Tugas Doa Syukur Gereja

119 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

C. Doa Pribadi

Doa pribadi mencerminkan relasi atau hubungan pribadi seseorang dengan Tuhan. Berdoa merupakan salah satu cara untuk bisa bertemu dengan Allah, bercakap-cakap, dan mendengarkan Allah yang berbicara. Doa pribadi, umumnya berisi perasaan serta ungkapan hati, sesuai dengan suasana dan situasi yang dialami. Ada pengalaman suka, duka atau sedih, kecewa, menyesal, takut, bingung, perasaan bersyukur, kagum, dan perasaan lainnya. “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munaik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah- rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya”. Mat 6:5. Sabda Yesus ini mengingatkan kita untuk memiliki sikap doa yang rendah hati. Sikap rendah hati inilah sikap doa yang berkenan di hadapan Allah. Nyanyikanlah lagu di bawah ini Baca Kitab Suci Baca Kitab Suci, doa tiap hari, doa tiap hari, doa tiap hari. Baca Kitab Suci, doa tiap hari, kalau mau tumbuh. kalau mau tumbuh, kalau mau tumbuh. Baca Kitab Suci, doa tiap hari, kalau mau tumbuh. Baca Kitab Suci, doa tiap hari, kalau mau tumbuh. Sumber: Hatiku Penuh Nyanyian, KKI, 2003 Sumber: Dok. Kemdikbud 120 kelas IV SD

1. Cerita tentang Doa

Bacalah kisah berikut ini dengan saksama Doa Simon Dikabulkan Hari itu Simon bangun pagi-pagi, padahal hari itu libur. Biasanya Simon malas bangun pagi saat hari libur. Ada apa hari itu? Ternyata tadi malam, ibu Simon berjanji mengajaknya jalan-jalan ke mal paling besar di kotanya. Tentu saja Simon sangat gembira, sehingga pagi itu dia langsung bangun dan mandi dengan riang. Tapi, ada satu kebiasaan yang Simon lupakan hari itu. Dia lupa tidak berdoa saat bangun tidur. “Simon Ayo cepat mandinya” panggil ibu dari dapur. “Kamu harus sarapan dulu, baru kita berangkat”. “Siap Bu” jawab Simon. Simon cepat-cepat keluar dari kamar mandi, ganti baju, kemudian makan dengan lahap. Tapi, ada satu lagi kebiasan Simon yang dilupakan, yaitu berdoa sebelum makan. Simon dan ibunya berangkat dengan bus menuju mal. Di jalan, Simon melihat keramaian kota dan jalanan yang hiruk-pikuk. Tanpa terasa mereka telah sampai di tempat tujuan. Simon heran melihat ramainya mal. Banyak orang berlalu lalang. Banyak kios yang ramai dengan lampu yang gemerlapan. Aneka ragam barang dijual di tempat itu. Tanpa terasa, karena terlalu asyik melihat keramaian dan macam-macam hal yang baru Simon lihat, tangan Simon terlepas dari gandengan ibunya. Simon semakin jauh dari ibunya, dan ibunya pun tidak menyadari hal itu. Setelah beberapa lama, Simon menyadari bahwa ia terpisah dari ibunya. Dia bingung, sedih dan takut. Simon tidak tahu harus bertanya kepada siapa. Tidak ada orang yang dia kenal. Semua orang sibuk dengan diri mereka sendiri. Ingin rasanya dia berteriak, tapi