BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam mengajarkan untuk bermuamalah secara benar sesuai dengan syari’at yang diajarkan. Semua tertuang dalam Al Qur’an maupun Hadits, cara
bermuamalah yang baik dan benar. Mulai dari mendapatkannya memulai suatu usaha, mengelola sampai mengakhirinya, harus sesuai dengan yang ditentukan
oleh syariat.
Hukum muamalah Islam mempunyai prinsip-prinsip yang dapat dirumuskan sebagai berikut 1 Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah
mubah, kecuali yang ditentukan lain oleh Al-Qu r’an dan Sunnah Rasul
2 Muamalah dilakukan atas dasar suka rela, tanpa mengandung unsur-unsur paksaan 3 Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan
manfaat dan menghindarkan
mudharat
dalam hidup masyarakat 4 Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-unsur
penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan Jusmaliani dkk, 2008: vii.
Pertanian merupakan salah satu sektor yang masih potensial untuk digarap dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Selain sebagai sumber
kesediaan pangan bangsa, pertanian juga menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
1
Muzara’ah adalah kerjasama antara pemilik tanah dengan penggarap tanah dengan perjanjian bagi hasil yang jumlahnya menurut kesepakatan
bersama, tetapi pada umumnya
paroan
atau
fifty-fifty
untuk pemilik tanah dan penggarap tanah petani buruh Harun, 2000:169.
Sistem muzara’ah ini bisa lebih menguntungkan dari pada sistem
ijarah
sewa tanah, baik bagi pemilik tanah maupun bagi penggarapnya. Sebab pemilik tanah bisa memperoleh bagian dari bagi hasil
muzara’ah ini, yang harganya lebih banyak dari uang sewa tanah, sedangkan penggarap tanah tidak
banyak menderita kerugian dibandingankan dengan menyewa tanah,apabila ia mengalami kegagalan tanamannya Harun, 2000:170.
Sistem muzara’ah
seperti yang telah disebutkan di atas yang idealnya menguntungkan bagi kedua belah pihak, namun yang terjadi di Desa Dalangan
justru sebaliknya, yaitu merugikan salah satu pihak dalam hal ini adalah petani penggarap petani buruh karena terjadi
wanprestasi
ingkar janji dari pihak pemilik tanah.
Masyarakat Desa Dalangan kecamatan Tulung kabupaten Klaten sebagian besar adalah berprofesi sebagai petani. Ada dua golongan petani yang
dikenal oleh masyarakat desa Dalangan, yaitu petani mandiri yang memiliki tanah sendiri dan petani buruh tidak memiliki tanah sendiri. Kedua golongan
petani ini selalu menjalin hubungan baik dalam sosial masyarakat maupun dalam hubungan kerja. Namun ada satu hubungan yang kurang baik, yaitu pada
hubungan kerja yang menyangkut
paroan
atau dikenal dengan Muzara’ah
dalam istilah
fiqih muamalah
.
Dari permasalahan di atas, dapat digarisbawahi bahwa akad bagi hasil tanaman
muzara’ah antara pemilik tanah dan petani buruh sehingga terjadi
wanprestasi
. Apakah akad muzara’ah yang dilakukan antara pemilik tanah dan
petani penggarap yang ada di Desa Dalangan sudah sesuai dengan syari’at atau belum. Hal ini karena pengertian akad
muzara’ah menurut ulama Syafi’yah tidak sah kecuali apabila
al-
muzara’ah mengikuti pada akad
al-musaqoh
kerja sama pemilik kebun dengan petani dalam mengelola pepohonan yang ada di
kebun itu, yang hasilnya nanti dibagi menurut kesepakatan bersama sehingga akad ini tidak berdiri sendiri, tetapi mengikut pada akad
musaqoh
. Hal ini tidak jauh dengan pendapat ulama Malikiyah mendefinisikan akad sebagai bentuk
perserikatan dalam pertanian. Sedangkan menurut Hanabilah muzara’ah adalah
penyerahan tanah pertaniaan kepada seorang petani untuk digarap dan hasilnya dibagi berdua.
Imam asy-S yafi’i mendefinifisikan
mukhabarah
dengan: pengelolaan tanah oleh petani dengan imbalan hasil pertaniaan, sedangkan bibit pertanian
disediakan penggarap tanah. Dalam al-mukhabarah, bibit yang akan ditanam boleh dari pemilik.
Menurut Amir Muzara’ah adalah menyerahkan tanah kepada orang
lain, agar ditanami, dengan perjanjian membagi hasil tanaman itu untuk keduanya, menurut perjanjian yang telah ditentukan Amir, 1986: 200.
Bagaimanapun juga permasalahan akad muzara’ah antara pemilik tanah
dan penggarap yang terjadi di Desa Dalangan menarik untuk diteliti. Oleh sebab peneliti tertarik untuk meneliti persoalan akad
muzara’ah tersebut
dengan menulis skripsi berjudul: Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad
Bagi Hasil Muzara’ah Studi Kasus Di Desa Dalangan Kecamatan Tulung
Kabupaten Klaten.
B. Penegasan Istilah