Tingkah Laku Kebiasaan Makan dan Makanan

6 Pedoman UmUm monitoring HiU PaUs di indonesia 7 Pedoman UmUm monitoring HiU PaUs di indonesia Alasan pasti mengapa hiu paus memiliki pola kulit yang demikian belum diketahui. Namun, beberapa hipotesa menyatakan bahwa pola tersebut merupakan bentuk kamuflase, mengenali individu yang berbeda dalam aktivitas sosial karena spesies hiu sendiri memiliki kemampuan visual yang cukup tinggi, dan proses adaptasi untuk memfilter ultra violet karena hiu paus termasuk jenis ikan yang banyak menghabiskan waktu di dekat permukaan laut Colman, 1997.

2.3 Habitat dan Sebaran

Berbeda dengan mayoritas hiu dari Ordo Orectolobiformes yang merupakan kelompok hiu bentik, hiu paus memiliki habitat pelagis yang berarti bahwa hiu paus lebih banyak menghabiskan waktu di permukaan atau kolom perairan Colman, 2007. Ikan ini dapat dijumpai di perairan lepas hingga perairan pantai, bahkan kadang masuk ke daerah laguna di pulau atol. Selain itu, hiu paus cenderung bersifat kosmopolitan. Menurut Colman 1997, sebaran hiu paus meliputi perairan tropis dan subtropis hangat 18-30 o C pada posisi di antara 30 o N dan 30 o S, kecuali di Laut Mediterrania Gambar 2. Hiu paus di Indonesia dapat ditemui antara lain di perairan Sabang, Situbondo, Bali, Nusa Tenggara, Alor, Flores, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua Gambar 3. Kehadirannya di daerah Probolinggo, Jawa Timur cenderung bersifat musiman Januari-Maret. Sementara di Teluk Cenderawasih, Kwatisore, Teluk Cenderawasih, Papua yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional TNTC hiu paus hadir sepanjang tahun Tania et al., 2013; Tania, 2014.

2.4 Tingkah Laku

Hiu paus merupakan ikan yang bermigrasi hingga jarak ribuan kilometer. Hal ini diperkuat dengan hasil studi TNTC yang merupakan kawasan pertama di Indonesiayang menjadi tempat studi hiu paus dimulai. Hasil pemasangan PSAT penanda satelit pada enam ekorhiu paus di TNTC sejakMei 2011 sampai Juni 2012 Stewart, 2014 menunjukkan bahwa hiu paus berenang keluar kawasan TNTC yang terjauh bahkan berenang sampai ke sebelah timur Filipina di perairan internasional, namun kemudian kembali lagi ke TNTC Gambar 4. Gambar 2. Peta Sebaran Global Hiu Paus warna biru Sumber: Norman 2005 Gambar 3. Sebaran Hiu Paus di Indonesia. Sumber: WCS Indonesia 2010 Gambar 4. Peta Pergerakan EnamEkor Hiu Paus Berdasarkan PSATs Sumber: WWF-IndonesiaStewart 2014 8 Pedoman UmUm monitoring HiU PaUs di indonesia 9 Pedoman UmUm monitoring HiU PaUs di indonesia Selain melakukan pergerakan secara horizontal geografis, hiu paus juga melakukan pergerakan secara vertikal. Hiu paus mampu menyelam sangat dalam hinggakedalaman 750-1000 m Graham et al., 2006; Rowat danGore, 2007, namun umumnya hiu paus lebih banyak menghabiskan waktu di perairan yang dangkal kurang dari 50 m atau di dekat permukaan, sama seperti hiu pemakan plankton lainnya Basking Shark. Ketertarikan hiu paus untuk menghabiskan lebih banyak waktu di perairan yang cenderung dangkal diduga karena oleh keberadaan makanannya yang berada di dekat permukaan, sementara kecenderungan hiu paus melakukan penyelaman di perairan dalam diduga untuk mengikuti pergerakan makanannya atau pun untuk mendeteksi kondisi suatu perairan Brunnschweiler et al., 2009.

2.5 Kebiasaan Makan dan Makanan

Hiu paus diketahui memiliki tiga cara makan Motta et al., 2010, yaitu: 1. Berenang sambil menyaring air di permukaan dan lapisan di bawah permukaan surface and subsurface passive feeding; 2. Berenang sambil menyedot air di permukaan dan lapisan di bawah permukaan surface and subsurface ram filteractive feeding Gambar 5; dan 3. Diam di tempat secara vertikal sambil menyedot air stationaryvertical suction feeding. Walaupun hiu paus biasanya bersifat soliter, namun hampir di seluruh lokasi agregasinya, hiu paus cenderung berkumpul ketika makanannya tersedia. Menurut Taylor 2007, hiu paus beragregasi di Ningaloo Reef, Australia setiap musim gugur dengan puncaknyaterjadi pada April sampaiawal Mei. Periode tersebut merupakan waktu pemijahan massal terumbu karang coral mass spawning. Berdasarkan pengamatan langsung dan pemeriksaan isi perutnya, makanan hiu paus terutama berasal dari beraneka ragam jenis plankton; seperti copepoda, cacing panaharrow worm chaetognatha, larva kepiting, moluska, krustasea, telur karang, dan telur ikan. Hiu paus memakan telur hasil pemijahan ikan kakap Lutjanus cyanopterus, dan L. jocu di Belize Heyman et al., 2001. Selain itu, hiu paus juga memakan cumi-cumi kecil dan ikan kecil Motta et al., 2010.

2.6 Reproduksi