Kajian Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran

Riska Suariesti, 2014 PENGARUH PENGAWASAN KEPALA DINAS TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bertanggung jawab atas tercapainya tujuan-tujuan perusahaan sehingga moral dan gairah kerjanya akan meningkat. 2. Asas komunikasi. Asas komunikasi maksudnya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara-cara mengerjakannya dan kendala-kendala yang dihadapi. Dengan asas komunikasi ini maka motivasi kerja bawahan akan meningkat. Sebab semakin banyak seseorang mengetahui suatu soal, semakin besar pula minat dan perhatiannya terhadap hal tersebut. 3. Asas Pengakuan. Asas pengakuan maksudnya memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya. Bawahan akan bekerja keras dan semakin rajin, jika mereka terus menerus mendapat pengakuan dan kepuasan dari usaha- usahanya. 4. Asas wewenang yang didelegasikan. Yang dimaksud asas wewenang yang didelegasikan adalah mendelegasikan sebagian wewenang dan kebebasan untuk mengambil keputusan-keputusan dan kreativitas kepada bawahan untuk melaksanakan tugas-tugas atasan atau manajer. 5. Asas perhatian timbal balik. Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi bawahan dengan mengemukakan kegiatan atau harapan kita kepada mereka dan memahami serta berusaha memenuhi kebutuhan yang diharapkan bawahan dari perusahaan. Jadi motivasi tidak hanya dilihat dari sudut kepentingan pimpinan atau organisasi saja, tetapi motivasi sangat penting dan harus dimiliki oleh pegawai agar mereka dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Variabel NO Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Nur Annisa Fitriani Jurnal 2013 Pengawasan pimpinan dalam meningkatan Kinerja pegawai negeri sipil di kantor Pelayanan kekayaan negara Dan lelang kota samarinda Bahwa pengawasan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai negeri sipil di kantor Pelayanan kekayaan negara Dan lelang kota samarinda 2 Anwar Prabu Jurnal 2006 Pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai Badan koordinasi Bahwa faktor motivasi memiliki efek signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Riska Suariesti, 2014 PENGARUH PENGAWASAN KEPALA DINAS TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu keluarga berencana nasional Kabupaten muara enim Badan koordinasi keluarga berencana nasional Kabupaten muara enim 3 Harry Murti Jurnal 2013 Pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai Dengan variabel pemediasi kepuasaan kerja pada Pdam kota madiun motivasi berpengaruh signifikan pada kepuasaan kerja, motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dan kepuasaan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di atas membahas mengenai berbagai macam variabel, yang pada umumnya membahas mengenai pengawasan dan motivasi kerja. Judul pada penelitian terdahulu memiliki beberapa kemiripan dan perbedaan dengan judul yang akan di teliti oleh penulis. Hasil penelitian dari penelitian terdahulu memberikan informasi yang akurat mengenai keterkaitan antara pengawasan dan motivasi kerja yang saling berhubungan satu sama lain.

2.3 Kerangka Pemikiran

Motivasi kerja pegawai tidak lepas dari perilaku organisasi, karena setiap perilaku diarahkan kepada peningkatan kinerja. Setiap organisasi memiliki sumber daya manusia yang berbeda sehingga terdapat beragam perilaku dan motif dari setiap pegawai yang bekerja pada organisisasi. Pegawai sebagai seorang individu memiliki motif tersendiri dalam bertindak. Ada yang termotivasi untuk memenuhi kebutuhan semata tetapi ada pula yang termotivasi karena merasa tertantang dengan pekerjaannya. Fokus pemikiran yang melandasi penelitian ini adalah untuk mengkaji masalah rendahnya motivasi kerja pegawai ditinjau dari pengawasan yang ada di Riska Suariesti, 2014 PENGARUH PENGAWASAN KEPALA DINAS TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu organisasi. Dengan asumsi dasarnya bahwa pengawasan berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai. Oleh karena itu, pendekatan yang akan digunakan peneliti untuk memecahkan masalah penelitian ini adalah teori perspektif psikologis dari Luthans and Gibson, et al.. Melalui kajiannya mengenai perilaku organisasi, mengatakan bahwa panduan untuk mempelajari perilaku di dalam organisasi adalah dengan menggunakan pendekatan stimulus-respon. Model pendekatan ini kemudian dikembangkan oleh Luthans menjadi S-O-B-C Stimulus-Organism- Behavior-Consequences. Kelebihan dari model pendekatan ini adalah adanya consequences yang menunjukkan orientasi yang akan dicapai melalui perilaku kerja. Luthans dan Gibson, et al. Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2011:62 mengungkapkan bahwa “konsep dasar psikologi pada dasarnya dilandasi oleh proses-proses psikis pada diri individu atau organisme di dalam lingkungan tertentu.” Kerangka konseptual psikologi tentang perilaku individu dapat digambarkan sebagai berikut: Riska Suariesti, 2014 PENGARUH PENGAWASAN KEPALA DINAS TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber : Luthans 2006:198 Gambar 2. 5 Kerangka Konseptual Model Analisis Perilaku S-O-B-C Tampak pada gambar 2.5 bahwa stimulus S mewakili segala sesuatu yang berkaitan yang berada dilingkungan tempat bekerja. Segala hal yang dapat diamati, dihayati dan dialami yang dapat memberikan pengaruh bagi individu O merupakan stimulus S. Individu akan berinteraksi dengan stimulus ini sehingga akan menghasilkan suatu perilaku B. Dengan timbulnya prilaku ini individu akan memberikan suatu hasil atau konsekuensi bagi suatu organisasi. Pada gambar 2.5 stimulus S terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Dalam lingkungan sosial budaya terdapat tiga situasi, salah satunya yaitu gaya manajemen. Menurut George R.Terry Yayat PERILAKU KONSEKUENSI STIMULUS ATAU SITUASI ORANG LINGKUNGAN EKSTERNAL Stimulasi Sensual Lingkunag fisik Kantor Area Pabrik Laboratorium Penelitian Toko Cuaca Dll. Lingkungan sosial budaya Gaya Manajemen Nilai Diskriminasi KONFRON TASI Stimulus khusus misalnya, penyelia atau prosedur baru REGISTRASI Stimulus misalnya mekanisme sensor dan saraf INTERPREST ASI Stimulus misalnya, motivasi, pembelajaran, dan kepribadian UMPAN BALIK Untuk klarifikasi misalnya, kinestetik atau psikologis PERILAKU misalnya seperti terburu-buru atau menyembunyikan suatu perbuatan KONSEKUENSI misalnya, penguatan respons stimulushukuman atau beberapa hasil Riska Suariesti, 2014 PENGARUH PENGAWASAN KEPALA DINAS TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu M.Herujito, 2001:18 merumuskan fungsi manajemen menjadi empat fungsi pokok, yaitu : 1 planning, 2 organizing, 3 actuating, 4 controlling. Berdasarkan pendapat di atas, maka pengawasan mewakili situasi yang menyediakan stimulus S. Pengawasan S akan diamati, dihayati, dan dialami oleh anggota organisasi O, melahirkan persepsi atau interpretasi terhadap stimuli yang pada akhirnya melahirkan perilaku B yaitu motivasi kerja. Selanjutnya motivasi kerja B yang ditampilkan individu akan menimbulkan perubahan di lingkungannya berupa hasil perilaku C consequence. Hasil perilaku C consequence pada penelitian ini tidak dikaji begitu dalam, penulis membatasi masalah penelitian karena berdasarkan penjelasan diatas bahwa motivasi kerja berada pada wilayah perilaku B. Berdasarkan uraian tersebut, untuk mengetahui model perilaku individu dalam perilaku organisasi lebih jelas, dapat kita lihat dalam gambaran sebagai berikut: Sumber: Diadaptasi dari Luthans 2006:198 Gambar 2. 6 Perilaku Individu dalam Konteks Perilaku Organisasi STIMULUS S ORGANISME O PERILAKU B HASIL C Anggota organisasi dan Karakteristiknya Pengawasan Motivasi Kerja Riska Suariesti, 2014 PENGARUH PENGAWASAN KEPALA DINAS TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan dan diharapkan dengan pengawasan yang baik maka akan tercipta motivasi kerja yang tinggi. Gambar berikut menyajikan teori dua faktor dari Herzberg Tabel 2. 3 Teori Dua Faktor Herzberg Faktor Motivasi Intrinsik Faktor Kesehatan Ekstrinsik 1. Prestasi achievement 2. Penghargaan recognition 3. Pekerjaan itu sendiri 4. Tanggung jawab 5. Pertumbuhan dan perkembangan 1. Supervisi 2. Kondisi Kerja 3. Hubungan interpersonal 4. Bayaran dan keamanan 5. Kebijakan perusahaan Sumber : Husaini Usman 2010:260 Teori Herzberg menyatakan bahwa jika pengawasan tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka seorang pegawai akan cenderung tidak termotivasi dalam melakukan pekerjaan dan akan menunjukkan kinerja yang buruk. Motivasi sangat diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan karena motivasi berfungsi untuk membangkitkan kreativitas, gairah kerja dan semangat kerja, meningkatkan kuantitas dan kualitas serta mengarahkan perilaku sesorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi kerja adalah suatu daya penggerak dan pendorong untuk mengarahkan manusia kearah suatu tujuan yang akan dicapainya baik tujuan individu atau tujuan organisasi. Inti penelitian yang akan dikaji adalah pengaruh pengawasan kepala dinas terhadap motivasi kerja. Dengan demikian terdapat dua variabel dalam penelitian Riska Suariesti, 2014 PENGARUH PENGAWASAN KEPALA DINAS TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ini, yaitu pengawasan dan motivasi kerja, dimana pengawasan merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi motivasi kerja. Motivasi kerja menurut Malayu S.P. Hasibuan 2008:141 bahwa : Motivasi kerja adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil kerja yang optimal. Motivasi kerja adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan orgasnisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai Edwin B Flippo dalam Hasibuan, 2007: 143. G.R Terry Malayu P. Hasibuan, 2007:145 mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Usaha untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan dari sikap mental seseorang bukanlah hal yang sederhana, sebab “Motivasi kerja terbentuk dari sikap mental seseorang dalam menghadapi pekerjaannya” Mangkunegara 2005:68. Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat alur kerangka berpikir yang akan digambarkan ke dalam bagan berikut ini : Riska Suariesti, 2014 PENGARUH PENGAWASAN KEPALA DINAS TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 2. 7 Gambar 2. 7 Model Kerangka Pemikiran Penelitian Faustino Cardoso Gomes 2003:181 Teori Perilaku Organisasi Luthans 2006 :198 a. Establish the standards of performance, goals, or targets againts which performance is to be evaluated b. Measure actual performance c. Compare actual performance against chosen standards of performance d. Evaluate the result and initiate corrective action if the standard is not being achieved Sumber: Gareth R. Jones, dkk 2000:316 STIMULUS S ORGANISME O PERILAKU B HASIL C Anggota organisasi dan Karakteristiknya Pengawasan Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi kerja menurut Faustino Cardoso Gomes 2003:181 sebagai berikut: 1. Faktor individual, meliputi kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, sikap, dan kemampuan-kemampuan. 2. Faktor organisasional, meliputi pembayaran atau gaji, keamanan pekerjaan, sesama pekerja, pengawasan, pujian, dan pekerjaan itu sendiri. a. Kebutuhan akan prestasi Need of achievement b. Kebutuhan akan afiliasi Needs of Affiliation c. Kebutuhan akan kekuasaan Needs of Power Sumber : Mc Clelland Husaini Usman, 2010: 264 Motivasi Kerja Riska Suariesti, 2014 PENGARUH PENGAWASAN KEPALA DINAS TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dari model di atas, maka kerangka pemikiran di dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: X = Pengawasan Y = Motivasi Kerja ε = Variabel Residu ε = Alur Pengaruh Variabel X Terhadap Variabel Y Gambar 2. 8 Model Kausalitas Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis