Pengujian Unconfined Compressive Streght UCS Pengujian Permeabilitas

commit to user 27 MQ = F S ………...........…………………………………....2.11 dengan : MQ = Marshall Quotient kgmm S = nilai stabilitas terkoreksi kg F = nilai flow mm

2.3.3. Pengujian Indirect Tensile Streght ITS

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kuat tarik dari perkerasan beraspal. Nilai ITS yang tinggi berhubungan dengan makin tahannya perkerasan terhadap potensi retak pada suhu rendah Huang et al, 2003. Perhitungan besarnya kuat tarik tak langsung dengan menggunakan rumus: Setiawan,2010 ITS = a ……………………………….2.12 dengan: P = beban terkoreksi, π = 3,14 h = tebal rata- rata benda uji, d = diameter benda uji

2.3.4. Pengujian Unconfined Compressive Streght UCS

Pengujian UCS ini untuk mengetahui kuat tekan dari perkerasan beraspal. Kuat tekan lapis permukaan merupakan indikasi langsung untuk mengetahui berapa besarnya yang mampu diterima oleh perkerasan jalan. Kuat tekan merupakan kemampuan lapisan perkerasan untuk menahan beban yang bekerja secara vertikal. Beban vertikal yang bekerja disebabkan oleh berat kendaraan termasuk muatan yang membebani perkerasan pada arah vertikal. Besarnya kuat tekan bebas dihitung berdasarkan rumus: Setiawan, 2010 commit to user 28 UCS = …………………. 2.13 dengan: P = beban terkoreksi, A = luas penampang benda uji.

2.3.5. Pengujian Permeabilitas

Koefisien permeabilitas menunjukkan tingkat kemampuan campuran aspal untuk dilalui air. Faktor- faktor yang mempengaruhi permeabilitas diantaranya porositas, densitas, gradasi bentuk agregat dan sifat adhesi- kohesi dalam campuran. Campuran disebut permeable jika memiliki koefisien permeabilitas lebih besar dari 12,5 x 10 -4 cmdetik Mohammed et al, 2003. Apabila memiliki koefisien permeabilitas kurang dari 12,5 x 10 -4 cmdetik, maka termasuk campuran yang impermeable. Campuran yang impermeable memiliki durabilitas yang lebih tinggi karena menghambat intrusi air dan atau udara ke dalam perkerasan sehingga memperlambat proses oksidasi aspal dan mempertahankan ikatan agregat dengan aspal. Perhitungan koefisien permeabilitas menggunakan rumus sebagai berikut: Darcy vide Fahriandani, 2010 k = Ʋaray a a …………………. 2.14 dengan: k= koefisien permeabilitas, V= volume air rembesan ml L = tebal rata- rata benda uji, γ = berat jenis air 1.10 -3 kgcm 3 A= luas penampang benda uji, P= tekanan air pengujian kgcm 2 T= waktu perembesan detik commit to user 29 Berdasarkan koefisien permeabilitas, campuran beton dapat diklasifikasikan menurut derajat permeabilitas. Mullen 1987 menetapkan pembagian aspal berdasarkan permeabilitas seperti pada Tabel 2.3. berikut: Tabel 2.3. Klasifikasi Campuran Aspal Berdasarkan Angka Permeabilitas k cmdetik Kategori Permeabilitas 1.10 -8 1.10 -6 1.10 -4 1.10 -2 1.10 -1 Impervious Practically Impervious Poor Drainage Fair Drainage Good Drainage Sumber: Mullen 1967 dalam Pradipta 2010

2.4. Analisis Data

2.4.1. Analisis Regresi

Analisis regresi adalah analisis data yang mempelajari cara bagaimana variabel- variabel itu berhubungan dengan tingkat kesalahan yang kecil. Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel – variabel. Analisis regresi digunakan untuk memprediksi perilaku dari variabel terikat dengan menggunakan data variabel bebas yang ada. Dalam analisis regresi terdapat dua jenis variabel, yaitu : 1. Variabel bebas, yaitu variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. 2. Variabel tak bebasterikat, yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas.