Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V PERANCANGAN BAHAN AJAR
5.1 Rancangan Bahan Ajar Pantun
Dalam memilih bahan ajar, guru sastra hendaknya mengutamakan karya- karya sastra yang mudah dipahami siswa dan berkaitan dengan kehidupannya.
Dengan memperkenalkan budaya di sekitar lingkungannya diharapkan siswa menghargai budaya sendiri dan tidak mengagungkan budaya luar, dan
menganggapnya lebih baik. Pantun Melayu Kota Tebing Tinggi memaparkan hal-hal yang menjadi
realita kehidupan yang berkaitan dengan budaya masyarakat Melayu, yang merupakan masyarakat mayoritas di Kota Tebing Tinggi, serta mengandung nilai-
nilai dan ajaran hidup yang bermanfaat bagi kehidupan siswa. Hal ini dapat mendekatkan siswa dengan karya sastra sekaligus melatih siswa memiliki
kepekaan terhadap persoalan yang tengah terjadi di lingkungan, budaya, dan masyarakatnya.
Hasil analisis struktur dan nilai karakter dalam pantun perlu dilakukan sebuah tindak lanjut dengan memanfatkannya sebagai bahan ajar. Pemanfaatan
bahan ajar ditujukan sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas VII pada semester 1.
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu dirancang bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran pantun dengan
menggunakan hasil analisi. Bahan ajar yang akan dirancang adalah berupa lembar kerja siswa LKS. Pemilihan LKS sebagai bahan ajar pantun berdasarkan teori
para ahli yang telah diuraikan pada bab II, salah satunya menyatakan bahwa dengan penggunaan LKS guru dapat mengetahui kemampuan yang telah dicapai
oleh siswa. Bagi siswa LKS menjadi alat untuk menguatkan respon reinforcement, jika pekerjaan yang dibuat benar. Dengan disediakan LKS,
pemberian umpan balik dapat dilakukan terus-menerus sehingga dorongan untuk
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
belajar yang bersifat intrinsik dapat dapat terpelihara pada diri siswa Sumiati dan Asra, 2007: 172.
Setelah LKS selesai dirancang langkah berikutnya adalah merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang sesuai dan dapat menarik minat
siswa untuk belajar, serta dapat merangsang kreatifitas siswa dalam menulis pantun. Dalam kegiatan pembelajaran pantun ini peneliti merancang RPP dengan
menerapkan model Sinektetik. Penggunaan model sinektetik dipilih karena model ini dianggap mampu merangsang siswa lebih kreatif, hal ini sejalan dengan
pendapat Gordon, 1961 “Sinektik adalah sebuah pendekatan untuk berpikir
kreatif yang didasarkan pada pemahaman bersama, bahwa apa yang tampaknya berbeda dapat dikaitkan bersama
”. Sinektik adalah metode pemecahan masalah yang merangsang proses
berpikir yang mungkin tidak disadari oleh subjek. Sebenarnya ada dua strategi atau model pengajaran yang didasarkan pada prosedur-prosedur sinektik. Salah
satu dari dua strategi tersebut, yakni membuat sesuatu yang baru creating something new, dirancang untuk membuat hal-hal yang familiar menjadi asing,
untuk membantu siswa melihat masalah-masalah, gagasan-gagasan dan hasil-hasil yang lama dengan cara yang baru, pandangan lebih kreatif. Sedangkan strategi
yang lain, yakni membuat yang asing menjadi familiar making the strange familiar, dirancang untuk membuat gagasangagasan yang baru dan tidak familiar
menjadi lebih bermakna. Meskipun dua strategi ini menggunakan tiga jenis analogi tadi, sasaran, struktur, dan prinsi-pprinsip tanggapan keduanya berbeda.
Strategi pertama membantu siswa melihat sesuatu yang biasa dengan cara- cara yang tidak biasa dengan menggunakan analogi-analogi untuk membuat jarak
konseptual. Kecuali pada langkah terakhir dimana siswa kembali pada masalah yang semula, mereka tidak membuat perbandingan-perbanding sederhana. Sasaran
strategi ini adalah untuk mengembangkan pemahaman baru: berempati dengan pada sikap yang sedikit berlagak dan mengertak: merancang jalan masuk yang
barn: memecahkan masalah-masalah sosial atau interpersonal, seperti sampah atau dua siswa yang saling berkelahi: atau memecahkan masalah-masalah pribadi
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
seperti bagaiamana berkonsentrasi dengan lebih baik saat membaca buku. Peran guru adalah berhati-hati terhadap analisis atau kesimpulan yang terlalu dini.
Struktur Strategi Pertama: Membuat Sesuatu yang Baru Tahap pertama: mendeskripsikan situasi saat ini
Guru meminta siswa mendeskripsikan situasi atau topik seperti yang mereka lihat saat ini
Tahap kedua: analogi langsung
Siswa mengusulkan analogi-analogi langsung, memilihnya, dan mengeksplorasi mendeskripsikan lebih jauh.
Tahap ketiga: analogi personal
Siswa menjadi analogi yang telah mereka pilih dalam tahap kedua tadi.
Tahap keempat: konflik padat
Siswa mengambil deskripsi-deskripsi dari tahap kedua dan ketiga, mengusulkan beberapa analogi konflik padat dan memilih salah satunya.
Tahap kelima: analogi langsung
Siswa membuat dan memilih analogi langsung yang lain, yang didasarkan pada analogi konflik padat.
Tahap keenam: memeriksa kembali tugas awal
Guru meminta siswa kembali pada tugas atau masalah awal dan menggunakan analogi terakhir dan atau seluruh pengalaman sinektiknya.
Transkrip sesi sinektik menunjukkan seorang guru membantu siswa-- siswanya melihat konsep yang biasa dengan cara-cara segar. Pada awalnya siswa
memilih konsep biasa, untuk kemudian dideskripsikan dalam komposisi penulisan. Hal ini menggambarkan enam tahap model tersebut Gordon, 1961: 7-
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
11. Model sinektik menstimulasi siswa untuk melihat dan merasakan gagasan orisinil dengan cara-cara yang baru, yang lebih segar. Jika siswa ingin
menyelesaikan masalah, kita berharap mereka akan melihat masalah itu dengan lebihbijaksana dan mengembangkan solusi-solusi yang dapat mereka eksplorasi.
Sebaliknya, strategi kedua, membuat sesuatu yang asing menjadi familiar, mencari untuk meningkatkan pemahaman siswa dan internalisasi materi yang barn
dan sulit secara substantif Dalam strategi ini metafora digunakan untuk menganalisis, tidak untuk membuat jarak konseptual sebagaimana dalam strategi
pertama. Contoh, guru mungkin menyajikan konsep kebudayaan pada siswa- siswanya. Dengan menggunakan analogi-analogi yang familiar seperti dapur atau
rumah siswa mulai menjabarkanmembatasimejelaskan karakteristikkarakteristik yang hadir dan tidak ada dalam konsep. Strategi ini bersifat analitis dan kovergen:
siswa secara terus menerus bergantian antara mendefinisikan karakteristik subjek yang lebih familiar dengan membandingkan subjek-subjek tersebut dengan
karakteristik-karakteristik topik yang tidak familiar. Pada tahap pertama dalam strategi kedua ini, yakni menjelaskan topik
baru, siswa disediakan informasi. Pada tahap kedua, guru atau siswa mengusulkan analogi langsung. Tahap ketiga meminta siswa untuk menjadi hal-hal yang
familiar mempersonalisasi analogi langsung. Pada tahap keempat, siswa mengidentifikasi dan menjelaskan poin-poin kesamaan antara analogi dengan
materi substantif. Pada tahap kelima siswa menjelaskan perbedaan-perbedaan di antara analogi-analogi. Untuk mengukur perolehan-perolehan informasi barn,
siswa dapat mengusulkan dan menganalisis analogi-analogi familiarnya pada tahap keenam dan tahap ketujuh.
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Struktrur Strategi Kedua: Membuat Sesuatu yang Asing Menjadi Familiar Tahap pertama: input substantif
Guru menyediakan informasi tentang topik baru
Tahap kedua: analogi langsung
Guru mengusulkan analogi langsung dan meminta siswa mendeskripsikannya.
Tahap ketiga: analogi personal
Guru meminta siswa menjadi analogi langsung
Tahap keempat: membandingkan analogi-analogi
Siswa mengidentifikasi dan menjelaskan poin-poin kesamaan antara materi baru dengan analogi langsung.
Tahap kelima: menjelaskan perbedaan-perbedaan
Siswa menjelaskan dimana saja analogi-analogi yang tidak sesuai
Tahap keenam: eksplorasi
Siswa mengeksplorasi kembali topik asli
Tahap ketujuh: membuat analogi
Siswa menyiapkan analogi langsung dan mengeksplorasi persamaanpersamaan dan perbedaan-perbedaan.
Sinektik dirancang untuk meningkatkan kreatifitas individu dan kelompok. Mendiskusikan pengalaman sinektik dapat membangun perasaan kebersamaan
antarsiswa. Siswa belajar tentang kawan sekelasnya saat mereka merespon gagasan atau masalah. Pemikiran-pemikiran dinilai sebagai kontribusi potensial
dalam proses kelompok. Prosedur-prosedur sinektik membantu menciptakan komunitas kesetaraan dimana berfikir merupakan basis tunggal di dalamnya.
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Standar yang sangat cukup menyenangkan seperti ini tentu akan memberikan dukungan pada peserta didik yang sangat pemalu.
Prosedur-prosedur sinektik bisa diterpkan pada siswa dalam semua bidang kurikulum, baik sains maupun seni. Prosedur-prosedur ini dapat dihubungkan
dengan diskusi guru-siswa dalam kelas dan pada materi-materi yang dibuat guru siswa. Hasil atau kendaraan aktivitas sinektik tidak selalu hams ditulis; hasil ini
dapat dilisankan, atau hasil-hasil tersebut dapat berbentuk aktifitas-aktifitas bermain paran role plays, seperti melukis dan menggambar, atau perubahan-
perubahan dalam perilaku. Ketika menggunakan sinektik untuk melihat massalah- masalah sosial atau perilaku anda mungkin ingin memberitahukan perilaku
situasional sebelum dan sesudah aktivitas sinektik, serta mengamati perubahan- perubahan. Hal ini juga menarik dilakukan untuk memilih gaya-gaya akspresif
yang berbeda dengan topik awal, seperti meminta siswa melukis gambar tentang kerugian atau diskriminasi. Konsep abstrak, tetapi gaya ekspresinya hams konkret.
Sinektik dapat diterapkan pada siswa di semua tingkatan umur, meskipun dengan siswa yang sangat muda, sinektik adalah cara terbaik untuk memberikan
latihan-latihan peregangan stretching exercises. Lebih dari itu pengaturannya juga sama seperti pendekatan laian dalam pengajaran
–cermat bekerja dalam pengalaman, memperkaya penggunaan materi yang konkret, menerapkan secara
hati-hati, dan merangkum prosedur-prosedur dengan jelas. Model ini sering kali berfungsi secara efektif, khususnya pada siswa-siswa
yang mundur dari aktifitas-aktifitas pembelajaran akademik karena tidak rela untuk mengambil risiko yang salah. Sebaliknya siswa-siswa yang unggul yang
hanya merasa nyaman saat memberikan respon yang mereka yakini benar sering kali merasa segan untuk berpartisipasi. Untuk alasan ini kami percaya bahwa
sinektik bernilai bagi semua orang. Sinektik berkombinasi dengan model-model lain dengan mudah. Ia dapat
memperpanjang konsep-konsep untuk dieksplorasi dengan kelompok model pengajaran memproses informasi; membuka dimensi-dimensi problem sosial yang
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dieksplorasi melalui bermain peran, investigasi kelompok, atau berfikir yurisprudensi; dan mengembangkan kekayaan masalah dan perasaan-perasaan
yang dikuak oleh model-model lain dalam kelompok model pengajaran personal. Penerapan model sinektik yang paling efektif selalu berkembang setiap
waktu is memiliki hasil jangka pendek dalam memperluas pandangan tentang konsep dan masalah, tetapi ketika siswa diekspos untuk menerapkan model ini
secara berulang-ulang maka mereka dapat belajar bagaimana menggunakannya dengan cara meningkatkan ketrampilan, dan mereka belajar rnemasuki gaya
metaforis dengan cara meningkatkan ketenangan dan kesempurnaan. Strategi ini secara umum cukup atraktif, dan kombinasi keberuntungannya
dalam meningkatkan pemikiran produktif, empati yang mendidik, dan kedekatan impersonal menjadikannya dapat diterapkan pada siswa diseluruh tingkatan umur
dan semua bidang kurikulum. Manfaat lain dari metode sinektik adalah dapat membentuk kreatifitas
individu dan kelompok. Pengalaman sinektik dapat menumbuhkan jiwa sosial para siswa. Mereka belajar bersama dengan melihat bagaimana rekan-rekarmya
bereaksi kepada suatu ide atau masalah. Hal ini akan menyebabkan setaiap individu berpartsipasi dalam suasana belajar yang menyenangkan.
Penerapan Model Sinektik dalam Pembelajaran Anilisis Pantun dan Nilai Karakter
Struktur Strategi Pertama: Membuat Sesuatu yang Baru Tahap pertama: mendeskripsikan pantun berdasarkan jenisnya
Guru meminta siswa memperhatikan kegiatan berpantun yang ada pada
rekaman yang ditampilkan Tahap kedua: analogi langsung
Guru memaparkan tentang analisis struktur pantun, berupa larik, suku kata,
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
rima, sampiran , dan isi. Siswa mengkaitkan antara larik, suku kata, rima, sampiran , dan isi dengan
salah satu pantun yang ada dalam rekaman Siswa membuat puisi sendiri berdasarkan aspek struktur pantun larik, suku
kata, rima, sampiran, dan isi dan mendeskripsikannya lebih jauh.
Tahap ketiga: analogi personal
Siswa menjadi analogi dari pantun yang telah mereka buat dalam tahap kedua tadi.
Tahap keempat: konflik padat perbandingan yang kuat
Siswa mengambil deskripsi-deskripsi dari tahap kedua dan ketiga, mengusulkan beberapa analogi konflik padat perbandingan yang kuat dan
memilih salah satunya.
Tahap kelima: analogi langsung
Siswa membuat dan memilih analogi langsung yang lain yaitu pantun karya dia sendiri yang didasarkan pada analogi konflik padat.
Tahap keenam: memeriksa kembali tugas awal
Guru meminta siswa kembali pada pembahasan aspek struktur larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi atau masalah awal dan menggunakan analogi
terakhir pilihan analisis menurut siswa dan atau seluruh pengalaman sinektiknya.
Struktrur Strategi Kedua: Membuat Sesuatu yang Asing Menjadi Familiar Tahap pertama: input substantif
Guru menyampaikan dua buah pantun, yaitu pantun orang tua dan pantun orang muda
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tahap kedua: analogi langsung
Guru mengusulkan analogi langsung kedua puisi tersebut dan meminta siswa mendeskripsikannya berdasarkan analisis struktur larik, suku kata, rima,
sampiran, dan isi
Tahap ketiga: analogi personal
Guru meminta siswa untuk membuat sebuah analogi perumpamaan tersendiri berdasarkan penagalaman siswa sendiri sebuah pantun berdasarkan aspek
struktur larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi.
Tahap keempat: mebandingkan analogi-analogi
Siswa mengidentifikasi dan menjelaskan poin-poin kesamaan aspek analisis struktur antara pantun orang tua dan pantun orang muda yang ada pada
contoh dengan pantun karya siswa sendiri.
Tahap kelima: menjelaskan perbedaan-perbedaan
Siswa menjelaskan aspek apa saja yang tidak bersesuaian berdasarkan analisis struktur antara pantun orang tua dan pantun orang muda yang ada pada
contoh dengan pantun karya siswa sendiri.
Tahap keenam: eksplorasi
Siswa mengeksplorasi kembali pantun orang tua dan pantun orang muda yang ada pada contoh
Tahap ketujuh: membuat analogi
Siswa menyiapkan pantun karya sendiri dan mengeksplorasi persamaan- persamaan dan perbedaan-perbedaan dengan pantun orang tua dan pantun
orang muda yang ada pada contoh
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran A. Identitas Sekolah dan Standar Kompetensi
B. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menemukan unsurstruktur pantun larik, suku kata, rima,
sampiran, dan isi dan nilai-nilai karakter dalam pantun, 2.
Siswa mampu menulis pantun yang memenuhi syarat.
C. Materi pokok pembelajaran :
Pantun: UnsurStruktur larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi dan nilai karakter
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelassemester : VII 1
Aspek pembelajaran : Menulis karya sastra Standar Kompetensi :
Mengekspresikan,pikiran, perasaan, dan, pengalaman melalui, pantun dan dongeng
Kompetensi dasar :
Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
Indikator : 1.
Menemukan unsur struktur pantun larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi
2. Menemukan nilai-nilai karakter dalam pantun
3. Menulis pantun
Alokasi waktu : 4 X 45 menit 2 kali pertemuan
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
D. Model pembelajaran
Model pembelajaran sinektik yang terdiri atas dua struktur pengajaran yaitu:
E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke-1 Langkah
– langkah Pembelajaran Karakter yang
dibangun Alokasi
Waktu
Aktivitas guru Aktivitas peserta
didik Kegiatan Pendahuluan
1. Prasyarat
pengetahuan: Guru me lakukanmenanyakan
pengalaman siswa terkait kegiatan
berpantun
2. Memotivasi siswa
dengan menyampaikan manfaat pembelajaran
bagi kehidupan meraka
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran 1.
Menjawab pertanyaan guru
2. Memperhatikan dan
menjawab pertanya- an guru
3. Mendengarkan guru
10 ”
Kegiatan Inti Eksplorasi
1. Menyajikan rekaman
kegiatan berpantun 2.
Guru membagi LKS 1 kemudian
meminta peserta didik untuk
membacanya, serta
menanyakan bila
kurang mengerti.
Eksplorasi
1. Menyimak
rekaman kegiatan berpantun
2. Membaca LKS 1 serta
menanyakan bila
kurang mengerti. Tanggung
60 “
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. meminta siswa
mengerjakan LKS 1, yaitu menganalisis
struktur pantun pada pantun yang telah
mereka dengar
4. Melakukan tanya
jawab tentang struktur pantun pada
pantun yang telah mereka dengarkan
larik, suku kata, rima, sampiran, dan isi serta
nilai yang terkandung di dalamnya
Elaboraasi
5. Guru meminta siswa
mendata peristiwa-
peristiwa menarik
yang pernah mereka alami.
6. Meminta siswa untuk
memilih satu peristiwa untuk
dijadikan bahasan dalam pantun
yang akan mereka buat
7. Membagikan LKS 2
kemudian meminta
siswa mengerjakannya yaitu menulis sebuah
pentun yang sesuai dengan
syarat atau
struktur pantun,
berkaitan dengan
peristiwa yang mereka alami.
8. Meminta salah satu
siswa untuk
menuliskan pantun
3. Mengerjakan LKS,
yaitu menganalisis struktur pantun pada
pantun yang telah didengar
4. Melakukan tanya jawab
tentangstruktur pantun pada pantun yang telah
didengarkan larik, suku kata, rima,
sampiran, dan isi serta nilai yang terkandung
di dalamnya
Elaboraasi
5. Mendata
peristiwa- peristiwa menarik yang
pernah dialami
6. Memilih satu peristiwa
untuk dijadikan
bahasan dalam pantun yang akan dibuat.
7. Mengerjakan LKS 2, yaitu menulis sebuah
pentun yang
sesuai dengan
syarat atau
struktur pantun,
berkaitan dengan
peristiwa yang mereka alami.
8. Salah satu siswa untuk menuliskan pantun yang
dibuatnya di papan tulis Jawab
Rasa ingin tahu
Kreaatif
Mandiri
Karja keras
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yang dibuatnya
di papan tulis
Konfirmasi
9. Bersama-sama dengan
siswa menganalisis
pantun tersebut dari aspek struktur maupun
nilai yang terkandung di dalamnya.
Konfirmasi
9. Bersama-sama dengan guru
menganalisis pantun
tersebut dari
aspek struktur maupun nilai yang terkandung di
dalamnya. jujur
Kegiatan Penutup
1. Guru bersama dengan
siswa melakaukan refleksi
2. Guru meminta siswa
untuk mengulang lagi pembeljaran di rumah
1. Guru bersama dengan
siswa melakaukan refleksi
2. Guru meminta siswa
untuk mengulang lagi pembeljaran di rumah
10 “
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke-2 Langkah
– langkah Pembelajaran Karakter yang
dibangun Alokasi
Waktu
Aktivitas guru Aktivitas peserta
didik Kegiatan Pendahuluan
1. Guru
melakukan apersepsi
dengan melakukan
tanya jawab
tentang kegiatan siswa dalam
menganalisis struktur pantun pada pelajaran
sebelumnya 1. Menjawab dan bertanya
tentang menganalisis struktur pantun pada
pelajaran sebelumnya. 10
”
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kegiatan Inti Eksplorasi
1. Guru menyampaikan
dua pantun,
yaitu pantun orang tua dan
pantun orang muda, kemudian melakukan
tanya jawab tentang peristiwa
yang berkaitan
dengan pantun
tersebut berdasarkan
isi pantun
2. Guru membagi LKS 1
dan meminta peserta didik
untuk membacanya,
serta menanyakan
bila kurang mengerti.
Elaborasi
3. meminta siswa
mengerjakan LKS 1, yaitu menganalisis
struktur pantun pada pantun yang telah
mereka dengar.
4. Meminta
siswa mengidentifikasi dan
menjelaskan poin-
poin yang sama dan yang
berbeda dari
aspek analisis
struktur, antara
pantun orang tua dan pantun orang muda
yang menjadi contoh dengan pantun karya
sendiri
pada pembelajaran
sebelumnya Eksplorasi
1. mendengarkan pantun
yang disampaikan oleh guru,
kemudian melakukan tanya jawab
tentang peristiwa yang berkaitan
dengan pantun
tersebut berdasarkan isi pantun.
2. Membaca LKS 1 serta
menanyakan bila
kurang mengerti.
Elaborasi
3. mengerjakan LKS 1,
yaitu menganalisis
struktur pantun pada pantun
yang telah
mereka dengar. 4.
Mengidentifikasi dan menjelaskan poin-poin
yang sama dan yang berbeda
dari aspek
analisis struktur, antara pantun orang tua dan
pantun orang
muda yang menjadi contoh
dengan pantun karya sendiri
pada pembelajaran
sebelumnya Rasa ingin
tahu
Kreaatif
Mandiri
Karja keras
jujur 60 “
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Konfirmasi
5. Melakukan tanya
jawab dengan siswa untuk mengeksplorasi
kembali struktur pantun orang tua dan
pantun orang muda yang menjadi contoh
6. Membagikan LKS 2,
dan meminta siswa menganalisis
persamaan dan perbedaan antara
pantun karyanya sendiri dengan pantun
orang tua dan pantun orang muda yang
menjadi contoh
7. Meminta siswa
mengeksplorasi persamaan-persamaan
serta perbedaan- perbedaan antara
pantun karyanya sendiri dengan pantun
orang tua dan pantun orang muda yang
menjadi contoh
Konfirmasi
5. Melakukan tanya jawab
dengan guru untuk mengeksplorasi kembali
struktur pantun orang tua dan pantun orang muda
yang menjadi contoh
6. Mengerjakan LKS 2,
dengan menganalisis persamaan dan
perbedaan antara pantun karyanya sendiri dengan
pantun orang tua dan pantun orang muda yang
menjadi contoh
7. Mengeksplorasi
persamaan-persamaan serta perbedaan-
perbedaan antara pantun karyanya sendiri dengan
pantun orang tua dan pantun orang muda yang
menjadi contoh
Kegiatan Penutup
3. Guru bersama dengan
siswa melakaukan refleksi
4. Guru meminta siswa
untuk mengulang lagi pembeljaran di rumah
3. Guru bersama dengan
siswa melakaukan refleksi
4. Guru meminta siswa
untuk mengulang lagi pembeljaran di rumah
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
F. SUMBER BELAJAR DAN MEDIA
1 Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII Erlangga
2 LKS 3 Rekaman Pantun
G. PENILAIAN
1 Teknik
: Tes Unjuk kerja 2
Bentuk Instrumen : Unjuk kerja dan proses
3 Kisi – Kisi soal penilaian
Standart Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator Instrumen Mengekspresikan,pikiran,
perasaan, dan,
pengalaman melalui,
pantun dan dongeng Menulis
pantun yang sesuai dengan
syarat pantun Tulislah sebuah pantun
sesuai dengan syarat-syarat pantun
Pedoman Penskoran Aspek
yang dinilai
Skor Jlh
Skor Nilai
4 3
2 1
unsur Syarat
Pantun Pantun
memenuhi semua
unsur syarat
pantun Terdapat
1 unsur yang
tidak terpenuh
dalam pantun
Terdapat 2 unsur
yang tidak
terpenuh dalam
pantun Terdapat
3 unsur
yang tidak terpenuhi
dalam pantun
Semua unsur
tidak terpenuh
dalam pantun
Skor = jumlah skor diperoleh X 100 Skor maksimal 4
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR KERJA SISWA
Oleh Nurdamayanti
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Menulis Pantun
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR KERJA SISWA 1
Pertemuan I
Standar Kompetensi :
Mengekspresikan,pikiran, perasaan, dan, pengalaman melalui, pantun dan dongeng
Kompetensi dasar :
Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
Indikator :
1. Menemukan unsur struktur pantun larik, suku
kata, rima, sampiran, dan isi 2.
Menemukan nilai-nilai karakter dalam pantun 3.
Menulis pantun
Bacalah pantun berikut ini dengan seksama
Setelah membaca pantun di atas jawablah pertanyaan di bawah ini
1. Terdiri dari berapa larikbaris pantun di atas?
2. Berapakah jumlah suku kata dari setiap larikbaris pantun di atas?
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelassemester : VII 1
Kain basah bawa mandi, sudah mandi dibawa pulang.
Amal ibadah dibawa mati, harta pusaka ditinggal orang
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Jelaskan hal apa yang dibahas dalam sampiran pantun di atas, yaitu pada baris
ke-1 dan ke-2 4.
Jelaskan hal apa yang dibahas dalam isi pantun di atas, yaitu pada baris ke-3 dan ke-4
5. Jelaskan nilai apa yang terkandung dalam isi pantun di atas
Pedoman Penilaian
No Aspek
Penilaian Deskriptor
Skor
1 Larik
1. Menuliskan jumlah larik dengan benar 2. Jumlah larik yang yang ditulis tidak benar
1 2
Jumlah suku kata
1. Menuliskan jumlah suku kata pada semua larik dengan benar
2. terdapat kesalahan penulisan jumlah suku kata pada satu larik
3. terdapat kesalahan penulisan jumlah suku kata pada dua larik
4. terdapat kesalahan penulisan jumlah suku kata pada tiga larik
5. semua penuliskan jumlah suku kata pada semua larik tidak benar
4 3
2 1
3 Sampiran
Pantun 1. Penjelasan tentang bahasan sampiran pantun tepat
2. Penjelasan tentang bahasan sampiran pantun kurang tepat
3. Penjelasan tentang bahasan sampiran pantun tidak tepat
4. Tidak menjelaskan tentang bahasan sampiran pantun 3
2 1
4 Isi Pantun
1. Penjelasan tentang bahasan isi pantun tepat 2. Penjelasan tentang bahasan isi pantun kurang tepat
3. Penjelasan tentang bahasan isi pantun tidak tepat 4. Tidak menjelaskan tentang bahasan isi pantun
3 2
1 5
Nilai yang
Terkandung 1. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi
pantun tepat 2. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi
3 2
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pantun kurang tepat 3. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi
pantun tidak tepat 4. Tidak menjelaskan tentang nilai yang terkandung dalam
isi pantun 1
Skor Maksimal 14
Skor = jumlah skor diperoleh X 100 Skor maksimal 14
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR KERJA SISWA 2
Pertemuan I
Standar Kompetensi :
Mengekspresikan,pikiran, perasaan, dan, pengalaman melalui, pantun dan dongeng
Kompetensi dasar :
Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
Indikator :
1. Menemukan unsur struktur pantun larik, suku
kata, rima, sampiran, dan isi 2.
Menemukan nilai-nilai karakter dalam pantun 3.
Menulis pantun Dalam menulis pantun ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu;
1. satu bait terdiri dari 4 larikbaris; 2. satu larikbaris terdiri dari 8 sampai 10 suku kata;
3. larikbaris ke-1 dan ke-2 merupakan sampiran sedangkan larikbaris ke-3 dan ke-4 merupakan isi;
4. Berima akhir dengan pola a-b-a-b atau a-a-a-a.
Kerjakanlah tugas berikut ini
Buatlah sebuah pantun yang sesuai dengan syarat pantun di atas berdasarkan peristiwa yang pernah kamu alami
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelassemester : VII 1
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pedoman Penilaian Aspek
yang dinilai
Skor Jumlah
Skor 4
3 2
1
unsur Syarat
Pantun Memenuhi
semua unsur
syarat pantun
Terdapat 1 unsur
yang tidak terpenuh
dalam pantun
Terdapat 2 unsur yang
tidak terpenuh
dalam pantun
Terdapat 3 unsur yang
tidak terpenuhi
dalam pantun
Semua unsur
tidak terpenuh
dalam pantun
Skor = jumlah skor diperoleh X 100 Skor maksimal 4
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR KERJA SISWA 1
Pertemuan II
Standar Kompetensi :
Mengekspresikan,pikiran, perasaan, dan, pengalaman melalui, pantun dan dongeng
Kompetensi dasar :
Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
Indikator :
1. Menemukan unsur struktur pantun larik, suku
kata, rima, sampiran, dan isi 2.
Menemukan nilai-nilai karakter dalam pantun 3.
Menulis pantun
Bacalah dua bait pantun berikut ini dengan seksama
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelassemester : VII 1
Sirih Aceh warnanya perang, kuntum melati sukar digubah.
Berpisah jauh kita sekarang, di dalam hati jangan berubah.
Jika tuan pergi ke Kelantan, tembak rusa pelanduk jangan.
Amal ibadah dibaw mati, iman dan taqwa jadi pedoman.
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Jawablah pertanyaan di bawah ini
a. Terdiri dari berapa larik baris setiap bait pada pantun di atas? b. Berapakah jumlah suku kata dalam setiap larik dari ke dua pantun pantun di
atas? c. Jelaskan hal apa yang dibahas dalam sampiran kedua pantun di atas, yaitu
pada larik ke-1 dan larik ke-2 d. Jelaskan hal apa yang dibahas dalam isi kedua pantun di dai atas, yaitu pada
larik ke-3 dan larik ke-3 e. Jelaskan nilai apa yang terkandung dalam isi kedua pantun di atas
Pedoman Penilaian
No Aspek
Penilaian Deskriptor
Skor
1 Larik
1. Menuliskan jumlah larik dari kedua bait pantun dengan benar
2. terdapat kesalahan penulisan jumlah larik pada satu bait pantun
2. Jumlah larik yang yang ditulis dari ke dua bait pantun tidak benar
2 1
2 Jumlah suku
kata 1. Menuliskan jumlah suku kata semua larik dari kedua
bait pantun dengan benar 2. terdapat kesalahan penulisan jumlah suku kata pada 1 -
2 larik dari kedua bait pantun 3. terdapat kesalahan penulisan jumlah suku kata pada 3-
4 larik dari kedua bait pantun 4. terdapat kesalahan penulisan jumlah suku kata pada 5-6
larik dari kedua bait pantun 5. semua penuliskan jumlah suku kata pada semua larik
dari kedua bait pantun tidak benar 4
3 2
1
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3 Sampiran
Pantun 1. Penjelasan tentang bahasan sampiran dari kedua bait
pantun tepat 2. Penjelasan tentang bahasan sampiran hanya satu bait
pantun yang tepat. 4. Penjelasan tentang bahasan sampiran dari kedua bait
pantun kurang tepat 3. Penjelasan tentang bahasan sampiran dari kedua bait
pantun tidak tepat 4. Tidak menjelaskan tentang bahasan sampiran dari
kedua bait pantun 4
3 2
1
4 Isi Pantun
1. Penjelasan tentang isi dari kedua bait pantun tepat 2. Penjelasan tentang isi hanya satu bait pantun yang
tepat. 4. Penjelasan tentang isi dari kedua bait pantun kurang
tepat 3. Penjelasan tentang isi dari kedua bait pantun tidak tepat
4. Tidak menjelaskan tentang isi dari kedua bait pantun 3
2 1
5 Nilai
yang Terkandung
1. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi pantun dari kedua bait pantun tepat
2. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi pantun hanya satu bait yang tepat.
4. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi pantun dari kedua bait kurang tepat
3. Penjelasan tentang nilai yang terkandung dalam isi pantun dari kedua bait tidak tepat
4. Tidak menjelaskan tentang nilai yang terkandung dalam isi pantun dari kedua bait pantun
3 2
1
Skor Maksimal 14
Skor = jumlah skor diperoleh X 100 Skor maksimal 14
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR KERJA SISWA 2
Pertemuan II
Standar Kompetensi :
Mengekspresikan,pikiran, perasaan, dan, pengalaman melalui, pantun dan dongeng
Kompetensi dasar :
Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
Indikator :
1. Menemukan unsur struktur pantun larik, suku
kata, rima, sampiran, dan isi 2.
Menemukan nilai-nilai karakter dalam pantun 3.
Menulis pantun
Setelah kamu mengerjakan LKS 1, selanjutnya kerjakanlah tugas-tugas berikut ini
1 . Jelaskan hal apa yang sama antara pantun pada bait 1 dan bait 2 dalam pantun yang ada dalam LKS 1
2. Jelaskan hal apa yang berbeda antara pantun pada bait 1 dan bait 2 dalam pantun yang ada dalam LKS 1
3. Apakah ada perbedaan dan persamaan antara kedua pantun yang ada dalam LKS 1 dengan pantun yang kamu buat? Jelaskan
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelassemester : VII 1
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pedoman Penilaian
No Aspek
Penilaian Deskriptor
Skor
1 Persamaan
pada bait 1 dengan bait 2
1. Penjelasan tentang persamaan bait 1 dengan bait 2 tepat 2. Penjelasan tentang persamaan bait 1 dengan bait 2
kurang tepat 3. Penjelasan tentang persamaan bait 1 dengan bait 2 tidak
tepat 4. Tidak menjelaskan tentang persamaan bait 1 dengan
bait 2 3
2 1
2 Perbedaan
pada bait 1 dengan bait 2
1. Penjelasan tentang perbedaan bait 1 dengan bait 2 tepat 2. Penjelasan tentang perbedaan bait 1 dengan bait 2
kurang tepat 3. Penjelasan tentang perbedaan bait 1 dengan bait 2 tidak
tepat 4. Tidak menjelaskan tentang perbedaan bait 1 dan bait 2
3 2
1
3 Persamaan
dan perbedaan
antara bait
pantun pada contoh
dengan karya sendiri
1. Menjelaskan persamaan dan perbedaan antara bait
pantun pada contoh dengan karya sendiri disertai bukti dan alasan
2. Menjelaskan persamaan dan perbedaan antara bait
pantun pada contoh dengan karya sendiri tanpa bukti dan alasan
3. Hanya menjelaskan persamaan atau perbedaan antara
bait pantun pada contoh dengan karya sendiri disertai bukti dan alasan
4. Hanya menjelaskan persamaan atau perbedaan antara
bait pantun pada contoh dengan karya sendiri tanpa disertai bukti dan alasan
5. Tidak menjelaskan persamaan ataupn perbedaan
antara bait pantun pada contoh dengan karya sendiri 4
3 2
1
Skor Maksimal 10
Nurdamayanti, 2014 Struktur Dan Nilai-Nilai Pantun Melayu Di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatra Utara Dan
Perancangannya Sebagai Bahan Ajar Puisi Lama Di SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
5.2 Hasil Uji Kelayakan LKS Sebagai Bahan Ajar di SMP