Analisis Pengaplikasian Sistem Administrasi Perpajakan Modern (Electronic Registration Yang Selanjutnya sisebut E-Reg) Pada Seksi Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying

(1)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh jenjang D3

Program Studi Keuangan dan Perbankan

Oleh :

NAMA

: WIDIASTUTI HIA

NIM

: 21511022

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………...

KATA PENGANTAR ………...

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ………... viii

DAFTAR LAMPIRAN ………... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ………..……... 1.2 Tujuan Kerja Praktek ………... 1.3 Kegunaan Kerja Praktek ………….……….…...… 1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek …………...……… BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan………...… 2.2 Struktur Organisasi ………... 11

2.3 Deskripsi Jabatan ………..………... 13

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ………... 15

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ……...………... 17

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ….………... 22

3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek……...………... 23


(3)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan………...…………... 30 4.2 Saran………..………...… 31 LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Pertama. Lingga Jaya. Bandung. Direktorat Jenderal Pajak. www.pajak.go.id

M. Nafarin. 2008. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta. Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi revisi 2011. Andi. Yogyakarta.

Liberti Pandiangan. 2007. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Terbaru. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Lilis Puspita Wati dan Adi Rachmanto. 2008. Modul Sistem Informasi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.


(5)

berkat pertolongan dan anugerah-Nya yang senantiasa melimpah dalam hidup saya sehingga telah mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan judul “Analisis Pengaplikasian Sistem Administrasi Perpajakan Modern (Electronic Registration yang selanjutnya disebut E-reg) pada Seksi Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying”. Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan Keuangan dan Perbankan, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun tugas ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki. Maka, penyusunan ini dalam penyajiannya masih jauh dikatakan sempurna, namun terlepas dari keterbatasan dan kekurangan tersebut berkat adanya bantuan, bimbingan, dan petunjuk yang sangat berharga dari berbagai pihak baik moril maupun materil maka hambatan tersebut dapat diatasi.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Yang pertama penulis ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Orang Tua saya yang selalu memberikan doa restu dan dukungan baik secara moril maupun materil. Penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:


(6)

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, MSc. Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, S.E.,Spec.Lic. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Raeny Dwi Santy, S.E.,MSi. Selaku Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Isniar Budiarti, S.E.,MSi. Selaku koordinator Kerja Praktek Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Bapak Oman Sukirman, S.E.,MM. Selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.

6. Dosen dan seluruh Staff Program Studi Keuangan dan Perbankan.

7. Ibu Dra. Sri Wilissetyowati, MM. Selaku Pembimbing dalam pelaksanaan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying. 8. Pimpinan dan segenap karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bandung Cibeunying

9. Ibunda dan keluargaku tercinta terima kasih atas kasih sayang dan doa yang tulus, semua dukungan baik materil maupun moril, doaku semoga Tuhan memberikan kebahagiaan walau jasamu takkan pernah bisa terbalas.


(7)

11.Sahabat-sahabat terdekat, Cie Sri, Cie Eka dan Mba Reny atas doa dan dukungannya.

12.Buat sahabat-sahabat serta teman-teman seperjuangan “KPers-11” terima kasih atas bantuannya selama ini.

13.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang secara langsung ataupun tidak telah membantu terselesaikannya laporan ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan. Semoga doa, dorongan, perhatian dan semangat yang telah diberikan semua pihak kepada penulis mendapatkan balasan yang tiada akhirnya dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin. Terima kasih.

Bandung, November 2013 Penulis,

Widiastuti Hia 21511022

Widiastuti Hia


(8)

21511022


(9)

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Perkembangan teknologi saat ini menjadikan semua aspek bidang kehidupan semakin mudah, praktis, efektif dan efisien. Bidang perekonomian misalnya, mempermudah dalam melakukan berbagai kerjasama antar negara. Baru-baru ini ASEAN menyelenggarakan pertemuan antar negara-negara ASEAN yang disebut ASEAN Economic Community Council (AECC) ke-9 di Brunei Darussalam. Pertemuan AECC dihadiri oleh 10 perwakilan kementerian negara se-ASEAN. Pertemuan itu digelar untuk membahas persiapan negara-negara ASEAN dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) di 2015 dan persiapan KTT ASEAN ke-22 yang akan dilaksanakan pada 24-25 April 2013. ASEAN Economic Community 2015 akan membawa arus besar globalisasi di segala bidang. Hukum yang berlaku secara global tidak hanya free flow of services, tetapi juga free flow of people.

ASEAN Community sendiri berisi komitmen pengintegrasian tiga sektor utama, antara lain ASEAN Security Community (ASC), ASEAN Economic Community (AEC), dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC). Sejatinya, banyak kalangan sangsi bahwa Indonesia akan mampu menghadapi rencana pengintegrasian kawasan ASEAN menjadi satu komunitas tunggal (Asean Community). Masih terbengkalainya penyediaan sarana infrastruktur, lemahnya


(10)

2

daya saing, serta ketergantungan terhadap barang impor menjadi beberapa alasan utama. Tentunya dalam menghadapi keadaan seperti ini, Indonesia perlu berbenah dalam membangun dan mengokohkan tiang-tiang perekonomiannya yang idealnya ditopang oleh kemampuan para pengusaha UMKM.

Tak bisa dipungkiri, pajak sebagai mesin penghasil uang negara telah menjadi primadona penerimaan negara, selain penerimaan Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sumber pendapatan terbanyak didapat dari sektor perpajakan, yang tentunya memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara. Kontribusi penerimaan pajak terhadap penerimaan negara diharapkan semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Namun demikian, jumlah Wajib Pajak (WP) terdaftar yang tercermin dalam jumlah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang masih belum memenuhi target dan tax ratio pajak yang optimal, dengan tax ratio Indonesia 12,87% (Fuad Rahmany, Direktur Jenderal Pajak, KemenKeu, mengatakan tax ratio Indonesia berdasarkan perhitungan internasional yang digunakan Organisasi Kerja Sama Pengembangan Ekonomi – OECD) masih sangat kecil bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dilaksanakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH)

Awal 2007, Direktorat Jenderal Pajak gencar memperluas basis pajak melalui program ekstensifikasi. Tujuannya, memperbanyak jumlah pembayar pajak. Penambahan jumlah pembayar pajak itu ditandai dengan bertambahnya


(11)

jumlah warga negara yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. Direktorat Jenderal Pajak melakukan dua program ekstensifikasi secara bersamaan, yakni memodernisasi Kantor Pelayanan Pajak dan memperkenalkan e-Registration

melalui internet.

Sistem Pendaftaran Wajib Pajak secara Online (e-Registration) adalah

sistem aplikasi sebagai bagian dari sistem informasi perpajakan di lingkungan kantor Direktorat Jenderal Pajak dengan berbasis perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan oleh perangkat komunikasi data yang digunakan untuk mengelola proses pendaftaran Wajib Pajak. Sistem ini terbagi dua bagian yaitu sistem yang dipergunakan oleh Wajib Pajak yang berfungsi sebagai sarana pendaftaran Wajib Pajak secara online dan sistem yang dipergunakan oleh Petugas Pajak yang berfungsi untuk memproses pendaftaran Wajib Pajak.

e-Registration merupakan salah satu layanan yang memberikan kemudahan terhadap Wajib Pajak guna mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Pendaftaran NPWP secara online, Wajib Pajak tidak perlu lagi datang ke Kantor Pelayanan Pajak, cukup dilakukan melalui komputer yang mempunyai jaringan internet dimanapun, kemudian mengirimkan

softcopy dokumen pendukung yang dibutuhkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

setempat dan hanya perlu menunggu kartu NPWP disampaikan ke alamat Calon Wajib Pajak.

Situs resmi DJP, www.pajak.go.id telah hadir sejak tahun 1999 dan sudah dikembangkan hingga saat ini dari segi tampilan, layanan informasi yang diberikan, maupun teknologi yang digunakan. Perubahan terus dilakukan agar


(12)

4

dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi dan kebutuhan informasi Wajib Pajak. Penyempurnaan terus dilakukan guna memudahkan masyarakat, khususnya Wajib Pajak untuk mengakses informasi perpajakan yang terbaru. Pengembangan dilakukan secara kontinyu baik layout maupun konten

situs yang mampu menarik minat masyarakat. Terbukti dengan meningkatnya jumlah pengunjung situs tersebut dari waktu ke waktu. Bahkan pada saat pelaporan SPT di bulan Maret 2013 jumlah pengunjung mencapai lebih dari seratus ribu per hari.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying merupakan salah satu unit instansi vertikal Departemen Keuangan yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I. Salah satu seksi yang terdapat pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying yaitu Seksi Pelayanan yang mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak serta melakukan kerja sama perpajakan. Berdasarkan uraian di atas dan hasil peninjauan langsung pada KPP Pratama Bandung Cibeunying, maka penulis menyusun laporan kerja praktek ini dengan judul “Analisis Pengaplikasian Sistem Administrasi Perpajakan Modern (Electronic Registration yang selanjutnya disebut E-reg) Pada Seksi Pelayanan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.”


(13)

1.2 Tujuan Kerja Peraktek

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

• Untuk mengetahui penerapan sistem administrasi perpajakan modern pada Seksi Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying • Untuk mengetahui peranan kualitas sistem administrasi perpajakan

modern yang sedang berjalan pada Seksi Pelayananan di KPP Pratama Bandung Cibeunying

• Untuk mengetahui dokumen apa saja yang digunakan dalam sistem administrasi perpajakan modern pada Seksi Pelayananan di KPP Pratama Bandung Cibeunying

1.3 Kegunaan Kerja Peraktek

Kerja Praktek ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan bagi berbagai pihak yang terkait. Adapun kegunaan dari Kerja Praktek ini adalah:

1. Bagi Penulis

a. Menambah atau memperkaya wawasan pengetahuan baik teori maupun praktek

b. Mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh dari hasil pendidikan di bangku kuliah.

c. Mendapat pengalaman baru di dunia kerja terutama di bidang Sistem Administrasi Perpajakan Modern (E-Registration)


(14)

6

2. Bagi Perusahaan

a. Sebagai sarana untuk mempromosikan citra KPP Pratama Bandung Cibeunying

b. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

c. Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan dalam pengaplikasian sisem administrasi perpajakan modern

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai sumber informasi yang bermanfaat dalam rangka mengetahui bagaimana prosedur yang harus ditempuh untuk mendapatkan NPWP secara online

1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Peraktek

Penulis melaksanakan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cibeunying di Jl. Purnawarman No. 21 Kotak Pos 112. Adapun jadwal atau jam dilakukannya Kerja praktek yaitu pada tanggal 22 Agustus 2013 s.d 23 September 2013. Hari dilaksanakannya Kerja praktek dari hari Senin s.d Jumat pada pukul 07.30 s.d 16.30.


(15)

Tabel 1.1

Waktu dan Penulisan Kerja Praktek

NO Kegiatan Waktu

Juli Agustus September Oktober 1 Pengajuan

Kerja Praktek 2 Pelaksanaan

Kerja Praktek 3 Pengambilan

Data 4 Penulisan


(16)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah pajak semula berasal dari Negara Perancis pada jaman pemerintahan Napoleon Bonaparte, yang pada jamannya beliau terkenal dengan nama “Cope Napoleon”. Pada masa itu Negara belanda dijajah oleh Negara Perancis. Sistem pajak yang diterapkan Perancis kepada Belanda diterapkan pula oleh Belanda kepada Indonesia pada saat Belanda menjajah Indonesia, yang pada saat itu dikenal dengan “Oor Logs-Overgangs Blasting”(Pajak Penghasilan). Pada mulanya pemungutan pajak dilaksanakan oleh suatu badan yang bernama De Inspektie Van Vinancien yang bertugas mengatasi masalah pemungutan pajak yang dilaksanakan secara paksa kepada semua rakyat. Hal itulah yang dilakukan berdasarkan Undang-Undang yang berlaku pada masa itu. Konsep pajak itu kemudian dibuat pada tahun 1942 di Australia di saat Indonesia masih diduduki tentara Jepang. Pada masa pemerintahan Jepang yaitu tanggal 9 Maret 1942, De Inspektie Van Vinancien diganti oleh suatu badan yang bernama Zeinbu. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekannya pada tanggal 17 Agustus 1945, maka Zeinbu diganti menjadi Inspeksi Keuangan.

Dengan perkembangan jaman dan bertambahnya penduduk serta berkembangnya tingkat ekonomi masyarakat, Inspeksi Keuangan Bandung berubah namanya menjadi Inspeksi Pajak Bandung dengan daerah wewenangnya


(17)

meliputi Daerah Swatantra Tingkat II Kota Praja Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis yang berkedudukan di Jalan Asia Afrika No. 114 Bandung. Sementara Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang yang berkedudukan di Karawang.

Sejak berlakunya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep-48/KMK.01/1988 tanggal 19 Januari 1988, maka di Bandung dibagi atas tiga Kantor Inspeksi Pajak, yakni :

• Kantor Inspeksi Pajak Bandung Timur • Kantor Inspeksi Pajak Bandung Tengah • Kantor Inspeksi Pajak Bandung Barat

Dengan keluarnya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994, tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pajak, terjadi perubahan nama dan batas wilayah Kantor Pelayanan Pajak, yaitu :

• Kantor Pelayanan Pajak Bandung Timur diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees,

• Kantor Pelayanan Pajak Bandung Barat diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tegallega,

• Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying,

• serta penambahan satu Kantor Pelayanan Pajak Bandung Bojonagara yang merupakan pecahan dari Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah.


(18)

3

Dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 443/KMK.01/2001. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying dipecah menjadi dua kantor pelayanan pajak yaitu Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying dan Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas.

Sejak bulan Agustus 2007, KPP Bandung Cibeunying dimodernisasi dan namanya berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cibeunying. KPP Pratama Bandung Cibeunying terletak di Jalan Purnawarman No. 21 Bandung. Adapun wilayah kerja KPP Pratama Bandung Cibeunying terdiri dari 6 kecamatan dan 26 Kelurahan yang berada dalam pengawasan 4 Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon), yaitu meliputi :

• Kecamatan Cidadap • Kecamatan Coblong

• Kecamatan Bandung Wetan • Kecamatan Sumur Bandung • Kecamatan Cibeunying Kaler • Kecamatan Cibeunying Kidul

2.1.1 Visi & Misi KPP Pratama Bandung Cibeunying sesuai dengan DJP

Visi

“Menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara yang terbaik di wilayah Asia Tenggara”


(19)

“Menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan Undang-Undang Perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan negara demi kemakmuran rakyat”

• Fiskal

Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintahan berdasarkan UU perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efesiensi yang tinggi

• Ekonomi

Mendukung kebijaksanaan pemerintah dalam mengatasi permasalahan perekonomian bangsa dengan kebijaksanaan yang minimizing distortion. • Politik

Mendukung proses demokratisasi bangsa. • Kelembagaan

Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknorasi perpajakan serta administrasi mutakhir.

2.2 Struktur Organisasi

KPP Pratama Bandung Cibeunying adalah unsur pelaksanaan Direktorat Jenderal Pajak yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I. KPP Pratama Bandung Cibeunying mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan di bidang Administrasi Perpajakan, Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya di wilayah Cibeunying berdasarkan kebijaksanaan


(20)

5

teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Dalam menyelenggarakan tugasnya, KPP Pratama Bandung Cibeunying mempunyai fungsi :

• Melakukan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi perpajakan.

• Melakukan urusan tata usaha Wajib Pajak.

• Melakukan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa serta memantau dan menyusun Laporan Pembayaran Masa PPh, PPN, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL).

• Melakukan urusan tata usaha penerimaan, penagihan, penyelesaian, keberatan dan restitusi PPh, PPN, dan PTLL.

• Melakukan urusan pemeriksaan pajak dan penerapan sanksi perpajakan. • Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga KPP.

Struktur KPP Pratama Bandung Cibeunying secara umum dapat digambarkan pada gambar 2.2 sebagai berikut:

Gambar 2.2 Struktur Organisasi


(21)

2.3 Deskripsi Jabatan

2.3.1 Kepala KPP Pratama

Orang yang mengepalai KPP Pratama dan bertanggungjawab atas kegiatan KPP Pratama. Kepala kantor memiliki tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya.

2.3.2 Sub Bagian Umum

Membantu dan menunjang kelancaran tugas Kepala KPP Pratama dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

1) Seksi Pelayanan

• Menetapkan dan menerbitkan produk hukum perpajakan • Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan • Penyuluhan perpajakan

• Penerimaan dan pengolahan SPT dan surat lainnya • Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak

2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi

• Pengumpulan dan pengolah data • Penyajian informasi perpajakan


(22)

7

• Pengalokasian & penatausahaan bagi hasil PBB & BPHTB • Pelayanan dukungan teknis komputer

• Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing • Penyiapan laporan kinerja

3) Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Pembagian tugas seksi pengawasan dan konsultasi didasarkan cakupan wilayah (territorial) tertentu. Tugasnya antara lain:

• Pengawasan kepatuhan wajib pajak

• Bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan

• Penyusunan profil Wajib Pajak • Analisis kinerja Wajib Pajak

• Rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi • Melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku

4) Seksi Ekstensifikasi

• Pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan • Pendataan objek dan subjek pajak

• Penilaian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

5) Seksi Pemeriksaan

• Pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan • Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan


(23)

• Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya

6) Seksi Penagihan

Bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

2.3.3 Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pajabat Fungsional Pemeriksa berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi.

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan

KPP Pratama Bandung Cibeunying mempunyai wilayah kerja seluas 30 km² yang sangat strategis dan potensial, terdiri dari 6 (enam) Kecamatan yaitu Kecamatan Sumur Bandung (3,40 km²), Kecamatan Bandung Wetan (3,39 km²), Kecamatan Cibeunying Kidul (5,25 km²), Kecamatan Cibeunying Kaler (4,50 km²), Kecamatan Cidadap (6,11 km²) dan Kecamatan Coblong (7,35 km²) yang secara keseluruhan di dalamnya meliputi 26 (dua puluh enam) Kelurahan. Lingkar luar wilayah KPP Pratama Bandung Cibeunying langsung berbatasan dengan wilayah lain diantaranya bagian utara berbatasan dengan wilayah Kota Cimahi, bagian selatan berbatasan dengan Wilayah Karees, bagian barat berbatasan dengan


(24)

9

Wilayah Bojonagara dan bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung. Wilayah KPP Pratama Bandung Cibeunying dilingkari oleh jalan-jalan protokol Kota Bandung yang merupakan pusat perbelanjaan, wisata kuliner, wisata kota, perkantoran, perdagangan dan pemerintahan, diantaranya :

• Jalan Ir. H. Juanda (Dago) • Jalan RE Martadinata (Riau)

• Jalan Asia Afrika (1 sisi, 1/2 bagian) • Jalan Braga

• Jalan Diponegoro (Gedung Sate) • Jalan Merdeka

• Jalan Jenderal Ahmad Yani (1 sisi, 1/2 bagian) • dsb

Sesuai dengan karakteristik jalan protokol Kota Bandung di sepanjang jalan tersebut berdiri gedung-gedung tinggi dan megah yang peruntukannya adalah sebagai kegiatan bisnis modern dan tradisional, yaitu: perkantoran (office tower), hotel, mall, trade centre, hyper market, apartemen, retail area, factory outlet, caffe, restoran, maupun mix used building yang meliputi seluruh peruntukan tersebut. Selain itu juga jalan-jalan protokol ini terdapat beberapa universitas baik negeri ataupun swasta, Kantor Pusat Kementerian, Kantor Pusat Pemerintahan Daerah baik Kota ataupun Provinsi dan Lembaga maupun BUMN.


(25)

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek ini, penulis ditempatkan di Bagian Pelayanan KPP Pratama Bandung Cibeunying. Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan seksi pelayanan, terutama tentang e-registration dan sesuai dengan pengarahan dan bimbingan yang telah diberikan oleh pihak yang bersangkutan.

3.1.1 Pengertian Prosedur

Prosedur merupakan rangkaian langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat memudahkan pekerja dalam menyelesaikan suatu masalah secara terperinci sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Ada berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian prosedur. Setiap ahli memberikan pengertian yang beragam berdasarkan ilmu yang mereka pelajari disertai dengan asumsi dan persepsi yang digambarkan dalam pendapatnya masing-masing.

Seperti pengertian prosedur yang dikemukakan oleh Azhar Susanto (2007:264) menyatakan bahwa: “Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama”


(26)

2

Menurut M. Narafin (2004:84) menyatakan bahwa : “Prosedur adalah suatu urutan-urutan seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerjanya seragam”. Sedangkan menurut Richard F. Neuschel yang dikutip oleh Lilis Puspita Wati dan Adi Rachmanto (2008:6) menyatakan bahwa : “Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klireka, biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departeman, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi”.

Dari pengertian prosedur di atas maka dapat disimpulkan prosedur adalah suatu rangkaian aktivitas dalam suatu lembaga atau lebih agar terjadi suatu penanganan yang seragam atas segala kegiatan yang berlangsung secara berulang-ulang dalam lembaga itu sendiri.

3.1.2 Karakteristik Prosedur

Dalam melaksanakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dan teratur secara berulang-ulang, haruslah dilaksanakan dengan karakteristik yang mampu menjelaskan dan mempermudah pengaplikasiannya. Apabila suatu rangkaian kegiatan atau prosedur tidak mempunyai karakteristik maka akan mendapatkan kesulitan untuk menjalankan prosedur tersebut. Berikut ini beberapa karakteristik prosedur yaitu:

• Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.

• Prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan. • Prosedur menunjukkan urutan yang logis dan sederhana.


(27)

• Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya seminimal mungkin.

3.1.3 Manfaat Prosedur

Ada beberapa manfaat jika dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan memakai prosedur kerja yaitu:

• Memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan untuk masa yang akan datang.

• Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas agar pekerjaan tidak dilaksanakan secara berulang-ulang.

• Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan pengawasan.

• Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien.

3.1.4 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak sebenarnya sudah dikenal sebelum adanya reformasi perpajakan (tax reform). Dahulu nomor pokok tersebut hanya diberikan kepada orang yang dikenakan pajak dan orang yang menerima SKP saja. Tetapi sekarang, berdasarkan Pasal 2 Undang-undang No.16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan disebutkan bahwa : “Setiap Wajib Pajak mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak”.


(28)

4

Dari kutipan tersebut, jelas bahwa setiap Wajib Pajak diwajibkan mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak walaupun di lain pihak terdapat pengecualiannya yaitu bagi seseorang yang memperoleh penghasilan netto tidak melebihi penghasilan tidak kena pajak begitu pula dengan wanita kawin dengan tidak pisah harta tidak diwajibkan mempunyai NPWP. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Oleh karena itu, setiap Wajib Pajak dalam hal berhubungan dengan dokumen perpajakan diharuskan mencantumkan NPWP. Nomor Pokok Wajib Pajak berfungsi untuk menjaga ketertiban dalam administrasi perpajakan antara lain dalam pemenuhan kewajiban perpajakan serta untuk pengawasan administrasi perpajakan. Terhadap Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 39 Undang-undang No.16 Tahun 2000, yaitu :

“Barang siapa dengan sengaja tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak sehingga menimbulkan kerugian pada negara, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar”.

3.1.5 Syarat-Syarat Memperoleh NPWP

1). Wajib Pajak OP yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas: • Fotokopy KTP atau Identitas Lainnya


(29)

• Surat Keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang. 2). Wajib Pajak OP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas:

• Fotokopy KTP atau Identitas Lainnya

• Surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang

• Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang 3). Untuk Wajib Pajak Badan:

• Fotokopy KTP atau Identitas Lainnya ditambah surat keterangan tempat tinggal dari salah seorang pengurus

• Fotokopi Akte Pendirian

• Surat keterangan tempat kegiatan usaha 4). Untuk Wajib Pajak Bendaharawan:

• Fotocopy KTP atau Identitas Lainnya

• Fotokopi surat penunjukan sebagai bendaharawan

3.1.6 Pengertian Electronic Registration (e-Reg)

e-Registration merupakan salah satu layanan yang memberikan kemudahan terhadap Wajib Pajak guna mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Melalui pendaftaran NPWP secara online ini, Wajib pajak tidak perlu lagi datang ke Kantor Pelayanan Pajak, cukup dilakukan melalui komputer yang mempunyai jaringan internet dimanapun, kemudian mengirimkan softcopy dokumen pendukung yang dibutuhkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)


(30)

6

setempat dan calon Wajib Pajak hanya perlu menunggu kartu NPWP disampaikan ke alamat sesuai dengan alamat KTP melalui Pos Indonesia.

Menurut Liberti Pandiangan (2007:34) pengertian e-registration adalah sebagai berikut: “e-Registration adalah sistem pendaftaran, perubahan data Wajib Pajak dan atau pengukuhan maupun pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak melalui sistem yang terhubung langsung secara online dengan Direktorat Jenderal Pajak.

Sistem Pendaftaran Wajib Pajak secara online (e-Registration) adalah sistem aplikasi sebagai bagian dari sistem informasi perpajakan di lingkungan kantor Direktorat Jenderal Pajak dengan berbasis perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan oleh perangkat komunikasi data yang digunakan untuk mengelola proses pendaftaran Wajib Pajak. Sistem ini terbagi dua bagian yaitu sistem yang dipergunakan oleh Wajib Pajak yang berfungsi sebagai sarana pendaftaran Wajib Pajak secara online dan sistem yang dipergunakan oleh Petugas Pajak yang berfungsi untuk memproses pendaftaran Wajib Pajak.

3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek

Selama penulis melaksanakan kerja praktek pada KPP Pratama Bandung Cibeunying, penulis membantu mengerjakan berbagai kegiatan operasional para petugas Seksi Pelayanan.

Adapun secara teknis penulis ditugaskan melaksanakan kegiatan yang diantaranya adalah sebagai berikut:


(31)

• Mensortir SPT PPh Pasal 21, 22, 23, 25, 4 (2), pendataan menurut tanggal dan kemudian dilakukan cek register secara manual.

• Mensortir SPT Masa PPn dan PPnBM per tanggal untuk kemudian dilakukan cek register secara manual.

• Mensortir SPT Tahunan PPh Badan per tanggal untuk kemudian dilakukan cek register secara manual.

• Mensortir SPT Tahunan Orang Pribadi S dan SS per tanggal untuk kemudian dilakukan penempelan barcode.

• Merekam data SPT PPn dan PPnBM.

• Membuat laporan agenda surat pengantar, daftar nominatif SPT Badan yang tidak dapat direkam.

• Menginput data Calon Wajib Pajak melalui fasilitas e-Reg • Mengecek NPWP melalui fasilitas Dropbox

• Mencetak kartu NPWP

3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek

3.3.1 Penerapan Electronic Registration (e-Reg)

Electronic registration (e-Reg) mulai diterapkan pada 10 Oktober 2005. Akan tetapi untuk waktu yang beberapa lama sistem e-Reg tersebut belum diterapkan secara penuh, dimana sistem tersebut sedianya akan menggantikan sistem pendaftaran Wajib Pajak yang lama yang berupa sistem manual (seorang


(32)

8

Calon Wajib Pajak harus datang sendiri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Wajib Pajak untuk dapat dikukuhkan sebagai Wajib Pajak (Orang Pribadi/Badan). Maka dari itu dimulailah periode transisi dimana sistem pendaftaran manual berjalan bersama-sama dengan sistem e-Reg. Periode transisi tersebut berlangsung sejak tanggal 10 Oktober 2005 – 13 November 2006. Kemudian dimulai tanggal 14 November 2006 hingga saat ini sistem e-Reg diterapkan secara penuh di KPP Pratama Bandung Cibeunying. Penerapannya sendiri hingga saat ini didapati beberapa kelebihan dan kekurangan dalam sistem e-Reg itu sendiri, yaitu:

1) Kelebihan e-Reg

• Calon Wajib Pajak mendapatkan kemudahan untuk memperoleh NPWP, karena dengan adanya sistem e-Reg seorang Wajib Pajak dapat mendaftarkan dirinya untuk dikukuhkan sebagai Wajib Pajak secara online atau lewat internet, sehingga seseorang calon Wajib Pajak tidak harus datang sendiri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Wajib Pajak.

• Bagi KPP Pratama Bandung Cibeunying sendiri akan mengurangi data eror dalam NPWP, karena pengisian formulir NPWP dilakukan sendiri oleh Calon Wajib Pajak.

• Dengan adanya e-Reg, data yang diinput oleh Calon Wajib Pajak sudah langsung online ke Bank, sehingga dapat mengefisienkan waktu pengolahan & pentransferan data dari KPP ke Bank, yang berarti sejak saat


(33)

itu pula seorang Wajib Pajak dapat dengan segera memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak kepada pemerintah melalui tempat-tempat pembayaran pajak yang telah ditunjuk secara sah oleh pemerintah.

2). Kekurangan e-Reg

• Pencetakan NPWP harus menunggu selama ½ hari, dikarenakan adanya waktu tunggu yang terjadi dalam proses pemasukan data dari KPP Pratama Bandung Cibeunying ke server pusat Direktorat Jenderal Pajak yang berkedudukan di Jakarta, yang jika akan diperbandingkan dengan sistem pendaftaran secara manual yang sebelumnya diterapkan, dimana pencetakan NPWP dapat ditunggu dan langsung jadi NPWP tetap, karena pemasukan data Calon Wajib Pajak hanya pada sever local (Internal KPP setempat).

• Berdasarkan pengalaman di KPP Pratama Bandung Cibeunying, ternyata banyak Wajib Pajak yang hanya mendaftarkan diri melalui e-Reg, yang kemudian tidak diikuti dengan penyetoran berkas-berkas ke KPP Pratama Bandung Cibeunying yang menjadi syarat dalam pembuatan NPWP.

3.3.1.1 Tata Cara Pendaftaran NPWP Dengan Sistem e-Registration • Membuka situs DJP dengan alamat http://www.pajak.go.id • Memilih menu sistem e-Registration


(34)

10

• Membuat account baru pada sistem e-Registration

• Login ke sistem e-Registration dengan mengisi username dan password yang telah dibuat

• Memilih jenis Wajib Pajak yang sesuai (Orang Pribadi, Badan atau Bendaharawan)

• Mengisi formulir permohonan dengan lengkap dan benar dan kemudian klik tombol “DAFTAR” jika telah selesai diisi dengan benar dan lengkap • Mencetak Formulir dan Surat Keterangan Terdaftar Sementara (SKTS) • Wajib Pajak dapat mengirim Formulir dan SKTS serta dokumen

persyaratan baik secara langsung maupun melalui Pos/Jasa Pengiriman. • Menerima SKT, NPWP dari KPP dimana Wajib Pajak terdaftar setelah

dilakukan validasi.

3.3.2 Dokumen yang digunakan dalam Electronic Registration (E-Reg)

• Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak secara elektronis adalah formulir yang berisi data Wajib Pajak yang terdiri dari nama lengkap Wajib Pajak, nama Wajib Pajak sesuai KTP, tempat tanggal lahir, alamat, korepondensi, jenis usaha, kebangsaan dan merek dagang usaha. Formulir pendaftaran dilengkapi dengan dokumen lainnya seperti fotokopi surat keterangan domisili dari pejabat pemerintah setempat dan fotokopi KTP pengurus.


(35)

• Surat Keterangan Terdaftar Sementara (SKTS) adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang berisi tentang keterangan bahwa Wajib Pajak telah terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak tertentu yang berisikan Nomor Pokok Wajib Pajak dan identitas lainnya serta kewajiban perpajakan Wajib Pajak.

• Surat Keterangan Terdaftar adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang menyatakan bahwa Wajib Pajak telah benar-benar terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak tertentu yang berisikan Nomor Pokok Wajib Pajak dan identitas lainnya serta kewajiban perpajakan Wajib Pajak.

• Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah kartu yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang berisikan Nomor Pokok Wajib Pajak dan identitas lainnya.

DOKUMEN YANG PERLU DISIAPKAN OLEH WAJIB PAJAK UNTUK MENGISI FORMULIR PERMOHONAN Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER- 44 /PJ/2008 Tanggal : 20 Oktober 2008

• Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan/tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas: - Kartu Tanda Penduduk bagi Penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang asing

• Untuk Wajib Pajak Badan: - Akte pendirian dan perubahan atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap; - NPWP Pimpinan/Penanggung Jawab Badan; - Kartu Tanda Penduduk bagi


(36)

12

penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang asing sebagai penanggung jawab

• Untuk Bendahara sebagai Wajib Pajak Pemungut/Pemotong: - Surat penunjukan sebagai Bendahara; - Kartu Tanda Penduduk Bendahara. • Untuk Joint Operation (JO) sebagai Wajib Pajak Pemungut/Pemotong:

-Perjanjian Kerjasama/Akte Pendirian sebagai Joint Operation ; - Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang asing sebagai penanggung jawab; - NPWP Pimpinan/Penanggung Jawab JO.

3.3.3 Analisis Penerapan Electronic Registration (e-Reg)

Perkembangan teknologi informasi dan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak yang memungkinkan Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri dan melaporkan kegiatan usahanya melalui jaringan sistem informasi yang terhubung secara online dengan Direktorat Jenderal Pajak merupakan salah satu alasan utama munculnya sistem pendaftaran Wajib Pajak secara online yang bernama Electronic Registration atau yang biasa disebut dengan sistem e-Reg. Sistem e-Reg ini menggantikan sistem pendaftaran Wajib Pajak yang tadinya berupa sistem manual dimana Wajib Pajak harus datang langsung ke KPP terdaftar untuk dapat dikukuhkan sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi/Badan.

Penerapan e-Reg di KPP Pratama Bandung Cibeunying itu sendiri sejauh ini tidak mengalami kendala yang berarti. Dari data yang didapat, penerapan e-Reg di KPP Pratama Bandung Cibeunying hingga saat ini didapati beberapa kelebihan


(37)

dan kekurangan dalam sistem e-Reg itu sendiri, yaitu: Dengan e-Reg Calon Wajib Pajak mendapatkan kemudahan untuk memperoleh NPWP, mengurangi data eror dalam NPWP, data yang diinput oleh calon Wajib Pajak sudah langsung online ke Bank. Sedangkan Pencetakan NPWP harus menunggu selama ½ hari, dikarenakan adanya waktu tunggu yang terjadi dalam proses pemasukan data dan Wajib Pajak yang hanya mendaftarkan diri melalui e-Reg, yang kemudian tidak diikuti dengan penyetoran berkas-berkas yang menjadi syarat dalam pembuatan NPWP.


(38)

(39)

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan pada hasil Kerja Praktek ini meliputi prosedur self assessment system dimana Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, membayar/menyetor, melapor, dan memperhitungkan sendiri pajaknya melalui jaringan sistem informasi yang terhubung secara online dengan Direktorat Jenderal Pajak. Sistem pendaftaran Wajib Pajak secara online yang bernama Electronic Registration atau yang biasa disebut dengan sistem e-Reg menggantikan sistem pendaftaran Wajib Pajak yang tadinya berupa sistem manual dimana Wajib Pajak harus datang langsung ke KPP terdaftar untuk dapat dikukuhkan sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi/Badan.

Tata Cara Pendaftaran NPWP dengan Sistem E-Registration a. Membuka situs DJP dengan alamat http://www.pajak.go.id b. Memilih menu sistem e-Registration

c. Membuat account baru pada sistem e-Registration

d. Login ke sistem e-Registration dengan mengisi username dan password yang telah dibuat

e. Memilih jenis Wajib Pajak yang sesuai (Orang Pribadi, Badan atau Bendaharawan)


(40)

2

f. Mengisi formulir permohonan dengan lengkap dan benar dan kemudian klik tombol “DAFTAR” jika telah selesai diisi dengan benar dan lengkap g. Mencetak Formulir dan Surat Keterangan Terdaftar Sementara (SKTS) h. Wajib Pajak dapat mengirim Formulir dan SKTS serta dokumen

persyaratan baik secara langsung maupun melalui Pos/Jasa Pengiriman. i. Menerima SKT, NPWP dari KPP dimana Wajib Pajak terdaftar setelah

dilakukan validasi.

4.2 Saran

Peran pajak bagi Negara Indonesia berfungsi sebagai alat penerimaan negara (budgeter) dan berfungsi sebagai pengatur (regulatory) atau sebagai penyelaras kegiatan ekonomi pada masa yang akan datang. Fungsi pajak yang pertama inilah yang akhirnya menempatkan pajak sebagai andalan pemerintah untuk menghasilkan penerimaan yang setinggi-tingginya dari sektor pajak.

Maka dari itu, penulis mencoba memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan bahan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying khususnya Seksi Pelayanan, diantaranya adalah :

• Sebaiknya KPP Pratama Bandung Cibeunying tetap berkomitmen dalam memberikan pelayanan prima kepada para Wajib Pajak agar Wajib Pajak dapat melaporkan pajaknya tepat waktu untuk membiayai pembangunan negeri (Indonesia) tercinta.


(41)

• Proses validasi sistem pendaftaran Wajib Pajak secara online atau e-Reg pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying sudah baik, akan tetapi lebih baik lagi apabila ketanggapan dalam menangani Calon Wajib Pajak semakin ditingkatkan lagi.

• Bagi seluruh pegawai khususnya pada Seksi Pelayanan supaya memiliki kesigapan dan semangat dalam memberikan pelayanan baik kepada Calon Wajib Pajak atau Wajib Pajak (Orang Pribadi/Badan).

• Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih atas bimbingan serta kerjasamanya dan penulis juga meminta maaf sebesar–besarnya apabila ada kesalahan dalam memberikan saran dan kritik maupun dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.


(42)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Widiastuti Hia

Alamat : Jl. Bukit Sari No. 5 – Ciumbuleuit, Bandung

E-mail : widiatmedia@gmail.com

Tempat/ Tanggal Lahir : Bawozamaiwo, 5 November 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Tinggi / Berat Badan : 157/ 50

Status : Belum Menikah

Pendidikan Formal

SDN Bawozamaiwo : 1999-2005

SMPN 2 Sirombu : 2005-2008

SMKS Kris. BNKP Gusit : 2008-2011

2011 – Sekarang : UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Fakultas Ekonomi - Jurusan Keuangan dan Perbankan


(43)

(44)

(1)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan pada hasil Kerja Praktek ini meliputi prosedur self assessment system dimana Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, membayar/menyetor, melapor, dan memperhitungkan sendiri pajaknya melalui jaringan sistem informasi yang terhubung secara online dengan Direktorat Jenderal Pajak. Sistem pendaftaran Wajib Pajak secara online yang bernama Electronic Registration atau yang biasa disebut dengan sistem e-Reg menggantikan sistem pendaftaran Wajib Pajak yang tadinya berupa sistem manual dimana Wajib Pajak harus datang langsung ke KPP terdaftar untuk dapat dikukuhkan sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi/Badan.

Tata Cara Pendaftaran NPWP dengan Sistem E-Registration a. Membuka situs DJP dengan alamat http://www.pajak.go.id b. Memilih menu sistem e-Registration

c. Membuat account baru pada sistem e-Registration

d. Login ke sistem e-Registration dengan mengisi username dan password yang telah dibuat

e. Memilih jenis Wajib Pajak yang sesuai (Orang Pribadi, Badan atau Bendaharawan)


(2)

2

f. Mengisi formulir permohonan dengan lengkap dan benar dan kemudian klik tombol “DAFTAR” jika telah selesai diisi dengan benar dan lengkap

g. Mencetak Formulir dan Surat Keterangan Terdaftar Sementara (SKTS) h. Wajib Pajak dapat mengirim Formulir dan SKTS serta dokumen

persyaratan baik secara langsung maupun melalui Pos/Jasa Pengiriman.

i. Menerima SKT, NPWP dari KPP dimana Wajib Pajak terdaftar setelah dilakukan validasi.

4.2 Saran

Peran pajak bagi Negara Indonesia berfungsi sebagai alat penerimaan negara (budgeter) dan berfungsi sebagai pengatur (regulatory) atau sebagai penyelaras kegiatan ekonomi pada masa yang akan datang. Fungsi pajak yang pertama inilah yang akhirnya menempatkan pajak sebagai andalan pemerintah untuk menghasilkan penerimaan yang setinggi-tingginya dari sektor pajak.

Maka dari itu, penulis mencoba memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan bahan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying khususnya Seksi Pelayanan, diantaranya adalah :

• Sebaiknya KPP Pratama Bandung Cibeunying tetap berkomitmen dalam

memberikan pelayanan prima kepada para Wajib Pajak agar Wajib Pajak dapat melaporkan pajaknya tepat waktu untuk membiayai pembangunan negeri (Indonesia) tercinta.


(3)

3

• Proses validasi sistem pendaftaran Wajib Pajak secara online atau e-Reg pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying sudah baik, akan tetapi lebih baik lagi apabila ketanggapan dalam menangani Calon Wajib Pajak semakin ditingkatkan lagi.

• Bagi seluruh pegawai khususnya pada Seksi Pelayanan supaya memiliki kesigapan dan semangat dalam memberikan pelayanan baik kepada Calon Wajib Pajak atau Wajib Pajak (Orang Pribadi/Badan).

• Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih atas bimbingan serta kerjasamanya dan penulis juga meminta maaf sebesar–besarnya apabila ada kesalahan dalam memberikan saran dan kritik maupun dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Widiastuti Hia

Alamat : Jl. Bukit Sari No. 5 – Ciumbuleuit, Bandung

E-mail : widiatmedia@gmail.com

Tempat/ Tanggal Lahir : Bawozamaiwo, 5 November 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Tinggi / Berat Badan : 157/ 50

Status : Belum Menikah

Pendidikan Formal

SDN Bawozamaiwo : 1999-2005

SMPN 2 Sirombu : 2005-2008

SMKS Kris. BNKP Gusit : 2008-2011

2011 – Sekarang : UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Fakultas Ekonomi - Jurusan Keuangan dan Perbankan


(5)

(6)