akibat kontak langsung dengan cairan tubuh yang berasal dari diare, muntah dan pendarahan, kulit atau membran mukosa. Periode inkubasi virus berlangsung selama 2 sampai 21 hari. Kejadian
epidemik   Ebola   banyak   terjadi   pada   rumah   sakit   yang   tidak   menerapkan   higiene   yang ketat.infektivitas virus Ebola cukup stabil pada suhu kamar 20 ° C tetapi hancur dalam 30 menit
pada   60   °   C.Infektivitas   juga   dihancurkan   oleh   dan   iradiasi   ultraviolet,   pelarut   lemak,   b- propiolactone,   and   commercial   hypochlorite   and   phenolic   disinfectants.   b-propiolactone,   dan
hipoklorit komersial dan desinfektan fenolik. Virus   Ebola   memiliki   struktur   dari   suatu   Filovirus.   Virionnya   berbentuk   tabung   dan
bervariasi  bentuknya.  Biasanya   selalu   tampak   seperti   U,  6,  gulungan  atau   bercabang.  Virion virus ini berukuran diameter 80 nm. Panjangnya juga bervariasi, bahkan ada yang lebih dari 1400
nm, namun biasanya hanya mendekati 1000 nm. Di tengah virion terdapat nukleokapsid yang dibentuk   oleh   kompleks   genom   RNA  dengan   protein   NP,  VP35,  VP30   dan   L.   Nukleokapsid
berdiameter 40-50 nm dan berisi suatu chanel pusat berdiameter 20-30 nm. Suatu glikoprotein sepanjang 10 nm yang sebagian berada di luar sarung viral dari virion berfungsi membuka jalan
masuk ke dalam sel inang. Diantara sarung viral dan nukleokapsid terdapat matriks yang berisi protein VP40 dan VP24.
2.2 Epidemiologi penyakit Ebola
Asal-usul di alam dan sejarah alami dari virus Ebola tetap menjadi misteri.Secara umum, virus ini ada yang menyerang manusia Ebola-Zaire, Ebola-Ivory Coast dan Ebola-Sudan dan ada
yang   hanya   menyerang   hewan   primata   Ebola-Reston.   Tidak   ada   carrier   state   karena   tidak ditemukan lingkungan alami dari virus. Namun dari beberapa hipotesis mengatakan bahwa terjadi
penularan dari hewan terinfeksi ke manusia. Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus bisa ditularkan dalam berbagai cara. Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan darah dan atau
hasil sekresi dari orang yang terinfeksi. Orang juga bisa terinfeksi karena berkontak dengan benda seperti   jarum   suntik   yang   terkontaminasi   dengan   orang   yang   terinfeksi.   Penularan   secara
nosokomial penularan yang terjadi di klinik atau rumah sakit juga dapat terjadi bila pasien dan tenaga   medis   tidak   memakai   masker   ataupun   sarung   tangan.   Pada   primata,   Ebola-Reston,
menyerang fasilitas penelitian hewan primata di Virginia, AS. Ebola-Reston menyebar melalui partikel udara.
Ebola   merupakan   salah   satu   kasus   emerging   zoonosis   yang   paling   menyita   perhatian publik   karena   kemunculannya   yang   sering   dan   memiliki   angka   mortalitas   yang   tinggi   pada
manusia.   Virus   Ebola   pertama   kali   diidentifikasi   di   provinsi   Sudan   dan   di   wilayah   yang
berdekatan dengan Zaire saat ini dikenal sebagai Republik Congo pada tahun 1976, setelah terjadinya suatu epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik Congo dan Nzara, daerah Selatan
Sudan. Sejak ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan sebanyak 1850 kasus dengan kematian lebih dari 1200 kasus diantaranya Anonimous 2004. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari
genus Ebolavirus yang tergolong famili Filoviridae. Inang atau reservoir dari Ebola belum dapat dipastikan, namun telah diketahui bahwa kelelawar buah adalah salah satu hewan yang bertindak
sebagai inang alami dari Ebola. Virus Ebola juga telah dideteksi pada daging simpanse, gorila, Macaca fascicularis dan kijang liar.
Penyebaran   virus   Ebola   dalam   skala   global   masih   terbatas.   Hal   ini   berkaitan   dengan transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan virus Ebola untuk
menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset virus yang relatif cepat dapat mempercepat   diagnosa   terhadap   penderita   sehingga   dapat   mengurangi   penyebaran   penyakit
melalui   penderita   yang   bepergian   dari   satu   wilayah   ke   wilayah   lainnya.Penyakit   ini   dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama di daerah Afrika, untuk mengkonsumsi daging
hewan   liar.   Daging   hewan   liar   yang   terkontaminasi   akan   menjadi   media   yang   efektif   dari penularan  Ebola  pada  manusia.Gejala  klinis  dari  penyakit  ini  adalah  demam  secara  tiba-tiba,
kelemahan, nyeri otot, sakit kepala dan tenggorokan kering. Kemudian diikuti dengan muntah, diare,   ruam   pada   kulit,   gangguan   fungsi   ginjal   dan   hati   serta   pada   beberapa   kasus   terjadi
pendarahan internal dan eksternal. Hasil temuan laboratoris menunjukkan penurunan jumlah butir darah putih dan platelet serta peningkatan kadar enzim hati.
Virus Ebola mudah menyebar dengan cepat. Pertama kali infeksi dimulai dari penularan dari   hewan   yang   terinfeksi   ke   manusia.   Nah,   dari   situ   nantinya   manusia   meneruskan   rantai
penyakit ini ke manusia yang lain. Penyebaran virus Ebola antar manusia bisa melalui makanan atau   berpegangan.   Kontak   langsung   dengan   darah   atau   cairan   yang   terkontaminasi   juga   bisa
menginfeksi manusia. Tidak hanya itu, manusia juga bisa terinfeksi hanya dengan menyentuh
objek misalnya jarum yang sudah terkontaminasi.  Serangan sakit virus Ebola sangat tiba-tiba.
Gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit sekitar persendian dan otot, sakit tenggorokan dan tubuh lemah. Gejala ini diikuti juga oleh diare, sakit perut dan muntah-muntah.
Ruam-ruam, mata memerah, tersedak, serta adanya pendarahan luar dan dalam ditemukan pada beberapa pasien.
2.3 Patofisiologi penyakit ebola