Analisis Pelaksanaan Sistem Administrasi Perpajakan Menggunakan Metode Self Assessment System Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying

(1)

(2)

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MENGGUNAKAN METODE SELF ASSESSMENT SISTEM PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDUNG CIBEUNYING ANALYSIS OF TAX ADMINISTRATION SYSTEM USING SELF ASSESSMENT

SYSTEM IN TAX OFFICE SERVICES PRATAMA BANDUNG CIBEUNYING

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar ahli madya

Program Studi Akuntansi

Oleh:

RIZAL MAULANA 21309018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(3)

(4)

v

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MENGGUNAKAN METODE SELF ASSESSMENT SYSTEM PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDUNG CIBEUNYING

Rizal Maulana 21309018 ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying dengan judul analisis pelaksanaan sistem administrasi perpajakan menggunakan metode self assessment system pada kantor pelayanan pajak pratama bandung cibeunying. Dengan berdasarkan Fenomena yang terjadi adalah kesadaran masyarakat mengisi SPT masih rendah karena masih banyak sebagian wajib pajak yang kurang kesadaran dalam pembayaran pajak nya, lalu ketidaktahuan para wajib pajak dalam menghitung dan mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar dan lengkap. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan administrasi perpajakan, unntuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi self assessment system di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan cara studi lapangan yang meliputi observasi lapangan, metode wawancara, serta dokumentasi dengan cara studi kepustakaan. Pelaksanaaan sistem administrasi perpajakan dilakukan dengan metode self assessment system yakni mendaftar, menghitung, menyetor dan melapor. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan sistem administrasi perpajakan menggunakan metode self

assessment system sudah berjalan dengan cukup baik, namun masih terdapat

faktor-faktor yang menghambat dalam penerapan self assessment system tersebut.


(5)

iv

ANALYSIS OF TAX ADMINISTRATION SYSTEM USING SELF ASSESSMENT SYSTEM IN TAX OFFICE SERVICES PRATAMA BANDUNG CIBEUNYING

Rizal Maulana 21309018

ABSTRACT

The research was conducted at the Tax Office with the title Cibeunying Pratama Bandung analysis of the implementation of the tax administration system using the method of assessment selg at the tax office system pratama cibeunying bandung. Based on the phenomenon that occurs with the filling of public awareness is still low SPT partly because many taxpayers are not paying taxes in his consciousness, and the ignorance of the taxpayer to calculate and fill in the Notice (SPT) with a correct and complete. The purpose of this study is to determine the implementation of tax administration, unntuk know the factors that influence the self assessment system in the Tax Office Cibeunying Pratama Bandung.

The method used in this research is descriptive analysis method. Data collection procedures used in this research is to study a field that includes field observations, interviews, and documentation by way of literary study. Pelaksanaaan tax administration system carried out by the method of self-assessment system that is registering, counting, depositing and reporting. The results showed that the implementation of the tax administration system using the self assessment system has been running pretty well, but there are still factors that

inhibit the implementation of the self assessment system.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat, ridho dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan mengambil judul “ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SELF ASSESMENT SISTEM PADA KPP PRATAMA BANDUNG CIBEUNYING”.”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, baik dari isi maupun bahasanya. Hal ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia

2. Prof. Dr. Hj Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(7)

vii

3. Sri Dewi Anggadini SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi Jenjang Diploma III Universitas Komputer Indonesia.

4. Lilis Puspitawati,SE.,M.Si.Ak selaku dosen pembimbing. Dan selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Ony Widilestariningtyas,SE.,M.Si., Selaku Wali kelas AK-5 Angkatan 2009 Program Studi Akuntansi Falkutas Ekonimi Universitas Komputer Indonesia.

6. Untuk kedua orang tua saya yang sangat saya cintai “Bapak Didi Saepudin dan Ibu Yayah Sabariah” terima kasih atas semua kasih dan sayang, perhatian, dukungan dan do’a yang tiada henti untuk anakmu ini hingga saat ini serta seluruh keluarga besar penulis.

7. Semua Bapak, Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

8. Ibu Sri Hartati Gultom serta Bapak Togi Ronald L. Tobing ,SIP, MM. Selaku Pembimbing Penulis di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying. Terima kasih banyak atas semua bantuan serta bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. 9. Teman-teman AK-5 angkatan 2009 serta teman – teman se-UNIKOM,

juga semua orang yang dikenal penulis terima kasih banyak atas semua dukungannya.

10. Untuk anak – anak MABES ( Heru Iswanto, Moch Gilang Kumala, Rahmat Surya, Aditia Pratama, M Imam Sutiono, M Sandry Fahruzory, M Yanuar F ) Agan Sofian, Adrian Agung, Bany Akbar,


(8)

viii

Lingga Layasresa, Mulki ,serta Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terima kasih atas semua bantuan selama laporan ini. Sebagai akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua yang memerlukan.

Bandung, Juli 2012 Penulis

Rizal Maulana NIM : 21309018


(9)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN MOTTO

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... ..xii

DAFTAR TABEL ... ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... .. xiv

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

1.2.1 Identifikasi Masalah ...6

1.2.2 Rumusan Masalah ...6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...7

1.3.1 Maksud Penelitian ...7

1.3.2 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Kegunaan Penelitian...7

1.4.1 Kegunaan Praktis ...7

1.4.2 Kegunaan Akademis ...8


(10)

x

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Sistem Administrasi Perpajakan ...11

2.1.2 Self Assessment System ...19

2.1.3 Keterkaitan Variabel dengan Metode Pendekatan ...22

2.2 Kerangka Pemikiran ...22

BAB III : OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...26

3.2 Metode Penelitian ...26

3.2.1 Desain Penelitan ...28

3.2.2 Operasional Variabel ...29

3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...31

3.2.3.1 Sumber Data ...31

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...32

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...33

3.2.5 Rancangan Analisi ...34

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan KPP Pratama Bandung Cibeunying ...36

4.1.1 Sejarah KPP Pratama Bandung Cibeunying ...38

4.1.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Cibeunying ...41


(11)

xi

4.1.3 Job Description KPP Pratama Bandung

Cibeunying ...42

4.1.4 Aktivitas KPP Pratama Bandung Cibeunying ...44

4.2 Karakteristik Responden ...45

4.3 Analisis Deskriptif ...46

4.3.1 Pelaksanaan Sistem Administrasi Perpajakan Di KPP Pratama Bandung Cibeunying ...46

4.3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Self Assessment System di KPP Pratama Bandung Cibeunying ...48

4.4 Hasil Implementasi Pembahasan ...50

4.4.1 Analisis Pelaksanaan Sistem Administrasi Perpajakan di KPP Pratama Bandung Cibeunying ...50

4.4.2 Analisis Faktor-Faktor yang mempemgaruhi Pelaksanaan Self Assessment System di KPP Pratama Bandung Cibeunying...55

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...60

5.2 Saran ...61

DAFTAR PUSTAKA ... …..63

WAWANCARA ... …..65


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sejak dilakukan Reformasi pajak yang pertama pada tahun 1984, diharapkan pajak sebagai sumber utama pembiayaan APBN dapat dipertahankan kesinambungannya. Selain sumber penerimaan, pajak juga memiliki fungsi lain yaitu fungsi utama. Menteri Keuangan mengatakan selain ditujukan untuk meningkatkan penerimaan negara, penerimaan pajak juga akan diarahkan untuk memberikan stimulus secara terbatas guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas, dan akan tetap diarahkan untuk melanjutkan reformasi administrasi dan penyempurnaan kebijakan dibidang pajak, kepabeanan dan cukai.

Realisasi target penerimaan negara dari sektor perpajakan pada tahun 2012 menjadi fokus perhatian pemerintah. Dalam RAPBN 2012, pemerintah mematok penerimaan perpajakan mencapai Rp.1.019,3 milyar. Dari total penerimaan pajak tahun 2012, pajak penghasilan (PPh) ditarget mencapai Rp.512,8 milyar, pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) mencapai Rp.350,3 milyar, pajak bumi dan bangunan (PBB) ditarget sebesar Rp.156,2 milyar. (Agus Martowardojo : 2011).

Administrasi perpajakan ialah cara-cara atau prosedur pengenaan dan pemungutan pajak. Administrasi pajak dalam arti sebagai prosedur meliputi antara


(13)

2

lain tahap-tahap pendaftaran Wajib Pajak, penetapan pajak, pembayaran pajak, pelaporan pajak, dan penagihan pajak. (Sophar Lombantoruan : 1997).

Administrasi perpajakan berperan penting dalam sistem sistem perpajakan di suatu negara. Suatu negara dapat dengan sukses mencapai sasaran yang diharapkan dalam menghasilkan penerimaan pajak yang optimal karena sistem administrasi perpajakannya yang mampu dengan efektif melaksanakan sistem perpajakan di suatu negara yang dipilih.

Menyadari pentingnya peran pajak dari segi penerimaan negara, maka upaya kearah peningkatan pendapatan negara dari sektor pajak ini terus digiatkan. Hal ini terlihat dengan dikeluarkannya berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang perpajakan, diantaranya yaitu : 1) Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983. 2) Undang-Undang Nomor 9 tahun 1994 perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983. Dan 3) Undang-Undang Nomor 3 tahun 2000 Tentang perubahan kedua Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan bahwa "Bahwa pemungutan pajakberdasarkan undang-undang pajaknasional merupakan perwujudan danpengabdian kewajiban dan peranserta wajib pajak untuk secaralangsung melaksanakan kewajibanperpajakan yang sangat diperlukanuntuk pembiayaan negara danpembangunan. Berdasarkan di peraturan tersebut maka tanggung jawab pelaksanaan pajakberada pada anggota wajib pajaksendiri. Fiskus hanya memberikanpembinaan,.penelitian dan pengawasanatas pelaksanaan kewajibanperpajakan tersebut. Wajib pajakdiberikan kepercayaan untuk dapatmelaksanakan kegotong-royongannasional melalui sistem menghitungkan, membayardan melaporkansendiri pajak yang terutang (self


(14)

3

assessment), sehingga melalui system ini administrasi perpajakan dapat

dilaksanakan dengan, terkendali, sederhana dan mudah dipahami olehmasyarakat wajib pajak. (Jurnal Ilmiah Yulianto : 2009).

Self Assessment System terdiri dari dua kata bahasa inggris yakni self yang

artinya sendiri, dan to asses yang artinya menilai, menghitung, menaksir.Dengan demikian maka pengertian Self Assesment System adalah menghitung atau menilai sendiri.Jadi kewajiban Wajib Pajak sendirilah yang menghitung dan menilai pemenuhan kewajiban perpajakannya.Jadi Self Assesment System adalah suatu sistem perpajakan yang memberi kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya. Dalam hal ini ialah : (a) Mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Pajak ,(b) Menghitung sendiri jumlah pajak yang terutang,(c) Menyetorkan pajak tersebut, (d) Melaporkan penyetoran tersebut ke Direktur Jendral Pajak dan, (e) menetapkan sendiri jumlah pajak yang terutang melalui pengisian SPT (Surat Pemberitahuan) dengan baik dan benar. (Siti Kurnia Rahayu : 101 : 2010).

Keadaan ini kiranya cukup jelas mengingat bahwa upaya untuk melaksanakan self assessment sistem sebagai aplikasi dari tata cara kebijakan perpajakan tidak ada kebijakan secara khusus, tetapi kebijakan ini merupakan bagian dari kebijakan dalam bentuk Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000, tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Jadi dengan demikian petunjuk pelaksanaan nya pun pasti tidak ada. Karena itu tidak mustahil akan terjadi ambiguitas diantara para pejabat K11PP dalam mengartikan Self Assesment dan mengupayakan agar wajib pajak memiliki kesadaran atau kepatuhan dalam hal


(15)

4

perpajakan. Hal ini perlu didasari bahwa keberhasilan dari Self Assesment Sistem ini sangat bergantung kepada kepatuhan wajib pajak dan kepatuhan ini akan tumbuh berkembang dikalangan masyarakat bila implemantator yaitu KPP menyadari pula akan pentingnya kegiatan sosialisai mengenai self assesment sistem, yang mana sudah jelas bahwa sistem tersebut segala sesuatunya diserahkan kepada wajib pajak dalam hal melaporkan serta membayar pajaknya. (Jurnal Ilmiah Yulianto : 2009).

Dalam realisasinya self assessment sistem tidak selalu berjalan sesuai harapan, karena masih banyak sebagian wajib pajak yang masih kurangnya kesadaran dalam pembayaran pajak nya, lalu ketidaktahuan para wajib pajak dalam menghitung dan mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar dan lengkap karena self assessment sistem menekankan segala pelaksanaan perpajakan ditangguhkan kepada wajib pajak sendiri (Yudi Haryanto: 2011 Kepala Pengawasan Konsultasi I KPP Pratama).

Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying sebagian besar penerimaan pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying berasal dari pajak terutang yang dilunasi adalah pemotongan maupun pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga dibandingkan dengan pembayaran dari perhitungan sendiri. Hal tersebut menggambarkan bahwa kesadaran para Wajib Pajak dalam membayar dan menghitung pajak nya dapat dikatakan belum memiliki kesadaran sepenuhnya dalam pelaksanaan kegiatan perpajakannya (KPP Pratama Bandung Cibeunying).


(16)

5

Meskipun self assessment sytem ini telah direalisasikan cukup lama sejak tahun 1983, namun kenyataan dilapangan menunjukan bahwa kesadaran para wajib pajak masih rendah.Dari sisi organisasi Kantor Pelayanan Pajak pada bagian unit kerja yang melaksanakan sosialisasi mengenai segala sesuatu yang menyangkut perpajakan termasuk upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak terhadap kewajiban perpajaknannya adalah Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Pajak. (Yulianto : 2009 Jurnal Ilmiah).

Namun dengan diterapkannya self assessment system dalam perpajakan nasional, maka wajib pajak tidak lagi dipandang sebagai objek belaka, tetapi merupakan objek yang harus dibina dan diarahkan agar sadar memenuhi kewajiban negaranya.Penentuan besarnya pajak yang terutang diserahkan sepenuhnya kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri pajak terutang ke kas negara.Dengan self assessment system, maka penentuan besarnya utang pajak tidak lagi ditentukan sepihak dengan melalui ketetapan pajak sementara, sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang perpajakan. Ketetapan sementara ini pada umumya merugikan wajib pajak karena penetapan besarnya hutang pajak didasarkan atas perkiraan para fiskus terhadap penghasilan yang diperoleh wajib pajak dalam tahun yang bersangkutan sebelum dikeluarkannya ketetapan rampung (Majalah Ilmiah H. Bohari :2003).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menulis penelitian ini dengan mengambil judul “Analisis Pelaksanaan Sistem Administrasi Perpajakan dengan Menggunakan Metode Self Assesment Sistem pada KPP Pratama Bandung Cibeunying”.


(17)

6

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar berlakang dan identifikasi permasalahan di atas, maka identifikasi dalam penelitian ini adalah :

1. Meskipun sistem administrasi perpajakan menggunakan self assessment

sytem ini telah direalisasikan cukup lama sejak tahun 1983, namun

kenyataan dilapangan menunjukan bahwa kesadaran para wajib pajak masih rendah. Dari sisi organisasi Kantor Pelayanan Pajak pada bagian unit kerja yang melaksanakan sosialisasi mengenai segala sesuatu yang menyangkut perpajakan termasuk upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak terhadap kewajiban perpajaknannya adalah Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Pajak

2. Terjadinya kekurangan pahaman para wajib pajak akan kesadaran perpajakan, lalu kurang tahunya bagaimana tata cara dalam pengisian SPT dengan benar dan jelas karena kurangnya sosialisasi terhadap self assessment sistem kepada para wajib pajak.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini:

1. Bagaimana pelaksanaan sistem administrasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying


(18)

7

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan self assessment

sistem di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data data dan informasi mengenai penerapan self assessment sistem dalam pelaksanaan kegiatan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dengan mengadakan penelitian ilmiah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem administrasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan self

assessment sistem di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

Cibeunying.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis


(19)

8

Hasil Peneliian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pemecahan masalah.

1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan mengenai Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penggelapan Pajak dan Implikasinya Terhadap Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

2. Bagi Universitas Komputer Indonesia

Terbukanya kesempatan untuk mendapatkan kepercayaan dan menjalin kerja sama dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

3. Bagi Pihak Lain

Pihak lain yang dimaksud adalah Pembaca. Laporan Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan referensi atau pertimbangan dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan, khususnya bagi Pembaca yang nantinya akan melaksanakan penelitian.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying yang beralamat di jalan Purnawarman No.21 Bandung.


(20)

9

Waktu Penelitian tersebut dilaksanakan dari tanggal 23 Juni 2012 sampai dengan 26 Juni. 2012.


(21)

10

Tablel 1.1

Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir

I Tahap Persiapan: Feb Maret April Mei Juni Juli 1.Membuat outline

dan proposal Tugas Akhir.

2.Menentukan lokasi Penelitian

II Tahap Pelaksanaan: 1.Mengajukan outline dan proposal Tugas Akhir

2.Meminta surat pengantar ke

perusahaan 3.Pelaksanaan Penelitian 4.Penyusunan

Laporan Tugas Akhir III Tahap Pelaporan:

1.Menyiapkan draf Tugas Akhir

2.Sidang Akhir Tugas Akhir

3.Penyempurnaan LaporanTugas Akhir


(22)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

Dalam melakukan suatu penelitian kita perlu memaparkan tentang apa yang kita teliti hal tersebut dapat memudahkan dan menjelaskan lebih rinci tentang variabel yang akan kita teliti.

2.1.1 Sistem Administrasi Perpajakan

Sebelum membahas tentang sistem administrasi perpajakan, penulis akan membahas tentang pengertian pajak terlebih dahulu .

Pengertian pajak ditulis oleh Prof. Dr. P. J. A. Andriani (2007:22) dan dikutip oleh Soemarso adalah sebagai berikut :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapatkan prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas Negara untuk menyeleggarakan pemerintahan.”

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

a. Iuran dari rakyat kepada Negara.

Artinya bahwa yang berhak melakukan pemungutan pajak adalah Negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, iuran tersebut berupa uang (bukan barang).


(23)

12

b. Berdasarkan undang-undang.

Artinya bahwa walaupun Negara mempunyai hak untuk memungut pajak, namun pelaksanaannya harus memperoleh persetujuan dari wakil-wakil rakyat, yaitu dengan menyetujui undang-undang. Oleh karena pemungutan pajak berdasarkan undang-undang berarti pelaksanaannya dapat dipaksa.

c. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat ditunjuk secara individual.

Artinya bahwa imbalan atau kontraprestasi oleh Negara atau pembayar pajak tersebut tidak diperuntukkan bagi rakyat secara individual atau tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan besarnya pajak.

d. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah baik rutin maupun pengeluaran pembangunan.

e. Pajak dapat dipaksakan.

f. Penyelenggaraan pemerintah secara umum merupakan prestasi dari Negara, jika masih surplus digunakan untuk public investment.

g. Pajak dipungut disebabkan karena suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu kepada seseorang.

Sedangkan menurut Rochmat Soemitro dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:22), menyatakan definisi Pajak adalah sebagai berikut :


(24)

13

“ Iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tidak dapat mendapatkan kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur yang melekat pada pengertian pajak yaitu :

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang 2. Sifatnya dapat dipaksakan

3. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi secara langsung oleh pemerintah.

4. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

5. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Sedangkan Pengertian pajak ditulis oleh Andriani dan dikutip oleh Mohammad Zain dalam bukunya Manajemen Perpajakan (2003:3) adalah sebagai berikut :

“Pajak adalah Iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.”

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan para ahli diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Pajak merupakan iuran wajib dari rakyat untuk Negara berdasarkan undang-undang yang sifatnya memaksa guna memenuhi pengeluaran-pengeluaran Negara tanpa adanya kontraprestasi.


(25)

14

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan beberapa unsur berkaitan dengan pajak adalah :

1. a compulsory

merupakan suatu kewajiban yang dikenakan pada rakyat yang dikenakan kewajiban perpajakan. Jika tidak melaksanakan kewajibannya tersebut maka dapat dikenakan tindakan hokum berdasarkan undang-undang. Dapat dikatakan bahwa kewajiban ini dapat dipaksakan oleh pemerintah.

2. Contribution

diartikan sebagai iuran, yang diberikan oleh rakyat yang memenuhi kewajiban perpajakan.

3. By individual or organizational

iuran yang dapat dipaksakan tersebut dibayar oleh perorangan atau badan yang memenuhi kewajiban perpajakan.

4. Received by the government

Iuran yang diberikan tersebut dibayarkan kepada pemerintah selaku penyelenggara pemerintahan suatu negara.

5. For public purpose

Iuran yang diberikan dari rakyat yang dapat dipaksakan yang merupakan penerimaan bagi pemerintah dijadikan sebagai dana untuk pemenuhan tujuan kesejahteraan rakyat banyak.


(26)

15

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010;25) Pajak memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah :

1. Fungsi Budgetir 2. Fungsi Regulerend

 Fungsi Budgetir

Pajak berfungsi untuk menutupi biaya yang haruf dikeluarkan pemerintah dalam menjalankan fungsi pemerintahannya. Oleh karena itu pengenaan pajak dipandang dari sudut ekonomi harus diatur senetral-netralnya dan sekali-sekali tidak boleh dibelokan untuk mencapai tujuan-tujuan lain yang menyimpang.

Fungsi budgetir ini merupakan fungsi utama pajak, atau fungsi fiskal

(fiscal function), yaitu pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukan dana

secara optimal ke kas negara yang dilakukan sistem pemungutan berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku. Pajak berfungsi sebagai alat untuk memasukan uang dari sector swasta (rakyat) ke dalam kas Negara atau anggaran negara berdasarkan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan fungsi inilah pemerintahan sebagai pihak yang membutuhkan dana untuk membiayai berbagai kepentingan melakukan upaya pemungutan pajak dari penduduknya.

Disebut segabai fungsi utama karena fungsi inilah yang secara historis pertama kali muncul. Pajak digunakan sebagai alat untuk menghimpun dana dari masyarakat tanpa ada kontraprestasi secara langsung dari zaman sebelum masehi sudah dilakukan.


(27)

16

 Fungsi Regulerend

Fungsi Regulerend disebut juga fungsi mengatur, yaitu pajak merupakan alat kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Merupakan hasil lain dari pajak sebagai fungsi budgetir. Disamping usaha untuk memasaukan uang untuk kegunaan kas negara, pajak dimaksudkan pula sebagai usaha pemerintah untuk ikut andil dalam hal mengatur dan bilamana perlu mengubah susunan pendapatan dan kekayaan dalam sektor swasta.

Fungsi Regulerend juga disebut fungsi tambahan, karena fungsi regulerend ini hanya tambahan atas fungsi utama pajak yaitu fungsi budgetir.

Administrasi perpajakan berperan penting dalam sistem perpajakan disuatu negara. Suatu negara dapat dengan sukses mencapai sasaran yang diharapkan dalam menghasilkan penerimaan pajak yang optimal karena administrasi perpajakannya mampu dengan efektif melaksanakan sistem perpajakan disuatu negara yang dipilih.

Menurut A. Dunshire dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:92) pengertian administrasi adalah :

“Administrasi diartikan sebagai arahan, pemerintahan, kegiatan, implementasi, mengarahkan, penciptaan prinsip-prinsip implementasi kebijakan, kegiatan melakukan analisis, menyeimbangkan dan mempresentasikan keputusan, pertimbangan-pertimbangan kebijakan, sebagai pekerjaan individual dan kelompok dalam menghasilkan barang dan jasa publik, dan sebagai arena bidang kerja akademik dan teoritis


(28)

17

Menurut Sophar Lumbantoruan dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:93), pengertian administrasi perpajakan adalah”

“Administrasi pajak ialah cara cara atau prosedur pengenaan dan pemungutan pajak”

Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa administrasi pajak dalam arti sebagai prosedur meliputi antara lain tahap-tahap pendaftaran wajib pajak, penetapan wajib pajak, pembayaran pajak, pelaporan pajak, dan penagihan pajak.

Mengenai peran administrasi perpajakan menurut Liberty Pandiagan (2010;93) adalah :

“Administrasi perpajakan diupayakan untuk merealisasikan peraturan perpajakan, dan penerimaan Negara sebagaimana amanat APBN.”

Sedangkan menurut De Janscher dalam Siti Kurnia Rahayu (2010;93) mengemukakan tentang peran administrasi perpajakan adalah :

“peran penting administrasi perpajakan dengan menuju pada kondisi terkini, dan pengalaman di berbagai Negara berkembang, kebijakan perpajakan yang dianggap baik (adil dan efisien) dapat saja kurang sukses menghasilkan penerimaan atau mencapai sasaran lainnya karena administrasi pepajakan tidak mampu melaksanakannya”.

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukanan dapat dilihat bahwa administrasi perpajakan berperan sangat penting dalam sistem perpajakan di suatu negara. Suatu negara dapat dengan sukses mencapai sasaran yang diharapkan dalam menghasilkan penerimaan pajak yang optimal karena administrasi perpajakannya mampu dengan efektif melaksanakan sistem perpajakan disuatu Negara yang dipilih.


(29)

18

Menurut Carlos A. Silviani dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:93) mengatakan bahwa administrasi perpajakan dikatakan efektif bila mampu mengatasi masalah-masalah :

1. Wajib Pajak yang tidak terdaftar

Dengan administrasi pajak yang efektif akan mampu mendeteksi dan menindak dengan menerapkan sanksi tegas bagi masyarakat yang telah memenuhi ketentuan menjadi Wajib Pajak tetapi belum terdaftar. Penambahan jumlah Wajib Pajak secara signifikan akan meningkatkan jumlah penerimaan pajak.

2. Wajib Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Administrasi perpajakan efektif akan dapat mengetahui penyebab Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT melalui pemeriksaan pajak. 3. Penyelundupan pajak

Penyelundupan pajak yaitu Wajib Pajak melaporkan pajak lebih kecil dari yang seharusnya menurut ketentuan perundang-undangan akan lebih terdeteksi dengan dukungan adanya bank data tentang Wajib Pajak dan seluruh aktifitas usahanya sangat diperlukan.

4. Penunggakan Pajak

Upaya pencairan tunggakan pajak dilakukan melalui pelaksanaan tindakan penagihan secara intensif dalam set administrasi pajak yang baik akan lebih efektif melaksanakan upaya tersebut.


(30)

19

2.1.2 Self Assesment System

Merupakan suatu sistem perpajakan yang memperbolehkan wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri kewajiban perpajakannya, sehingga wajib pajak diberi kepercayaan yang penuh dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.

Self assessment system merupakan metode yang memberikan

tanggungjawab yang besar kepada wajib pajak karena semua proses dalam pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan sendiri oleh wajib pajak.

Adapun pengertian self assessment system menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:101) adalah sebagai berikut:

“Self assessment system adalah suatu sistem perpajakan yang memberi

kepercayaan kepada wajib pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya”.

Lain halnya pengertian dan ciri self assessment system menurut Mardiasmo (2006 : 7) adalah sebagai berikut:

Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Dengan ciri:

a. Wewenang untuk menetukan besarnya pajak ada pada wajib pajak sendiri. b. Wajib pajak aktif , mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan

sendiri pajak yang terutang.

c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi”.

Dari pengertian diatas jelas terlihat bahwa perhitungan pajak dengan self

assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang menekankan kepada

wajib pajak untuk bersikap aktif dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, karena sistem pemungutan ini memberi kebebasan kepada wajib pajak untuk


(31)

20

memenuhi kewajiban perpajakannya sendiri tanpa adanya campur tangan fiskus atau pemungut pajak.

Tata cara pemungutan pajak dengan menggunakan self assessment system

berhasil dengan baik jika masyarakat mempunyai pengetahuan dan disiplin pajak yang tinggi, dimana ciri-ciri self assessment system adalah adanya kepastian hukum, sederhana perhitungaanya, mudah pelaksanaannya, lebih adil dan merata, dan perhitungan pajak dilakukan oleh wajib pajak.

Adapun ciri self assessment system menurut Siti Kurnia Rahayu

(2010:102) adalah sebagai berikut:

1. Wajib pajak melakukan peran aktif dalam melakukan kewajiban perpajakannya.

2. Wajib pajak adalah pihak yang bertanggung jawab penuh atas kewajiban perpajakannya sendiri.

3. Pemerintah dalam hal ini Instansi Perpajakan melakukan pembinaan, penelitian dan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan bagi wajib pajak, melalui pemeriksaan pajak dan penerapan sanksi pelanggaran dalam bidang pajak sesuai peraturan yang berlaku.

Self assessment system menyebabkan wajib pajak mendapat beban berat

karena semua aktivitas pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan oleh wajib pajak sendiri. Wajib pajak harus melaporkan semua informasi yang relevan dalam SPT, menghitung dasar pengenaan pajak, menghitung jumlah pajak terutang, menyetorkan jumlah pajak terutang. Karena menuntut kepatuhan secara sukarela dari wajib pajak maka sistem ini juga akan menimbulkan peluang besar bagi wajib pajak untuk melakukan tindakan kecurangan, pemanipulasian perhitungan jumlah pajak, penggelapan jumlah pajak yang seharusnya dibayar.


(32)

21

Self assessment system dapat ditentukan dengan cara:

1. Kepatuhan, wajib pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya adalah faktor paling dominan dalam metode ini karena kepatuhan wajib pajak sangat diperlukan untuk menghindari kecurangan yang dilakukan wajib pajak.

2. Kurang bayar dan lebih bayar pajak, kurang bayar pajak terjadi karena jumlah pajak yang dibayar lebih kecil daripada jumlah pajak terutangnya sedangkan lebih bayar pajak terjadi karena jumlah pajak yang dibayar lebih besar dari jumlah pajak terutangnya.

3. Menyetor, menghitung, dan melaporkan pajak merupakan rangakaian dalam kegiatan unutk melaksankan kewajiban perpakannya.

Adapun tata cara pembayaran pajak oleh wajib pajak menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:103), yaitu:

1. Mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Pajak, wajib pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

2. Menghitung dan atau memperhitungkan sendiri jumlah pajak yang terutang, menghitung jumlah pajak terutang dilakukan pada setiap akhir tahun pajak, dengan cara mengalikan pajak dengan dasar pengenaan pajak. Sedangkan memperhitungkan adalah mengurangi pajak yang terutang dengan jumlah pajak yang dilunasi dalam tahun berjalan yang dikenal dengan kredit pajak.

3. Menyetor pajak tersebut ke Bank persepsi/kantor pos, melakukan penyetoran pajak yang sudah dihitung dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP).

4. Melakukan pelaporan tersebut ke Direktur Jendral Pajak, melakukan pelaporan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) masa dan tahunan.

5. Menetapkan sendiri jumlah pajak yang terutang melalui pengisian SPT dengan baik dan benar.


(33)

22

2.1.3 Keterkaitan variable dengan Motode Pendekatan

Menurut Rimsky K.Juddiseno (2010:102) mengatakan bahwa :

Self Assesment System diberlakukan untuk memberikan kepercayaan

sebesar-besarnya bagi masyarakat guna meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam menyetorkan pajaknya. Konsekuensinya masyarakat harus benar-benar mengetahui tata cara perhitungan pajak dan segala sesuatu yang berhubungan dengan peraturan pemenuhan perpajakan.”

Sedangkan menurut Atika Rambe (2009) dalam hasil penelitiannya mengatakan bahwa :

“Dalam sistem self assessment, administrasi perpajakan berperan aktif melaksanakan tugas-tugas pembinaan, pengawasan dan penerapan sanksi terhadap penundaan pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan perpajakan. Fungsi pengawasan memegang peranan sangat penting dalam sistem self assessment, karena tanpa pengawasan dalam kondisi tingkat kepatuhan Wajib Pajak masih rendah, mengakibatkan sistem tersebut tidak akan berjalan dengan baik, sehingga Wajib Pajak pun akan melaksanakan kewajiban pajaknya dengan tidak benar dan pada akhirnya penerimaan dari sektor pajak tidak akan tercapai.

2.2 Kerangka Pemikiran

Suatu negara pada dasarnya bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya, dan salah satu cara yang dilakukan adalah pembangunan diberbagai sektor kehidupan. Sumber utama dalam pembiayaan pembangunan nasional adalah pajak.

Pengertian pajak ditulis oleh Prof. S.I Djajadiningrat dalam Djoko Mulyono (2010:6) adalah sebagai berikut :

“Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian daripada kekayaan kepada Negara disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan-peraturan yang ditettapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan umum .”


(34)

23

Sedangkan pengertia Administrasi Perpajakan menurut Slamet Soelarno (1993:34) mengatakan bahwa :

“Administrasi Perpajakan ialah rangkaian didalam mengenakan dan memungut pajak yang meliputi kegiatan penatausahaan, pendataan (pemeriksaan setempat), penetapan, penagihan, dan penyelesaian sengketa”

Sedangkan pengertian self assessment system menurut Siti Kurnia Rahayu (2009:101) adalah

“Self assessment system adalah suatu sistem perpajakan yang member

kepercayaan kepada wajib pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hakperpajakannya”.

Upaya peningkatan penerimaan perpajakan terus selalu dilakukan yakni dengan adanya sistem perpajakan dimana didalamnya terdiri dari unsur Tax Law,

Tax Policy, Tax Administration, yang saling berhubungan satu sama lain,

bersinergi, bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan negara dalam target penerimaan pajak secara optimal.

Peningkatan akan penerimaan pajak terus dilakukan dan perlu adanya kesadaran dari masyarakat atau wajib pajak di bidang perpajakan. Salah satu langkah yang di ambil pemerintah adalah dengan melakukan reformasi administrasi perpajakan. Tujuan utama reformasi administrasi perpajakan adalah untuk mencapai efektivitas yang tinggi yaitu kemampuan untuk mencapai tingkat kepatuhan yang tinggi.

Salah satu upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak ialah dengan diberlakukannya self assessment system dimana wajib pajak mendaftarkan,


(35)

24

menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak nya secara sendiri. Hal ini diberlakukan guna memberikan kepercayaan sebesar-besarnya bagi wajib pajak guna meningkatkan kesadarannya sehingga meningkatkan penerimaan pajak.

Sistem pemungutan tersebut mempunyai arti bahwa pemberian kepercayaan sepenuhnya pada Wajib Pajak (dapat dibantu konsultan pajak) untuk menentukan penetapan besarnya pajak yang terutang sendiri, dan kemudian melaporkan pembayaran pajak dan perhitungan pajak secara teratur jumlah pajak terutang dan yang telah dibayar sebagaimana ditentukan dalam peraturan undang-undangan perpajakan untuk jelasnya digambarkan pada Gambar Kerangka Pemikiran dibawah ini.


(36)

25

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran SISTEM PERPAJAKAN

Siti Kurnia Rahayu 2010;75

Tax law

Tax Policy

SELF ASSESSMENT SYSTEM

Siti Kurnia Rahayu 2010;105

Tax Administration

Mendaftarkan Diri

Menghitung pajak oleh Wajib Pajak

Membayar pajak oleh Wajib Pajak


(37)

63

DAFTAR PUSTAKA

Djoko Mulyono. (2010). Hukum Pajak, Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis,

Yogyakarta : Penerbit Andi Offset

H Bohari. (2003). Penerapan Self Assessment System dalam Sistem Perpajakan Nasional. Majalah ilmiah Hukum Amanna Gappa.

Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta : PeberbitGraha Ilmu.

Jonathan Sarwono & Ely Suhayati. (2010). Riset Akuntansi menggunakan SPSS.

Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu

Mardiasmo. (2006). Perpajakan, Yogyakarta : Penerbit Andi Offset

Mohammad Zain. (2003). Manajemen Perpajakan. Jakarta : Penerbit Salamba Empat

Moh. Nazir. (2005). Metode Penelitian, Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia Siti Kurnia Rahayu. (2010). Perpajakan Indonesia, Konsep dan Aspek Formal,

Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu

Slamet Soelarno. (2001). Administrasi Pendapatan Daerah Jakarta : Penerbit Erlangga

Sophar Lombantoruan. (1997). Ensiklopedia Perpajakan. Jakarta : Penerbit Erlangga

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini & Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah, Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir

Fakultas Ekonomi UNIKOM, Jakarta : Penerbit Genesis Press

Tata Cara Pembuatan NPWP. Diakses pada 15 Juli, 2012 dari World Wide Web:

http:pajakonline.com/engine/artikel/art.php?artid=4542

Batas Waktu Penyetoran dan Penyampaian SPT. Diakses pada 16 Juli, 2012 dari

World Wide Web:

http:www.ortax.org/ortax/?mod=panduan&page=show&id=98&q=&hl m=


(38)

64

Djoned Gunadi (2005). Administrasi Pajak. Diakses pada 11 Juni, 2012 dari

World Wide Web: http:scribd.com/doc/21947106/Administrasi-Pajak


(39)

Lampiran 4/71

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap

: Rizal Maulana

Nama Panggilan

: Izal dan Jony

Tempat Tanggal Lahir: Bogor, 21 Agustus 1991

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat

: Jl.Nanjung No.95 Rt.03/11 Cimahi Selatan

No Hp

: 0856 5901 7277

E – mail

: izal_21081991@yahoo.com

Data Pendidikan

1.

Pendidikan Formal :

Tahun

Keterangan

1996 - 2002

SD NEGERI BAROS 2

CIMAHI

2002 - 2005

SMP NEGERI 2 CIMAHI

2005 - 2008

SMA NEGERI 4 CIMAHI

2009 - sekarang

Universitas Komputer Indonesia

Tercatat sebagai mahasiswa

jenjang D - III Program Studi

Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Unikom

2.

Pendidikan Non Formal :

Tahun

Keterangan


(40)

(1)

24

menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak nya secara sendiri. Hal ini diberlakukan guna memberikan kepercayaan sebesar-besarnya bagi wajib pajak guna meningkatkan kesadarannya sehingga meningkatkan penerimaan pajak.

Sistem pemungutan tersebut mempunyai arti bahwa pemberian kepercayaan sepenuhnya pada Wajib Pajak (dapat dibantu konsultan pajak) untuk menentukan penetapan besarnya pajak yang terutang sendiri, dan kemudian melaporkan pembayaran pajak dan perhitungan pajak secara teratur jumlah pajak terutang dan yang telah dibayar sebagaimana ditentukan dalam peraturan undang-undangan perpajakan untuk jelasnya digambarkan pada Gambar Kerangka Pemikiran dibawah ini.


(2)

25

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran SISTEM PERPAJAKAN

Siti Kurnia Rahayu 2010;75

Tax law

Tax Policy

SELF ASSESSMENT SYSTEM

Siti Kurnia Rahayu 2010;105

Tax Administration

Mendaftarkan Diri

Menghitung pajak oleh Wajib Pajak

Membayar pajak oleh Wajib Pajak


(3)

63

DAFTAR PUSTAKA

Djoko Mulyono. (2010). Hukum Pajak, Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis,

Yogyakarta : Penerbit Andi Offset

H Bohari. (2003). Penerapan Self Assessment System dalam Sistem Perpajakan Nasional. Majalah ilmiah Hukum Amanna Gappa.

Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta : PeberbitGraha Ilmu.

Jonathan Sarwono & Ely Suhayati. (2010). Riset Akuntansi menggunakan SPSS.

Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu

Mardiasmo. (2006). Perpajakan, Yogyakarta : Penerbit Andi Offset

Mohammad Zain. (2003). Manajemen Perpajakan. Jakarta : Penerbit Salamba Empat

Moh. Nazir. (2005). Metode Penelitian, Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia Siti Kurnia Rahayu. (2010). Perpajakan Indonesia, Konsep dan Aspek Formal,

Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu

Slamet Soelarno. (2001). Administrasi Pendapatan Daerah Jakarta : Penerbit Erlangga

Sophar Lombantoruan. (1997). Ensiklopedia Perpajakan. Jakarta : Penerbit Erlangga

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini & Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah, Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir

Fakultas Ekonomi UNIKOM, Jakarta : Penerbit Genesis Press

Tata Cara Pembuatan NPWP. Diakses pada 15 Juli, 2012 dari World Wide Web:

http:pajakonline.com/engine/artikel/art.php?artid=4542

Batas Waktu Penyetoran dan Penyampaian SPT. Diakses pada 16 Juli, 2012 dari

World Wide Web:

http:www.ortax.org/ortax/?mod=panduan&page=show&id=98&q=&hl m=


(4)

64

Djoned Gunadi (2005). Administrasi Pajak. Diakses pada 11 Juni, 2012 dari

World Wide Web: http:scribd.com/doc/21947106/Administrasi-Pajak


(5)

Lampiran 4/71

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap

: Rizal Maulana

Nama Panggilan

: Izal dan Jony

Tempat Tanggal Lahir: Bogor, 21 Agustus 1991

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat

: Jl.Nanjung No.95 Rt.03/11 Cimahi Selatan

No Hp

: 0856 5901 7277

E – mail

: izal_21081991@yahoo.com

Data Pendidikan

1.

Pendidikan Formal :

Tahun

Keterangan

1996 - 2002

SD NEGERI BAROS 2

CIMAHI

2002 - 2005

SMP NEGERI 2 CIMAHI

2005 - 2008

SMA NEGERI 4 CIMAHI

2009 - sekarang

Universitas Komputer Indonesia

Tercatat sebagai mahasiswa

jenjang D - III Program Studi

Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Unikom

2.

Pendidikan Non Formal :

Tahun

Keterangan


(6)

Dokumen yang terkait

Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Pada Kantor Sistem Manunggal Satu Atap Medan Selatan

1 46 78

Implementasi Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dalam Meningkatkan Pelayanan Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Perpajakan Pratama Medan Kota

0 93 79

Pengaruh Pelaksanaan Penagihan Pajak dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survei Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

2 21 89

Pengaruh Pelaksanaan Self Assessment System dan Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kualitas Pelayanan Pajak (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang)

3 16 47

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

0 6 1

Pengaruh Self Assessment System dan Efektivitas Administrasi Perpajakan Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur)

4 21 35

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegalega)

0 2 1

Pengaruh Penerapan Self Assessment System Dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (survey Pada KPP Pratama Bandung Cibeunying)

0 9 1

PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM OLEH WAJIB PAJAK BADAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOYOLALI

0 3 14

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying).

2 4 35