Pelaksanaan PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

dampingan. -Menginformasikan program kerja KKN RM Screening Kesehatan 3. Minggu, 14 Agustus 2016 10.00-11.30 -Pemeriksaan kesehatan Bpk. Sang Ade Wisnu dan Ibu Made Parni di Banjar Dinas Undisan Kaja. Foto Kartu Rekam Medis terlampir 4. Selasa, 16 Agustus 2016 16.00-17.00 -Menginformasikan program pemeriksaan katarak gratis di Desa Demulih, Bangli. -Mencatat informasi pekerjaan Ibu Made Parni sebelum menderita mata katarak. -Mencatat informasi obat-obatan yang dikonsumsi Ibu Made Parni untuk katarak selama ini. 5. Jumat, 19 Agustus 2016 16.30 - 17.30 -Menginformasikan perubahan jadwal program pemeriksaan katarak gratis. -Menginformasikan syarat surat-surat pemeriksaan katarak. -Berkoordinasi terkait transportasi keberangkatan ke Desa Demulih. -Memberikan tanaman obat. 6. Sabtu, 20 Agustus 2016 08.00 – 12.00 -Menemani Ibu Made Parni untuk pemeriksaan katarak gratis di Desa Demulih, Bangli. 7 Sabtu, 20 Agustus 2016 16.30- 18.00 -Mengecek tensi anggota keluarga dampingan. -Memantau penggunaan obat tetes hasil pemeriksaan katarak di Desa Demulih.

4.4 Hasil Program Dampingan

Dari beberapa solusi yang saya tawarkan terkait masalah kesehatan kepada keluarga dampingan Desak Nyoman Lilit, terdapat hasil yang dapat dikemukakan sebagai berikut.

4.4.1. Edukasi Kesehatan

Edukasi kesehatan secara berkala diberikan kepada anggota keluarga Nenek Desak Nyoman Lilit, dengan bantuan rekan dari Fakultas Kedokteran. Pada suatu kali kunjungan diketahui bahwa Nenek Desak Nyoman Lilit mengalami hipertensi hingga 200mmHg. Maka atas dasar tersebut diberikan edukasi bahwa sebaiknya beliau mengurangi konsumsi daging babi, kopi, dan sebagainya. Begitu pula kami mengingatkan Ibu Made Parni untuk mengobati kedua mata beliau dengan obat tetes mata yang diberikan oleh tim medis di Desa Demulih, untuk memberikan efek yang lebih baik atas katarak yang beliau derita. Sedangkan untuk Bapak Sang Ade Wisnu, kami sarankan untuk mengurangi kebiasaan merokok untuk mengurangi asma dan PPOK.

4.4.2 Pemberhentian Konsumsi Obat Infeksi Mata

Diketahui bahwa untuk mengobati katarak yang diderita, selama ini Ibu Made Parni menggunakan dua jenis obat tetes mata. Pertama ialah obat tetes Erlamycetin yang sebenarnya digunakan untuk mengobati sejenis penyakit infeksi mata akut, sedangkan katarak tidak termasuk infeksi mata. Kedua ialah obat tetes mata bernama Baineting yang dibeli dari penjual obat keliling. Berdasarkan pengamatan teman-teman Fakultas Kedokteran KKN RM Universitas Udayana di Desa Undisan, sebaiknya Ibu Made Parni tidak menggunakan kedua obat tetes mata tersebut, karena tidak sesuai dengan penyakit katarak mature yang telah diderita oleh Ibu Made Parni. Berdasarkan pengakuan Ibu Made Parni juga selama ini kedua obat tersebut tidak signifikan membantu penglihatan beliau yang sudah cukup kesulitan untuk melihat secara jelas. Kedua obat tersebut hanya memberikan efek kenyamanan pada mata setelah beberapa menit diteteskan ke bola mata.

4.4.3 Penggunaan Obat Tetes Mata C.Lynteer

Hasil dari pemeriksaan katarak Ibu Made Parni di Desa Demulih pada Sabtu, 20 Agustus 2016 bahwa Ibu Made Parni juga glaukoma atau tekanan cairan yang tinggi pada bola mata. Hal tersebut menyebabkan Ibu Made Parni tidak bisa langsung dioperasi karena bisa dapat menyebabkan komplikasi. Maka dari itu, tim medis hanya menyarankan Ibu Made Parni untuk ke Puskesmas Tembuku dan memberikan obat tetes mata. Obat tersebut berupa C. Lyteer yang harus diteteskan ke mata sebanyak tiga kali sehari. Sepulang dari pemeriksaan hari itu, Ibu Made Parni langsung meneteskan obat tetes tersebut dan mengaku cukup bisa melihat warna-warna dengan lebih jelas.

4.5 Kendala

Selama pelaksanaan program keluarga dampingan terhadap keluarga Nenek Desak Nyoman Lilit, kendala yang saya temukan ialah hanya kesulitan mengatur waktu untuk berkunjung ke rumah Nenek Desak Nyoman Lilit karena program kerja tim KKN RM Desa Undisan yang cukup padat.