vol 21 no2 ed sept2011 08
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN
PENGEMUDI SEPEDA MOTOR TERHADAP KEWAJIBAN
MENYALAKAN LAMPU UTAMA PADA SIANG HARI
Factors That Influence Of Motorcycle Drivers Noncompliance Lights Main Duties In
Daylight
Nurul Huda dan Loso (Fakultas Hukum UNIKAL)
Abstract
Compliance and legal awareness is one important element for the establishment of order and security
in society, including in-traffic activity. In fact, there are many reasons and factors that influence
people to comply or not comply with traffic laws in this field especially in terms of the primary
obligation of lights during the day. Therefore necessary socialization should be done accompanied by
a strict law enforcement efforts.
Key words: compliance with the law - enforcement – order
terdapat 3 (tiga) komponen dalam hukum,
PENDAHULUAN.
angka
yang masing-masing saling mempengaruhi
kecelakaan lalu lintas yang dirasakan
dalam bekerjanya hukum yaitu komponen
sangat tinggi, antara lain menjadi semangat
struktur hukum atau kelembagaan yang
lahirnya undang-undang lalu lintas yang
diciptakan oleh system hukum, komponen
baru, yaitu Undang-Undang nomor: 22
substansi hukum yang berupa norma-
tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
norma hukum dan komponen budaya
Angkutan Jalan (UULAJ) yang dinyatakan
hukum (cultural) yang meliputi ide-ide,
mulai berlaku pada tanggal 22 Juni 2009.
sikap, harapan dan pendapat tentang
Dalam
hukum. (Esmi Warassih: 2005, 81).
Upaya
untuk
penjelasan
menekan
umum
UULAJ
dinyatakan bahwa upaya ke depan untuk
Robert B. Seidman menyatakan
menekan angka kecelakaan lalu lintas
bahwa bekerjanya hukum merupakan suatu
diarahkan pada penanggulangan secara
proses yang dipengaruhi oleh kekuatan-
komprehensif
upaya
kekuatan sosial. Kekuatan sosial ini sudah
pembinaan, pencegahan, pengaturan dan
mulai bekerja sejak proses pembuatan
penegakan
pembinaan
undang-undang, berjalannya penegakan
tersebut dilakukan melalui peningkatan
hukum dan perilaku para pemegang peran
intensitas pendidikan berlalu lintas dan
(role occupant).
penyuluhan
yang
hukum.
hukum
mencakup
Upaya
serta
pembinaan
sumber daya manusia.
Seluruh kekuatan sosial itu selalu
ikut bekerja dalam setiap upaya untuk
Menurut Lawrence M. Friedman
memfungsikan peraturan-peraturan yang
sebagaimana dikutip oleh Esmi Warassih,
berlaku, menerapkan sanksi-sanksinya dan
dalam seluruh aktivitas lembaga-lembaga
beberapa
penelitian
yang
pelaksanaannya.
demikian,
dilakukan,
misalnya
penelitian
peranan yang pada akhirnya dijalankan
dilakukan
oleh
oleh lembaga dan pranata hukum itu
Menurutnya,
merupakan hasil dari bekerjanya berbagai
berpengaruh
macam faktor.
kecelakaan lalu lintas dapat dikategorikan
Dengan
Melalui
demikian,
pemahaman
yang
dipahami
bahwa
dapat
sebagai
pernah
Haryono
Sukarto.
faktor-faktor
terhadap
faktor
manusia
yang
yang
terjadinya
(pengemudi),
faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor
bekerjanya hukum tidak terjadi karena
lingkungan.
sebuah
perundang-undangan
memperlihatkan bahwa faktor pengemudi
telah dibuat, tetapi setiap peraturan akan
merupakan faktor penyebab kecelakaan
memberitahu
yang paling besar pengaruhnya, yang
peraturan
bagaimana
seorang
Hasil
penelitian
pemegang peran, yaitu subyek hukum
antara
yang diaturnya (masyarakat dan aparatur)
pemahaman para pengemudi terhadap
diharapkan bertindak/berbuat. Dengan kata
ketentuan
lain, bagaimana seorang itu akan bertindak
mengemudi.(www.digilib.ui.ac.id)
dan
survey
kurangnya
persyaratan
lain
ditemukan
bahwa terdapat sepuluh penyebab utama
ditujukan kepadanya.
tulisannya,
Satjipto
terjadinya kecelakaan, enam diantaranya
Rahardjo, penggagas pemikiran hukum
dipicu
progresif
pengemudi
di
disebabkan
Dalam
merupakan respon terhadap peraturan yang
Melalui
lain
Indonesia,
secara
tegas
oleh
sikap
seperti
dan
keteledoran
ketidakdisiplinan,
memasukkan perilaku (manusia) sebagai
kelelahan, emosional dan karena pengaruh
unsur penting dalam hukum, bahkan
minuman keras / narkoba. Faktor manusia
menempatkan perilaku manusia tersebut di
atau
atas peraturan. Menurutnya, dalam kasus
kecelakaan
di Indonesia, proses hukum masih lebih
(www.alchemize.multiply.com).
human error
sebagai
mencapai
penyebab
91%
dilihat sebagai proses peraturan daripada
Berdasarkan fakta tersebut, sebuah
perilaku mereka yang terlibat di situ.
kesimpulan dapat diambil bahwa faktor
(Satjipto Rahardjo: 2009, 34).
manusia mempunyai andil besar dalam
menjadi
banyak kasus kecelakaan lalu lintas di
angka
Indonesia. Oleh karenanya, pembenahan
Indonesia
dan perbaikan perilaku berlalu lintas
sebagian terbesar disebabkan oleh perilaku
menjadi hal strategis yang perlu segera
manusia. Kesimpulan ini terlihat dari
dilakukan.
Pernyataan
relevan
tersebut
mengingat
kecelakaan
lalu
tingginya
lintas
di
Bahkan
dalam
penilaian
mengenai tingkat kesadaran masyarakat
atau melukiskan bagaimana peraturan
yang berhubungan dengan road safety, di
hukum yang berlaku dikaitkan dengan
wilayah Asia Pasifik, Indonesia tergolong
praktek pelaksanaannya, termasuk untuk
buruk di bawah Negara Laos dan Nepal,
melihat faktor-faktor yang berpengaruh
disamping karena dipicu faktor lainnya
terhadap
pelaksanaan
seperti kualitas kinerja aparat, infrastruktur
tersebut.
Suatu
jalan dan sistem lalu lintas serta kerja sama
dimaksudkan juga untuk memberikan data
antar stakeholder.
yang seteliti mungkin tentang perilaku
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
manusia,
aturan
penelitian
keadaan
atau
hukum
deskriptif
gejala-gejala
dirumuskan masalah dalam penelitian ini
lainnya yang dihadapi untuk diungkapkan
yaitu
kebenarannya, baik dalam bentuk perilaku
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi ketidakpatuhan pengemudi
sepeda
motor
terhadap
verbal atau perilaku nyata.
Model pendekatan yang dipakai
kewajiban
menyalakan lampu pada siang hari dan
adalah
rekomendasi mengenai upaya yang perlu
sekaligus yaitu pendekatan yang bersifat
dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan
yuridis normatif dan yuridis sosiologis
pengemudi
(socio-legal
sepeda
motor
terhadap
2
(dua)
macam
research).
pendekatan
Diperlukan
kewajiban menyalakan lampu pada siang
pendekatan yuridis normatif mengingat
hari.
terdapat norma hukum yang akan diteliti
Adapun tujuan penelitian adalah
yang berhubungan dengan pengaturan
yang
normatif yang ada di dalam produk
mempengaruhi ketidakpatuhan pengemudi
perundang-undangan dalam hal ini adalah
sepeda
kewajiban
undang-undang lalu lintas dan angkutan
menyalakan lampu pada siang hari dan
jalan. Sedangkan pendekatan sosio legal
merumuskan rekomendasi mengenai upaya
riset diperlukan dan dimaksudkan dalam
yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
rangka menemukan faktor-faktor yang
kepatuhan
motor
berpengaruh terhadap berjalannya suatu
terhadap kewajiban menyalakan lampu
ketentuan dalam peraturan perundang-
pada siang hari.
undangan di dalam masyarakat yang
untuk
mengetahui
motor
faktor-faktor
terhadap
pengemudi
sepeda
menjadi basis pemberlakuannya (Ronny
METODE PENELITIAN
Penelitian
yang
dilakukan
merupakan penelitian deskriptif
yaitu
penelitian yang hanya menggambarkan
Hanitijo S: 1990, 34).
Lokasi penelitian dilakukan di
wilayah Kabupaten Pekalongan dengan
mengambil sampel di jalan Gumawang
yang telah ditentukan jumlahnya dalam
memunculkan hak dan kewajibankewajiban baru bagi masyarakat. Hal ini
terjadi karena setiap peraturan atau
regulasi yang telah dibuat termasuk
undang-undang
akan
memberitahu
bagaimana seorang pemegang peran (role
occupant), yaitu subyek hukum yang
diaturnya (masyarakat dan aparatur)
diharapkan bertindak/berbuat.
Pernyataan tersebut mengingatkan
waktu / jam tertentu. Untuk memudahkan
kita bahwa tujuan ideal yang ingin dicapai
proses mendapatkan informasi, disiapkan
dalam berlalu lintas yaitu ketertiban,
daftar pertanyaan yang berstruktur dalam
kenyamanan dan keamanan, menempatkan
bentuk quesionair yang bersifat tertutu
para pihak pemegang peran, sering juga
validitas
dengan
disebut pemangku kepentingan, dalam
trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan
posisi penting dan strategis. UULAJ telah
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
mengatur
di luar data untuk keperluan pengecekan
bagaimana seharusnya para pemegang
atau sebagai pembanding.
peran ini bertindak atau berperilaku di
kecamatan Wiradesa dan jalan perempatan
Pait kecamatan Siwalan. Pada lokasi
penelitian ini akan dilakukan penelitian
untuk mendapatkan data primer baik dalam
bentuk pengamatan / observasi maupun
wawancara kepada responden yaitu para
pengendara kendaraan bermotor roda dua
data
dilakukan
Salah satu persoalan yang menjadi
di
bidang
hukum
sebagai
instrumen untuk melaksanakan fungsinya
yang utama yaitu menciptakan ketertiban
di dalam masyarakat adalah berhubungan
dengan kesadaran hukum masyarakat,
yang sering dinyatakan dengan pernyataan
bahwa kesadaran hukum masyarakat kita
masih dinilai rendah. Penilaian tersebut
berangkat
dari
pemikiran
norma-normanya
jalan, berikut hak dan kewajiban yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
bahasan
melalui
menyertainya. Dari sinilah hukum bekerja
sebagai suatu fakta in concreto, yang
dilakukan oleh individu – individu yang
terlibat
antara kewajiban hukum dan kepatuhan
hukum.
Setiap kelahiran sebuah produk
perundang-undangan
memiliki
konsekuensi yang cukup luas antara lain
Idealnya,
para
pemegang peran diharapkan berperilaku
sesuai dengan norma atau aturannya,
walaupun hal ini merupakan sesuatu yang
sulit
karena
berbagai
faktor
yang
melatarbelakanginya.
Dari hasil penelitian lapangan yang
masih
terdapatnya kesenjangan yang cukup lebar
didalamnya.
dilakukan melalui observasi di 2 (dua)
tempat
yaitu
Perempatan
Gumawang
Wiradesa dan Pertigaan Pait Siwalan
Kabupaten Pekalongan yang dilakukan
pada jam 08.00 – 10.00 WIB dan jam15.00
– 17.00 WIB terhadap para pengguna jalan
pengendara kendaraan bermotor roda 2
ketentuan perundangan di bidang lalu
(dua)
lintas
terlihat
sebagian
adanya
terbesar
menyalakan
kecenderungan
pengendara
lampu
utama
pada
tidak
saat
disebabkan
tersosialisasikannya
kepada
antara
lain
ketentuan
masyarakat
dimana
belum
tersebut
sebagaian
mereka mengendarai kendaraannya pada
besar responden (76%) menyatakan belum
siang hari (sekitar 80%) padahal ketentuan
dapat sosialisasi dari pihak-pihak yang
tersebut telah menjadi kewajiban dalam
berwenang.
UU Lalu Lintas tahun 2009.
Salah
satu
Berkaitan dengan sosialisasi dan
yang
pendidikan berlalulintas, dalam penjelasan
mempengaruhi ketidakpatuhan pengendara
UU No.22 tahun 2009 disebutkan bahwa
sepeda
pembinaan
motor
faktor
mengenai
kewajiban
bidang
Lalu
Lintas
dan
menyalakan lampu utama adalah tingkat
Angkutan
pemahaman
bersama-sama oleh semua instansi terkait
masyarakat
yang
masih
Jalan
dilaksanakan
kurang terhadap ketentuan tersebut. Dari
(stakeholders) yang terdiri dari:
pertanyaan mengenai pengetahuan perihal
1. Urusan
pemerintahan
di
secara
bidang
UU lalu lintas yang baru, sebanyak 35 %
prasarana Jalan, oleh kementerian yang
menjawab tahu, dan 48 % menjawab tidak
bertanggung jawab di bidang Jalan;
tahu. Angka 48 % menunjukan tingkat
2. Urusan pemerintahan di bidang sarana
pengetahuan yang masih rendah. Hal ini
dan
menggambarkan
Angkutan Jalan, oleh kementerian yang
masih
kurangnya
sosialisasi UU baru kepada masyarakat.
Ketidaktahuan msyarakat terhadap
ketentuan tersebut berkaitan pula dengan
ketidaktahuan masyarakat terhadap adanya
Prasarana
Lalu
Lintas
dan
bertanggung jawab di bidang sarana
dan
Prasarana
Lalu
Lintas
dan
Angkutan Jalan;
3. Urusan
pemerintahan
di
bidang
sanksi pidana yang dapat dijatuhkan bila
pengembangan industri Lalu Lintas
terjadi pelanggaran terhadap kewajiban
dan Angkutan Jalan, oleh kementerian
menyalakan lampu pada siang hari, dimana
yang bertanggung jawab di bidang
sebanyak 45,45% responden menyatakan
industri;
tidak
tahu,
dan
35%
responden
4. Urusan
pemerintahan
di
bidang
19%
pengembangan teknologi Lalu Lintas
responden menyatakan tidak peduli / tidak
dan Angkutan Jalan, oleh kementerian
mau tahu.
yang
menyatakan
tahu,
Rendahnya
sedangkan
pemahaman
atau
pengetahuan masyarakat terhadap berbagai
bertanggung
teknologi; dan
jawab dibidang
5. Urusan
pemerintahan
di
bidang
registrasi dan identifikasi Kendaraan
sarana-prasarananya,
kemudian
yang
terakhir faktor budaya hukum masyarakat.
Bermotor dan Pengemudi, Penegakan
Dalam pasal 293 ayat 2 UU No.22
Hukum, Operasional Manajemen dan
tahun 2009 disebutkan mengenai ancaman
Rekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan
pidana bagi pengendara sepeda motor yang
berlalu linta oleh Kepolisian Negara
tidak menyalakan lampu utama di siang
Republik Indonesia.
hari yang menyatakan bahwa setiap orang
pemahaman
yang mengemudikan sepeda motor di jalan
tentang ketentuan dalam UU Lalu Lintas,
tanpa menyalakan lampu utama pada siang
ketidakpatuhan
juga
hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dipengaruhi oleh faktor kesadaran hukum
107 ayat (2) dipidana dengan pidana
masyarakat.
tersebut
kurungan paling lama 15 (lima belas) hari
terlihat dari pernyataan responden dimana
atau denda paling banyak Rp100.000,00
83 % responden menjawab tahu tentang
(seratus ribu rupiah).
Diluar
adanya
rendahnya
masyarakat
Setidaknya
kewajiban
hal
menyalakan
Dari hasil penelitian dilapangan,
lampu
utama dan berkaitan dengan manfaat
menunjukan
menyalakan
hukum terhadap pelaku / orang yang tidak
lampu
utama
saat
bahwa
faktor
penegakan
mengendarai motor di siang hari, sebanyak
menyalakan
69 % responden menyatakan tahu, dan 24
motor disiang hari sebagai salah satu
% menyatakan tidak tahu. Sekalipun
faktor pengendara motor tidak patuh
responden tahu adanya kewajiban berikut
terhadap ketentuan kewajiban menyalakan
manfaatnya, akan tetapi sebanyak 63, 26 %
lampu utama diwaktu siang hari saat
respondent
berkendaraan bermotor. Hal ini ditunjukan
menyatakan
pernah
tidak
lampu
saat
mengendarai
menyalakan lampu utama pada siang hari,
dari
yang sudah tentu berlawanan dengan
sebanyak 84% responden menyatakan
pengetahuan yang mereka miliki.
tidak pernah ditilang saat melakukan
pernyataan
responden,
bahwa
Faktor penting yang ketiga adalah
pelanggaran. Dan hanya 16% menyatakan
berkaitan dengan pelaksanaan penegakan
pernah di tilang. Hal ini menggambarkan
hokum terhadap setiap pelanggaran yang
begitu lemahnya penerapan sanksi bagi
terjadi.
pelanggar lalu lintas terutama berkaitan
Menurut
penegakan
Soekanto,
oleh
dengan ketentuan kewajiban menyalakan
beberapa faktor, diantaranya mengenai
lampu utama diwaktu siang hari saat
peraturan
mengemudi sepeda motor.
kemudian
hukum
Soeryono
dipengaruhi
perundang-undangannya,
faktor
penegak
hukumnya,
Beberapa alasan lain diluar 3 (tiga)
faktor
utama
ketidakpatuhan
yang
mempengaruhi
masyarakat
terhadap
ketentuan normatif mengenai kewajiban
yaitu isi norma hukum itu sendiri, sanksisanksinya, aktivitas para pelaksana hukum
serta semua faktor ekstra yuridis yang
bekerja atas dirinya.
menyalakan lampu utama sebagaimana
Terkait dengan hal tersebut, dari
diuraikan di atas, ditemukan juga beberapa
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
alasan lain yang bersifat elementer dan
ketidakpatuhan masyarakat / pengemudi
berada
pertimbangan
terhadap kewajiban menyalakan lampu
rasionalitas yaitu karena adanya alasan
utama pada siang hari disebabkan oleh
lupa / kealpaan, faktor ekonomis untuk
beberapa faktor yaitu:
menghemat pemakaian aki dan lampu,
-
di
wilayah
rendahnya pengetahuan / pemahaman
alasan karena pada siang hari sudah cukup
terhadap ketentun hukum dalam UU
terang dan alasan karena mengikuti sikap
Lalu Lintas yang mengatur hal tersebut
orang lain.
yang disebabkan oleh masih rendahnya
/ belum optimalnya sosialisasi kepada
KESIMPULAN DAN SARAN
masyarakat;
Ketaatan atau kepatuhan hukum di
dalam masyarakat secara sederhana dapat
-
hokum
dilihat dan diamati dari perilaku nyata
terhadap
urgensi
khususnya
dari
sebuah
pengaturan instrument hukum berlalu
ketentuan dalam
lintas;
aktivitas berlalulintas. Apabila masyarakat
mengikuti apa yang tertera pada ketentuan
masyarakat
mengenai
warga masyarakat misalnya dari perilaku
masyarakat
rendahnya budaya hukum / kesadaran
-
rendahnya proses penegakan hokum
tersebut maka terjadilah suatu kepatuhan
yang dilakukan oleh aparat penegak
hukum. Perlu juga diakui bahwa perilaku
hokum terhadap setiap pelanggaran
nyata tersebut
yang terjadi;
merupakan salah satu
indikator adanya kepatuhan hukum pada
-
adanya alasan-alasan lain yang berada
di wilayah rasional dan diluar ekstra
taraf tertentu (Soerjono Soekanto: 1982,
yuridis yang dimiliki oleh masyarakat.
163).
Dalam
hal
ini
kita
Dalam konteks ini dapat diajukan
dapat
mengatakan bahwa tindakan apapun yang
saran sebagai berikut:
akan dilakukan oleh warga masyarakat
-
sebagai respon terhadap norma hukum
sangat tergantung pada beberapa aspek
perlunya dilakukan kegiatan sosialisasi
yang
bersifat
menyeluruh
dan
komprehensif melalui beragam media
dengan mengedepankan rasionalitas
dan urgensi pentingnya aturan hukum;
-
pelibatan
seluruh
komponen
masyarakat dan stake holder dalam
kegiatan
sosialisasi
menempatkan
sehingga
masyarakat
sebagai
subyek dan pihak yang memiliki
kepentingan hukum untuk tercapainya
ketertiban dan keselamatan dalam
berlalu lintas;
-
perlunya penegakan hukum yang tegas,
konsisten
dengan
dan
tidak
diskriminatif
terlebih
dahulu
mengedepankan
pendekatan
yang
bersifat persuasif.
DAFTAR PUSTAKA
Lili Rasjidi dan Wyasa Putra, 1994,
Hukum sebagai Suatu Sistem,
Bandung, Remaja Rosdakarya
Nurul Huda, 2009, Budaya Hukum Berlalu
Lintas, Wacana dalam Harian Suara
Merdeka, Semarang
Ronny Hanitijo Soemitro, Prof., 1990,
Metodologi Penelitian Hukum dan
Jurimetri, Jakarta, Ghalia Indonesia
Satjipto Rahardjo, Prof. Dr., 1984, Ilmu
Hukum, Bandung, Alumni
--------------------------------.,
1980,
Pemanfaatan Ilmu-Ilmu Sosial bagi
Pengembangan
Ilmu
Hukum,
Bandung, Alumni
-------------------------------., 2009, Hukum
Progresif sebuah Sistesa Hukum
Indonesia,
Yogyakarta,
Genta
Publishing
Soerjono Soekanto, Prof. Dr., 1982, Suatu
Tinjauan Sosiologi Hukum terhadap
Masalah-Masalah Sosial, Bandung,
Alumni
Banurusman, Drs., (ed) 1996, Polisi
Masyarakat dan Negara, Yogyakarta,
Bigraf Publishing kerjasama Fakultas
Hukum UII
----------------------------------.,
2006,
Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta,
UI Press
Esmi Warassih, Prof. Dr., 2005, Pranata
Hukum Sebuah Telaah Sosiologis,
Semarang, PT. Suryandaru Utama.
----------------------------------.,
2007,
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penegakan Hukum, Jakarta, PT.
RajaGrafindo Persada
Kompas, 2009, Masyarakat Bisa Jadi
Korban, Headline Harian Kompas,
Jakarta
Laura Nader, 1984, Studi Antropologis
tentang Hukum, Surakarta, PT.
Ramadhani
Sunaryati Hartono, Prof.Dr., 1994,
Penelitian Hukum di Indonesia pada
Akhir Abad ke-20, Bandung, Alumni
Undang-Undang Lalu Linta dan Angkutan
Jalan, 2009, Jakarta, Visimedia.
PENGEMUDI SEPEDA MOTOR TERHADAP KEWAJIBAN
MENYALAKAN LAMPU UTAMA PADA SIANG HARI
Factors That Influence Of Motorcycle Drivers Noncompliance Lights Main Duties In
Daylight
Nurul Huda dan Loso (Fakultas Hukum UNIKAL)
Abstract
Compliance and legal awareness is one important element for the establishment of order and security
in society, including in-traffic activity. In fact, there are many reasons and factors that influence
people to comply or not comply with traffic laws in this field especially in terms of the primary
obligation of lights during the day. Therefore necessary socialization should be done accompanied by
a strict law enforcement efforts.
Key words: compliance with the law - enforcement – order
terdapat 3 (tiga) komponen dalam hukum,
PENDAHULUAN.
angka
yang masing-masing saling mempengaruhi
kecelakaan lalu lintas yang dirasakan
dalam bekerjanya hukum yaitu komponen
sangat tinggi, antara lain menjadi semangat
struktur hukum atau kelembagaan yang
lahirnya undang-undang lalu lintas yang
diciptakan oleh system hukum, komponen
baru, yaitu Undang-Undang nomor: 22
substansi hukum yang berupa norma-
tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
norma hukum dan komponen budaya
Angkutan Jalan (UULAJ) yang dinyatakan
hukum (cultural) yang meliputi ide-ide,
mulai berlaku pada tanggal 22 Juni 2009.
sikap, harapan dan pendapat tentang
Dalam
hukum. (Esmi Warassih: 2005, 81).
Upaya
untuk
penjelasan
menekan
umum
UULAJ
dinyatakan bahwa upaya ke depan untuk
Robert B. Seidman menyatakan
menekan angka kecelakaan lalu lintas
bahwa bekerjanya hukum merupakan suatu
diarahkan pada penanggulangan secara
proses yang dipengaruhi oleh kekuatan-
komprehensif
upaya
kekuatan sosial. Kekuatan sosial ini sudah
pembinaan, pencegahan, pengaturan dan
mulai bekerja sejak proses pembuatan
penegakan
pembinaan
undang-undang, berjalannya penegakan
tersebut dilakukan melalui peningkatan
hukum dan perilaku para pemegang peran
intensitas pendidikan berlalu lintas dan
(role occupant).
penyuluhan
yang
hukum.
hukum
mencakup
Upaya
serta
pembinaan
sumber daya manusia.
Seluruh kekuatan sosial itu selalu
ikut bekerja dalam setiap upaya untuk
Menurut Lawrence M. Friedman
memfungsikan peraturan-peraturan yang
sebagaimana dikutip oleh Esmi Warassih,
berlaku, menerapkan sanksi-sanksinya dan
dalam seluruh aktivitas lembaga-lembaga
beberapa
penelitian
yang
pelaksanaannya.
demikian,
dilakukan,
misalnya
penelitian
peranan yang pada akhirnya dijalankan
dilakukan
oleh
oleh lembaga dan pranata hukum itu
Menurutnya,
merupakan hasil dari bekerjanya berbagai
berpengaruh
macam faktor.
kecelakaan lalu lintas dapat dikategorikan
Dengan
Melalui
demikian,
pemahaman
yang
dipahami
bahwa
dapat
sebagai
pernah
Haryono
Sukarto.
faktor-faktor
terhadap
faktor
manusia
yang
yang
terjadinya
(pengemudi),
faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor
bekerjanya hukum tidak terjadi karena
lingkungan.
sebuah
perundang-undangan
memperlihatkan bahwa faktor pengemudi
telah dibuat, tetapi setiap peraturan akan
merupakan faktor penyebab kecelakaan
memberitahu
yang paling besar pengaruhnya, yang
peraturan
bagaimana
seorang
Hasil
penelitian
pemegang peran, yaitu subyek hukum
antara
yang diaturnya (masyarakat dan aparatur)
pemahaman para pengemudi terhadap
diharapkan bertindak/berbuat. Dengan kata
ketentuan
lain, bagaimana seorang itu akan bertindak
mengemudi.(www.digilib.ui.ac.id)
dan
survey
kurangnya
persyaratan
lain
ditemukan
bahwa terdapat sepuluh penyebab utama
ditujukan kepadanya.
tulisannya,
Satjipto
terjadinya kecelakaan, enam diantaranya
Rahardjo, penggagas pemikiran hukum
dipicu
progresif
pengemudi
di
disebabkan
Dalam
merupakan respon terhadap peraturan yang
Melalui
lain
Indonesia,
secara
tegas
oleh
sikap
seperti
dan
keteledoran
ketidakdisiplinan,
memasukkan perilaku (manusia) sebagai
kelelahan, emosional dan karena pengaruh
unsur penting dalam hukum, bahkan
minuman keras / narkoba. Faktor manusia
menempatkan perilaku manusia tersebut di
atau
atas peraturan. Menurutnya, dalam kasus
kecelakaan
di Indonesia, proses hukum masih lebih
(www.alchemize.multiply.com).
human error
sebagai
mencapai
penyebab
91%
dilihat sebagai proses peraturan daripada
Berdasarkan fakta tersebut, sebuah
perilaku mereka yang terlibat di situ.
kesimpulan dapat diambil bahwa faktor
(Satjipto Rahardjo: 2009, 34).
manusia mempunyai andil besar dalam
menjadi
banyak kasus kecelakaan lalu lintas di
angka
Indonesia. Oleh karenanya, pembenahan
Indonesia
dan perbaikan perilaku berlalu lintas
sebagian terbesar disebabkan oleh perilaku
menjadi hal strategis yang perlu segera
manusia. Kesimpulan ini terlihat dari
dilakukan.
Pernyataan
relevan
tersebut
mengingat
kecelakaan
lalu
tingginya
lintas
di
Bahkan
dalam
penilaian
mengenai tingkat kesadaran masyarakat
atau melukiskan bagaimana peraturan
yang berhubungan dengan road safety, di
hukum yang berlaku dikaitkan dengan
wilayah Asia Pasifik, Indonesia tergolong
praktek pelaksanaannya, termasuk untuk
buruk di bawah Negara Laos dan Nepal,
melihat faktor-faktor yang berpengaruh
disamping karena dipicu faktor lainnya
terhadap
pelaksanaan
seperti kualitas kinerja aparat, infrastruktur
tersebut.
Suatu
jalan dan sistem lalu lintas serta kerja sama
dimaksudkan juga untuk memberikan data
antar stakeholder.
yang seteliti mungkin tentang perilaku
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
manusia,
aturan
penelitian
keadaan
atau
hukum
deskriptif
gejala-gejala
dirumuskan masalah dalam penelitian ini
lainnya yang dihadapi untuk diungkapkan
yaitu
kebenarannya, baik dalam bentuk perilaku
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi ketidakpatuhan pengemudi
sepeda
motor
terhadap
verbal atau perilaku nyata.
Model pendekatan yang dipakai
kewajiban
menyalakan lampu pada siang hari dan
adalah
rekomendasi mengenai upaya yang perlu
sekaligus yaitu pendekatan yang bersifat
dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan
yuridis normatif dan yuridis sosiologis
pengemudi
(socio-legal
sepeda
motor
terhadap
2
(dua)
macam
research).
pendekatan
Diperlukan
kewajiban menyalakan lampu pada siang
pendekatan yuridis normatif mengingat
hari.
terdapat norma hukum yang akan diteliti
Adapun tujuan penelitian adalah
yang berhubungan dengan pengaturan
yang
normatif yang ada di dalam produk
mempengaruhi ketidakpatuhan pengemudi
perundang-undangan dalam hal ini adalah
sepeda
kewajiban
undang-undang lalu lintas dan angkutan
menyalakan lampu pada siang hari dan
jalan. Sedangkan pendekatan sosio legal
merumuskan rekomendasi mengenai upaya
riset diperlukan dan dimaksudkan dalam
yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
rangka menemukan faktor-faktor yang
kepatuhan
motor
berpengaruh terhadap berjalannya suatu
terhadap kewajiban menyalakan lampu
ketentuan dalam peraturan perundang-
pada siang hari.
undangan di dalam masyarakat yang
untuk
mengetahui
motor
faktor-faktor
terhadap
pengemudi
sepeda
menjadi basis pemberlakuannya (Ronny
METODE PENELITIAN
Penelitian
yang
dilakukan
merupakan penelitian deskriptif
yaitu
penelitian yang hanya menggambarkan
Hanitijo S: 1990, 34).
Lokasi penelitian dilakukan di
wilayah Kabupaten Pekalongan dengan
mengambil sampel di jalan Gumawang
yang telah ditentukan jumlahnya dalam
memunculkan hak dan kewajibankewajiban baru bagi masyarakat. Hal ini
terjadi karena setiap peraturan atau
regulasi yang telah dibuat termasuk
undang-undang
akan
memberitahu
bagaimana seorang pemegang peran (role
occupant), yaitu subyek hukum yang
diaturnya (masyarakat dan aparatur)
diharapkan bertindak/berbuat.
Pernyataan tersebut mengingatkan
waktu / jam tertentu. Untuk memudahkan
kita bahwa tujuan ideal yang ingin dicapai
proses mendapatkan informasi, disiapkan
dalam berlalu lintas yaitu ketertiban,
daftar pertanyaan yang berstruktur dalam
kenyamanan dan keamanan, menempatkan
bentuk quesionair yang bersifat tertutu
para pihak pemegang peran, sering juga
validitas
dengan
disebut pemangku kepentingan, dalam
trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan
posisi penting dan strategis. UULAJ telah
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
mengatur
di luar data untuk keperluan pengecekan
bagaimana seharusnya para pemegang
atau sebagai pembanding.
peran ini bertindak atau berperilaku di
kecamatan Wiradesa dan jalan perempatan
Pait kecamatan Siwalan. Pada lokasi
penelitian ini akan dilakukan penelitian
untuk mendapatkan data primer baik dalam
bentuk pengamatan / observasi maupun
wawancara kepada responden yaitu para
pengendara kendaraan bermotor roda dua
data
dilakukan
Salah satu persoalan yang menjadi
di
bidang
hukum
sebagai
instrumen untuk melaksanakan fungsinya
yang utama yaitu menciptakan ketertiban
di dalam masyarakat adalah berhubungan
dengan kesadaran hukum masyarakat,
yang sering dinyatakan dengan pernyataan
bahwa kesadaran hukum masyarakat kita
masih dinilai rendah. Penilaian tersebut
berangkat
dari
pemikiran
norma-normanya
jalan, berikut hak dan kewajiban yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
bahasan
melalui
menyertainya. Dari sinilah hukum bekerja
sebagai suatu fakta in concreto, yang
dilakukan oleh individu – individu yang
terlibat
antara kewajiban hukum dan kepatuhan
hukum.
Setiap kelahiran sebuah produk
perundang-undangan
memiliki
konsekuensi yang cukup luas antara lain
Idealnya,
para
pemegang peran diharapkan berperilaku
sesuai dengan norma atau aturannya,
walaupun hal ini merupakan sesuatu yang
sulit
karena
berbagai
faktor
yang
melatarbelakanginya.
Dari hasil penelitian lapangan yang
masih
terdapatnya kesenjangan yang cukup lebar
didalamnya.
dilakukan melalui observasi di 2 (dua)
tempat
yaitu
Perempatan
Gumawang
Wiradesa dan Pertigaan Pait Siwalan
Kabupaten Pekalongan yang dilakukan
pada jam 08.00 – 10.00 WIB dan jam15.00
– 17.00 WIB terhadap para pengguna jalan
pengendara kendaraan bermotor roda 2
ketentuan perundangan di bidang lalu
(dua)
lintas
terlihat
sebagian
adanya
terbesar
menyalakan
kecenderungan
pengendara
lampu
utama
pada
tidak
saat
disebabkan
tersosialisasikannya
kepada
antara
lain
ketentuan
masyarakat
dimana
belum
tersebut
sebagaian
mereka mengendarai kendaraannya pada
besar responden (76%) menyatakan belum
siang hari (sekitar 80%) padahal ketentuan
dapat sosialisasi dari pihak-pihak yang
tersebut telah menjadi kewajiban dalam
berwenang.
UU Lalu Lintas tahun 2009.
Salah
satu
Berkaitan dengan sosialisasi dan
yang
pendidikan berlalulintas, dalam penjelasan
mempengaruhi ketidakpatuhan pengendara
UU No.22 tahun 2009 disebutkan bahwa
sepeda
pembinaan
motor
faktor
mengenai
kewajiban
bidang
Lalu
Lintas
dan
menyalakan lampu utama adalah tingkat
Angkutan
pemahaman
bersama-sama oleh semua instansi terkait
masyarakat
yang
masih
Jalan
dilaksanakan
kurang terhadap ketentuan tersebut. Dari
(stakeholders) yang terdiri dari:
pertanyaan mengenai pengetahuan perihal
1. Urusan
pemerintahan
di
secara
bidang
UU lalu lintas yang baru, sebanyak 35 %
prasarana Jalan, oleh kementerian yang
menjawab tahu, dan 48 % menjawab tidak
bertanggung jawab di bidang Jalan;
tahu. Angka 48 % menunjukan tingkat
2. Urusan pemerintahan di bidang sarana
pengetahuan yang masih rendah. Hal ini
dan
menggambarkan
Angkutan Jalan, oleh kementerian yang
masih
kurangnya
sosialisasi UU baru kepada masyarakat.
Ketidaktahuan msyarakat terhadap
ketentuan tersebut berkaitan pula dengan
ketidaktahuan masyarakat terhadap adanya
Prasarana
Lalu
Lintas
dan
bertanggung jawab di bidang sarana
dan
Prasarana
Lalu
Lintas
dan
Angkutan Jalan;
3. Urusan
pemerintahan
di
bidang
sanksi pidana yang dapat dijatuhkan bila
pengembangan industri Lalu Lintas
terjadi pelanggaran terhadap kewajiban
dan Angkutan Jalan, oleh kementerian
menyalakan lampu pada siang hari, dimana
yang bertanggung jawab di bidang
sebanyak 45,45% responden menyatakan
industri;
tidak
tahu,
dan
35%
responden
4. Urusan
pemerintahan
di
bidang
19%
pengembangan teknologi Lalu Lintas
responden menyatakan tidak peduli / tidak
dan Angkutan Jalan, oleh kementerian
mau tahu.
yang
menyatakan
tahu,
Rendahnya
sedangkan
pemahaman
atau
pengetahuan masyarakat terhadap berbagai
bertanggung
teknologi; dan
jawab dibidang
5. Urusan
pemerintahan
di
bidang
registrasi dan identifikasi Kendaraan
sarana-prasarananya,
kemudian
yang
terakhir faktor budaya hukum masyarakat.
Bermotor dan Pengemudi, Penegakan
Dalam pasal 293 ayat 2 UU No.22
Hukum, Operasional Manajemen dan
tahun 2009 disebutkan mengenai ancaman
Rekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan
pidana bagi pengendara sepeda motor yang
berlalu linta oleh Kepolisian Negara
tidak menyalakan lampu utama di siang
Republik Indonesia.
hari yang menyatakan bahwa setiap orang
pemahaman
yang mengemudikan sepeda motor di jalan
tentang ketentuan dalam UU Lalu Lintas,
tanpa menyalakan lampu utama pada siang
ketidakpatuhan
juga
hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dipengaruhi oleh faktor kesadaran hukum
107 ayat (2) dipidana dengan pidana
masyarakat.
tersebut
kurungan paling lama 15 (lima belas) hari
terlihat dari pernyataan responden dimana
atau denda paling banyak Rp100.000,00
83 % responden menjawab tahu tentang
(seratus ribu rupiah).
Diluar
adanya
rendahnya
masyarakat
Setidaknya
kewajiban
hal
menyalakan
Dari hasil penelitian dilapangan,
lampu
utama dan berkaitan dengan manfaat
menunjukan
menyalakan
hukum terhadap pelaku / orang yang tidak
lampu
utama
saat
bahwa
faktor
penegakan
mengendarai motor di siang hari, sebanyak
menyalakan
69 % responden menyatakan tahu, dan 24
motor disiang hari sebagai salah satu
% menyatakan tidak tahu. Sekalipun
faktor pengendara motor tidak patuh
responden tahu adanya kewajiban berikut
terhadap ketentuan kewajiban menyalakan
manfaatnya, akan tetapi sebanyak 63, 26 %
lampu utama diwaktu siang hari saat
respondent
berkendaraan bermotor. Hal ini ditunjukan
menyatakan
pernah
tidak
lampu
saat
mengendarai
menyalakan lampu utama pada siang hari,
dari
yang sudah tentu berlawanan dengan
sebanyak 84% responden menyatakan
pengetahuan yang mereka miliki.
tidak pernah ditilang saat melakukan
pernyataan
responden,
bahwa
Faktor penting yang ketiga adalah
pelanggaran. Dan hanya 16% menyatakan
berkaitan dengan pelaksanaan penegakan
pernah di tilang. Hal ini menggambarkan
hokum terhadap setiap pelanggaran yang
begitu lemahnya penerapan sanksi bagi
terjadi.
pelanggar lalu lintas terutama berkaitan
Menurut
penegakan
Soekanto,
oleh
dengan ketentuan kewajiban menyalakan
beberapa faktor, diantaranya mengenai
lampu utama diwaktu siang hari saat
peraturan
mengemudi sepeda motor.
kemudian
hukum
Soeryono
dipengaruhi
perundang-undangannya,
faktor
penegak
hukumnya,
Beberapa alasan lain diluar 3 (tiga)
faktor
utama
ketidakpatuhan
yang
mempengaruhi
masyarakat
terhadap
ketentuan normatif mengenai kewajiban
yaitu isi norma hukum itu sendiri, sanksisanksinya, aktivitas para pelaksana hukum
serta semua faktor ekstra yuridis yang
bekerja atas dirinya.
menyalakan lampu utama sebagaimana
Terkait dengan hal tersebut, dari
diuraikan di atas, ditemukan juga beberapa
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
alasan lain yang bersifat elementer dan
ketidakpatuhan masyarakat / pengemudi
berada
pertimbangan
terhadap kewajiban menyalakan lampu
rasionalitas yaitu karena adanya alasan
utama pada siang hari disebabkan oleh
lupa / kealpaan, faktor ekonomis untuk
beberapa faktor yaitu:
menghemat pemakaian aki dan lampu,
-
di
wilayah
rendahnya pengetahuan / pemahaman
alasan karena pada siang hari sudah cukup
terhadap ketentun hukum dalam UU
terang dan alasan karena mengikuti sikap
Lalu Lintas yang mengatur hal tersebut
orang lain.
yang disebabkan oleh masih rendahnya
/ belum optimalnya sosialisasi kepada
KESIMPULAN DAN SARAN
masyarakat;
Ketaatan atau kepatuhan hukum di
dalam masyarakat secara sederhana dapat
-
hokum
dilihat dan diamati dari perilaku nyata
terhadap
urgensi
khususnya
dari
sebuah
pengaturan instrument hukum berlalu
ketentuan dalam
lintas;
aktivitas berlalulintas. Apabila masyarakat
mengikuti apa yang tertera pada ketentuan
masyarakat
mengenai
warga masyarakat misalnya dari perilaku
masyarakat
rendahnya budaya hukum / kesadaran
-
rendahnya proses penegakan hokum
tersebut maka terjadilah suatu kepatuhan
yang dilakukan oleh aparat penegak
hukum. Perlu juga diakui bahwa perilaku
hokum terhadap setiap pelanggaran
nyata tersebut
yang terjadi;
merupakan salah satu
indikator adanya kepatuhan hukum pada
-
adanya alasan-alasan lain yang berada
di wilayah rasional dan diluar ekstra
taraf tertentu (Soerjono Soekanto: 1982,
yuridis yang dimiliki oleh masyarakat.
163).
Dalam
hal
ini
kita
Dalam konteks ini dapat diajukan
dapat
mengatakan bahwa tindakan apapun yang
saran sebagai berikut:
akan dilakukan oleh warga masyarakat
-
sebagai respon terhadap norma hukum
sangat tergantung pada beberapa aspek
perlunya dilakukan kegiatan sosialisasi
yang
bersifat
menyeluruh
dan
komprehensif melalui beragam media
dengan mengedepankan rasionalitas
dan urgensi pentingnya aturan hukum;
-
pelibatan
seluruh
komponen
masyarakat dan stake holder dalam
kegiatan
sosialisasi
menempatkan
sehingga
masyarakat
sebagai
subyek dan pihak yang memiliki
kepentingan hukum untuk tercapainya
ketertiban dan keselamatan dalam
berlalu lintas;
-
perlunya penegakan hukum yang tegas,
konsisten
dengan
dan
tidak
diskriminatif
terlebih
dahulu
mengedepankan
pendekatan
yang
bersifat persuasif.
DAFTAR PUSTAKA
Lili Rasjidi dan Wyasa Putra, 1994,
Hukum sebagai Suatu Sistem,
Bandung, Remaja Rosdakarya
Nurul Huda, 2009, Budaya Hukum Berlalu
Lintas, Wacana dalam Harian Suara
Merdeka, Semarang
Ronny Hanitijo Soemitro, Prof., 1990,
Metodologi Penelitian Hukum dan
Jurimetri, Jakarta, Ghalia Indonesia
Satjipto Rahardjo, Prof. Dr., 1984, Ilmu
Hukum, Bandung, Alumni
--------------------------------.,
1980,
Pemanfaatan Ilmu-Ilmu Sosial bagi
Pengembangan
Ilmu
Hukum,
Bandung, Alumni
-------------------------------., 2009, Hukum
Progresif sebuah Sistesa Hukum
Indonesia,
Yogyakarta,
Genta
Publishing
Soerjono Soekanto, Prof. Dr., 1982, Suatu
Tinjauan Sosiologi Hukum terhadap
Masalah-Masalah Sosial, Bandung,
Alumni
Banurusman, Drs., (ed) 1996, Polisi
Masyarakat dan Negara, Yogyakarta,
Bigraf Publishing kerjasama Fakultas
Hukum UII
----------------------------------.,
2006,
Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta,
UI Press
Esmi Warassih, Prof. Dr., 2005, Pranata
Hukum Sebuah Telaah Sosiologis,
Semarang, PT. Suryandaru Utama.
----------------------------------.,
2007,
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penegakan Hukum, Jakarta, PT.
RajaGrafindo Persada
Kompas, 2009, Masyarakat Bisa Jadi
Korban, Headline Harian Kompas,
Jakarta
Laura Nader, 1984, Studi Antropologis
tentang Hukum, Surakarta, PT.
Ramadhani
Sunaryati Hartono, Prof.Dr., 1994,
Penelitian Hukum di Indonesia pada
Akhir Abad ke-20, Bandung, Alumni
Undang-Undang Lalu Linta dan Angkutan
Jalan, 2009, Jakarta, Visimedia.