commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kota Solo dengan luas wilayah kurang lebih 44 kilometer persegi mempunyai penduduk  sekitar  565.000  jiwa.  Dari  hasil  sensus  2010  kita  tahu  bahwa  Solo
merupakan  kota  terpadat  di  Jawa  Tengah.  Kota  yang  demikian  sesak  ini  menjadi wadah  aktivitas  penduduknya  mulai  dari  ekonomi,  pendidikan,  sosial  budaya,
pelayanan publik dan lain-lain. Kendaraan  bermotor  merupakan  sarana  mobilitas  warga  kota.  Di  Kota  Solo,
jumlah  kendaraan  bermotor  termasuk  tinggi.  Pada  2009  berjumlah  258.613  unit dengan kecenderungan pertumbuhan 7,5 persen per tahun Dishub, 2010. Kemacetan
sudah  menjadi  santapan  rutin  warga  kota  setiap  hari  pada  jam-jam  sibuk. Bertambahnya  jumlah  kendaraan  akan  meningkatkan  konsumsi  bahan  bakar  dan
secara langsung meningkatkan konsentrasi gas polutan dalam udara. Penggunaan  bahan  bakar  minyak  pada  kendaraan  bermotor  merupakan
penyumbang  terbesar  emisi  gas  CO2  66  persen  disusul  industri  19  persen, pemukiman 11 persen, dan sampah 4 persen. Inilah yang menyebabkan terjadinya
pemanasan global Global Warming. Sekarang suhu udara di Kota Solo terasa sangat panas di siang hari. Tidak jarang setelah cuaca terik bisa disusul dengan hujan deras.
Jakarta,  Bandung,  atau  Denpasar  tiba-tiba  banjir  di  bulan  Agustus  yang  seharusnya sudah masuk musim kemarau.
commit to user 2
Pemerintah  Kota  Solo  akan  menjadikan  kota  ini  sebagai  kota  hijau  dengan menanam  pohon  dan  kembang.  Arahnya  agar  Solo  bisa  juga  memiliki  ikon  sebagai
kota  kembang  dan  pohon  the  city  of  threes  and  flowers.  Program  ini  sudah  mulai dikerjakan  dengan  melakukan  penghijauan  pada  turus  jalan  kota.  Pagar  tembok
dirobohkan  agar  ada  tempat  untuk  menanam  pohon.  Dan  juga  pembangunan  taman kota serta hutan kota.
Setiap  tahunnya,  Kota  Solo  menargetkan  dapat  menanam  seribu  pohon. Program tanam pohon tersebut diharapkan dapat menambah 2 persen Ruang Terbuka
Hijau RTH per tahun di Kota Solo. Maka Pemerintah Kota Solo menyarankan agar setiap  warga  Kota  Solo  menanam  pohon  atau  tanaman  hias  di  pekarangan  rumah
mereka. Penghijauan  tidak  hanya  dilakukan  dengan  cara  menanam  pohon  di
pekarangan  rumah  tetapi  juga  oleh  rumah  tanpa  pekarangan  yaitu  dengan  cara memelihara tanaman hias di dalam rumah maupun diluar rumah.
Tanaman  hias  merupakan  salah  satu  media  pendukung  untuk  menjalankan rencana  Kota  Solo  sebagai  Kota  Kembang  dan  Pohon.  Namun,  peranan  masyarakat
dalam melestarikan tanaman di Kota Solo masih minim. Partisipasi masyarakat dalam melestarikan lingkungannya juga masih sangat kurang. Padahal di Kota Solo banyak
sekali  sentra – sentra penjualan tanaman hias yang tersebar di berbagai tempat. Hal
ini  disebabkan  karena  kurangnya  informasi  dari  pemerintah  setempat  dan  juga kurangnya promosi yang dilakukan oleh para penjual tanaman yang ada di Kota Solo.
commit to user 3
Dilihat  dari  permasalahan  tersebut  penulis  mengambil  sebuah  objek  kasus nyata  yaitu  UD  Mutiara,  yang  berada  di  Jln.  Hasanudin,  Pasar  Nongko,  Surakarta
sebagai  usaha  yang  melayani  jasa  pembuatan  taman  dan  jual  -  beli  tanaman  hias. Dalam  melakukan  promosi,  UD  Mutiara  masih  sangat  minim  untuk  melakukannya,
karena  masih  kurangnya  pengetahuan  yang  dimiliki.  Dengan  media  komunikasi visual,  diharapkan  promosi  UD  Mutiara  bisa  tepat  sasaran  dan  efektif  menjangkau
target marketnya.
B. Rumusan Masalah