5 a. Usia 5 – 89 tahun TKSD Kelas: 1-3
Ketika usia 5 – 89 tahun anak mengalami pertumbuhan alamiahnya baik
dalam segi fisik, intelektual, emosi, maupun sosial. Dalam masa ini mereka belum
terlalu memperhatikan keadaan dirinya secara seksama, emosi belum dapat
dikendalikan dengan baik karena pendidikan belum banyak mempengaruhi tingkah
lakunya, dalam bersosial masih sering agresif dan tidak memilih-milih teman.
b. Usia 9-12 tahun SD Kl, 4-6 Pada usia 9-12 tahun keadaan fisik,
intelektual, emosi dan sosial anak mengalami peningkatan. Seiring dengan pertumbuhan
fisiknya yang semakin besar dan mantap, intelektualnya juga semakin meningkat
dengan timbulnya keinginan untuk selalu mencoba hal-hal baru untuk mengisi
keingintahuanya, segi emosi dan sosial anak sudah dapat mengontrol dirinya karena sudah
dapat memahami hubungan antara kawan dan saling menjaga perasaan masing-masing.
3. Kenakalan Anak SD a. Pengertian Kenakalan
Bimo Walgito 2005: 11 mengata-kan bahwa dalam pengertian yang lebih luas
tentang Kenakalan Remaja ialah perbuatan atau kejahatan pelanggaran yang dilakukan
oleh anak remaja yang bersifat malanggar hukum, anti sosial, anti susila dan menyalahi
norma agama. b. Penyebab Kenakalan Anak SD
Penyebab kenakalan anak SD cukup beragam. Menurut Zakiyah Darajat 2000:
119 penyebab kenakalan yaitu: 1 Kurangnya didikan agama; 2 Kurangnya
pengertian orang tua tentang pendidikan; 3 Kurang teraturnya pengisian waktu luang;
4 Kemerosotan moral dan mental orang dewasa; 5 Banyaknya film-film dan buku-
buku bacaan kurang baik; 6 Pendidikan dalam sekolah kurang baik; 7 Perhatian
masyarakat terhadap pendidikan anak-anak kurang.
4. Upaya-Upaya untuk Menanggulangi Kena- kalan Anak.
Menurut Sudarsono 2005: 92 menjelaskan bahwa ”kondisi sosial, politik,
budaya dan ideologi nasional yang mantap menberikan harapan sangat besar bagi
kemungkinan upaya preventif terhadap kenakalan remaja”. Usaha tersebut dibarengi
dengan penggunaan metode yang representatif, yakni moralitas sangat tepat untuk
menanggulangi masalah kenakalan remaja.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nanik Asmarani 2010 dengan judul penelitian:
Peranan Orang Tua Dalam Mencegah Kenakalan Remaja Pada Siswa Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun
Pelajaran 20092010. Adapun hasil penelitian adalah peranan orang tua dalam
menangani kenakalan remaja di SMP Negeri 1 Sambungmacan, dapat disimpulkan
sebagai berikut : 1 Jenis–jenis kenakalan yang dilakukan oleh anak SMP Negeri 1
Sambungmacan antara lain: Contek mencontek, malas, mbolos, tanda tangan
palsu, berbohong, malak, mengambil makanan dikantin tanpa ijin, mengambil
barang teman tanpa ijin, merampas mainan atau makanan teman suka berkelahi antar
sesama teman, mulai belajar merokok bahkan ada yang mulai belajar minum
minuman beralkhohol. 2 Timbulnya kenakalan anak dapat terjadi dapat
dikelompokkan menjadi 3, faktor sekolah, personal, serta keluarga. Faktor sekolah
yang berisiko meningkatkan munculnya perilaku membolos atau kenakalan anak
antara lain kebijakan mengenai kenakalan anak yang tidak konsisten, interaksi yang
minim antara orang tua siswa dengan pihak sekolah, guru-guru yang tidak suportif, atau
tugas-tugas sekolah yang kurang menantang bagi siswa. 3 Upaya yang dilakukan oleh
6 Guru dan Orang Tua dalam menangani
kenakalan anak antara lain dapat dilakukan langkah sebagai berikut :
a. Memberikan perhatian yang wajar pada anak dan jangan berlebihan
b. Mengadakan pendekatan khusus pada anak jika ditemukan adanya kelainan
dalam pergaulannya c. Memberikan nasehat yang tepat sehingga
anak dapat menerima dan mengakui kenakalan tanpa dengan ketersinggungan
di hatinya d. Bekerja sama dengan sekolah, serta guru
kelas sehingga mampu merubah sikap anak kedalam tingkah laku yang sesuai
harapan banyak orang. e. Menanamkan konsep beragama yang
mantap pada diri anak dan menumbuhkan ketrampilan social melalui kegiatan
social bermasyarakat. f. Memberikan contoh yang tepat dalam
bertingkah laku dalam kehidupan sehari- hari
2. Penelitian yang dilakukan oleh Iin Kurnia Yunianti 2010, dengan judul: Studi
Analisis Tentang Anak Hyperaktif Serta Usaha-Usaha Mengatasinya Pada Siswa
Kelas V SD Negeri Sambungmacan 4 Kabupaten Sragen Tahun 2010, adapun hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebab-sebab anak menjadi hyperaktif, antara lain : 1
Perasaan egois yang berlebih pada diri anak, 2 Adanya siswa yang usia melebihi
teman sebayanya. 3 Terdapat siswa yang memiliki kepandaian di atas teman-
temannya tetapi belum mampu memanfaatkan umurnya.4 Terdapat siswa
yang memiliki daya tangkap terhadap materi pelajaran rendah, agar diperhatikan maka ia
bertindak yang macam-macam. 5 Terdapatnya beban psikologis dari anak
karena ia tidak ikut orang tuanya 6 Situasi lingkungan belajar siswa yang mendukung
untuk terjadinya sikap anak sehingga jadi hyperaktif. 7 Kurangnya kepedulian orang
tua terhadap anaknya di rumah maupun di sekolah. 8 Cara bimbingan orang tua yang
kurang tepat. 9 Gangguan dari faktor lingkungan. 10 Kasih sayang yang
berlebihan dari orang tua pada anaknya dan 11 Perbuatan yang kurang terpuji yang
dilakukan oleh orang tua yang sering disaksikan anak. Usaha-usaha yang dapat
dilakukan untuk mengatasi tingkah laku hyperaktif anak antara lain: 1 Tidak selalu
memenuhi tuntutan anak, 2 Orang tua harus mengusahakan agar anak tidak selalu
melihat film-film yang bertemakan kekerasan. 3 Semua guru dan orang tua
mengusahakan memberi contoh perilaku yang baik. 4 Menciptakan suasana gembira
di rumah dan sekolah, 5 Memberikan kesempatan pada anak untuk melatih fisik
dan gerakannya. 6 Membina komunikasi yang baik antara sekolah dengan orang tua
7 Mengembangkan sikap sosial pada diri anak melalui pembelajaran interaktif, dan 8
Memberikan perhatian khusus pada anak
yang dipandang perlu untuk diperhatikan METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian