PENGARUH IKLAN “MENYALAKAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA SIANG HARI” TERHADAP PERILAKU MAHASISWA DALAM MEMATUHI PERATURAN LALU LINTAS DI BANDAR LAMPUNG

(1)

(Study in Communication Students Of University Of Lampung Class Of 2008 And 2009)

The lack of awareness of traffic regulation obedience in society has been becoming problem to police organization. This was proven by the high number of traffic infringement by society, especially by students and college students, which were 300 cases in November 2011.

The main theory of this research is Counseling theory. This is a quantitative research where it used survey method to measure the effect of “Light On” billboard campaign toward the traffic regulation obedience of students on the street.

The result of this research was counted by using Product moment formula, and as the result was known that there was effect of “Light On” billboard campaign toward the traffic regulation obedience of Communication Students of University of Lampung class of 2008 and 2009.

A good message composing made this campaign was accepted easily by college students. As result, there was significant effect of the billboard campaign toward the traffic regulation obedience of college students.


(2)

PENGARUH IKLAN “MENYALAKAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA SIANG HARI” TERHADAP PERILAKU MAHASISWA

DALAM MEMATUHI PERATURAN LALU LINTAS DI BANDAR LAMPUNG

(Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila Angkatan 2008 Dan 2009)

Oleh Arimay Saroh

Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan lalu lintas menjadi masalah utama saat ini. Terbukti dari tingginya angka pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa yaitu sebanyak 300 kasus pelanggaran lalu lintas di bulan November 2011.

Penelitian ini dikaji menggunakan teori penyuluhan. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survey yang bertujuan untuk mengukur besar pengaruh iklan “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang hari” terhadap perilaku mahasiswa dalam mematuhi peraturan lalu lintas.

Hasil penelitian dihitung menggunakan rumus Product Moment, dengan hasil korelasi sebesar 0,323. Jadi pada penelitian ini terdapat pengaruh pesan iklan Banner/Billboard “Menyalakan Lampu Utama Sepeda Motor pada Siang Hari” terhadap perilaku mahasiswa ilmu komunikasi FISIP UNILA angkatan 2008 dan 2009 dalam berlalu lintas.

Pengolahan pesan yang menarik membuat pesan tersebut mudah diterima oleh mahasiswa. Dengan demikian menghasilkan pengaruh yang tinggi pada perilaku mahasiswa dalam mematuhi peraturan lalu lintas.

Kata Kunci : Lalu lintas, Peraturan “Menyalakan lampu utama pada siang hari”, Perilaku


(3)

BANDAR LAMPUNG

(Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA Angkatan 2008 dan 2009)

Oleh

ARIMAY SAROH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

(5)

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 8

1. Tujuan Penelitian 8

2. Kegunaan Penelitian 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pengaruh 10

B. Komunikasi Massa 11

1. Ciri Komunikasi Massa 12

C. Pengertian Iklan 13

1. Efek Iklan 14

2. Iklan Luar Ruang 16

3. Media Luar Ruang 17

a. Billboard 17

b. Banner 17

c. Spanduk 18

D. Pemahaman dan Kepatuhan Mahasiswa 18

1. Pengertian Pemahaman Mahasiswa 18

2. Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman dan Kepatuhan 19

E. Pengertian Perilaku 20

F. Lalu Lintas Jalan Raya 21

1. Pengertian Rambu Lalu Lintas Jalan Raya 21 G. Satuan Polisi Lalu Lintas Bandar Lampung 24

H. Mahasiswa 25

1. Ciri-ciri Mahasiswa 26

I. Kerangka Pemikiran 28

1. LandasanTeori 28

2. Bagan Kerangka Pikir 35

J. Hipotesa 36

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian 37

B. Variabel Penelitian 37

C. Definisi Konseptual 38

1. Pesan Pada Iklan CetakBannerDanBillboard 38

2. Ketepatan Media Iklan 38

3. Pemahaman Mahasiswa 38


(6)

F. Teknik Pengumpulan Data 47

G. Teknik Pengolahan Data 49

H. Teknik Pemberian Skor 49

I. Uji Validasi dan Reliabilitas Instrumen 50

J. Teknik Analisis Data 54

IV HASIL PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 56

B. Uji Coba Instrumen Penelitian 57

1. Uji Coba Validitas Kuesioner 57

2. Uji Coba Reliabilitas Kuesioner 59

C. Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner 61

1. Uji Validitas Kuesioner 61

2. Uji Reliabilitas Kuesioner 63

D. Hasil Penelitian 65

1. Identitas Responden 65

2. Analisis Tabel Tunggal 67

a. Iklanbanner/billboardmenyalakan lampu utama sepeda

motor pada siang hari dilihat dari isi pesan 67 b. Kriteria iklanbanner/billboardmenyalakan lampu

utama sepeda motor pada siang hari 85

c. Perilaku berlalu lintas mahasiswa berdasarkan aspek

konatif 92

d. Uji Hipotesis 113

E. Pembahasan 114

V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 120

B. Saran 121

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

1. Uji coba validitas variabel X 58

2. Uji coba validitas variabel Y 59

3. Uji coba reliabilitas variabel X 60

4. Uji coba reliabilitas variabel Y 61

5. Uji validitas kuesioner variabel X 62

6. Uji validitas kuesioner variabel Y 63

7. Split half variabel X 63

8. Split halfvariabel Y 64

9. Jumlah responden berdasarkan usia 66

10. Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin 67 11. Frekuensi mahasiswa yang pernah melihat iklan

menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari 69 12. Mahasiswa mengetahui iklan menyalakan lampu utama

sepeda motor dari media banner/billboard 70

13. Intensitas mahasiswa melihat iklan menyalakan lampu

Utama sepeda motor pada mediabannerbillboard 71 14. Mahasiswa mengetahui tujuan menyalakan lampu utama

sepeda motor pada siang hari 72

15. Mahasiswa menyetujui peraturan menyalakan lampu

Utama sepeda motor pada siang hari 73

16. Pemahaman mahasiswa terhadap isi pesan iklan menyalakan lampu utama sepeda motor padabanner/

billboard 74

17. Isi pesan iklan menyalakan lampu utama sepeda motor

Pada siang hari bersifat memaksa 76

18. Isi pesan iklan menyalakan lampu utama sepeda motor

pada siang hari bersifat membujuk 77

19. Sifat iklan menyalakan lampu utama sepeda motor pada

siang hari yang lebih disukai 79

20. Pengetahuan mahasiswa tentang sejak kapan peraturan menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari

mulai diberlakukan 80

21. Pasal yang mengatur pengguna jalan untuk menyalakan

lampu utama sepeda motor pada siang hari 81

22. Pengetahuan mahasiswa terhadap sanksi bagi

pelanggaran peraturan menyalakan lampu utama siang hari 82 23. Ketepatan pemilihan mediabanner/billboarduntuk

menyampaikan peraturan menyalakan lampu utama

siang hari 84


(8)

siang hari padabanner/billboard 88 27. Ketepatan pemilihan lokasi untuk meletakkan

banner/billboard 89

28. Penggunaan bahasa pada iklanbanner/billboard 90 29. Kesukaan respoonden terhadap mediabanner/billboard

untuk menyampaikan pesan tentang peraturan menyalakan

lampu utama pada siang hari 91

30. Mahasiswa memiliki SIM 92

31. Mahasiswa membawa SIM saat berkendara 93

32. Mahasiswa membawa STNK saat berkendara 94

33. Mahasiswa memakai helm saat berkendara 95

34. Kendaraan sepeda motor mahasiswa dilengkapi dengan

kaca spion 96

35. Mahasiswa melihat rambu-rambu lalu lintas di jalan raya 97 36. Mahasiswa yang selalu mematuhi rambu-rambu lalu lintas 99 37. Mahasiswa pernah melanggar peraturan lalu lintas 100 38.Mahasiswa pernah melanggar peraturan “Menyalakan

lampu utama sepeda motor pada siang hari 101

39. Mahasiswa menyalakan lampu utama setelah

Mendapatkan sanksi 102

40.Mahasiswa mendukung peraturan “Menyalakan lampu

utama sepeda motor pada siang hari” 103

41. Mahasiswa terpaksa menyalakan lampu utama pada

siang hari 104

42. Mahasiswa yang menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari setelah melihat iklan menyalakan lampu

utama sepeda motor pada siang hari padabillboard/banner 106 43. Mahaiswa menyalakan lampu utama jarak jauh kendaraan

sepeda motor pada siang hari 107

44. Mahasiswa hanya menyalakan lampu utama jarak dekat 108 45. Mahasiswa terdorong untuk menyampaikan peraturan

menyalakan lampu utama pada siang hari 109

46. Mahasiswa pernah mengingatkan orang lain untuk

menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari 111 47. Pengaruh Pesan “Menyalakan Lampu Utama Sepeda Motor

pada Siang Hari” Terhadap Perilaku Mahasiswa dalam


(9)

(Az-Zumar:10)

Segala usaha yang dijalankan dengan kesabaran akan berbuah manis pada

hasilnya


(10)

Ketua :Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si. ...

Penguji Utama :Toni Wijaya., S.Sos, M. A ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si. NIP 19580109 198603 1 002


(11)

PERILAKU MAHASISWA DALAM

MEMATUHI PERATURAN LALU LINTAS DI BANDAR LAMPUNG (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA

Angkatan 2008 dan 2009)

Nama Mahasiswa :Arimay Saroh

Nomor Pokok Mahasiswa : 0816031020

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si NIP. 19620716 198803 1 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Drs. Teguh Budi Raharjo NIP. 196001221987031004


(12)

Pendidikan formal yang telah penulis selesaikan adalah SDN 1 Sendang Agung pada tahun 2002. Kemudian penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertamanya di SMPN 1 Pringsewu pada tahun 2005. Setelah itu, pada tahun 2008 penulis telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Pringsewu.

Pada tahun 2008 tepat nya tanggal 1 Agustus 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA dengan jalur masuk SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah mengikuti organisasi kemahasiswaan di jurusan yaitu HMJ Ilmu Komunikasi dalam bidang Humas pada periode 2009-2010. Selain itu juga penulis pernah melaksanakan KKN di Mesuji selama 40 hari guna melaksanakan tugas dengan tema kesehatan.

Agung yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, pasangan Ayahanda Santoso dan Ibunda Wijiati.


(13)

Alhamdullilahirabbilalamin, segala puji bagi Allah karena sampai pada detik ini tak henti-hentinya memberikan segala nikmat dan rahmat yang tercurah kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsinya. Shalawat serta salam yang selalu kita junjungkan kepada Nabi Muhammad, para sahabat, keluarga, serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulisan skripsi berjudul “Pengaruh Iklan Menyalakan Lampu Utama Kendaraan Sepeda Motor pada Siang Hari Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Berlalu Lintas (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 dan 2009 FISIP UNILA)” ini merupakan syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi pada jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampu ng. Penulis berharap, karya yang merupakan wujud kerja, pemikiran maksimal, kerja keras serta dukungan dan bantuan berbagai pihak ini akan bermanfaat dikemudian hari.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si selaku pembimbing, atas waktu, pengarahan, bimbingan dan masukan yang


(14)

Kepada Bapak Toni Wijaya., S.Sos, M.A selaku dosen pembahas, terima kasih atas semua kritik, saran, waktu dan bimbingannya untuk menjadikan skripsi saya lebih baik.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu selama ini, yakni kepada:

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Teguh Budiarjo,M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi yang sudah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

3. Terika kasih untuk Almamater tercinta.

4. Terima kasih untuk Polresta Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mencari informasi yang sangat penulis butuhkan.

5. Untuk kedua orang tua ku tercinta yang selalu memberikan dukungan lahir maupun batin kepada penulis. Untuk Ibu terima kasih atas semua doa yang selalu kau panjatkan untuk ku, terima kasih atas kasih sayang yang selalu tercurah untuk ku. Perjuanganmu dalam membesarkan , merawat ku adalah perjuangan yang tidak akan pernah penulis lupakan. Untuk Bapak terima kasih atas jerih payah mu dalam mencari nafkah untuk keluarga sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan hingga kejenjang perkuliahan.. Hanya ini yang dapat penulis berikan semoga bisa membalas semua jasa


(15)

6. Ayuk Mar, Mba Dwi, adik ku Hafid, Mas Pur, Mas Jiman (Alm), serta semua keponakan-keponakan ku yang lucu-lucu (Aulia, Naufal dan Dini) terima kasih untuk semua doa, dukungan dan semangat yang kalian berikan.

7. Untuk teman seperjuangan Pinta S.Ikom dan Duwi S.Ikom terima kasih buat dukungan, kerjasama dan canda kalian, mungkin penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini tanpa kalian. Meilina S.Ikom yang selalu menyemangatiku untuk bersabar, Yeti Herdawati, S.Ikom “Si Item Maniez” kegigihanmu memberikan semangat buatku. Helda wati, Puji Lestari S.Ikom, Aji S.Ikom (yang bawel), Nova S.IKom, Tiya S.IKom (teman seperjuangan di Mesuji), semua anak Komunikasi Angkatan 2008 Joe, Jemz, Intong, Grace, Fitri dan yang lainnya yang tidak mungkin disebut satu persatu. Terima kasih buat persahabatan dan kenangan yang kalian berikan selama ini. Love You All

8. Buat sesorang yang kusayangi (Aby), terima kasih buat waktu dan semangat yang kamu berikan. Tanpa dukungan mu penulis tidak akan bisa menyelesaikan semua ini. Terima karena sudah memberikan banyak warna dalam hidupku. Semoga setelah ini kita bisa melangkah lebih baik lagi.

I LOVE U SO MUCH

9. Teman-teman satu kosan ku (DANAU MAS), Rina yang selalu mengingatkan ku buat makan teratur dan bersedia menyediakan tumpangan kamar gratis,


(16)

memberikan kenangan tersendiri buatku, meski kita sering berebut air tapi itu semua yang membuat kita begitu dekat. Kalian adalah keluarga baru buatku

10. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan doa yang belum tersebutkan sebelumnya

11. Serta kepada Anda yang membaca skripsi ini, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi Anda khususnya dan masyarakat luas umumnya.

Penulis


(17)

Nama : Arimay Saroh

NPM : 0816031020

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat : Sendang Agung, RT 07/RW 14, Kecamatan Sendang Agung, Lampung Tengah-Indonesia

No.HP : 085768495805

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Iklan ‘Menyalakan Lampu Utama Kendaraan Sepeda Motor pada Siang Hari’ Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Mematuhi Peraturan Lalu Lintas di Bandar Lampung (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA Angkatan 2008 dan 2009)” adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat (milik orang lain) ataupun dibuat oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian /skripsi saya, ada pihak-pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak-pihak manapun.

Bandar Lampung, 19 Oktober 2012 Saya yang menyatakan,

Arimay Saroh NPM. 0816031020


(18)

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia tidak pernah lepas dihadapkan dengan proses komunikasi. Mulai dari manusia bangun tidur hingga kembali tidur. Menurut Harold Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi mengandung lima unsur penting yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Dalam penelitian ini pesan yang disampaikan berupa peraturan-peraturan lalu lintas dimana polisi lalu lintas bertindak sebagai komunikator dengan menggunakan media massa sebagai alat penyampai pesan kepada mahasiswa sebagai komunikan. Media massa disini berupa iklan, poster yang dipasang di jalan raya agar diketahui oleh masyarakat umum. Efek atau tujuan yang diharapkan dari penyampaian pesan tersebut yaitu adanya perubahan perilaku khususnya pada mahasiswa dalam berlalu lintas. Mahasiswa diharapkan mampu lebih tertib dalam berlalu lintas. Selain itu tujuan dari penyampaian pesan melalui media massa tersebut untuk mengenalkan lebih jauh tentang etika berlalu lintas yang baik.

Masalah mengenai lalu lintas yang ada saat ini yaitu rendahnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan etika berlalu lintas. Masyarakat selalu


(19)

mendahulukan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum sehingga menyebabkan pelanggaran dalam berlalu lintas. Dari pelanggaran-pelanggaran tersebut banyak mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas dan 60% kecalakaan terjadi pada kendaraan roda dua. Hal tersebut diakibatkan karena faktor human error (Kesalahan Manusia). Terhitung dari bulan Januari – Oktober 2011 terjadi kecelakaan yang menelan korban sebanyak 528 orang. Untuk itu, demi mengurangi angka kecelakaan lalu lintas maka pengendaraan sepeda motor diwajibkan untuk menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari. Namun tidak semua masyarakat mematuhi peraturan tersebut. Terbukti dari banyaknya jumlah masyarakat yang melanggar peraturan tersebut. Terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2011, Polresta Bandar Lampung telah menilang sedikitnya 2.500 pengemudi motor yang tidak menyalakan lampu depan (light on) di siang hari.

(http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/10/14/lt1y67-tidak-menyalakan-lampu-2500-motor-ditilang).

Sedangkan di bulan November 2011 terdapat 300 kasus pelanggaran di jalan raya yang notabene pelanggarnya adalah pelajar dan mahasiswa. Sebagai bahan evaluasi terbukti memberikan kendaraan bermotor pada anak-anak adalah untuk mengajarkan cara bunuh diri paling efektif. Karena anak-anak biasanya tidak menggunakan kendaraan roda dua itu untuk bertransportasi aman, tetapi justru untuk ajang kebut-kebutan di jalan raya.

(http://wartalambar-online.blogspot.com/2011/11/light-on-kurangi-angka-lakalantas.html.)


(20)

Untuk itu polisi lalu lintas membuat beberapa banner dan billboard tentang tata cara berlalu lintas yang benar dan dipasang di jalan raya guna mengajak masyarakat untuk mengubah perilaku berlalu lintas agar sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Banner dan billboard tersebut berupa peringatan pada masyarakat untuk menghidupkan lampu utama pada siang hari. Peraturan ini terdapat pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 :

Pasal 107 ayat 2 : pengemudi sepeda motor selain mematuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyalakan lampu utama pada siang hari.

Pasal 293 ayat (2) : setiap orang yang mengemudikan sepeda motor di jalan tanpa menyalakan lampu utama pada siang hari sebagaimana dimaksud dalam pasal 107 (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 (lima belas) hari atau denda paling banyak Rp.100.000,00 (Seratus ribu rupiah).

Dalam melaksanakan tugas penilangan polisi memiliki prosedur yang harus dilakukan yaitu, polisi yang memberhentikan pelanggar wajib menyapa dengan sopan serta menunjukan jati diri dengan jelas. Polisi harus menerangkan dengan jelas kepada pelanggar apa kesalahan yang terjadi, pasal berapa yang telah dilanggar dan tabel berisi jumlah denda yang harus dibayar oleh pelanggar. Pelanggar dapat memilih untuk menerima kesalahan dan memilih untuk menerima '''slip biru''', kemudian membayar denda di BRI tempat kejadian dan mengambil dokumen yang ditahan di Polisi Sektor tempat kejadian, atau menolak kesalahan yang didakwakan dan meminta


(21)

sidang pengadilan serta menerima '''slip merah'''. Pengadilan kemudian yang akan memutuskan apakah pelanggar bersalah atau tidak, dengan mendengarkan keterangan dari polisi bersangkutan dan pelanggar dalam persidangan di kehakiman setempat, pada waktu yang telah ditentukan (biasanya 5 sampai 10 hari kerja dari tanggal pelanggaran).

Iklan adalah sebuah proses komunikasi, yang di dalamnya terdapat orang yang disebut sebagai sumber munculnya ide iklan, media sebagai medium, dan audiens (Bovee dalam Bungin, 2001:123), sedangkan John Rossiter dan Larry Percy mengemukakan pendapatnya tentang iklan yaitu iklan bertujuan untuk mempersuasi secara tidak langsung yaitu iklan didasari oleh informasi tentang keuntungan produk atau jasa yang didesain untuk menciptakan kesan yang menyenangkan sehingga dapat merubah pikiran khalayak.

Dikaitkan dengan banner dan billboard yang dipublikasikan oleh polisi lalu lintas juga memiliki maksud dan tujuan untuk memberikan pendidikan non-formal mengenai peraturan lalu lintas kepada masyarakat khususnya mahasiswa. Pada umumnya mahasiswa dianggap masyarakat sebagai orang yang berpendidikan tinggi, dinilai mempunyai pemahaman yang lebih terhadap pesan lalu lintas yang disampaikan melalui media banner/billboard. Pada hakekatnya pemasangan iklan tersebut merupakan suatu langkah dalam usaha mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang diharapkan. Pemasangan banner dan billboard merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat mau tertarik dan berminat untuk melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.


(22)

Periklanan dipandang sebagai media yang lazim digunakan komunikator untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif pada komunikan. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra komunikan yang berkaitan dengan suatu produk atau pesan (Durianto, 2003:2).

Melalui banner dan billboard ini juga dapat mendidik masyarakat, memberi pengetahuan, dan informasi-informasi, agar masyarakat dapat membentuk sikap dan berperilaku sesuai apa yang seharusnya. Isi dari banner dan billboard tersebut mengajak masyarakat dan mengenalkan tentang etika-etika berlalu lintas yang baik. Seperti membawa kelengkapan kendaraan, menghidupkan lampu utama dan menaati rambu-rambu lalu lintas lainnya. Semua iklan ini dipublikasikan guna mendukung dari empat fungsi polisi lalu lintas yaitu:

1. Pendidikan (Education), polisi bertugas untuk menyampaikan pendidikan berupa pengetahuan dan informasi mengenai lalu lintas kepada masyarakat. Dengan pendidikan ini masyarakat akan lebih memahami menaati peraturan yang berlaku tentang etika berlalu lintas.

2. Penegak/Pengawasan, polisi bertugas untuk melaksanakan pengawasan terhadap perilaku masyarakat dalam berlalu lintas. Apakah masyarakat sudah menjalankan apa yang mereka pahami tentang rambu lalu lintas atau apakah masyarakat masih tetap melakukan pelanggaran terhadap peraturan lalu lintas.


(23)

3. Rekayasa Jalan (Engenering), polisi bertugas mengatasi kemacematan yang terjadi di jalan raya dengan melakukan rekayasa jalan. Rekayasa jalan ini dapat berupa pengalihan jalan dari jalan yang seharusnya dilewati dialihkan ke jalan lain guna mengurangi tingkat kemacetan.

4. Identifikasi & Registrasi (Identification & Registration), polisi bertugas melayani masyarakat yang akan melakukan registrasi berupa pembuatan ataupun perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM).

(Hasil riset di Polresta Bandar Lampung)

Tujuan dari pemasangan banner dan billboard yang dilakukan oleh polisi lalu lintas yaitu lahirnya efek positif yakni tercapainya muatan kognitif dan afektif pada masyarakat khususnya mahasiswa artinya jika kedua aspek ini berjalan dengan baik persoalan etika berlalu lintas di jalan raya dapat berjalan dengan baik.

Muatan kognitif seseorang dapat mempengaruhi seseorang dalam mengkomunikasikan pikiran. Namun manusia tidak memberikan respon kepada pesan secara otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan. Sebelum memberi respon, manusia menangkap dulu pola pesan secara keseluruhan dalam satuan-satuan makna. Menurut Lewin teori kognitif menyatakan bahwa individu berusaha mengoptimalkan makna dalam persepsi perasaan, kognisi, dan pengalamannya.

Sedangkan afektif yaitu kecenderungan perilaku seseorang terhadap apa yang dihasilkan oleh aspek kognitifnya. Dalam istilah komunikasi aspek afektif


(24)

diartikan sebagai “tendensi untuk memberi reaksi yang positif (menguntungkan) atau negatif (tidak menguntungkan) terhadap orang-orang, objek, situasi-situasi tertentu. Karena itu merupakan suatu tendensi untuk memberi reaksi yang bersifat emosional dalam arah tertentu.

Dikaitkan dengan mahasiswa aspek afektif ditunjukkan dengan perilaku mahasiswa untuk lebih beretika dalam berlalu lintas dapat dipengaruhi oleh aspek kognitif. Jika tingkat etikanya tinggi maka afektif positif, sebaliknya jika etikanya rendah maka afektifnya negatif.

Komunikasi ini akan berjalan efektif apabila, mahasiswa memiliki kognitif sebanding dengan afektif. Mahasiswa dengan segala pengalaman dan pengetahuannya tentang peraturan lalu lintas harusnya lebih paham dan cenderung mematuhi peraturan lalu lintas. Mahasiswa banyak yang menggunakan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil untuk bepergian. Sebagai seorang mahasiswa yang memiliki banyak sebutan dan dianggap memiliki pendidikan atau pengetahuan lebih oleh masyarakat, harusnya dapat memberi contoh yang baik dalam berlalu lintas. Baik dalam hal kelengkapan berkendaraan dan pemahaman serta kepatuhan dalam menaati peraturan lalu lintas yang ada.

Komunikasi menggunakan media banner dan billboard penting untuk diteliti, hal ini berdasarkan beberapa alasan pokok diantaranya :

Peraturan menyalakan lampu utama bagi kendaraan sepeda motor telah lama dibuat tapi, masih banyak masyarakat yang belum menerapkan peraturan tersebut dalam berlalu lintas. Dalam hal ini apakah penyampaian informasi


(25)

kepada masyarakat tidak diterima dengan baik karena pendekatan dan media yang digunakan kurang tepat atau masyarakat yang kurang peduli dengan peraturan baru tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu diteliti berapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari banner dan billboard terhadap mengubah perilaku mahasiswa dalam mematuhi peraturan untuk menyalakan lampu utama pada siang hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah mengenai :

Berapa besar pengaruh banner dan billlboard “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang hari” terhadap perilaku mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNILA angkatan 2008 dan 2009 dalam mematuhi peraturan lalu lintas?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengukur berapa besar pengaruh iklan “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang hari” terhadap perilaku mahasiswa dalam mematuhi peraturan tersebut?


(26)

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih baik sebagai literatur maupun referensi bagi mahasiswa lainnya yang tertarik pada penelitian ilmiah yang berhubungan dengan media iklan sebagai alat untuk mengubah perilaku dalam berlalu lintas. 2. Secara Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

tambahan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa tentang etika dalam berlalu lintas yang baik.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Pengaruh

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1986 : 670) pengaruh berarti daya upaya yang atau timbul dari sesuatu atau orang atau benda yang ikut membentuk watak atau kepercayaan ataupun perbuatan seseorang.

Sedangkan pengaruh menurut Effendy (1990 : 39) pengaruh adalah setiap perubahan yang terjadi dalam diri penerima, karena pesan-pesan dari suatu sumber , khususnya media massa. Perubahan ini meliputi persepsi pengetahuan dan perilaku nyata.

Pengaruh adalah satu elemen komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang kita inginkan pengaruh media massa dapat terjadi dalam tataran bentuk perubahan yang meliputi: 1. Efek kognitif yaitu efek atau pengaruh pada perbendaharaan pengetahuan

khalayak

2. Efek afektif yaitu efek atau pengaruh pada keyakinan dalam hal pembentukan dan perubahan persepsi, dapat berupa menyukai atau tidak menyukai, menerima atau menolak pada suatu objek


(28)

3. Efek konatif yaitu efek atau pengaruh pada kecenderungan untuk berperilaku atau bertindak terhadap objek tertentu (Rakhmat, 2005 : 16) Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah upaya yang timbul dari seseorang untuk melakukan perubahan karena pesan-pesan dari media massa yang meliputi perubahan unsur kognitif, afektif dan konatif yang ikut membentuk kepercayaan dan perbuatan seseorang.

B. Komunikasi Massa

Komunikasi memiliki banyak definisi dan bidang kajian serta ruang lingkup. Hal ini karena banyaknya sumbangsih dari para pakar ilmu masing-masing untuk ilmu komunikasi. Namun pada dasarnya istilah komunikasi berasal dari perkataan latin “Communis” yang berarti membuat kebersamaan antara dua orang atau lebih. Harold Lasswell membuat sebuah definisi singkat mengenai suatu tindakan komunikasi yaitu “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.

Sedangkan menurut Everett M.Rogers, komunikasi yaitu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Cangara 2002:19).

Berdasarkan definisi tersebut dikaitkan dengan penelitian ini yaitu polisi lalu lintas sebagai komunikator yang dinilai memiliki pengetahuan lebih tentang peraturan lalu lintas menyampaikan pesan tentang tata cara berlalu lintas yang baik melalui media massa. Media yang digunakan disini yaitu berupa iklan layanan masyarakat yang berisi tentang ajakan kepada masyarakat agar


(29)

berperilaku baik dalam berlalu lintas. Iklan tersebut dipasang di jalan agar dapat diketahui oleh semua masyarakat, karena iklan termasuk media massa yang memiliki ciri komunikan yang heterogen atau umum.

Menurut McQuail (dalam Lukiati Komala, 2009:111) pada dasarnya “Mass communication comprises the institutions and techniques by which specialized groups employ technological devices (press, radio, films, etc) to disseminate symbolic content to large, heterogenous and widely dispersed audience”. Komunikasi massa terdiri dari lembaga-lembaga dan teknik dengan mana kelompok-kelompok khusus menggunakan perangkat teknologi (pers, radio, film, dll) untuk menyebarkan konten simbolis ke besar, audiens yang heterogen dan tersebar luas.

1. Ciri-ciri Komunikasi Massa

Berdasarkan definisi tersebut ada beberapa karakteristik dari media massa. Ruben dan Steward menyebutkan, komunikasi massa mempunyai jumlah audiens yang sangat besar dan heterogen, impersonal yaitu komunikan tidak mengenal keseluruhan partisipan secara personal, terencana, dapat diprediksi dan formal, adanya kontrol terhadap sumber informasi, keterbatasan interaktifitas antara sumber dengan audiensnya. Sentralitas terhadap sumber informasi yaitu sumber merupakan suatu institusi yang mempunyai akses yang mudah dan langsung untuk mencapai audiensnya dalam sekali waktu dan difasilitasi oleh berbagai bentuk media massa, baik cetak maupun elektronik.


(30)

Sedangkan menurut McQuail (1996:33) sumber komunikasi massa bersifat organisasi formal dan seringkali merupakan komunikator yang profesional. Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif.

C. Pengertian Iklan

Kata iklan berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah upaya mengiring orang pada gagasan. Adapun pengertian secara komprehensif atau luas adalah semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang ataupun jasa secara nonpersonal melalui media yang dibayar oleh sponsor tertentu.

Menurut Monle Lee dan Carla Jhonson (2004:143), iklan merupakan bentuk komunikasi non verbal dan non personil tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kepada suatu khalayak target melalui media seperti radio, televisi, koran, majalah, reklame luar ruang atau kendaraan umum. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi khalayak untuk berfikir dan bertindak sesuai dengan keinginan komunikator.

Terdapat 5 elemen yang dapat mengkategorikan bahwa iklan itu bagus dengan memenuhi beberapa kriteria di bawah ini:

1. Attention (perhatian), dalam tataran ini iklan harus mampu menarik perhatian khalayak sasaran. Untuk itu iklan memerlukan bantuan ukuran, penggunaan warna, tata letak atau suara-suara khusus.


(31)

2. Interest (Minat), untuk elemen ini iklan berusaha dengan bagaimana khalayak berminat dan memiliki keinginan lebih jauh. Dalam hal ini khalayak harus dirangsang agar mau membaca, menonton pesan-pesan yang disampaikan.

3. Desire (Kebutuhan) iklan juga harus memiliki komponen kebutuhan, yaitu mampu menggerakkan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati produk tersebut.

4. Conviction (keinginan) iklan harus mempunyai elemen convintion yang artinya, iklan harus mampu menciptakan keinginan dari calon khalayak. 5. Action (tindakan), elemen action berusaha membujuk khalayak agar

membeli sesegera mungkin melakukan suatu tindakan sesuai dengan pesan yang disampaikan.

1. Efek Iklan

Efek awal dari sebuah informasi atau pesan dalam bentuk iklan masuk pada aspek kognitif, dalam jangka waktu tertentu akan masuk ke dalam aspek afeksi dan kemudian tidak menutup kemungkinan untuk masuk ke dalam aspek kognisi.

1. Efek kognitif, yaitu berkaitan dengan tingkat kesadaran dan pengetahuan yang mengacu pada pola pikir dalam aspek kognitif terdapat tahapan sebagai berikut:

a) Awareness (kesadaran), yaitu penerimaan iklan pertama-tama harus sadar akan produk atau jasa yang diiklankan.


(32)

b) Knowledge (pengetahuan), yaitu setelah penerimaan timbul kesadaran terhadap pesan sehingga ia mendapatkan pengetahuan tentang pesan tersebut.

c) Comprehension (pemahaman), yaitu tingkat pemahaman khalayak terhadap slogan,logo maupun bintang iklan.

2. Efek Afektif, yaitu berkaitan dengan perasaan suka atau tidak suka. Dalam aspek afektif terdapat tahapan sebagai berikut:

a) Lingking (kesukaan) yaitu informasi dan pengetahuan yang dapat menimbulkan perasaan atau sikap positif terhadap sebuah pesan. b) Preforence yaitu pembawaan positif dapat membawa seseorang yang

tengah mendapatkan informasi pada suatu kecenderungan untuk memilih dibandingkan yang lain.

3. Efek konatif, yaitu berkaitan dengan akan timbulnya keyakinan untuk melakukan tindakan tertentu.

Dalam aspek konatif terdapat tahapan sebagai berikut:

a) Conviction (keyakinan), yaitu yang mana akan timbul ketika komunikan membentuk niat untuk memilih

b) Attitude (sikap) yaitu kecenderungan sikap untuk memilih dibandingkan yang lainnya

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa suatu iklan dapat dikatakan efektif bila efek komunikasi yang dijadikan tujuan pembuatan iklan tercapai dan apa yang ingin disampaikan komunikator dapat menarik perhatian dan masyarakat dapat mengingat iklan tersebut.


(33)

2. Iklan Luar Ruang

Iklan ini berupa poster yang berukuran kecil (sticker) hingga ukuran yang besar seperti papan iklan (billboard). Secara umum karakteristik dan keunggulan yang dimiliki oleh iklan luar ruang ini adalah:

a) Ukuran dan dominasi, karena ukurannya yang pada umumnya cukup besar maka iklan media luar ruang mendominasi pemandangan dan mudah menarik perhatian.

b) Warna

c) Pesan-pesan singkat

d) Zoning, kampanye iklan ini umunya dapat diorganisir dalam suatu daerah atau kota tertentu.

e) Efek mencolok, kemampuannya dalam menciptakan kesan atau ingatan pemirsa melalui penebalan, warna, ukuran, dan penanggulangan.

Kelemahan yang dimiliki oleh media ini adalah: a) Ketidakmampuan memuat banyak pesan sekaligus b) Rentan terhadap cuaca

c) Kurangnya konsentrasi khalayak untuk menginginkan pesan-pesan iklan karena mereka melihat iklan tersebut secara sambil lalu

d) Waktu yang digunakan untuk merancang, mencetak dan memamerkan iklan cukup lama. (Jefkins, 1995 : 84-131)


(34)

3. Media Luar Ruang a. Billboard

Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar.

Billboard disebut juga sebagai bentuk poster dengan ukuran yang lebih besar yang diletakkan tinggi di tempat tertentu yang ramai dilalui orang.

Billboard termasuk model iklan luar ruang yang paling banyak digunakan Sekarang di jaman digital, billboard pun menggunakan teknologi baru sehingga muncul digital billboard. Ada juga mobile billboard yaitu billboard yang dipasang di mobil (iklan berjalan). Di Indonesia, billboard punya definisi sendiri. Yaitu reklame yang berbentuk bidang dengan bahan terbuat dari kayu, logam, fiberglas, kain, kaca, plastik, dan sebagainya yang pemasangannya berdiri sendiri, menempel bangunan dengan konstruksi tetap, dan reklame tersebut bersifat permanen.

(http://batamadvertising.com/produk/bilboard) b. Banner

Banner adalah salah satu media promosi yang berfungsi seperti poster, tetapi Biasanya diletakkkan di depan outlet dan mempunyai rangka sendiri untuk berdiri. Oleh karena itu disebut stand banner, dinamakan X-banner biasanya mempunyai rangka berbentuk X. Banner biasanya diletakkan di luar ruangan. Bahan yang digunakan untuk mencetak


(35)

Banner dicetak melalui digital ptinting dengan format vertikal dan berukuran 60 x 160 cm.

(http://inoz3ro.blogspot.com/2008/10/4.html c. Spanduk

Menurut kamus besar bahasa Indonesia spanduk merupakan kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau berita yangg perlu diketahui umum. http://kamusbahasaindonesia.org/spanduk/mirip

D. Pemahaman dan Kepatuhan Mahasiswa 1. Pengertian Pemahaman Mahasiswa

Pemahaman adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia (Jalaludin, 1997 : 33). Berdasarkan pengertian tersebut terlihat bahwa kaitan antara intelektual atau pengetahuan seseorang dapat berpengaruh terhadap pemahaman seseorang untuk dapat menerima sebuah pesan yang telah disampaikan. Dalam penelitian ini mahasiswa sebagai responden dapat dikatakan paham terhadap peraturan lalu lintas apabila dapat menerima pesan dengan baik dan mematuhi peraturan lalu lintas di jalan raya. Pemahaman mahasiswa dapat diperoleh dari proses belajar atau transmisi pengetahuan yang diperoleh dari komunikator. Komunikator yang dimaksud disini tidak hanya seorang dosen atau polisi lalu lintas, tetapi yang menjadi komunikator dapat juga dari pengalaman orang lain dan diri sendiri.


(36)

Kepatuhan diartikan sebagai kecenderungan perilaku yang memungkinkan seseorang melakukan apa yang diketahuinya. Dalam istilah komunikasi kepatuhan seseorang disebut dengan afektif yaitu “efek yang lebih berkonotasi kepada perubahan sikap dan perasaan”.

(Amir, 1999 : 31)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman dan Kepatuhan Pemahaman adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat menerima dengan cermat dari stimuli atau isi pesan sehingga ia mampu menangkap maksud yang disampaikan komunikator (Rakhmat, 2002 : 64). Mahasiswa Ilmu Komunikasi sebagai komunikan meskipun mereka sama-sama dari Jurusan Ilmu Komunikasi akan memiliki persepsi dan pemahaman yang berbeda satu sama lain. Pengetahuan dan pengalaman akan memperkaya benaknya dengan perbendaharaan untuk memperkuat daya pemahaman. Semakin sering ia melibatkan diri dalam komunikasi, akan semakin besar pemahaman yang ia peroleh.

Dalam hal ini mahasiswa yang sering berkomunikasi dengan rambu lalu lintas jalan raya, ia akan lebih paham terhadap pesan yang disampaikan melalui rambu lalu lintas. Dan pemahaman tersebut akan diiringi dengan kepatuhan mahasiswa dalam menaati rambu lalu lintas jalan raya.


(37)

E. Pengertian Perilaku

Menurut Donahue (1994:3), perilaku adalah:

Behavior is all of the activities in which an organism may engage – both those that are observed by other with the unaided senses, anf those that not- then is clear that many of the most important activities that make up complex behavior are usually unobserved”.

Bila diterjemahkan, perilaku adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh organisme-baik yang dilihat atau tidak dilihat oleh yang lain – dan jelas bahwa kebanyakan dari kegiatan-kegiatan penting yang membentuk perilaku yang biasanya tidak terlihat.

Pendekatan perilaku merujuk pada analisis perilaku. Analisis perilaku merupakan suatu sistem pendekatan untuk mengamati dan menganalisis tingkah laku dalam lingkungan tempat terjadinya tingkah laku. Pengertian tingkah laku sering disamakan dengan definisi perilaku, menurut James Drewer (dalam Hidayanto, 1992:40), dalam kamus psikologi, behaviour atau tingkah laku ialah reaksi total dari suatu organisme kepada suatu situasi yang dihadapinya. Perilaku lebih kompleks daripada tingkah laku. Perilaku merupakan serangkaian tingkah laku-tingkah laku yang berorientasi pada bentuk-bentuk tertentu, baik yang bercorak individual attitude maupun social attitude.

Rutherfoed (dalam Hadiyanto, 1992:41), mendefinisikan tingkah laku sebagai susunan dari kegiatan, perbuatan, dan gerakan-gerakan yang jelas dari


(38)

individu yang dapat diukur dan diamati. Suatu tingkah laku merupakan sesuatu yang dapat dilihat dan diukur frekuensinya terjadi, intensitasnya, atau lamanya.

Suatu perilaku dapat disebut pesan, jika memenuhi dua syarat. Pertama, perilaku harus diobservasi oleh seseorang, dan kedua, perilaku harus mengandung makna. Dengan kata lain, setiap perilaku yang dapat diartikan adalah suatu pesan. Pesan-pesan itu digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada seseorang. (Mulyana dan Rakhmat, 1993:12)

F. Lalu Lintas Jalan Raya

1. Pengertian Rambu Lalu Lintas Jalan Raya

Rambu lalu lintas jalan raya adalah salah satu dari perlengkapan jalan berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi pemakai jalan. (Maskat, Djunaidi, 1996 : 14)

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 61 tahun 1993 dijelaskan bahwa rambu lalu lintas memiliki jenis dan fungsi sebagai berikut :

1. Jenis Rambu Lalu Lintas


(39)

a) Rambu Peringatan

1) Rambu peringatan digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau ada bahaya dibagian jalan di depannya.

2) Rambu peringatan ditempatkan sekurang-kurangnya pada jarak 50 M atau pada jarak tertentu sebelum tempat bahaya dengan memperhatikan kondisi lalu lintas, cuaca dan keadaan jalan yang disebabkan oleh faktor, geografis, geometris, permukaan jalan dan kecepatan rencana jalan.

3) Rambu peringatan dapat diulangi dengan ketentuan jarak antara rambu dengan awal bagian jalan yang berbahaya dinyatakan dengan papan tambahan.

4) Warna dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang atau tulisan berwarna hitam.

b) Rambu Larangan

1) Rambu larangan digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan.

2) Rambu larang ditempatkan sedekat mungkin dengan titik larangan dimulai.

3) Warna dasar rambu larangan berwarna putih dan lambang atau tulisan berwarna hitam atau merah.


(40)

c) Rambu Perintah

1) Rambu perintah digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan.

2) Rambu perintah wajib ditempatkan sedekat mungkin dengan titik kewajiban dimulai.

3) Untuk memberikan petunjuk pendahuluan pada pemakai jalan dapat ditempatkan rambu petunjuk pada jarak layak sebelum titik kewajiban dimulai.

4) Warna dasar rambu peringatan berwarna biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih serta merah untuk garis serong sebagai batas akhir perintah.

d) Rambu Petunjuk.

1) Rambu petunjuk digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, mengenai kota, tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan.

2) Rambu petunjuk di tempat sedemikian rupa sehingga mempunyai daya guna sebesar-besarnya dengan memperhatikan keadaan jalan dan kondisi lalu lintas

3) Rambu petunjuk yang menyatakan tempat fasilitas umum, batas wilayah suatu daerah, situasi jalan dan rambu berupa kata-kata serta tempat khusus dinyatakan dengan warna dasar biru.


(41)

4) Rambu petunjuk pendahulu jurusan rambu petunjuk jurusan dan rambu penegas jurusan yang menyatakan petunjuk arah untuk mencapai tujuan antara lain kota, daerah/wilayah serta rambu yang menyatakan nama jalan dinyatakan dengan warna dasar hijau dengan lambang atau tulisan berwarna putih.

5) Khusus untuk rambu petunujuk jurusan kawasan dan objek wisata dinyatakan dengan warna dasar coklat dengan lambang dan /atau tulisan warna putih.

G. Satuan Polisi Lalu Lintas Bandar Lampung Bagan 1

Struktur Oganisasi Tingkat Polresta Bandar Lampung


(42)

Unit Dikyasa ( Pendidikan dan Rekayasa Jalan) mempunyai tugas untuk melaksanakan pendidikan tentang lalu lintas kepada masyarakat. Untuk melaksanakan tugas tersebut unit Dikyasa membuat beberapa program seperti Polsanak (Polisi Sahabat Anak), PCL ( Polisi Cilik Lampung), Saka Bhayangkara dan pembinaan masyarakat untuk memberikan informasi tentang tata cara berlalu lintas yang baik.

Pada kegiatan pembinaan masyarakat dilakukan dengan dua cara yaitu pembinaan secara lisan dan tertulis. Untuk pembinaan secara lisan dilakukan melalui radio dan memberikan himbauan secara langsung ( baik secara personal maupun publik). Sedangkan untuk pembinaan secara tertulis dilakukan dengan menggunakan media seperti banner/billboard, sticker, leaflet, rambu-rambu lalu lintas, website, facebook, twitter.

Dengan kata lain bahwa media banner/billboard yang digunakan untuk mensosialisasikan tentang peraturan “Menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari” di Bandar Lampung dilakukan oleh Unit Dikyasa Satuan Lalu Lintas Polisi Resort Kota Bandar Lampung.

(Unit Operasional dan Administrasi Sat Lantas Polresta Bandar Lampung) H. Mahasiswa

Definisi mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu seseorang yang belajar di Perguruan Tinggi.


(43)

Menurut Hamin (1997: 46), mahasiswa merupakan manusia yang memiliki kemampuan akademis yang “lebih” dalam artian jumlah, ciri karakter atau identitas, mutu kerja dan cara berfikirnya memiliki trademark (ciri khas)yang berbeda (positif) dengan warga masyarakat lainnya. Mahasiswa mampu bertindak sebagai agen pembaharuan (agen of change) dalam proses pembangunan. Artinya, mahasiswa harus mampu melakukan usaha-usaha pembangunan masyarakat dengan menggerakkan, mempelopori, menyebarluaskan inovasi (pembaharuan) kepada warga masyarakat lainnya. Dengan harapan tingkat kesejahteraan meningkat.

Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa mahasiswa adalah orang yang belajar di sebuah perguruan tinggi, mempunyai kemampuan intelaktual yang “lebih” daripada masyarakat umumnya. Selain itu mahasiswa juga mempunyai tugas penting untuk masyarakat yaitu melakukan perubahan-perubahan ke depan yang lebih baik.

1. Ciri-ciri Mahasiswa

Menurut Didin S. Damanhuri ( 1985 : 45), ciri-ciri mahasiswa sebagai berikut :

1) Mereka adalah kelompok orang muda, oleh sebab itu karakteristik ini diwarnai oleh sifat pada umunya tidak selalu puas terhadap lingkungannya. Mereka menginginkan perubahan dengan cepat (dinamik) dan mendasar (radikal).


(44)

2) Mereka adalah kelompok orang yang menjalani sistem pendidikan tinggi dan sikap akademis akan memberi ciri-ciri yang kuat dalam gerak dan langkahnya. Sikap, objektif, rasional kritis, dan skeptis yang menjadi ciri keilmuan amat mempengaruhi pandangan dalam mengamati setiap masalah.

3) Mereka adalah kelompok orang muda yang relatif independen karena belum memiliki keterkaitan finansial, birokratis dengan pihak manapun karena ciri spontas dan lugas dalam bersikap dan memberi pandangan amat.

4) Mereka adalah kelompok orang muda yang juga menjadi sub sistem masyarakat secara keseluruhan baik secara lokal, nasional, maupun mondial. Oleh karena itu dengan menatap korelasi yang berkembang dengan latar belakang kemuliaan, keilmuan, keindependenan mereka senantiasa menempatkan pada sudut pandang yang tidak mengulang masyarakat lainnya.

Berdasarkan ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang mahasiwa adalah orang yang kritis terhadap permasalahan yang ada disekitar. Memiliki intelektual, independen yang sangat kuat dan selalu menginginkan perubahan-perubahan secara cepat. Ciri terpenting dari seorang mahasiswa adalah terdaftar secara remsi disebuah perguruan tinggi.


(45)

I. Kerangka Pemikiran 1. Landasan Teori

Budaya tertib berlalu lintas masih menjadi masalah besar di tengah masyarakat saat ini. Untuk itu, berbagai upaya untuk membujuk dan mengubah masyarakat untuk lebih tertib dalam berlalu lintas selalu menjadi tugas utama bagi semua pihak terutama para polisi lalu lintas. Maka dari itu mereka memberikan berbagai macam pengetahuan mengenai tata cara berlalu lintas yang baik dan benar melalui berbagai pendekatan seperti penyuluhan, pendidikan berlalu lintas, dan iklan baik massa maupun dengan menggunakan media luar ruang.

Media penyuluhan dengan menggunakan media luar ruang seperti banner

dan billboard sekarang ini masih digunakan untuk mensosialisasikan peraturan mengenai “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang hari” guna membujuk masyarakat untuk berlalu lintas dengan baik. Meskipun peraturan ini telah dibuat sejak tahun 2009, tapi peraturan ini masih tergolong baru untuk penerapannnya dalam berlalu lintas dan masih banyak masyarakat yang melanggar peraturan tersebut. Untuk itu, dengan menggunakan media luar ruang seperti banner dan billboard para polisi lalu lintas berusaha untuk membujuk masyarakat agar lebih tertib dalam berlalu lintas.

Proses penyuluhan bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dalam berlalu lintas yaitu kurangnya kesadaran pengguna jalan untuk mematuhi peraturan lalu lintas menjadi lebih baik.


(46)

Penyuluhan tentang menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari dan lebih jauh dari sekedar kegiatan penerangan. Penyuluhan melibatkan proses komunikasi umpan balik dan ada evaluasi terhadap perubahan perilaku yang dicapai pada diri sasaran. Penyuluh merupakan peran yang tidak mudah, harus mengubah perilaku masyarakat dalam berlalu lintas yang masih kurang sadar akan pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas.

Penyuluhan tentang menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong masyarakat agar lebih tertib berlalu lintas, oleh karena itu penyuluh harus orang yang berkompeten dalam hal tersebut, disamping bisa berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat. Sejumlah tahapan yang harus di tempuh dalam menyusun rencana komunikasi untuk suatu kegiatan penyuluhan menurut Van Den Ban dan Hawkins (1999:997 adalah:

1. Menganalisa masalah yang dihadapi 2. Merumuskan tujuan komunikasi 3. Memilih media

4. Menentukan pendekatan yang digunakan.

Menurut Nasution (1990:156) dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian (pengkomunikasian) hal-hal yang disuluhkan adalah amat penting karena itu, penyuluh menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu desain yang secara terperinci dan spesifik yang menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut:


(47)

a) Masalah yang dihadapi b) Siapa yang akan disuluh

c) Apa tujuan yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan d) Pendekatan yang dipakai

e) Metode atau saluran yang dipakai

f) Sistem evaluasi didalam rencana keseluruhan kegiatan yang dimaksud. . Secara garis besar ada 2 (dua) peran ataupun peranan penyuluh, yaitu pertama sebagai transfer teknologi atau menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran agar sasaran dapat mengadopsi inovasi yang disampaikan. Kedua, sebagai jembatan atau penghubung antara pemerintah (Lembaga Penyuluhan) yang diwakili dengan masyarakat sasarannya.

Sehubungan dengan peran penyuluh tersebut; Kurt Kelvin, (1941:112) mengemukakan ada tiga peran penyuluh yang terdiri dari kegiatan, peleburan diri dengan masyarakat sasaran menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan-perubahan dan memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran. Lebih lanjut Lippith (1958:78) merinci dua peranan tersebut menjadi beberapa peran sebagai berikut:

1) Mengembangkan kebutuhan untuk melakukan perubahan melalui mengenal masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sasaran, memilih objek perubahan yang tepat, menganalisa motivasi dan kemampuan sasaran untuk melakukan perubahan, memilih sumber


(48)

daya yang tersedia untuk tujuan perubahan dengan tepat dan memilih peran bantu yang akan dimainkan dengan tepat.

2) Menggerakan masyarakat untuk melakukan perubahan melalui tahapan, menjalin kerjasama dan hubungan baik secara terus-menerus dengan masyarakat sasaran, tokoh formal dan informal dengan tokoh masyarakat untuk merencanakan dan memantapkan usaha-usaha perubahan sesuai tujuan utama dari penyuluhan menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari adalah mempengaruhi masyarakat agar berubah perilakunya, yang akan menyebabkan perbaikan perilaku berlalu lintas. Jadi perubahan perilaku itu dapat terjadi dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu:

a. Bertambahnya perbendaharaan informasi yang berguna bagi masyarakat

b. Tumbuhnya kebiasaan baru yang bertambah baik.

c. Timbulnya sikap mental dan motivasi yang lebih kuat sesuai yang dikehendaki. (Yustiana dan Sudrajat, 2003:143)

Anggapan yang paling azasi dalam proses membujuk adalah bahwa masyarakat dengan sengaja berkomunikasi untuk saling mempengaruhi. Dengan kata lain, dalam proses membujuk, pengaruh dijalankan guna merubah hal-hal yang dipercayai, menilai pihak peserta komunikasi, serta merubah cara tindakan pihak tersebut. Kegagalan yang terjadi dari cara kerja ini biasanya disebabkan oleh (1) komunikasi dan pengertian yang


(49)

tidak sejalan dengan baik, (2) sikap tidak percaya dan (3) adanya perlawanan terhadap kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai serta tindakan-tindakan yang dianjurkan.

Proses membujuk disini mencoba untuk mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang atau khalayak untuk menerima pokok pandangan lain, posisi yang baru atau menerima penafsiran baru terhadap obyek-obyek, kejadian-kejadian dan pertalian hubungan dalam lingkungan beserta nilai-nilainya.

Dalam situasi membujukpun, para peserta harus memahami dan mengingat hal yang dianjurkan. Biasanya khalayak tidak menerima peranan diri mereka selaku khalayak sasaran dalam penyampaian informasi mengenai peraturan “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang hari”. Begitu pula biasanya masyarakat tidak beranggapan bahwa hal yang dibujukkan tersebut merupakan hal benar dan demi kebaikan pribadi dan bersama.

Dengan jalan membujuk kadang-kadang mudah untuk dipahami dan diingat tanpa perlu mengadakan pengulangan beberapa kali dan tanpa harus sering mempraktekkan. Dalam cara kerja membujuk juga diperlukan belajar, tetapi yang merupakan persoalan utama dalam membujuk adalah mempengaruhi orang lain agar mau menerima dan menerapkan peraturan yang telah ditetapkan. Dalam proses membujuk juga sering terjadi perselihan pendapat, karena besar kemungkinan segera setelah dibujuk akan terjadi komunikasi (bertentangan) yang menganjurkan pokok


(50)

pandangan lain. Oleh karena itu, usaha membujuk juga memerlukan alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan akal sehat agar berhasil diterima. Begitu juga diperlukan pendorong-pendorong khusus (penghargaan atau ganjaran negatif) untuk menimbulkan perubahan. Sebagai contoh, selain menggunakan media banner dan billboard untuk merubah perilaku berlalu lintas masyarakat menjadi lebih tertib polisi lalu lintas sering mengadakan patroli untuk menertibkan lalu lintas dan biasanya akan langsung menilang para pengguna jalan yang melanggar peraturan.

Faktor-faktor yang menyebabkan bujukan jadi lebih “mengena” biasanya digolongkan menurut beberapa hal, yaitu:

1. Sifat-sifat sumber

Bujukan akan menimbulkan perubahan besar ke arah yang diinginkan jika khalayak menilai sumber sebagai pihak yang sangat terpercaya yang dapat dilihat dari kemampuan dan keahlian, taraf terpercaya serta amannya sumber.

2. Isi pesan yang merupakan bujukan

Perubahan yang tercapai berkat informasi yang lebih mendalam dan halus, besar kemungkinannya akan lebih tahan lama daripada perubahan yang didasarkan pada informasi yang sederhana dan sudah terang. Mungkin sekali akan tercapai perubahan yang lebih besar ke arah yang


(51)

diinginkan, apabila sumber dengan jelas menyatakan kesimpulan-kesimpulan mengenai perubahan yang diinginkannya.

3. Sifat khalayak

Untuk mendapatkan bujukan yang mengena maka, perlu dipertimbangkan nilai-nilai, kepercayaan serta tindakan-tindakan khalayak yang ada sangkut pautnya dengan nilai-nilai, kepercayaan dan tindakan-tindakan yang hendak dipengaruhi agar berubah. Pertimbangan ini perlu dilakukan, karena jalinan yang bertalian dapat mendukung atau dapat pula melawan perubahan yang diinginkan. 4. Balasan khalayak

Penyesuaian pendapat yang kuat dikalangan khalayak untuk menentang perubahan yang dianjurkan, akan dapat diperlemah jika paling sedikit seorang anggota khalayak dapat diajak untuk mendukung perubahan tersebut secara terbuka.

Menurut Heider dalam Kincaid dan Schramm (1977:155) salah satu konsep yang paling penting dalam penelaahan komunikasi antarmanusia adalah konsep “tekanan hati untuk mencapai penyesuaian perasaan dalam diri sendiri” atau “ desakan hati untuk menyeimbangkan diri”.

Penerapannya dalam berlalu lintas terutama untuk menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang hari yaitu apabila seseorang berkendaraan tidak menyalakan lampu utama pada siang hari, sementara pengendaraan yang lain menyalakan lampu utamanya maka secara tidak


(52)

langsung ia akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan ikut menyalakan lampu utama. Ditambah pula dengan adanya sanksi yang akan diberikan kepada pengguna jalan yang tidak menyalakan lampu utama pada siang hari.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30351/Chapter%201I.pdf)

2. Bagan Kerangka Pikir

Pemahaman dan

Kepatuhan Mahasiswa (Variabel Y) Perilaku Berlalu Lintas

Faktor Eksternal: Kriteria iklan

banner/billboard

Media luar ruang (banner/billboard)

Iklan “Menyalakan Lampu Utama”

(Variabel X)

Faktor Internal: Pengalaman, Psikologi

Penyuluhan Masyarakat (Membujuk/Mendesak)


(53)

J. Hipotesa

Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka diambil kesimpulan yang merupakan jawaban sementara penelitian. Kesimpulan ini disebut juga sebagai perumusan hipotesa. Hipotesa dalam penelitian ini adalah:

Hipotesa penelitian (Hi) : ada pengaruh iklan menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari terhadap perilaku mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2008 dan 2009 dalam berlalu lintas.

Hipotesa nol (Ho) : tidak ada pengaruh iklan menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari terhadap perilaku mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2008 dan 2009 dalam berlalu lintas.


(54)

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian

Adapun tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Bungin, 2006:38).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan analisis statistik, bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang disusun dengan data kuantitatif serta membuat ketetapan pengukuran dengan menggunakan metode statistik sebagai alat ukurnya.

Metode dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1987:3-5).

B. Variabel Penelitian

Penelitian memuat dua variabel yaitu pesan banner dan billboard sebagai variabel X dan perilaku berlalu lintas sebagai variabel Y.


(55)

C. Definisi Konseptual

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pesan Pada Iklan Cetak Banner Dan Billboard

Banner dan billboard merupakan media iklan terbaru yang pernah ada selama ini. Satlantas menggunakan media ini untuk menyampaikan informasi baru mengenai peraturan untuk menghidupkan lampu utama pada siang hari. Banner dan billboard tersebut dipasang disepanjang jalan raya dengan tujuan para pengguna jalan khususnya pengguna kendaraan roda dua dapat menerima pesan tersebut dengan baik.

2. Ketepatan Media Iklan

Ketepatan tata letak media iklan sangat berpengaruh terhadap calon komunikan yang akan dituju. Penempatan iklan pada posisi yang tepat akan mempermudah komunikan dalam mengetahui dan menerima pesan yang disampaikan. Selain tata letak, bentuk dan ukuran juga dapat mempengaruhi pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan dengan baik atau tidak.

3. Pemahaman Mahasiswa

Pemahaman seseorang terhadap pesan iklan cetak sangat dipengaruhi oleh pengalaman seseorang, artinya pemahaman ini erat kaitannya dengan apa yang pernah dialami oleh seseorang. Mahasiswa sebagai penerima pesan banner dan billboard maka ia akan “menerima, menerjemahkan, mengerti


(56)

pesan yang dikomunikasikan dengan pengaruh latar belakang yang dimilikinya, faktor-faktor tersebut misalnya karakteristik demografis, geografis, dan psikografis.

Pemahaman mahasiswa adalah aspek intelektual (dalam hal ini tentang pesan pada banner dan billboard) yang berkaitan dengan apa yang diketahui oleh mahasiswa sebagai seseorang yang mempunyai pengetahuan yang lebih jika dibandingkan dengan masyarakat umum. Mahasiswa dinilai lebih memahami etika lalu lintas dan lebih menaati peraturan lalu lintas.

4. Kepatuhan Mahasiswa

Kepatuhan diartikan sebagai kecenderungan perilaku yang memungkinkan seseorang melakukan apa yang diketahuinya dalam istilah komunikasi tingkat kepatuhan seseorang disebut dengan afektif yaitu “efek yang lebih berkonotasi kepada perubahan sikap dan perasaan”.

Dihubungkan dengan konteks pemahaman dan kepatuhan maka dalam istilah efek komunikasi dikaitkan dengan aspek kognitif dan afektif. Pada ranah afektif perubahan sikap dan perasaan ini menunjukkan kecenderungan perilaku misalkan, mahasiswa dalam membawa kendaraan cenderung mematuhi peraturan lalu lintas yang telah ditetapkan artinya aspek efektif yang dapat diukur adalah kecenderungannya untuk mematuhi peraturan lalu lintas. Untuk bahasan selanjutnya istilah pemahaman dan kepatuhan lebih cenderung menjadi istilah kognitif dan efektif.


(57)

Seleksi merupakan langkah pertama dalam pemahaman pesan komunikasi yang tidak tertangkap oleh komunikan, tidak mungkin dapat dipahami. Tetapi pemahaman juga dapat dipengaruhi oleh seleksi, “ mungkin saja seseorang membuang pesan yang diterimanya walaupun ia sudah dapat memahami sepenuhnya isi pesan. Sama halnya kalau pesan komunikasi tidak dapat dipahami sama sekali.”

Dalam proses pemahaman dimensi waktu mempunyai peranan penting, karena komunikan akan kehilangan (tidak bisa memahami) pesan jika komunikasi itu berlangsung sangat cepat atau lambat.

Pemahaman itu dapat ditingkatkan dengan merubah kode-kode digital menjadi kode analogik. Jika kita ingin seseorang memahami suatu peristiwa, kita dapat memberikan informasi lebih sempurna dengan jalan mengisahkan kembali daripada menggunakan model tiga dimensi.

D. Definisi Operasional

Untuk melihat operasionalisasi suatu variabel, maka variabel tersebut dengan menggunakan indikator yang memperjelas variabel yang dimaksud.

Indikator yang dimaksud adalah :

1. Pengetahuan mahasiswa pada iklan banner/billboard:

a) Mahasiswa melihat iklan “Menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari” pada banner/billboard.


(58)

2. Kriteria iklan yang menarik:

a) Media yang digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai peraturan “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang hari” tepat sasaran.

b) Iklan yang dipublikasikan kepada khalayak luas dapat menarik masyarakat

3. Perilaku mahasiswa dalam berlalu lintas dilihat dari segi konatif: Mahasiswa mematuhi peraturan lalu lintas.


(59)

No Variabel Dimensi Indikator 1. Pesan “Menyalakan lampu ( Variabel X )

utama kendaraan sepeda motor pada siang” pada media

banner/billboard.

Pengetahuan mahasiswa terhadap iklan “Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang hari”

-Mahasiswa mengetahui/pernah melihat iklan

“Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor pada siang hari”.

-Mahasiswa mengetahui iklan tersebut dari media banner/billboard.

-Dalam satu minggu berapa kali melihat iklan tersebut. -Mahasiswa sebagai pengguna jalan mengetahui tujuan dari “Menyalakan lampu utama pada siang hari”. -Mahasiswa menyetujui peraturan untuk “Menyalakan lampu utama pada siang hari”

-Mahasiswa memahami isi pesan dari iklan “Menyalakan lampu utama pada siang hari”.

- Isi pesan yang bersifat mengajak/membujuk - Isi pesan yang bersifat memaksa.

- Mahasiswa memilih isi pesan yang bersifat membujuk atau memaksa.


(60)

lampu utama pada siang hari” mulai diterapkan.

-Mahasiswa mengetahui pasal yang mengatur pengguna jalan untuk “Menyalakan lampu utama pada siang hari”. -Mahasiswa mengetahui sanksi yang akan diterapkan bagi pelanggaran terhadap peraturan untuk “Menyalakan lampu utama pada siang hari”.

-Ketepatan penggunaan media banner/billboard untuk menyampaikan iklan “menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari”.

2 Kriteria iklan banner/billboard

“Menyalakan lampu utama kendaraan sepeda motor”

-Desain yang digunakan pada iklan “Menyalakan lampu utama pada siang hari” menarik pengguna jalan.

-Warna yang digunakan pada iklan tersebut menarik pengguna jalan.

-Dengan ukuran banner/billboard yang digunakan saat pengguna jalan dapat membaca dengan jelas peraturan tersebut.

-Para pengguna jalan dapat dengan mudah melihat/menemukan iklan tersebut.

-Bahasa pada iklan harus bisa dipahami oleh pengguna jalan dengan mudah.


(61)

-Pengguna jalan khususnya mahasiswa menyukai penyampaian iklan melalui media banner/billboard. Variabel Y

(Perilaku mahasiswa dalam berlalu lintas)

Dimensi Indikator

1 Mahasiswa mematuhi peraturan lalu Aspek Konatif lintas

-Mahasiswa memiliki SIM.. -Mahasiswa membawa SIM -Mahasiswa membawa STNK -Mahasiswa selalu memakai helm.

-Kendaraan mahasiswa dilengkapi kaca spion.

2. Penerapan budaya berlalu lintas yang

baik pada mahasiswa -Mahasiswa melihat rambu-rambu atau peraturan lalu lintas yang terpasang disepanjang jalan raya. -Mahasiswa mematuhi rambu-rambu yang terpasang disepanjang jalan raya.

-Mahasiswa pernah melanggar peraturan lalu lintas. -Mahasiswa pernah melakukan pelanggaran terhadap peraturan “Menyalakan lampu utama pada siang hari”. -Pengguna jalan khususnya mahasiswa baru akan


(62)

menyalakan lampu utama setelah terkena sanksi. -Mahasiswa mendukung peraturan “Menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari”.

-Mahasiswa merasa terpaksa menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari.

-Mahasiswa “Menyalakan lampu utama pada siang hari” setelah melihat iklan banner/billboard .

-Mahasiswa “Menyalakan lampu utama jarak jauh pada siang hari”.

-Mahasiswa hanya “Menyalakan lampu utama jarak pendek/lampu senja pada siang hari”.

-Mahasiswa terdorong untuk menyampaikan iklan tersebut kepada orang lain.

-Mahasiswa mengingatkan pengguna jalan lain yang tidak menyalakan lampu utama pada siang hari.


(63)

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah kumpulan objek penelitian berupa orang, organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat kabar, peristiwa, dan lain-lain sebagai sumber data yang memiliki sifat-sifat dan karakteristik di dalam suatu penelitian (Rakhmat, 2000 : 78).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNILA Angkatan 2008 yang berjumlah 91 mahasiswa dan Angkatan 2009 berjumlah 92 mahasiswa, khusunya yang memiliki atau membawa kendaraan sepeda motor . Total keseluruhan populasinya yaitu berjumlah 183. Berdasarkan populasi yang berjumlah 183 terdapat sejumlah mahasiswa yang membawa kendaraan sepeda motor yaitu sebanyak 31 mahasiswa angkatan 2008 dan 33 mahasiswa angkatan 2009.

Alasan penentuan populasi mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Lampung disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang melanggar peraturan tentang menyalakan lampu utama pada siang hari. Hal ini apakah berlalu laku juga pada mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2008 dan 2009 FISIP UNILA. Terlebih jika dilihat dari segi kognitif mahasiwa yang dinilai lebih baik dari orang lain pada umumnya.

2. Sampel

Menurut Muhammad Ali sampel merupakan bagian dari keseluruhan yang akan diteliti yang dianggap mewakili keseluruhan populasi (1994 : 54).


(64)

Sedangkan menurut Soeratno dan Arsyad (2003:105) (dalam Koestoro dan Basrowi 2006:248) mendefinisikan sampel sebagai bagian yang menjadi objek sesungguhnya dari suatu penelitian. Oleh karena itu, agar diperoleh sampel yang dapat menggambarkan (mewakili) populasi maka sampel yang diambil harus representasi.

Rancangan sampel porpousive sampling dibuat untuk menentukan anggota

sampel, artinya dengan teknik ini anggota sampel yang peneliti tentukan memiliki kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Sampel dari penelitian ini yaitu mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 dan 2009 dengan kriteria sebagai berikut, mahasiswa yang memiliki kendaraan sepeda motor, mahasiswa yang bisa membawa kendaraan sepeda motor. Jadi sampel pada penelitian ini diambil dari populasi yang memenuhi kriteria penelitian yaitu berjumlah 64 mahasiswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian ini, maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 1993 : 139)

Berdasarkan segi penyampaian kuesioner dapat dibedakan dalam bentuk langsung dan tidak langsung, yang pengertiannya sebagai berikut :


(65)

a) Kuesioner langsung, yaitu angket tipe ini disampaikan langsung pada orang yang dimintai informasi tentang dirinya sendiri, berupa opini, prasangka, uraian responden personal, keyakinan sikap dan lain-lain. b) Kuesioner tidak langsung, yaitu pribadi yang diberi daftar pertanyaan

diminta menjawab mengenai kehidupan psikis orang lain ia diminta untuk menceritakan atau menjelaskan keadaan orang lain.

(Kartono, 1996 : 207)

Bentuk kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner langsung yaitu responden ( Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 dan 2009) diminta pendapatnya tentang pesan menyalakan lampu utama bagi kendaraan sepeda motor pada iklan banner dan billboard. Instrumen pertanyaan terdiri dari 36 item pertanyaan.

2. Observasi

Observasi adalah pengumpulan bahan keterangan mengenai keterangan yang hendak dipelajari menggunakan cara pengamatan (Arikunto, 1996 : 192)

Adanya Jenis oservasi yang digunakan adalah observasi partisipan, yaitu adanya unsur partisipan peneliti di dalam kehidupan objek yang diteliti. (Arikunto, 1996 : 142)


(66)

3. Studi Pustaka

Studi pustaka disini adalah pengumpulan data dari berbagai literatur yang mendukung dan berkaitan dengan masalah yang peneliti bahas.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data, yang melalui tahapan sebagai berikut :

1. Tahap editing, yaitu memeriksa kembali terhadap cacatan yang telah diperoleh di lapangan

2. Tahap tabulasi, yaitu proses pengelompokkan jawaban-jawaban yang

serupa dengan cara yang diteliti dan teratur ke dalam tabel

3. Tahap interpretasi, yaitu tahap memberikan penafsiran/penjabaran dari data yang diperoleh

H. Teknik Pemberian Skor

Setiap pertanyaan dalam kuesioner akan diberi tiga alternatif jawaban yaitu A,B, dan C. Penentuan skor untuk masing-masing alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

a) Alternatif jawaban (a) berkategori tinggi dengan nilai 3 b) Alternatif jawaban (b) berkategori sedang dengan nilai 2 c) Alternatif jawaban (c) berkategori rendah dengan nilai 1


(67)

Setelah data diperoleh dari masing-masing responden selanjutnya data akan diadakan penggolangan yang kemudian disajikan dengan presentasi dari masing-masing variabel.

Adapun cara penggolangan data tersebut dengan menggunakan rumus interval: I =

I = Interval

NT = skor nilai tertinggi NR = skor nilai terendah

I. Uji Validasi dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas instrumen merupakan pengolahan terhadap hasil uji coba alat pengumpul data berupa kuesioner. Jadi pengujian ini dilakukan terhadap hasil uji coba. Sedangkan yang dipergunakan dalam menganalisa data adalah instrumen yang disebar kedua ( setelah instrumen uji coba dianggap valid dan relibel). Uji validitas dan reliabilitas instrumen ditujukan untuk kuesioner. Pengujian validitas instrumen tiap butir, digunakan analisis item, yaitu “mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Dalam hal analisis item ini Masrun (1979) menyatakan “Dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium skor total serta korelasinya tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validasi yang tinggi, biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3, jadi


(68)

kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Untuk menghitung validitas instrumen menggunakan rumus korelasi product

moment dengan rumus :

rxy =

keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

X = Variabel X (pesan banner dan billboard) Y = Variabel Y (perilaku berlalu lintas)

Dalam penelitian ini, validitas butir soal dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17 for windows. Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut ( Kusnendi : 2007).

a) Entry nilai tiap item soal yang diperoleh masing-masing anak ke dalam lembar kerja SPSS

b) Klik analyze → Scale → Reliability

c) Pindahkan item ( X1) sampai item ( Xn) dan skor total ( Y) ke variables.

d) Deskriptive for pilih : item, scale, scale of item deleted, dan correlations

→ klik continue → klik ok

Jika koefisien korelasi item total dikoreksi untuk semua item memberikan nilai positif yang lebih besar dari 0,25 atau 0,30, artinya semua item yang terdapat dalam tes memiliki validitas internal yang memadai dalam mengukur konstruk yang diteliti, dan item butir soal dinyatakan valid, begitu juga sebaliknya.


(69)

Untuk pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman

Brown. Untuk keperluan ini maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap. (Sugiyono, 2001 : 109)

Skor total tiap kelompok dikorelasikan antara ganjil dengan genap setelah diketahui hasil korelasinnya baru dicari reliabilitas instrument.

Adapun rumus yang dipergunakan adalah :

r11 = 2 x r ½ ½

1 + r ½ ½ Keterangan:

r 11 : Reliabilitas instrument

r ½ ½ : rxy yang dikorelasikan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrument.

Dengan kriteria reliabilitas sebagai berikut: 0,90 – 1,00 : reliabilitas tinggi

0,50 – 0,89 : reliabilitas sedang 0,00 – 0,49 : reliabilitas rendah (Arikunto, 1991: 45)


(70)

Dalam penelitian ini, reliabilitas dihitung menggunakan software SPSS versi

17 for windows. Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut (

Kusnendi : 2007).

a) Entry nilai tiap item soal yang diperoleh masing-masing anak ke dalam lembar kerja SPSS

b) Klik analyze → Scale → Reliability

c) Pindahkan item ( X1) sampai item ( Xn) dan skor total ( Y) ke variables. d) Pada Kolom Model pilih Split Half

e) Deskriptive for pilih : item, scale, scale of item deleted, dan correlations →

klik continue → klik ok

Kategori pemahaman ditentukan sebagai berikut :

Kategori pemahaman baik, cukup baik dan tidak baik. Analisis data untuk mengetahui tingkat kepatuhan mahasiswa dilakukan dengan cara mengolah hasil kuesioner kemudian dikategorikan untuk mencari kesimpulan.

Penentuan kriteria penilaian menggunakan rumus NT = nilai tertinggi, NR skor nilai terendah. Kategori kepatuhan ditentukan sebagai berikut : Kategori patuh, cukup patuh dan tidak patuh.

Untuk mengetahui signifikan atau tidak hubungan kedua variabel, hasil perhitungan korelasi dikonsultasikan dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel dengan taraf signifikan 0,05 dalam hal ini sebesar 0,497 maka pengukuran instrumen itu valid, sebaliknya jika nilai r hitung lebih kecil dari r tabel maka pengukuran instrument tersebut tidak valid atau ada hubungan tetapi rendah.


(71)

Untuk mengetahui keeratan hubungan, maka dipergunakan koefisien determinasi dengan rumus :

KD = r2 × 100%

J. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data yang akan digunakan adalah menggunakan teknik analisa statistik yang diarahkan untuk keperluan pengujian hipotesis. Hipotesis yang akan diuji kebenarannya terdiri dari:

1. Ho : tidak ada pengaruh iklan menyalakan lampu utama sepeda motor pada

siang hari terhadap perilaku mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2008 dan 2009 FISIP UNILA dalam berlalu lintas.

2. Hi : ada pengaruh iklan menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang

hari terhadap perilaku mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2008 dan 2009 FISIP UNILA dalam berlalu lintas.

Maka apabila Ho diterima maka Hi ditolak dan sebaliknya bila Hi diterima maka Ho ditolak.

Rumus-rumus statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis di atas adalah untuk mengetahui adanya pengaruh dari kedua hubungan tersebut digunakan rumus Korelasi Product Moment yaitu:


(72)

∑xy

r

xy

=

√(∑x

2

y

2

)

Keterangan :

rxy = korelasi antara variabel x dan y X = ( Xi – X )

Y = ( Yi – Y )

Interprestasi angka korelasi Product Moment menurut Sugiyono (2005)

Interval Kategori

0,000 – 0,199 Sangat Lemah

0,200 - 0,399 Lemah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat


(73)

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Perilaku mahasiswa dalam berlalu lintas masuk dalam kategori rendah yaitu dengan nilai korelasi 0,323. Namun angka tersebut menunjukkan bahwa iklan “Menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari” melalui media

banner/billboard mempunyai pengaruh positif pada kepatuhan mahasiswa dalam berlalu lintas.

Pengolahan pesan yang menarik, singkat dan bersifat membujuk membuat pesan tersebut lebih mudah diterima oleh mahasiswa. Dengan adanya pemahaman pesan yang baik oleh mahasiswa, menghasilkan pengaruh yang tinggi pada perilaku mahasiswa dalam mematuhi peraturan lalu lintas. Meskipun pada dasarnya kepatuhan tersebut bukan sepenuhnya karena mahasiswa mendukung dan menyetujui adanya pemberlakuan peraturan menyalakan lampu utama pada siang hari. Hal ini terbukti dari 35 responden yang merasa terpaksa mematuhi peraturan “Menyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari” karena mereka tidak ingin diberi sanksi. Hal ini berarti mahasiswa kurang menyadari pentingnya sebuah peraturan itu dibuat, yaitu demi kebaikan bersama.


(1)

Tabel Total Responden

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 64 100.0

Excludeda 0 .0

Total 64 100.0


(2)

Tabel Reliabilitas Variabel X Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha Kuesioner Ganjil Nilai N Ganjil ,520 9a

Kuesioner

Genap Nilai N Genap ,454 8b

Total N Kuesioner 17

Korelasi kuesioner ganjil

genap ,497

Koefisien Spearman-Brown

Equal Length ,376

Unequal Length ,377


(3)

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha Kuesioner Ganjil Nilai N Ganjil ,520 9a

Kuesioner

Genap Nilai N Genap ,454 8b

Total N Kuesioner 17

Korelasi kuesioner ganjil

genap ,497

Koefisien Spearman-Brown

Equal Length ,376

Unequal Length ,377


(4)

Tabel Harga Kritis dari r Product Moment

N Interval Kepercayaan 95 % 99 % N Interval Kepercayaan 95 % 99 %

3 0,997 0, 999 35 0,334 0,430

4 0,950 0,990 36 0,329 0,424

5 0,878 0,959 37 0,325 0,418

6 0,811 0,917 38 0,320 0,413

7 0,754 0,874 39 0,316 0,408

8 0,707 0,874 40 0,312 0,403

9 0,666 0,798 45 0,294 0,380

10 0,632 0,765 46 0,291 0,376

11 0,602 0,735 47 0,288 0,372

12 0,676 0,708 48 0,284 0,368

13 0,553 0,684

49

0,281

0,364

14 0,532 0,661 50 0,277 0,361

15 0,514 0,641 55 0,266 0,345

16 0,497 0,623 60 0,254 0,330

17 0,482 0,606 65 0,244 0,317

18 0,468 0,690 70 0,235 0,306

19 0,456 0,575 75 0,227 0,296

20 0,444 0,561 80 0,220 0,286

21 0,433 0,549 85 0,213 0,275

22 0,423 0,537 90 0,207 0,270

23 0,413 0,526 95 0.202 0,263

24 0,404 0,515 100 0,195 0,256

25

0,396

0,505 125 0,176 0,230

30 0,361 0,463 150 0,159 0,210

31 0,355 0,456 175 0,148 0,194

32 0,349 0,449 200 0,138 0,181

33 0,344 0,442 300 0,113 0,148


(5)

Uji Korelasi Product Moment

Korelasi

Pesan Iklan Menyalakan

Lampu Siang Hari Perilaku Mahasiswa Berlalu Lintas Pesan Iklan

Menyalakan Lampu Siang Hari

Pearson

Correlation 1 .323

**

Sig. (2-tailed) ,009

N 64 64

Perilaku Mahasiswa

Berlalu Lintas Pearson Correlation .323

** 1

Sig. (2-tailed) ,009

N 64 64


(6)

Dokumen yang terkait

Perancangan kampanye sosial tentang pentingnya menyalakan lampu utama motor di siang hari

0 2 1

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN TENTANG PENYALAAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA SIANG HARI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

2 28 46

PENGARUH IKLAN “MENYALAKAN LAMPU UTAMA SEPEDA MOTOR PADA SIANG HARI” TERHADAP PERILAKU MAHASISWA DALAM MEMATUHI PERATURAN LALU LINTAS DI BANDAR LAMPUNG

2 18 117

SKRIPSI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENGENDARA SEPEDA MOTOR PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENGENDARA SEPEDA MOTOR YANG TIDAK MENYALAKAN LAMPU UTAMA DI SIANG HARI DI KOTA YOGYAKARTA.

0 3 12

PENDAHULUAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENGENDARA SEPEDA MOTOR YANG TIDAK MENYALAKAN LAMPU UTAMA DI SIANG HARI DI KOTA YOGYAKARTA.

0 3 12

PERSEPSI PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP ATURAN MENYALAKAN LAMPU DI SIANG HARI DITINJAU DARI UU NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI KELURAHAN SEI KERA HILIR I KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN.

0 1 24

Sudut Pandang The Jakarta Post dalam Menyuarakan Peraturan Menyalakan Lampu Motor di Siang Hari dalam Dua Artikel The Jakarta Post.

0 0 3

EFEKTIFITAS PASAL 107 AYAT (2) TENTANG MENYALAKAN LAMPU DI SIANG HARI BAGI PENGENDARA SEPEDA MOTOR BERDASARKAN UU NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI WILAYAH POLSEK TULANGAN SIDOARJO.

1 1 70

vol 21 no2 ed sept2011 08

0 0 9

EFEKTIFITAS PASAL 107 AYAT (2) TENTANG MENYALAKAN LAMPU DI SIANG HARI BAGI PENGENDARA SEPEDA MOTOR BERDASARKAN UU NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI WILAYAH POLSEK TULANGAN SIDOARJO

0 1 43