2
Keluarga I Gusti Made Pering merupakan salah satu keluarga yang tinggal di Bajar Antugan desa Blahbatuh kecamatan Blahbatuh kabupaten Gianyar, keluarga ini termasuk dalam
kategori kurang mampu atau pra sejahtera. Keluarga I Gusti Made Pering tinggal didalam satu pekarangan rumah dengan istrinya, beliau tidak memiliki anak, dan kondisi fisik beliau juga
membuat bapak I Gusti Made Pering kesulitan dalam bekerja berikut merupakan data keluarga I Gusti Made Pering
Tabel 1 Profil Keluarga Dampingan No Nama
Status Umur tahun
Pendidikan Pekerjaan Ket
1 I Gusti Made Pering
Kawin 63 SD
Buruh tani Kepala
Keluarga
2 I Gusti Made Raka
Kawin 60 SD
Mejaitan Istri
Bapak I Gusti Made Pering merupakan warga dari banjar adat Antugan beliau tinggal di rumah dengan luas ±4 Are. Dalam 1 pekarangan tersebut hanya terdapat keluarga Bapak I Gusti
Made Pering. Luas bangunan untuk rumah I Gusti Made Pering sendiri ±2 Are, yang digunakan sendiri oleh I Gusti Made Pering dan istrinya . Rumah bapak I Gusti Made Pering sangatlah
sederhana, rumah yang tidak berlantai yang terdiri dari satu kamar tidur, satu ruang dapur yang terletak dibelakang rumah beliau, satu kamar mandi dan satu rumah yang sudah rusak dan tidak
terpakai. Beliau sendiri mengatakan rumah yang rusak tersebut belum mendapatkan bantuan bedah rumah dari pemerintah Bali.
1.2 Kondisi Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan dari sebuah keluarga. Dalam hal ini pengukuran ekonomi dari keluarga dampingan bertujuan untuk
mengidentifikasi sumber pendapatan keluarga dampingan untuk memenuhi pengeluaran keluarga dampingan, seperti kebutuhan sehari – hari. Untuk itu dalam mengukur tingkat kesejahteraan
3
keluarga dampingan I Gusti Made Pering diperlukan dua hal, yaitu pendapatan keluarga dampingan dan pengeluaran keluarga dampingan.
Pendapatan bapak I Gusti Made Pering didapatkan dari bekerja di sawah orang lain sedangkan istrinya dirumah membantu bekerja dengan berjualan kulit canang. Bapak I Gusti
Made Pering mulai bekerja di sawah pukul 07.00 sampai 11.00 dan pada sore harinya beliau membantu kegiatan istrinya yaitu mejaitan. Dalam sebulan pendapatan Bapak I Gusti Made
Pering yang bekerja sebagai buruh tani hanya mendapatkan Rp 200.000,00 dan pendapatan istrinya tidak menentu setiap harinya. I Gusti Pering setiap paginya pergi kesawah untuk
membantu mengerjakan sawah. Namun, sawah tersebut bukan milik pribadi. Bapak I Gusti Made Pering tidak memiliki sawah, kebun, ataupun ternak seperti masyarakat lainnya yang ada di desa
Blahbatuh.
1.2.1 Pengeluaran Keluarga
Pendapatan Keluarga I Gusti Made Pering dapat dibilang pas-pasan karena pendapatan yang diperolehnya dari bekerja menjadi buruh tani dan membantu istrinya sangat tidak mungkin
untuk ditabung melainkan habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan kebutuhan hari raya.
a. Kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan sehari-hari yang rutin dipenuhi oleh keluarga Bapak I Gusti Made Pering
adalah kebutuhan makan dan minum, kebutuhan tersebut biasanya dipenuhi dari hasil pendapatan bekerja sebagai buruh tani dan membantu istrinya mejaitan, pendapatan tersebut
digunakan untuk memenuhi kebutuhan dua orang yaitu Bapak I Gusti Made Pering dan Ibu I Gusti Made Raka.
Kebutuhan sehari-hari keluarga bapak I Gusti Made Pering adalah membeli lauk pauk, kegiatan dibanjar, dan hari raya atau upacara keagamaan. Ibu I Gusti Made Raka mengatakan
bahwa untuk makan sehari-hari keluarga dapat menghabiskan dua puluh ribu rupiah, dan sisa pendapatan keluarga digunakan untuk biaya dibanjar serta upacara agama.
Keluarga mengatakan dalam waktu-waktu tertentu pengeluaran untuk makan sehari hari dapat berkurang, hal ini terjadi ketika sedang ada upacara besar di balai banjar maupun tetangga,
4
ketika penyelenggaraan upacara keagamaan keluarga biasanya mendapatkan lauk dari tetangga, selain itu keluarga juga mendapatkan jatah beras miskin atau raskin.
Keluarga mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih dapat dipenuhi dengan sehemat mungkin, dan jika memang susah untuk dipenuhi biasanya keluarga meminta bantun
kepada sanak saudara untuk meminjam uang. Keluarga mengatakan pemenuhan kebutuhan sehari-hari menjadi sulit ketika ada pengeluaran besar yang harus dilakukan, sehingga pada
waktu-waktu tersebut keluarga akan meminjam uang.
b. Kesehatan