dasar kelas tinggi suatu sehingga dapat menciptakan situasi belajar yang baik dan menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan harapan dan menjadi kebanggaan.

b. Guru

Meningkatkan penguasaan mengajar bagi guru serta memotivasi guru untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan cara mengajar agar tidak monoton dan terus berkembang.


(17)

5

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. LPTK

Memberikan catatan baru bahwa telah ada penelitian-penelitian sejenis yang terus berlagsung dalam dunia pendidikan. Hal ini juga menjadi arsip yang dapat dijadikan referensi atau bahan perbandingan untuk dikaji.


(18)

(19)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan akan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Metode penelitian tindakan kelas merupakan metode yang sangat tepat dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

Menurut Prendergast (dalam Arifin, dkk. 2011, hlm. 96) menyatakan bahwa „penelitian tindakan kelas merupakan wahana bagi guru untuk melakukan refleksi dan tindakan secara sistematis dalam pengajarannya untuk memperbaiki proses dan hasil belajar peserta didik‟.

B. Disain Penelitian

Menurut Kemmis dan Mc Taggart, (dalam Arifin, 2011, hlm. 107) menyatakan bahwa

Penelitian tindakan terdiri atas empat jenis, yaitu penelitian tindakan diagnostik, penelitian tindakan partisipan, penelitian tindakan empiris, dan penelitian tindakan eksperimental. Dalam penelitian tindakan diagnostik, peneliti masuk ke dalam situasi yang telah ada dan mendiagnosis situasinya. Kemudian disusun beberapa rekomendasi mengenai tindakan perbaikannya (sebagai tindak terapinya). Rekomendasi itu sendiri tidak diuji sebelumnya. Rekomendasi itu diperoleh melalui institusi berdasarkan kumpulan pengalaman masa lalu dan hasil diagnosis saat itu.

Penelitian tindakan kelas memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui, seperti dikemukakan oleh Suyadi (2010, hlm. 50) sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan penelitian tindakan kelas, terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Pada masing-masing kegiatan, terapta sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya taap perencanaan.


(20)

31

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan yaitu menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Pada tahap ini tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus tetap alamiah tidak terkesan rekayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat disinkronkan dengan maksud semula.

3. Observasi

Observasi adalah pengamatan. Prof. Supardi (dalam Suryadi, 2010, hlm. 63) menyatakan bahwa „observasi yang dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data. Pada langkah ini, peneliti harus:

1) Menguraikan jenis data yang dikumpulkan. 2) Cara mengumpulkan data.

3) Alat yang digunakan sebagai instruen pengumpul data. 4) Membuat catatan untuk memudahkan menganalisa. 5)

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Jika penelitian dilakukan oleh individu, maka kegiatan refleksi dapat digunakan sebagai evaluasi diri. Dalam hal ini peneliti harus:

1) Jujur terhadap dirinya sendiri.

2) Mengakui sisi yang telah sesuai dan yang harus diperbaiki. 3) Melakukan diskusi dengan pegamat dan kolaborator.

Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada model ini, yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang.Secara mudah PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dapat digambarkan dalam bentukbagan.


(21)

32

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Siklus Penelitian

C. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di kelas tinggi disalah satu sekolah dasar yang terletak diperkotaan yang dekat dengan pasar dan gereja di Kec. Sukasari. Sekolah memiliki 21 ruangan yang terdiri dari lima belas ruangan kelas dan satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu mushola, saturuang UKS, dan satu ruang tempat menyimpan peralatan pramuka. Sekolah tediri dari 3 rombel, yaitu A, B, dan C. Jumlah guru keseluruhan ada 17 guru, 12 guru yang sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 guru masih tenaga honorer.

D. Subjek Penelitian

Penelitian ini laksanakan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran inquiry pada peserta kelas tinggi sekolah dasar Kec. Sukasari. Dalam satu kelas terdapat 21 peserta didik yang mengikuti pembelajaran, dengan satu peserta didik yang dikategorikan

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

SIKLUS I Pelaksanaan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi


(22)

33

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai anak berkebutuhan khusus. Peserta didik tergolong hampir secara keseluruhan tergolong dari keluarga berada atau mampu.

E. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas tinggi sekolah dasar pada bulan Maret sampai dengan Juni dengan rincian sebagai berikut :

a. Persiapan pelaksanaan pada bulan Maret. b. Pengembangan instrumen pada bulan Maret. c. Pelaksanaan penelitian pada bulan April.

d. Penyusunan hasil penelitian dan konsultasi hasil penelitian ada bulan April dan Mei.

F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran

a. Silabus

Pembelajaran yang dilaksanakan akan mengacu pada silabus yang berlaku sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah.(terlampir)

Salim, 1987:98 (dalam Asmani, 2010, hlm 105) menyatakan bahwa „silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isu atau materi pelajaran‟.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dirancang untuk pedoman pelaksanaan sehingga pada pelaksanaannya teratur dan terarah, serta lebih jelas. (terlampir)

Asmani (2010, hlm. 123) menyatkan bahwa “RPP adalah penjabaran silabus yang menggambarkan rencana prosedur dan pengorganisasin pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi. RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam elaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan lapangan”.

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS dibuat untuk bahan evaluasi bagi peserta didik, sehingga peneliti mengetahui kompetensi yang telah dicapai oleh peserta didik dari proses belajar. (terlampir)


(23)

34

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Alat Penilaian

Alat penilaian dirancang agar peneliti dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan penelitian dalam meningkatkan ualitas proses dan hasil belajar peserta didik.

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diangkat, maka dalam penelitian terdapat beberapa instrumen sebagai berikut :

1) Lembar penilaian untuk menilai perencanaan yang dibuat (APKG 1) dan proses mengajar (APKG 2 termodifikasi). (terlampir)

2) Lembar observasi dan catatan reflektif dari observer untuk mebandingkan perkembangan peserta didik selama proses belajar.(terlampir)

3) Tes, yaitu serangkaian soal atau penugasan yang dijadikan sebagai alat evaluasi dan menghasilkan skor atau nilai peserta didik dari hasil belajarnya.

4) Catatan hasil tes atau evaluasi yang telah dilakukan.

G. Prosedur Penelitian 1. Siklus I

a. Perencanaan tindakan

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan diskusi bersama guru kelas agar diberikn ijin untuk melaksanakan penelitian di kelas sesuai dengan kesepakatan bersama. Kemudian mewawancarai guru kelas untuk mengetahui karakteristik peserta didik. Kemudian berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapi dan mencari solusinya. Solusi yang diberikn harus menyeluruh, seperti yang berkenaan dengan pendekatan, model pembelajaran, instrumen yang mendukung, dan indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas. Sebelum meneliti,terlebih dahulu harus menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Sebelum memulai penelitian, terleih dahulu


(24)

35

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran inquiry.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan, semua perencanaan yang telah disusun dicoba dilaksanakan dengan dibantu oleh observer sebagai penilai. Pertama mejelaskan materi yang akan dibahas, kemudian menjelaskan tujuan yang harus dicapai. Lalu merumuskan maslah bersama dengan peserta didik, sehingga guru hanya mengarahkan peserta didik saja. Lalu mengarahkan peserrta didik untuk merumuskan hipotesis dari petanyaan yang telah disusun bersama. Lalu mengumpulan data melalui berbagai sumber, disinu guru bertugas memberikan pertanyaan yang mengarahkan peserta didik untuk mendapatkan data. Kemudian menguji hipotesis, yaitu membuktikan hipotesis sementara yang telah dibuat bersama, sepeti melakukan percobaan dan menemukan sendiri hasilnya. Terakhir merumuskan kesimpulan, yaitu peserta didik harus mampu mengembangkan pikirannya sehingga mampu membuat kesimpulan hasil dari proses belajar yang berlangsung.

c. Observasi

Observasi yaitu pengamatan selama pelaksanaan tindakan, yang diamati sejauhmana perkembangan dalam pelaksanaan tindakan berpengaruh pada tujuan dari tindakan itu sendiri atau efektivitas dari tindakan yang dilakuan. Yang diamati yaitu cara guru mengajar, cara peserta didik memberikan respon, cara peserta didik bekerja sama, cara peserta didik menyampaikan pemikirannya. d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti bersama observer berdiskusi mengenai kekurangan dan kelebihan dalam proses belajar, sehingga peneliti dapat memperbaiki kekurangan yang dilakukannya dan mempertahankan kegiatan yang telah dengan baik dilakukan.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan refleksi siklus pertama, peneliti merancang kembali pelaksanaan sesuai dengan tujuan yang belum tercapai dan kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya.


(25)

36

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan menerapkan model pembelajaran inquiry, sesuai dengan perencananaan tindakan dari refleksi siklus pertama..

c. Observasi

Observer atau peneliti melakukan pengamatan aktifitas pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry berdasarkan hasil refleksi siklus pertama. d. Refleksi

Peneliti bersama observer berdiskusi mengenai kekurangan dan kelebihan dalam proses belajar, sehingga peneliti dapat memperbaiki kekurangan yang dilakukannya dan mempertahankan kegiatan yang telah dengan baik dilakukan.

H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data 1. Rencana pengolahan

Pada pegolahannya, data-data yang telah dikumpulkan berupa data mengenai proses dan hasil belajar yang telah dilakukan dalam tiap siklus disusun dari data kualitatif menjadi data keantitatif. Kemudian peneliti menganalisis data-data tersebut, memisahkan antara yang sudah tercapai dan yang harus diperbaiki agar tujuan penelitian tercapai dengan baik.

a. Data Kualitatif

Menurut Arifin (2011, hlm. 193), menyatakan bahwa „data kualitatif adalah data yang dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti, seperti baik, buruk, dan sebagainya.

a) Menentukan skor rata-rata aktivitas guru yang dibagi menjadi empat kategori skla ordinal yaitu baik sekali, baik, cukup, dan kurang seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Skor Rencana Pembelajaran dan Penampilan Mengajar Guru

Skor Rata – rata Kategori

4 3, 50 – 4,00 Baik sekali

3 3,00 – 3,49 Baik

2 2,50 – 2,99 Cukup


(26)

37

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Data Kuantitatif

Menurut Arifin (2011, hlm. 191), menyatakan bahwa “data yang kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan angka-angka atau bilangan, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun dipeoleh dengan jalan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.

a) Pemberianskorterhadap jawabansiswa

Penyekoran yang dipakai menggunakan skala 0-10 untuk setiap butir soal. 0 = jawaban tidak tepat

10 = jawaban tepat

b) Membuattabelnilai rata-rata berdasarkannilai yang diperolehsiswa

Menurut Santoso (dalam Pratiwi 2014, hlm. 48) untuk menghitung rata- rata (mean) hasil belajar peserta didik denganmenggunakanrumus :

̅ = Keterangan :

̅ = Nilai rata – rata kelas

= Total nilai yang diperoleh siswa = Jumlah siswa

c) Menghitung presentase ketuntasan belajar peserta didik

Menurut Santoso (dalam Pratiwi 2014, hlm. 48) untuk menghitung presentase ketuntasan belajar peserta didik ditentukan berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan denganmenggunakanrumus :

x 100% Keterangan :

= Jumlah peserta didik yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 75.

= Banyak siswa = Bilangan tetap


(27)

38

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan dilakukan agar terlihat jelas rencana peneliti dari pertama menemukan permasalahan sampai pengumpulan data yang merujuk pada permasalahan. Uji keabsahan juga dilakukan agar peneliti tidak memalsukan dokumentasi dan dalam pelaksanaannya penelitian berjalan secara seara dengan tujuan yang dicapai.

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 270) menyatakan bawa dalam uji keabsahan tedapat beberapa hl yang harus dipenuhi, yaitu :

a. Uji Kredibilitas

Kredibiltas yaitu kualitas seseorang yang dapat dipercaya dan mampu melakukan penelitian pada bidangnya, sehingga hasil penelitiannya terpercaya. Peneliti yang melakuka penelitian harus merupakan orang yang terbuka mengenai data dan semua proses penelitian yang dijalaninya.

b. Pengujian Transferability

Menrut Sugiyono (2012, hlm. 276) menyatakan bahwa “transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil”.

c. Pengujian Depenability

Peneliti harus benar-benar yang talah melakukan penelitian di lapangan, bukan peneliti yang dapat mengumpulkan data, tetapi tidak dapat membuktikan bahwa telah benar-benar melakukan penelitian.

Menurut Sanafiah (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 276), menyatakan bahwa „bagaimana peneliti mulai menentukan masalah atau fokus , melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukan oleh peneliti. Jik peneliti tidak mempunyai dan tak dapat menunjukkan jejak aktivitas lapangannya, maka depenabilitas penelitiannya patut diragukan‟.

d. Pengujian Konfirmability

Pada tahap ini, hasil yang telah didapat oleh peneliti harus dapat disepakati oleh bersama dan diakui oleh semua pihak yang terlibat. Tahapan ini akan


(28)

39

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menguji hasil yang telah didapat dengan proses penelitian yang tlah peneliti lakukan.


(29)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Inquiry dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA di SD telah terbukti mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar meliputi silabus, RPP,dan LKS dan lembar evaluasi. RPP disusun sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Inquiry, yaitu orientasi, rumusan masalah, rumusan hipotesis, mengumpulkan informasi, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan. RPP yang diperbaiki secara berkesinambungan aka menghasilkan suatu rancangan yang matang dan siap untuk dipraktikan. Rancangan yang baik akan memberikan hasil yang baik pula. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPP yaitu SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang harus diturunkan sesuai dengan urutannya.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan kualitas proses belajar, seperti guru yang terbiasa memberikan arahan secara jelas dan bimbingan belajar yang baik pada peserta didik, dan peserta didik terbiasa berpikir kritis dan memecahkan masalah secara mandiri, peserta didik juga terbiasa membuat hipotesis. Proses belajar yang diperbaiki menghasilkan guru dan peserta didik yang terbiasa bekerja sana dan berinteraksi dengan baik pada saat proses belajar. Pross belajar yang diperbaiki secara terus menerus berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik. Oleh karena itu, secara tidak langsung memperbaiki proses belajar akan memperbaiki hasil belajar. Penerapan model pembelajaran Inquiry yang terus diperbaiki pada


(30)

72

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tiap siklusnya, membuat guru lebih memahami kekurangan-kekurangannya dalam mengajar, sehingga guru dapat lebih teliti memperbaiki cara mengajarnya

3. Perkembangan hasil belajar peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran Inquiry terbukti meningkat, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata peserta didik pada studi pendahuluan yaitu sebesar 31 dan pada siklus I meningkat menjadi 66.35, pada siklus II menjadi 90.58.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, ada beberapa saran bagi guru dan peneliti yang akan menerapkan model pembelajaran ini, adalah sebagai berikut:

1. Guru

a. Memperhatikan instruksi pada setiap langkah-langkah pembelajaran, karena dalam model pembelajaran Inquiry peserta didik dituntut untuk madiri dan mencari sendiri hasil dari pembelajaran yang dilaksanakan. b. Pengkondisian kelas harus dilakukan tegas dan jelas, agar peserta didik

tidak menghabiskan waktu belajar dengan hal yang tidak perlu. 2. Sekolah

a. Penyediaan sarana untuk menunjang penerapan model pembelajaran yang baik.

b. Penyediaan prasarana agar peserta didik merasa nyaman pada saat proses belajar, sehingga dapat fokus terhadap pembelajar tanpa gangguan apapun. 3. Peneliti Selanjutnya

a. Menguasai materi pembelajaran dan mengembangkannya kembali tanpa terpaku pada satu bahan ajar.

b. Penggunaan media yang menunjang pada materi yang akan disampaikan dan memiliki daya tarik tersendiri untuk peserta didik. Jika enggunakan media video, maka video yang harus menarik dan beragam.

c. Memperhatikan media belajar yang akan digunakan, karena media yang digunakan harus media yang mendukung dan disukai oleh peserta didik.


(31)

73

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR


(32)

73

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Asmani, JM. (2010). Tips Efektif Aplikasi KTSP di Sekolah. Jogjakarta: Bening. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Heriawan, A., Darmajari, Senjaya, A. (2012). Metodologi Pembelajaran. Banten: LP3G (Lembaga dan Pengembangan Profesi Guru).

Riyanto, Y. (2014). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Sapriya, dkk. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. 15, Bandung: Alfabeta.

Suyadi. (2010). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: DIVA Press. Widodo, A., Wuryastuti, S., Margaretha. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah

Dasar. Bandung: UPI Press.

Winataputra, U.S. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Daftar Pustaka Skripsi

Arani, I. (2014). Penerapam Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaranipa Materi Energi Panas dan Energi Bunyi. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Herani, Y. (2011). Penerapan strategi pembelajaran inquiry untuk meningkatkan

keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran tematik pada tema lingkungan. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Khuswatun, E. N. (2013). Pendekatan Problem Based Learning ( PBL ) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.


(33)

74

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Radiyawan, Y. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Tipe Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata PelajaranBahasa Indonesia. (Skripsi). Universitas Pakuan, Bogor.

Ramadhaniawan, I.N. (2011). Penerapan Pendekatan Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Pada Pembelajaran Ipa dalam Pokok Bahasan Benda dan Sifatnya Di Kelas Iii Sd Negeri Pagermaneuh. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sakir, A. (2012). Penerapan Pendekatan Inquiry untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siawa Pada Pembelajaran Konsep Pesawat Terbang. (Skripi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.


(1)

39

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menguji hasil yang telah didapat dengan proses penelitian yang tlah peneliti lakukan.


(2)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Inquiry dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA di SD telah terbukti mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar meliputi silabus, RPP,dan LKS dan lembar evaluasi. RPP disusun sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Inquiry, yaitu orientasi, rumusan masalah, rumusan hipotesis, mengumpulkan informasi, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan. RPP yang diperbaiki secara berkesinambungan aka menghasilkan suatu rancangan yang matang dan siap untuk dipraktikan. Rancangan yang baik akan memberikan hasil yang baik pula. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPP yaitu SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang harus diturunkan sesuai dengan urutannya.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan kualitas proses belajar, seperti guru yang terbiasa memberikan arahan secara jelas dan bimbingan belajar yang baik pada peserta didik, dan peserta didik terbiasa berpikir kritis dan memecahkan masalah secara mandiri, peserta didik juga terbiasa membuat hipotesis. Proses belajar yang diperbaiki menghasilkan guru dan peserta didik yang terbiasa bekerja sana dan berinteraksi dengan baik pada saat proses belajar. Pross belajar yang diperbaiki secara terus menerus berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik. Oleh karena itu, secara tidak langsung memperbaiki proses belajar akan memperbaiki hasil belajar. Penerapan model pembelajaran Inquiry yang terus diperbaiki pada


(3)

72

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tiap siklusnya, membuat guru lebih memahami kekurangan-kekurangannya dalam mengajar, sehingga guru dapat lebih teliti memperbaiki cara mengajarnya

3. Perkembangan hasil belajar peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran Inquiry terbukti meningkat, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata peserta didik pada studi pendahuluan yaitu sebesar 31 dan pada siklus I meningkat menjadi 66.35, pada siklus II menjadi 90.58.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, ada beberapa saran bagi guru dan peneliti yang akan menerapkan model pembelajaran ini, adalah sebagai berikut:

1. Guru

a. Memperhatikan instruksi pada setiap langkah-langkah pembelajaran, karena dalam model pembelajaran Inquiry peserta didik dituntut untuk madiri dan mencari sendiri hasil dari pembelajaran yang dilaksanakan. b. Pengkondisian kelas harus dilakukan tegas dan jelas, agar peserta didik

tidak menghabiskan waktu belajar dengan hal yang tidak perlu. 2. Sekolah

a. Penyediaan sarana untuk menunjang penerapan model pembelajaran yang baik.

b. Penyediaan prasarana agar peserta didik merasa nyaman pada saat proses belajar, sehingga dapat fokus terhadap pembelajar tanpa gangguan apapun. 3. Peneliti Selanjutnya

a. Menguasai materi pembelajaran dan mengembangkannya kembali tanpa terpaku pada satu bahan ajar.

b. Penggunaan media yang menunjang pada materi yang akan disampaikan dan memiliki daya tarik tersendiri untuk peserta didik. Jika enggunakan media video, maka video yang harus menarik dan beragam.

c. Memperhatikan media belajar yang akan digunakan, karena media yang digunakan harus media yang mendukung dan disukai oleh peserta didik.


(4)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR


(5)

73

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Asmani, JM. (2010). Tips Efektif Aplikasi KTSP di Sekolah. Jogjakarta: Bening. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Heriawan, A., Darmajari, Senjaya, A. (2012). Metodologi Pembelajaran. Banten: LP3G (Lembaga dan Pengembangan Profesi Guru).

Riyanto, Y. (2014). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Sapriya, dkk. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. 15, Bandung: Alfabeta.

Suyadi. (2010). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: DIVA Press. Widodo, A., Wuryastuti, S., Margaretha. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah

Dasar. Bandung: UPI Press.

Winataputra, U.S. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Daftar Pustaka Skripsi

Arani, I. (2014). Penerapam Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaranipa Materi Energi Panas dan Energi Bunyi. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Herani, Y. (2011). Penerapan strategi pembelajaran inquiry untuk meningkatkan

keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran tematik pada tema lingkungan. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Khuswatun, E. N. (2013). Pendekatan Problem Based Learning ( PBL ) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.


(6)

Retna Nur Kania, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Radiyawan, Y. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Tipe Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata PelajaranBahasa Indonesia. (Skripsi). Universitas Pakuan, Bogor.

Ramadhaniawan, I.N. (2011). Penerapan Pendekatan Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Pada Pembelajaran Ipa dalam Pokok Bahasan Benda dan Sifatnya Di Kelas Iii Sd Negeri Pagermaneuh. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sakir, A. (2012). Penerapan Pendekatan Inquiry untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siawa Pada Pembelajaran Konsep Pesawat Terbang. (Skripi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.