4
LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Guru dan Fungsinya
1. Pengertian Guru Menurut UU No. 14 tahun 2005 pasal
1 ayat 1 guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan format pendidikan dasar dan pendidikan
menengah Martinis Yamin, 2006: 210. Usman 2010: 5, guru merupakan jabatan atau
profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa
dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau
pekerjaan sebagai guru. Hal ini berarti seorang guru harus memiliki kemampuan untuk
merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar
peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai
tujuan akhir dari proses pendidikan 2. Fungsi Guru
Fungsi profesionalitas guru dan dosen UU No. 14 tahun 2005 pasal 7 ayat 1 meru-
pakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksa- nakan berdasarkan sebagai berikut :
a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan,
dan akhlak mulia c. memiliki kualifikasi akademik atau latar
belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas
d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesinalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h. memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas keprofesio-
nalan; dan i. memiliki oraganisasi profesi yang
mempunyai kewenangan yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas
keprofesionalan guru.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tugas profesional guru
memiliki peranan profesi Professional role. Yang termasuk peranan profesional antara lain
: Seorang guru yang diharapkan menguasai pengetahuan sehinga ia dapat memberi
kegiatan kepada siswa yang berhasil baik, menguasai psikologi tentang anak, penanggung
jawab dalam membina disiplin, penilai dan konselor terhadap kegiatan siswa, pengembang
kurikulum yang sedang dilaksanakan, penghubung antara sekolah dengan masyarakat
dan orang tua, pengajar yang terus menerus mencari dan menyelidiki pengetahuan yang
baru dan ide-ide yang baru untuk melengkapi informasinya.
B. Perkembangan Anak SD dan Kenakalan Anak SD
1. Usia Anak SD Pada masa ini disebut “masa sekolah”
usia 6-12 tahun dikarenakan anak mulai memperoleh pendidikan formal. Masa sekolah
ini sering disebut : “masa intelektual” atau masa keserasian bersekolah Depdikbud, 1994 : 43.
Masa ini dimaksudkan adanya kecenderungan timbulnya kemampuan berfikir.
2. Perkembangan Anak SD Sehubungan dengan rumusan tersebut
diatas, maka secara rinci Robert J Havinghurst menjelaskan lebih lanjut bahwa sifat anak pada
masa keserasian masa sekolah sesuai dengan proses perkembangan dari masing-masing
aspek, baik fisikjasmani, mental, emosional, sosialnya Singgih D. Gunarso, 2002: 14.
Afifudin 1998 : 61 dalam hal perkembangan membedakan anak usia sekolah dasar menjadi
dua kelompok yaitu :
5 a. Usia 5 – 89 tahun TKSD Kelas: 1-3
Ketika usia 5 – 89 tahun anak mengalami pertumbuhan alamiahnya baik
dalam segi fisik, intelektual, emosi, maupun sosial. Dalam masa ini mereka belum
terlalu memperhatikan keadaan dirinya secara seksama, emosi belum dapat
dikendalikan dengan baik karena pendidikan belum banyak mempengaruhi tingkah
lakunya, dalam bersosial masih sering agresif dan tidak memilih-milih teman.
b. Usia 9-12 tahun SD Kl, 4-6 Pada usia 9-12 tahun keadaan fisik,
intelektual, emosi dan sosial anak mengalami peningkatan. Seiring dengan pertumbuhan
fisiknya yang semakin besar dan mantap, intelektualnya juga semakin meningkat
dengan timbulnya keinginan untuk selalu mencoba hal-hal baru untuk mengisi
keingintahuanya, segi emosi dan sosial anak sudah dapat mengontrol dirinya karena sudah
dapat memahami hubungan antara kawan dan saling menjaga perasaan masing-masing.
3. Kenakalan Anak SD a. Pengertian Kenakalan
Bimo Walgito 2005: 11 mengata-kan bahwa dalam pengertian yang lebih luas
tentang Kenakalan Remaja ialah perbuatan atau kejahatan pelanggaran yang dilakukan
oleh anak remaja yang bersifat malanggar hukum, anti sosial, anti susila dan menyalahi
norma agama. b. Penyebab Kenakalan Anak SD
Penyebab kenakalan anak SD cukup beragam. Menurut Zakiyah Darajat 2000:
119 penyebab kenakalan yaitu: 1 Kurangnya didikan agama; 2 Kurangnya
pengertian orang tua tentang pendidikan; 3 Kurang teraturnya pengisian waktu luang;
4 Kemerosotan moral dan mental orang dewasa; 5 Banyaknya film-film dan buku-
buku bacaan kurang baik; 6 Pendidikan dalam sekolah kurang baik; 7 Perhatian
masyarakat terhadap pendidikan anak-anak kurang.
4. Upaya-Upaya untuk Menanggulangi Kena- kalan Anak.
Menurut Sudarsono 2005: 92 menjelaskan bahwa ”kondisi sosial, politik,
budaya dan ideologi nasional yang mantap menberikan harapan sangat besar bagi
kemungkinan upaya preventif terhadap kenakalan remaja”. Usaha tersebut dibarengi
dengan penggunaan metode yang representatif, yakni moralitas sangat tepat untuk
menanggulangi masalah kenakalan remaja.
C. Hasil Penelitian yang Relevan