Kisah Samuel Allah Memberkati Para Pemimpin Israel Samuel, Saul, dan Daud

48 kelas IV SD Pada suatu malam, Samuel tidur di halaman Kemah Kudus. Ia dipanggil oleh Tuhan, kata-Nya: “Samuel, hai Samuel” Dengan segera Samuel pergi kepada Eli dan berkata: “Saya, tuan” Eli menyahut: “Aku tidak memanggil Engkau. Pergi dan tidur terus” Samuel pergi dan berbaring lagi. Sekali lagi Tuhan memanggilnya, kata-Nya: “Samuel, hai Samuel” Maka Samuel bangun dan pergi kepada Eli, katanya: “Saya, tuan” Eli menjawab: “Aku tidak memanggil, kembalilah dan berbaring saja” Belum diketahui Samuel bahwa ia dipanggil Allah. Untuk ketiga kalinya Tuhan memanggilnya: “Samuel, hai Samuel” Ia bangun dan pergi kepada Eli, katanya: “Saya, tuan” Eli mengerti bahwa anak itu dipanggil oleh Tuhan, maka ia berkata kepadanya, “Berbaringlah kembali, hai anakku, dan jika engkau dipanggil lagi, katakanlah: Berfirmanlah, ya Tuhan, maka hamba-Mu akan mendengarkan” Lalu Tuhan bersabda kepadanya: “Aku akan menepati apa yang Kuirmankan kepada Eli. Sebab ia mengerti betapa jahatnya anak- anaknya, namun ia tidak menghukum mereka” Samuel tidur terus. Keesokan harinya ia dipanggil Eli. Eli bertanya kepadanya: “Apa yang dikatakan Allah, hai anakku? Jangan menyembunyikan apa- apa” Lalu Samuel menceritakan apa yang dikatakan Allah. Maka Eli menyahut: “Ialah Tuhan Dibuat- Nya kiranya menurut kehendak- Nya” bdk. 1Sam 1-3. Beberapa waktu kemudian orang Filistin bertempur melawan Israel. Israel harus melarikan diri. Pada waktu itu, mereka menyuruh imam- imam mengambil Tabut Perjanjian dari Silo. Hofni dan Pinehas Putra Eli turut serta imam-imam itu. Orang Israel dikalahkan. Bahkan, Tabut Perjanjian jatuh ke tangan musuh. Kedua anak Eli tewas. Seorang pesuruh pergi ke Silo. Eli yang telah membuka matanya bertanya kepadanya, “Apa yang telah terjadi.” Pesuruh itu menjawab: “Kedua anakmu tewas dan Tabut Perjanjian direbut oleh musuh” Ketika Eli mendengar berita yang dahsyat itu, jatuhkanlah ia dari kursinya: tengkuknya patah dan Ia meninggal. Sumber: Dok. Kemdikbud 49 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Samuel menjadi hakim di tanah Israel sesudah Eli. Ia berkata kepada bangsa itu: “Buanglah segala patung berhala yang ada di rumahmu, maka Tuhan akan melepaskan kamu dari tangan Filistin” Maka segenap rakyat berpuasa sehari lamanya dan berkata: “Kita telah berdosa terhadap Tuhan”. Kemudian, orang Filistin menyerang sekali lagi. Seluruh rakyat Israel takut sekali dan berkata kepada Samuel: “Janganlah berhenti mendoakan kami, supaya Tuhan menyelamatkan kita” Samuel mempersembahkan korban dan mendoakan rakyatnya. Tuhan menimbulkan taufan yang mengacaukan orang Filistin. Mereka dikalahkan dan tidak berani masuk tanah Israel selama hidup Samuel bdk. 1Sam 4-7. Bangsa Israel mendengarkan dan sangat menghormati Samuel. Ia adalah tokoh yang berdiri di antara dua zaman, yakni zaman hakim-hakim dan zaman raja-raja. Dialah yang meletakkan dasar dan semangat bagi zaman yang baru, yaitu zaman kerajaan. Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini • Dalam kisah di atas, mengapa orang-orang Israel menginginkan seorang raja? • Apa keinginan orang-orang Israel itu sesuai dengan keinginan Samuel? • Apa yang bisa kamu teladani dari Samuel? Releksi Bangsa Israel ingin memiliki raja seperti bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Mereka yakin bahwa di bawah pimpinan seorang raja mereka akan menjadi bangsa yang kuat. Namun, Samuel tidak sependapat dengan mereka. Samuel berkeyakinan bahwa raja tidak sesuai dengan ajaran agama mereka. Satu-satunya raja Israel adalah Allah. Walaupun demikian, akhirnya Samuel mengabulkan tuntutan mereka, tetapi dengan syarat, raja Israel harus menjadi abdi Allah. Ia diangkat dan dipilih oleh Allah untuk memerintahkan dan membimbing umat Israel sesuai dengan kehendak Allah. Taat kepada Allah lebih penting dari pada taat kepada peraturan-peraturan upacara keagamaan. Apakah aku sudah mengutamakan sikap-sikap baik ? 50 kelas IV SD

2. Kisah Raja Saul

Simak kisah Raja Saul berikut ini Ketika Samuel sampai pada masa tuanya, anak-anaknya diangkatnya menjadi hakim di Israel. Tetapi mereka tidak menempuh jalan ayahnya. Mereka korupsi dan berlaku tidak adil. Oleh sebab itu, orang tua-tua berkata kepada Samuel: “Berikanlah kepada kami seorang raja seperti bangsa-bangsa lain” Permintaan itu tidak berkenan kepada Samuel. Ia berdoa kepada Tuhan. Tuhan bersabda kepadanya: “Buatlah menurut keinginan rakyat. Karena mereka tidak membuang engkau melainkan Aku, sehingga Aku tidak lagi diakui sebagai raja oleh mereka Tetapi serahkanlah semua hak raja kepada mereka” Samuel mengumpulkan rakyat, tetapi mereka tidak mendengarkannya, dan berteriak: “Berilah kami seorang raja” Pada waktu itu, hiduplah di tanah Benyamin seorang yang bernama Saul. Di seluruh Israel tiada seorang pun yang seelok rupanya. Pada suatu hari, ketika beberapa ekor keledai betina kepunyaan ayahnya hilang, Saul bersama-sama dengan beberapa hamba mencari-cari binatang itu. Mereka sampai di kota Rama, tempat kediaman Samuel. Ketika Samuel melihat Saul, maka Tuhan bersabda kepadanya: “Inilah orang yang akan merajai umat-Ku” Samuel berkata kepada Saul: “Jangan bersusah hati, karena keledaimu sudah terdapat”. Keesokan harinya, diambillah oleh Samuel sebuah tanduk yang berisi minyak, dicurahkannya minyak itu pada kepala Saul, diciumnya, lalu berkata kepadanya “Demikianlah engkau diurapi Allah menjadi raja umat warisan-Nya” Lalu Saul pergi. Segala rakyat dikumpulkan Samuel, Saul dipanggil ke muka dan Samuel berkata: “Lihatlah orang yang dipilih Allah” Segala rakyat berseru: “Hiduplah raja” Sumber: Dok. Kemdikbud 51 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Tuhan beserta Saul, maka ia mengalahkan semua musuh Israel. Pada suatu hari, Samuel berkata kepadanya: “Pergilah dan kalahkanlah bangsa Amalek” Musnahkan segala miliknya” Saul mengalahkan bangsa Amalek. Domba dan sapi yang terbaik diambilnya tetapi segala yang buruk dan tidak berharga dibunuhnya. Lalu didirikannya suatu gapura kemenangan bagi dirinya. Maka Tuhan bersabda kepada Samuel: “Aku menyesal akan pengangkatan Saul menjadi raja, sebab ia meninggalkan Daku dan tidak turut perintah- Ku” Pagi-pagi benar Samuel bangun dan pergi menghadap Saul. Ketika Samuel sampai kepadanya, maka Saul berkata kepadanya: “Titah Allah telah kujalankan. ”Sahut Samuel: “Apa gerangan bunyi suara kambing domba yang sampai ke telingaku dan bunyi suara lembu yang kudengar?” Maka Saul menjawab: “Telah kupilih lembu dan kambing yang terindah untuk dipersembahkan kepada Tuhan” Maka kata Samuel: “Ketaatan lebih baik daripada persembahan. Oleh karena engkau melalaikan perintah Allah, maka Tuhan menolak engkau: kamu tidak akan menjadi raja lagi” Kemudian Samuel meninggalkan Saul dan tidak bertemu lagi dengan raja sampai ia meninggal bdk. 1Sam 8-15. Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini • Bagaimana Saul diurapi menjadi raja? Ceritakan • Pada awalnya Allah beserta Saul. Mengapa kemudian Allah meninggalkan Saul? • Tuliskan kesalahan-kesalahan Saul • Apa arti perkataan Samuel kepada Saul “Ketaatan lebih baik dari persembahan”? • Bagaimana pendapat atau pandanganmu sendiri tentang arti “ketaatan lebih baik dari persembahan”?