Screening Kesehatan Minggu, 14 Agustus 2016, Balai Banjar Undisan Kaja Pemeriksaan Katarak Gratis Sabtu, 20 Agustus 2016, Desa Demulih, Bangli

BAB III PROGRAM USULAN SOLUSI MASALAH

3.1 Screening Kesehatan Minggu, 14 Agustus 2016, Balai Banjar Undisan Kaja

Saya sempat mengundang Nenek Nyoman Lilit beserta keluarga untuk hadir ke Balai Banjar Undisan Kaja pada Minggu, 14 Agustus 2016 dalam program kerja Screening Kesehatan Gratis. Program pemeriksaan gratis tersebut ditangani langsung oleh para mahasiswa Fakultas Kedokteran KKN RM Unud Desa Undisan, dengan bantuan mahasiswa fakultas lainnya secara mandiri. Dalam kesempatan tersebut, Ibu Made Parni beserta suami hadir untuk mengetahui kesehatan mereka. Salah satu keluhan Ibu Made Parni ialah bahwa beliau tidak bisa melihat secara jelas terlebih saat terdapat sinar yang cukup benderang. Bila diperhatikan kedua bola mata Ibu Made Parni tampak seperti telah ditutupi oleh selaput putih. Berdasarkan Kartu Rekam Medis Ibu Made Parni saat itu, diketahui bahwa kedua mata beliau mengalami katarak mature, sehingga disarankan untuk operasi katarak. Sedangkan Kartu Rekam Medis Bapak Sang Ade Wisnu menunjukkan bahwa beliau menderita PPOK Penyakit Paru Obstruktif Kronis yaitu paru-paru beliau gagal mendorong udara keluar. Gmb. 4 Kartu Rekam Medis Ibu Made Parni Bpk. Wisnu

3.2 Pemeriksaan Katarak Gratis Sabtu, 20 Agustus 2016, Desa Demulih, Bangli

Menindaklanjuti saran saat screening kesehatan terhadap penglihatan Ibu Made Parni untuk operasi katarak, saya mencari informasi terkait program pemeriksaan katarak gratis di Desa Demulih, Bangli. Program tersebut merupakan rangkaian dari program kerja tim KKN RM Unud Desa Demulih. Diwacanakan bahwa program pemeriksaan katarak tersebut juga akan memberikan pelayanan berupa pemberian kacamata hingga eksekusi operasi katarak secara gratis. Awalnya Ibu Made Parni tidak begitu antusias menyambut informasi tersebut, karena beliau sangat khawatir akan rasa sakit dan risiko akan operasi katarak itu sendiri. Setelah saya tekankan bahwa selama operasi katarak dijalankan, beliau akan diberikan anastesi bius sehingga tidak akan merasakan sakit dan kemungkinan keberhasilan operasi yang cukup tinggi, beliau akhirnya memutuskan untuk turut berangkat menuju Desa Demulih pada Sabtu, 20 Agustus 2016. Pada Minggu pagi kala itu, Ibu Made Parni ditemani oleh sang suami dan menantu untuk ikut serta dalam program pemeriksaan katarak di Desa Demulih. Dengan berbekal fotocopi Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk KTP, dan BPJS, Ibu Made Parni mendaftarkan dirinya. Dengan harap-harap cemas, Ibu Made Parni beserta 8 warga Desa Undisan yang menderita katarak lainnya mengantri selama sekitar 2 jam. Saat tiba waktunya kedua mata Ibu Made Parni diperiksa oleh tim medis, didapatkan bahwa kedua bola mata beliau mengalami glaukoma, atau tekanan cairan yang tinggi pada bola mata. Sehingga disarankan untuk belum diambil tindakan operasi katarak akibat risiko komplikasi yang tinggi. Maka tim medis hanya menyarankan Ibu Made Parni untuk datang ke Puskesmas Tembuku untuk mendapatkan rekomendasi ke RSUD Bangli, agar glaukoma yang diderita beliau dapat segera diatasi. Ibu Made Parni hanya pulang membawa obat tetes mata yang wajib beliau teteskan sebanyak 3 kali tiap harinya. Gmb. 5 Suasana Pemeriksaan Katarak Gratis di Desa Demulih, Bangli Setelah beliau meneteskan obat mata dari tim medis di Desa Demulih tersebut, Ibu Made Parni mengaku cukup nyaman dengan penglihatannya karena beliau dapat melihat berbagai macam warna di sekitar lebih jelas dibanding sebelumnya. Selama ini beiau hanya menggunakan obat tetes mata hasi rekomendasi seorang bidan gigi yang kebetulan buka praktek tepat di sebeah kediaman Ibu Made Parni. Obat tersebut telah beliau konsumsi selama beberapa bulan, namun tidak menunjukkan perubahan. Selain itu, Ibu Made Parni juga secara teratur menetaskan obat mata yang dijajakan oleh pedagang obat keliling. Namun berdasarkan hasil pengamatan teman Fakultas Kedokteran, obat tersebut tidak tepat digunakan oleh Ibu Parni sebab kedua obat tetes mata merupakan infeksi pada mata, sedangkan katarak bukan merupakan infeksi. Saat ini Ibu Made Parni telah berhenti menggunakan kedua obat tetes mata tersebut.

3.3 Pemberian Tanaman Obat