Sediaan Lepas Lambat Tinjauan Pustaka

diperoleh massa yang kompak dalam arti bentuk tablet bagus, keras dan tidak rapuh Bandelin, 1989. b. Metode granulasi kering dry granulation Pada metode ini granul dibentuk oleh penambahan bahan pengikat kering kedalam campuran serbuk obat dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, setelah itu memecahkannya menjadi pecahan-pecahan granul yang lebih kecil, penambahan bahan pelicin dan penghancur kemudian dicetak menjadi tablet Ansel, 1999. c. Metode kempa langsung direct compression Metode ini digunakan untuk bahan aktif dengan sifat mudah mengalir atau sifat kohesifnya tinggi sehingga memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah dan kering Ansel, 1999. Bahan-bahan yang dapat dikempa langsung, di samping baik alirannya dan kompresibilitasnya, juga harus inert, tidak berasa, dapat dikerjakan kembali, bisa pecah dan murah Banker and Anderson, 1986.

3. Sediaan Lepas Lambat

Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan obatnya ke dalam tubuh agar diserap secara cepat seluruhnya, sebaliknya produk lain dirancang untuk melepaskan obatnya secara perlahan–lahan supaya pelepasannya lebih lama dan memperpanjang kerja obat. Tipe obat yang disebutkan terakhir umumnya dikenal tablet atau kapsul yang kerjanya controlled release, delayed- release, sustained-action, prolonged-action, sustained release, prolonged-release, timed-release, slow-release, extended-action atau extended-release Ansel, 1999. Gambar 1. menunjukkan perbandingan profil kadar obat di dalam darah yang diperoleh dari pemberian bentuk sediaan konvensional, terkontrol controlled-release, lepas lambat sustained-release. Tablet konvensional atau kapsul hanya memberikan kadar puncak tunggal dan sementara transient. Efek farmakologi kelihatan sepanjang jumlah obat dalam interval terapetik. Masalah muncul ketika konsentrasi puncak dibawah atau diatas interval terapetik, khususnya untuk obat dengan jendela terapetik sempit. Pelepasan orde satu yang lambat yang dihasilkan oleh sediaan lepas lambat dicapai dengan memperlambat pelepasan dari bentuk sediaan obat. Pada beberapa kasus, hal ini dapat diperoleh melalui proses pelepasan yang kontinyu Jantzen Robinson, 1996. Gambar 1. Profil kadar obat vs waktu yang menunjukkan perbedaan antara pelepasan terkontrol orde nol zero-order release, pelepasan lambat orde satu sustained release dan pelepasan dari sediaan tablet atau kapsul konvensional immediate release Jantzen Robinson, 1996. Keuntungan bentuk sediaan lepas lambat dibandingkan bentuk sediaan konvensional adalah sebagai berikut Ansel et al, 1999: a. Mengurangi fluktuasi kadar obat dalam darah b. Mengurangi frekuensi pemberian c. Meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien d. Mengurangi efek samping yang merugikan e. Mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan Sedangkan kelemahan sediaan lepas lambat diantaranya adalah Ballard, 1978: a. Biaya produksi lebih mahal dibanding sediaan konvensional b. Adanya dose dumping yaitu sejumlah besar obat dari sediaan obat dapat lepas secara cepat c. Sering mempunyai korelasi in vitro – in vivo yang jelek d. Mengurangi fleksibilitas pemberian dosis e. Efektifitas pelepasan obat dipengaruhi dan dibatasi oleh lama tinggal di saluran cerna f. Jika penderita mendapat reaksi samping obat atau secara tiba–tiba mengalami keracunan maka untuk menghentikan obat dari sistem tubuh akan lebih sulit dibanding sediaan konvensional g. Tidak dapat digunakan untuk obat yang memiliki dosis besar 500 mg Faktor fisika-kimia yang mempengaruhi desain bentuk sediaan lepas lambat peroral Jantzen Robinson, 1996 adalah: a. Ukuran dosis Sediaan lepas lambat tidak cocok untuk obat – obat yang memiliki dosis relative besar. b. Kelarutan Senyawa dengan kelarutan yang sangat rendah 0,01 mgml sudah bersifat lepas lambat, pelepasan obat dari bentuk sediaan dalam cairan gastrointestinal dibatasi oleh kecepatan disolusinya. c. Koefisien partisi Senyawa dengan koefisien partisi yang rendah akan mengalami kesulitan menembus membran sehingga bioavailabilitasnya rendah. d. Stabilitas Untuk obat yang tidak stabil dalam usus halus akan menunjukkan penurunan bioavailabilitas jika diberikan dalam bentuk sediaan lepas lambat.

4. Formulasi Sediaan Lepas Lambat

Dokumen yang terkait

Evaluasi Profil Disolusi Tablet Lepas Lambat Teofilin yang Beredar di Masyarakat

6 77 88

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN LEPAS LAMBAT TABLET KAPTOPRIL DENGAN MATRIKS NATRIUM KARBOKSI OPTIMASI FORMULA SEDIAAN LEPAS LAMBAT TABLET KAPTOPRIL DENGAN MATRIKS NATRIUM KARBOKSI METILSELULOSA DAN AVICEL PH 102 SEBAGAI FILLER.

0 1 17

EVALUASI SIFAT FISIK DAN PELEPASAN NATRIUM DIKLOFENAK DALAM TABLET LEPAS LAMBAT DENGAN MATRIKS KOMBINASI HIDROKSIPROPILMETILSELULOSA DAN XANTHAN GUM.

0 2 25

FORMULASI SEDIAAN LEPAS LAMBAT TABLET TEOFILIN DENGAN MATRIKS NATRIUM CARBOXYMETIL CELLULOSE DAN AVICEL PH 102 DENGAN METODE GRANULASI BASAH.

0 1 24

FORMULASI SEDIAAN LEPAS LAMBAT TABLET TEOFILIN DENGAN MATRIKS HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA DAN AVICEL PH 102 DENGAN METODE GRANULASI BASAH.

0 0 26

FORMULASI SEDIAAN LEPAS LAMBAT TABLET TEOFILIN DENGAN MATRIKS HIDROKSIETIL SELULOSA DAN XANTHAN GUM DENGAN METODE GRANULASI BASAH.

0 1 24

OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN LEPAS LAMBAT TABLETTEOFILIN DENGAN MATRIKS ETIL SELULOSA (EC) DAN Optimasi Formulasi Sediaan Lepas Lambat Tablet Teofilin dengan Matriks Etil Selulosa (EC) dan Hidroksipropil Metil Selulosa (HPMC) dengan Metode Simplex Lattice D

0 5 16

OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN LEPAS LAMBAT TABLETTEOFILIN DENGAN MATRIKS ETIL SELULOSA (EC) DAN Optimasi Formulasi Sediaan Lepas Lambat Tablet Teofilin dengan Matriks Etil Selulosa (EC) dan Hidroksietil Selulosa (HEC) dengan Metode Simplex Lattice Design.

0 1 16

Formulasi Tablet Lepas Lambat Kuinin Sulfat Menggunakan Berbagai Konsentrasi Matriks Etilselulosa N10 Dengan Metode Granulasi Basah.

0 0 9

Penggunaan Hidrotalsit Sebagai Matriks Dalam Sediaan Tablet Lepas Lambat Teofilin cover

1 1 17