Contoh Makalah Lengkap Format Microsoft Word Konsep Dasar Gizi

(1)

KONSEP DASAR GIZI

Pengertian/ Istilah dalam Gizi

a. Gizi

Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Gizi adalah substansi organic dan nonorganic yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004). Gizi merupakan bagian dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang manusia, sehingga pemenuhan kualitas tumbuh kembang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang. Kebutuhan gizi seseorang ditentukan oleh factor usia, jenis kelamin, jenis kegiatan dan lain sebagainya (BKKBN, 1998).

b. Ilmu Gizi (Nutrience Science)

 Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.

 Ilmu tentang makanan, zat-zat gizi, dan substansi yang terkandung didalamnya, peran dan keseimbangannya, untuk kesehatan dan masalah kesehatan.

 Ilmu yang menggunakan berbagai disiplin ilmu dasar, seperti biokimia, ilmu hayat (fisiologi), ilmu penyakit (patologi), dan beberapa ilmu lainnya. Jadi untuk menguasai bagian-bagian ilmu dasar tersebut yang relevan dengan kebutuhan ilmu gizi (Ahmad,2004).

c. Zat Gizi (Nutrients)

Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Setiap nutrient memiliki komposisi kimia tertentu yang akan menampilkan sekurang-kurangnya satu fungsi khusus pada saat makanan dicerna dan diserap oleh tubuh.

d. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.

e. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.


(2)

f. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.

g. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variable tertentu. Contoh: gondok endemic merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasykan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.

Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi

Berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai profesor ilmu gizi di Universitas Columbia, New York, AS. Pada zaman purba, makanan penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan pada zaman Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates yang menyatakan bahwa makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia, artinya manusia butuh makan.

Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu, antara lain:

1. Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri – Pertama dipelajari oleh Antoine Lavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan energi makanan yang meliputi proses pernafasan, oksidasi dan kalorimetri. Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya penelitian tentang pertukaran energi dan sifat-sifat bahan makanan pokok.

2. Penemuan Mineral – Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi. Pada tahun 1808 ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zat besi sebagai zat esensial. Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh perlu konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad 20, penelitian Loeb tentang pengaruh konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.

3. Penemuan Vitamin – Awal abad 20, vitamin sudah dikenal. Sejak tahun 1887-1905 muncul penelitian-penelitian dengan makanan yang dimurnikan dan makanan utuh. Dengan hasil: ditemukan suatu zat aktif dalam makanan yang tidak tergolong zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan Rickets). Pada tahun 1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat tersebut. Tahun 1920, vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui sebagai zat esensial.

4. Penelitian Tingkat Molekular dan Selular – Penelitian ini dimulai tahun 1955, dan diperoleh pengertian tentang struktur sel yang rumit serta peranan kompleks dan vital zat gizi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun 1960,


(3)

penelitian bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship antara zat-zat gizi, peranan biologik spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia dan pengolahan makanan thdp kandungan zat gizi.

5. Keadaan Sekarang – Muncul konsep-konsep baru antara lain: pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku, kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. Pada bidang teknologi pangan ditemukan : cara mengolah makanan bergizi, fortifikasi bahan pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan sifat struktural bahan pangan, dsb. FAO dan WHO mengeluarkan Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan batas keracunan).

Ruang Lingkup Ilmu Gizi

Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh.Sekarang ini kata gizi mempunyai pengertian yang lebih luas.Disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja. Dimulai dari cara produksi pangan, perubahan pascapanen (penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit).

Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran.Informasi gizi yang diberikan pada masyarakat, yang meliputi gizi individu, keluarga dan masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga.

Perkembangan gizi klinis :

 Anamnesis dan pengkajian status nutrisi pasien.

 Pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan defisiensi zat besi.

 Pemeriksaan antropometris dan tindak lanjut terahdap gangguannya.  Pemeriksaan radiologi dan tes laboratorium dengan status nutrisi pasien.  Suplementasi oral, enteral dan parenteral.

 Interaksi timbal balik antara nutrien dan obat-obatan.

 Bahan tambahan makanan (pewarna, penyedap dan sejenis serta bahan-bahan kontaminan).


(4)

Fungsi Zat Nutrisi Bagi Tubuh

Zat nutrisi Fungsi

Karbohidrat Protein Lemak Vitamin Mineral Air

Sebagai sumber energy

Penting untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan yang rusak serta sebagai sumber energy

Sebagai sumber energy

Mengatur proses-proses dalam tubuh

Mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagian digunakan untuk pertumbuhan dan penggatian jaringan

Penting untuk kelangsungan proses-proses dalam tubuh

Pengelompokan Zat Gizi

Menurut Kebutuhan terbagi dalam dua golongan besar yaitu makronutrien dan mikronutrien.

a. Makronutrien, adalah zat gizi yang diperlukan dalam jumlah besar dalam tubuh yang menghasilkan energi / KHPL. Merupakan komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat esensial (pertumbuhan sel/ jaringan), pemeliharaan aktivitas tubuh. Yang termasuk zat makronutrien adalah Karbohodrat (hidrat arang), lemak, protein.

1. Karbohidrat.

Karbohidrat adalah kelompok nutrient yang penting dalam susunan makanan yang berfungsi sebagai sumber energy bagi tubuh. Senyawa ini mengandung unsure karbon, hydrogen, dan oksigen; dihasilkan oleh tanaman melalui proses fotosintesis yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.

6CO2+6H2O C6H12O6 + 6O2

Jenis-jenis karbohidrat

1. Monosakarida. Gula monosakarida umumnya terdapat dalam panganan. Gula jenis ini mengandung enam atom karbon, dan mempunyai rumus umum C6H12O6. Ada tiga


(5)

 Glukosa(dekstrosa). Kadar glukosa yang tinggi ditemukan pada buah anggur, sedangkan kadar yang lebih rendah dijumpai pada sayuran seperti kapri muda dan wortel.

Fruktosa (laevulosa). Senyawa ini secara kimia mirip dengan glukosa, tetapi susunan atom dan molekulnya sedikit berbeda. Fruktosa dijumpai bersama glukosa di banyak buah-buahan dan madu.

 Galaktosa. Secara kimia senyawa ini mirip dengan glukosa. Senyawa ini dihasilkan apabila senyawa disakarida laktosa dipecah dalam pencernaan.

2. Disakarida. Karbohidrat jenis ini mempunyai rumus umum C12H22O11. Senyawa

tersebut terbentuk jika dua molekul mmonosakarida bergabung dengan melepaskan satu molekul air.

Pembentukan disakarida:

Glukosa + fruktosa sukrosa + air Glukosa + galaktosa laktosa + air Glukosa + glukosa maltosa + air

Golongan disakarida meliputi sukrosa, laktosa dan maltose.

3. Polisakarida. Senyawa ini adalah polimer hasil kondensasi monosakarida. Polisakarida tersusun atas banyak molekul monosakarida yang berikatan satu sama lain dengan melepaskan satu molekul air setiap kali ikatan terbentuk. Golongan polisakarida meliputi;

 Pati adalah cadangan makanan utama pada tanaman. Senyawa ini sebenarnya merupakan campuran dari dua polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin.  Selulosa. Manusia tidak memiliki enzim yang mampu memecah ikatan ini,

karenanya selulosa tidak dapat digunakan sebagai bahan makanan. Meski demikian, selulosa sangat penting dalam proses pencernaan yakni sebagai sumber serat dalam susunan makanan yang berguna untuk menjamin kelancaran makanan di salliiran pencernaan serta mengatur pengosongan lambung secara periodic.

 Glokogen, berfungsi sebagai bahan cadangan makanan bagi tubuh. Glikogen disimpan dalam hati dan otot untuk jangka waktu yang pendek dan akan dipecah manakala dibutuhkan.

 Pectin, senyawa ini terdapat dalam buah seperti buah apel dan kulit buah jeruk serta sayuran akar.


(6)

 Agar dan alginate, karbohidrat ini tidak mempunyai nilai nutrisi tetapi dalam membentuk gel, seperti pada pembuatan jeli.

Fungsi karbohidrat

 Sebagai sumber energy. Setiap 1 g karbohidrat mengandung 4 kkal.

 Sebagai penghasil lemak. Kelebihan karbohidrat dalam tubuh diubah menjadi lemak. Proses konversi ini berlangsung dalam hati meskipun lemak tersimpan di seluruh tubuh, yakni di dalam sel lemak jaringan adiposa.

 Sebagai pasangan protein. Karbohidrat diperlukan dalam susunan makanan sebagai pasangan protein. Jika susunan makanan mengandung sedikit karbohidrat, presentase protein yang disediakan sebagai harus sumber energy akan lebih besar dari biasanya. Karena peran utama dari protein adalah sebagai bahan dasar pertumbuhan dan perbaikan jaringan yang rusak, maka asupam karbohidrat yang cukup harus diberikan, agar protein dapat digunakan untuk keperluan pertumbuhan.

Sumber karbohidrat

 Serealia dan makanan yang terbuat dari serealia contohnya gandum, beras, dan jagung.

 Gula murni (sukrosa)

 Sayuran (mis, kentang, kacang-kacangan, sayuran hijau dan sayuran akar lain). Akan tetapi, kandungan karbohidrat dalam panganan tersebut lebih rendah.

 Buah-buahan. Buah-buahan mengandung 5-10% gula. Makin manis rasa buah makin tinggi kandungan gulanya.

 Susu. Susu memiliki kandungan gula laktosa.

2. Protein

Protein merupakan substansi organic dengan kandungan unsure karbon, hydrogen dan oksigen yang mirip dengan karbohidrat dan lemak. Di samping itu protein juga mengandung nitrogen. Kebutuhan protein dapat diperoleh dari sumber pangan hewani dan nabati. Sumber pangan hewani dapat didapat dari daging, ikan, roti, susu, keju, telur, sedangkan sumber pangan nabati dapat diperoleh dari kacang-kacangan seperti kacang buncis, kedelai, dan miju-miju.


(7)

Fungsi protein

 Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan,

 Untuk pembentukan enzim, antibody dan beberapa hormone

 Sebagai sumber energy. Kelebihan protein dapat digunakan sebagai sumber energy. Setiap 1 g protein menyediakan 4 kkal

3. Lemak

Lemak adalah suatu senyawa yang mengandung unsure karbon, hydrogen dan oksigen. Lemak sendiri merupakan ester dari gliserol dan asam lemak. Gliserol merupakan alcohol trihildat yang mempunyai tiga gugus hidroksil –OH. Sedangkan asam lemak adalah molekul yang memiliki rumus umum R.COOH, dengan R menunjukkan rantai hidrokarbon. Berdasarkan strukturnya, lemak yang tersusun atas satu molekul gliserol dan tiga atau lebih molekul asam lemak disebut sebagai trigliserida. Trigliserida ini mengandung dua atau tiga asam lemak yang berbeda yang dikenal dengan trigliserida majemuk. Lemak alami adalah campuran dari beberapa trigliserida majemuk. Dengan demikian lemak alami juga mengandung sejumlah asam lemak yang berbeda.

Jemis-jenis lemak

Pada dasarnya ada dua tipe asam lemak yaitu :

a. Asam lemak jenuh. Asam lemak ini memiliki rantai hidrokarbon yang jenuh hydrogen

b. Asam lemak tak jenuh. Asam lemak ini memiliki rantai hidrokarbon yang tidak jenuh hydrogen, dan karenanya mempunyai satu ikatan rangkap atau lebih.

Fungsi lemak dalam susunan makanan.

 Sebagai sumber energy. Setiap I g lemak mengandung 38 kj (9 kkal)

 Pembentukan jaringan adipose. Kelebihan lemak tidak langsung diguanakan untuk energy, melainkan disimpan dalam jaringan adipose.

 Sumber asam lemak esensial. Asam lemak esensial mutlak diperlukan oleh tubuh . agar dapat berfungsi secara normal. Senyawa ini tidak dapat disintesis oleh tubuh dan karenanya harus tersedia dalam bahan makanan yang dikonsumsi.

 Penyerapan vitamin larut-lemak. Jenis lemak tertentu di dalam susunan makanan membantu tercukupinya asupan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak.


(8)

Sumber lemak dalam diet.

Sumber lemak dalam diet meliputi daging, ikan, mentega, margarine, susu krim, keju, makanan panggang, minyak dan lemak untuk memasak, telur, serta makanan lain (mis es krim, coklat, kembang gula, biji-bian, dan kuah salad). Sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung sedikit lemak, kecuali kedelai (24%) dan alpokat (8%).

b. Mikronutrien, adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tapi penting. Golongan mikronutrien terdiri dari :

1. Vitamin

Vitamin adalah sekelompok senyawa organic yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil agar tetap sehat. Vitamin sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 1912 oleh Hopskin.

Jenis-jenis vitamin

a. Vitamin larut lemak. Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin A, D, E, dan K. Normalnya, tubuh dapat menyimpan vitamin jenis ini meskipun terdapat batasan untuk vitamin E dan K. Oleh sebab itu, asupan vitamin larut lemak setiap hari bukan keha\rusan.

 Vitamin A (Retinol). Sumber vitamin A adalah hati, wortel, mentega, susu, dan margarine. Fungsi vitamin A :

- Mendukung pertumbuhan dan metabolisme sel-sel tubuh. - Membantu pembentukan rodopsin

- Memelihara kesehatan jaringan permukaan, terutama membrane selaput lender yang berair seperi kornea dan saluran pernapasan.

- Memiliki sifat anti kanker.

Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada anak-anak, rabun senja, xeroftalmia, dan menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi.  Vitamin D (kolekalsiferol). Vitamin D banyak terdapat pada hati, minyak hati

ikan, mentega, keju, dan telur. Fungsi vitamin D :

- Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang dan gigi

- Membantu absorpsi kalsium dan usus dan penyerapan kalsium dan fosfor oleh tulang dan gigi.


(9)

Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan rakhitis, gangguan absorpsi, kalsium dan pelunakan tulang serta osteomalasia.

 Vitamin E. bahan makanan yang mengandung vitamin E antara lain biji gandum (sayuran hijau, dan minyak sayur. Fungsi vitamin E bagi tubuh adalah untuk memelihara struktur sel dan membantu pembentukan sel darah merah.

 Vitamin K. Bahan makanan yang mengandung vitamin K antara lain sayuran hijau, hati, kacang kedelai. Vitamin K sangat penting untuk membantu pembentukan protrombin dalam hati sehingga berperan dalam proses pembekuan darah.

b. Vitamin larut air. Jenis vitamin ini meliputi vitamin C dan kelompok vitamin B. Karena larut dalam air, vitamin ini tidak tersimpan dalam tubuh. Kelebuhannya akan dikeluarkan melalui urine.

 Vitamin B. Senyawa yang termasuk vitamin B antara lain tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2) dan asam nikotinat.

 Vitamin C (asam askorbat). Senyawa ini ditemukan hampir pada semua bahan pangan nabati seperti sayuran dan buah-buahan segar. Fungsi vitamin C adalah mendukung pembentukan semua jaringan tubuh terutama jaringan ikat, dan membantu absorpsi zat besi dalam usus halus. Defisiensi vitamin C dapat menyebabkan skorbut (scurvy) dengan gejala utama memar, dan perdarahan spontan di bawah kulit.

2. Mineral

Unsure mineral adalah unsure selain karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen yang diperlukan oleh tubuh. Sekitar 4 % berat tubuh manusia tersusun atas mineral. Sejumlah mineral seperti kalsium dan fosfor terdapat dalam jumlah yang relative besar di dalam tubuh. Mineral yang terdapat dalam jumlah yang sangat kecil dalam tubuh dikenal dengan unsure kelumit (trace element)

Unsure mineral yang dibutuhkan oleh tubuh :

 Unsure mineral utama yang terdiri dari Kalsium, Klorin, Besi, magnesium, Fosfor, Kalium, Natrium, dan Sulfur.

 Unsur kelumit yaitu Kromium, Timah, Tembaga, Fluoriniodin, Mangan, Molibdenum, Selenium dan Zink.


(10)

Jenis Mineral Sumber Fungsi

Kalsium Susu, sereal, roti, dan keju Pengaturan kandungan cairan dalam sel, pembentukan gigi dan tulang

Zat Besi Hati, pudding hitam,

cokelat, kerang dan bumbu kari.

Komponen hemoglobin, membantu oksidasi dalam sel

Yodium Garam beryodium dan

makanan laut

Memperlancar pertumbuhan

Fosfor Telur, daging, susu dan hati Penyusunan tulang dan gigi serta pelepasan energy Magnesium Biji-bijian, susu, dan daging Membantu kegiatan

neuromuskular, pengaktifan enzim dan pembentukan gigi dan tulang

Zinc Makanan laut, hati Sebagai bahan pembentuk

enzim dan insulin Iodin Ikan laut, rumput laut,

serealia, sayuran dan susu.

Pembentukan tiroksin oleh kelnjar tiroid

Masalah Gizi di Indonesia. 1. KKP (Kurang Kalori Protein)


(11)

Kurang kalori Protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein maupun keduanya tidak tercukupi oleh diet. Kedua bentuk defisiensi ini jarang berjalan bersisian, meskipun salah satu lebih dominan ketimbang yang lain. Sindrom kwaskiorkor terjelma manakala defisiensi lebih menampakkan dominasi protein, dan marasmus termanifestasi manakala terjadi kekurangan energy yang parah. Kombinasi kedua bentuk, marasmik-kwaskiorkor juga tidak sedikit, meskipun sulit menentukan kekurangan apa yang dominan.

KKP dikelompokkan menjadi :

a. KKP primer, disebabkan oleh ketiadaan pangan yang mengakibatkan berkurangnya asupan.

b. KKP sekunder yaitu penyakit yang mengakibatkan pengurangan asupan, gangguan serapan, dan utilisasi pangan, serta peningkatan kebutuhan.

Kurang Kalori Protein berpeluang menyerang siapa saja, terutama bayi dan anak yang tengah bertumbuh-kembang.

Marasmus

Gambaran penderita dapat terwakili dalam istilah “tulang terbalut kulit”, dapat terjadi akibat tidak tersedianya pangan, kondisi semikelaparan yang berkepanjangan, dan penyapihan yang terlalu dini.

Ciri-ciri penderita marasmus :

- Penderita terlihat apatis, meskipun biasanya masih tetap sadar dan menampakkan gurat kecemasan. Disokong dengan lekukan pada pipi dan cekungan di mata, menjelaskan gambaran wajah seperti orang tua, bahkan kera.

- Jaringan lemak bawah kulit nyaris lenyap, otot mengecil

- Berat badan hanya sekitar 60 % dari berat

seharusnya, pasien mengalami kemunduran pertumbuhan longitudinal. - Kulit kering, tipis, tidak lentur, mudah berkerut.

- Rambut tipis, jarang, kering, tanpa kilap normal, dan mudah dicabut tanpa menyisakan rasa sakit.

- Nafsu makan biasanya hilang sama sekali.


(12)

Kwaskiorkor

Gambaran utama pada penderita kwaskiorkor yaitu edeme yang jika ditekan melekuk, tidak sakit dan lunak. Edema bahkan dapat meluas sampai daerah perineum, ekstremitas atas dan muka serta disertai oleh lesi kulit.

Ciri- cirri penderita kwaskiorkor

- Jaringan lemak kulit masih cukup baik, namun jaringan otot tampak mengecil. Rambut kering, rapuh, tidak mengkilap dan dapat dicabut dengan muudah tanpa rasa sakit.

- Pigmen rambut berubah menjadi coklat, merah, atau bahkan putih kekuningan.

- Nafsu makan tidak ada, muntah setelah makan dan diare. - Perut tampak menonjol, tonus dan kekuatan otot berkurang Marasmik-Kwasiorkor

Bentuk kelainan ini merupakan gabungan antara KKP yang disertai oleh edema dengan tanda dan gejala khas kwaskiorkor dan marasmus. Gambaran yang utama ialah kwaskiorkor edema dengan atau tanpa lesi kulit, pengecilan otot, pengurangan lemak, bawah kulit seperti marasmus. Jika edema dapat hilang pada awal pengobatan,penampakan penderita akan menyerupai marasmus. Gambaran marasmus dan kwaskiorkor muncul secara bersamaan dan didomonasi oleh kekurangan protein yang parah.

2. KVA (Kekurangan Vitamin A)

Kekurangan vitamin A adalah penyakit sistemik yang mempengaruhi dan mengganggu sel dan jaringan di seluruh tubuh. Pengaruh terbesar dan paling khas terjadi pada mata. Perwujudan dini dari KVA adalah xeroftalmia atau rabun senja.

Pengobatan KVA dirahkan pada upaya memperbaiki status vitamin A. vitamin A dosis tinggi harus segera diberikan setelah diagnose ditegakkan. Xeroftalmia bukan hanya merusak kornea dan menyebabkan kebutaan, tetapi juga sepsis dan kematian.

3. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangakaian kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spectrum seluruhnya terdidi dari gondok, dalam berbagai stadium, kretin endemic yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan


(13)

pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa, sering dengan kadar hormone rendah, angka kelahiran dan kematian bayi meningkat.

Kriteria keparahan dan signifikasi masalah kesehatan GAKY menurut WHO 1994

Keparahan Gambaran

klinis

TGR (%) Rata-rata kadar urine (ug/L)

Prioritas koreksi

G H K

Derajat 0 (normal) Derajat 1 (ringan) Derajat II (sedang) Derajat III (parah)

0 + ++ ++ 0 0 + +++ 0 0 0 ++ <5,0 5,0-19,9 20,0-29,0 ≥30,0 ≤100 50-99 20-49 <20 -Penting Segera Kritis Keterangan : 0=tidak ada; +=ringan; ++=sedang; +++=sangat berat G=goiter; H=hipotiroidisme; K=kretin; TGR=total goiter rate 4. Anemia Defisiensi Zat Besi

Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia.

Batasan

1. Anemia merupakan keadaan menurunya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal.

2. Anemia gizi adalah keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah lebih rendah dari nilai normal. Sebagai akibat dari defisiensi salah satua atau beberapa unsure makanan yang esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut.

Etiologi dari anemia defisiensi zat besi yaitu :  Kehilangan darah secara kronis

 Asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat

 Peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah.

Kadar Hb dan Ht sebagai indicator anemia

Usia/jenis kelamin Kadar Hb (g/L)2 Hematokrit (g/L)

Anak 6 bulan-2 tahun Anak 5-11 tahun Anak 12-14 tahun

< 110 <115 <120 <0,33 <0,34 <0,36


(14)

Lelaki dewasa Wanita tak hamil Wanita hamil

<130 <120 <110

<0,39 <0,36 <0,33 Penggunaan energy oleh tubuh

Energy dibutuhkan tubuh untuk keperluan metabolisme basal tubuh, yakni untuk mempertahankan proses-proses dasar dalam tubuh dan untuk kegiatan fisik.

Metabolisme Basal

Basal Metabolisme Rate (BMR) atau laju metabolisme basal adalah rata-rata metabolism makanan dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan energy individu saat bangun dan istirahat (Guyton, 1986). BMR tiap orang berbeda dan diukur pada saat orang itu tengan berbaring santai, dalam keadaaan tenang serta hangat dan dilakukan sedikitnya 12 jam setelah makan. Semua reaksi kimia yang berlangsung dalam sel tubuh meliputi reaksi anabolic dan katabolic memungkinkan sel tersebut untuk melanjutkan hidupnya. Energy yang dihasilkan dari proses tersebut digunakan untuk berbagai hal seperti;

 Aktivitas otot untuk melakukan aktivitas, seperti berjalan atau meloncat.  Sekresi kelenjar seperti kelenjar keringat dan kelenjar saliva

 Mempertahankan membrane potensial saraf dan serabut otot.  Sintesis zat-zat dalam tubuh

 Absorpsi makanan di saluran pencernaan Factor-faktor yang mempengaruhi BMR:

 Ukuran tubuh. Individu yang ukuran tubuhnya lebih besar ebih banyak

menggunakan energy dibandingkan individu yang ukuran tubuhnnya lebih kecil.  Usia. Anak-anak mempunyai BMR lebih kecil dibandingkan individu dewasa.  Aktivitas kelenjar tiroid.

 Aksi dinamik khusus.

 Kurang gizi. BMR individu dengan gizi buruk lebih rendah dibandingkan individu yang sehat.

 Temperature tubuh.  Temperature lingkungan.  Pertumbuhan.


(15)

 Jenis kelamin dan status ekonomi.

Penghitungan BMR

Dalam menghitung BMR rumus yang sering digunakan adalah rumus Harris-Bennedict. Tabel Rumus Harris-Bennedict.

Keterangan :

BMR = Basal Metabolic Rate

BB = Berat Badan (dalam kg). Berat yang digunakan bergantung pada tujuan penghitungan energy ini, dapat berat normal, berat ideal atau berat sekarang. TB = Tinggi Badan (dalam cm)

U = Usia (dalam tahun) Pengukuran Antropometrik

Metode pengukuran ini meliputi pengkajian ukuran dan proporsi tubuh manusia. Pengukuran antropometrik terdiri atas (a) tinggi badan, (b) berat badan, (c) tebal lipatan kulit, dan (d) lingkar tubuh di beberapa area seperti kepala, dada, dan lengan. Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan status nutrisi serta ketersediaan energy tubuh.

a. Tinggi Badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring. Pada kasus-kasus tertentu,seperti pasien dengan cedera dan fraktur tulang belakang, pengukuran dilakukan dalam posisi berbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inci.

b. Berat Badan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur berat badan adalah timbangan manual meskipun ada pula alat ukur yang menggunakan system digital elektrik. Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengukur berat badan adalah :  Alat serta skala alat ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.  Pasien ditimbang tanpa alas kaki

 Pakaian diusahakan tidak tebal dan relative sama beratnya setiap kali menimbang.

 Waktu (jam) penimbangan relative sama, misalnya sebelum dan sesudah makan. (Pria) BMR = 66,42 + (13,75 x BB) + (5 x TB) – (6,78 x U)


(16)

BBI (Berat Badan Ideal)

Berat Badan Ideal (BBI) = (Tinggi Badan – 100) – 10 %

contoh: Jika tinggi badan 155 cm, maka berat badan ideal adalah (155-100)-10%= 67,5 kg

overweight (kelebihan berat badan) : BB = 10% > BBI

obesitas (kegemukan : BB = 30% > BBI (untuk wanita) dan 25% > dari BBI (untuk pria)

Berat Badan Relatif

Berat Badan Relatif = Berat badan (kg) x 100%

Tinggi badan (m)2

Berat badan normal tercapai : BBR = 90 - 100% obesitas: BBR = 110 - 120%

Overweight :BBR > 120%  Index Masa Tubuh (IMT)

Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa dia atas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, bumil, dan olahragawan. Disamping itu IMT juga tidak bisa diterapkan pada keadaan khusu (penyakit lainnya) seperti edema, asites dan hepatomegali.

Rumus Perhitungan IMT

IMT= Berat badan (kg)

Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)

Status gizi IMT

Kurus tingkat berat Kurus tingkat ringan Normal

< 17 17,0 – 18,4 18,5 – 25,0


(17)

Gemuk tingkat ringan Gemuk tingkat berat

25,1 – 27,0 >27

c. Tebal Lipatan Kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh. Pengukuran ini mencerminkan massa otot, jumlah lemak di jaringan subkutan, dan status kalori. Selain itu, pengukiran ini juga digunakan untuk mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yanh sering digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep/tricep skinfold (TSF). Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengukuran antara lain :

 Anjurkan klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran

 Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien

 Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan.

 Pengukuran TFS dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan olekranon

 Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk rileks  Alat yang digunakan adalah Kaliper.

d. Lingkar Tubuh. Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala, dada, dan otot bagian lengan atas. Lingkar dada dan kepala digunakan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. Sedangkan lingkar lengan atas (LLA) dan lingkar otot lengan atas (LOLA) digunakan untuk menilai status nutrisi. Satuan ukuran LLA adalah sentimeter. Pengukuran dilakukan pada titik tengah lengan yang tidak dominan.

Adapun perhitungan LOLA menggunakan rumus berikut (Blackburn, 1997) LOLA = LLA (cm) – 3,14 X TSF (cm)

Nilai normal LOLA pada laki-laki = 25,3 cm, dan wanita = 23,3 cm


(18)

Keanekaragaman makanan yang dimakan diperlukan untuk asupan gizi yang seimbang bagi tubuh.Konferensi Gizi Internasional yang dilakukan di Roma pada tahun 1992 merekomendasikan agar setiap negara menyusun Pedoman Gizi Seimbang (PGS) untuk mencapai dan memeliharan kesehatan dan kesejahteraan gizi (nutritional well-being). Indonesia saat itu menghadiri dan menandatangani rekomendasi tersebut. Indonesia menyusun PGS tersebut dan menjabarkannya sebagai 13 pesan dasar yang disebut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Kemudian PUGS ini dikeluarkan oleh Direktorat Gizi, Depkes pada tahun 1995.

Tigabelas pesan dasar gizi seimbang 1.Makanlah aneka ragam makanan

2.Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energy

3.Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi

4.Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi

5.Gunakan garam beryodium

6.Makanlah makanan sumber zat besi 7.Berikan asi saja pada bayi sampai 4 bulan dan tambahkan mp – asi sesudahnya

8.Biasakan makan pagi

9.minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya

10.Lakukan aktivitas fisik secara teratur 11.Hindari minum minuman berakohol

12.Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan 13.Bacalah label pada makanan yang dikemas


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arisman, MB. 2004. Gizi Dalam Kehidupan. Jakarta: EGC Ibnu, Fajar. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Mubarak, Wahit Iqbal. 2001. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC http://www.google.co.id/firefox/20/01/20112


(1)

Lelaki dewasa Wanita tak hamil Wanita hamil

<130 <120 <110

<0,39 <0,36 <0,33 Penggunaan energy oleh tubuh

Energy dibutuhkan tubuh untuk keperluan metabolisme basal tubuh, yakni untuk mempertahankan proses-proses dasar dalam tubuh dan untuk kegiatan fisik.

Metabolisme Basal

Basal Metabolisme Rate (BMR) atau laju metabolisme basal adalah rata-rata metabolism makanan dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan energy individu saat bangun dan istirahat (Guyton, 1986). BMR tiap orang berbeda dan diukur pada saat orang itu tengan berbaring santai, dalam keadaaan tenang serta hangat dan dilakukan sedikitnya 12 jam setelah makan. Semua reaksi kimia yang berlangsung dalam sel tubuh meliputi reaksi anabolic dan katabolic memungkinkan sel tersebut untuk melanjutkan hidupnya. Energy yang dihasilkan dari proses tersebut digunakan untuk berbagai hal seperti;

 Aktivitas otot untuk melakukan aktivitas, seperti berjalan atau meloncat.  Sekresi kelenjar seperti kelenjar keringat dan kelenjar saliva

 Mempertahankan membrane potensial saraf dan serabut otot.  Sintesis zat-zat dalam tubuh

 Absorpsi makanan di saluran pencernaan Factor-faktor yang mempengaruhi BMR:

 Ukuran tubuh. Individu yang ukuran tubuhnya lebih besar ebih banyak

menggunakan energy dibandingkan individu yang ukuran tubuhnnya lebih kecil.  Usia. Anak-anak mempunyai BMR lebih kecil dibandingkan individu dewasa.  Aktivitas kelenjar tiroid.

 Aksi dinamik khusus.

 Kurang gizi. BMR individu dengan gizi buruk lebih rendah dibandingkan individu yang sehat.

 Temperature tubuh.  Temperature lingkungan.  Pertumbuhan.


(2)

 Jenis kelamin dan status ekonomi.

Penghitungan BMR

Dalam menghitung BMR rumus yang sering digunakan adalah rumus Harris-Bennedict. Tabel Rumus Harris-Bennedict.

Keterangan :

BMR = Basal Metabolic Rate

BB = Berat Badan (dalam kg). Berat yang digunakan bergantung pada tujuan penghitungan energy ini, dapat berat normal, berat ideal atau berat sekarang. TB = Tinggi Badan (dalam cm)

U = Usia (dalam tahun)

Pengukuran Antropometrik

Metode pengukuran ini meliputi pengkajian ukuran dan proporsi tubuh manusia. Pengukuran antropometrik terdiri atas (a) tinggi badan, (b) berat badan, (c) tebal lipatan kulit, dan (d) lingkar tubuh di beberapa area seperti kepala, dada, dan lengan. Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan status nutrisi serta ketersediaan energy tubuh.

a. Tinggi Badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring. Pada kasus-kasus tertentu,seperti pasien dengan cedera dan fraktur tulang belakang, pengukuran dilakukan dalam posisi berbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inci.

b. Berat Badan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur berat badan adalah timbangan manual meskipun ada pula alat ukur yang menggunakan system digital elektrik. Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengukur berat badan adalah :  Alat serta skala alat ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.  Pasien ditimbang tanpa alas kaki

 Pakaian diusahakan tidak tebal dan relative sama beratnya setiap kali menimbang.

 Waktu (jam) penimbangan relative sama, misalnya sebelum dan sesudah makan. (Pria) BMR = 66,42 + (13,75 x BB) + (5 x TB) – (6,78 x U)


(3)

BBI (Berat Badan Ideal)

Berat Badan Ideal (BBI) = (Tinggi Badan – 100) – 10 %

contoh: Jika tinggi badan 155 cm, maka berat badan ideal adalah (155-100)-10%= 67,5 kg

overweight (kelebihan berat badan) : BB = 10% > BBI

obesitas (kegemukan : BB = 30% > BBI (untuk wanita) dan 25% > dari BBI (untuk pria)

Berat Badan Relatif

Berat Badan Relatif = Berat badan (kg) x 100%

Tinggi badan (m)2

Berat badan normal tercapai : BBR = 90 - 100% obesitas: BBR = 110 - 120%

Overweight :BBR > 120%  Index Masa Tubuh (IMT)

Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa dia atas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, bumil, dan olahragawan. Disamping itu IMT juga tidak bisa diterapkan pada keadaan khusu (penyakit lainnya) seperti edema, asites dan hepatomegali.

Rumus Perhitungan IMT

IMT= Berat badan (kg)

Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)

Status gizi IMT

Kurus tingkat berat Kurus tingkat ringan Normal

< 17 17,0 – 18,4 18,5 – 25,0


(4)

Gemuk tingkat ringan Gemuk tingkat berat

25,1 – 27,0 >27

c. Tebal Lipatan Kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh. Pengukuran ini mencerminkan massa otot, jumlah lemak di jaringan subkutan, dan status kalori. Selain itu, pengukiran ini juga digunakan untuk mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yanh sering digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep/tricep skinfold (TSF). Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengukuran antara lain :

 Anjurkan klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran

 Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien

 Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan.

 Pengukuran TFS dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan olekranon

 Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk rileks  Alat yang digunakan adalah Kaliper.

d. Lingkar Tubuh. Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala, dada, dan otot bagian lengan atas. Lingkar dada dan kepala digunakan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. Sedangkan lingkar lengan atas (LLA) dan lingkar otot lengan atas (LOLA) digunakan untuk menilai status nutrisi. Satuan ukuran LLA adalah sentimeter. Pengukuran dilakukan pada titik tengah lengan yang tidak dominan.

Adapun perhitungan LOLA menggunakan rumus berikut (Blackburn, 1997) LOLA = LLA (cm) – 3,14 X TSF (cm)

Nilai normal LOLA pada laki-laki = 25,3 cm, dan wanita = 23,3 cm


(5)

Keanekaragaman makanan yang dimakan diperlukan untuk asupan gizi yang seimbang bagi tubuh.Konferensi Gizi Internasional yang dilakukan di Roma pada tahun 1992 merekomendasikan agar setiap negara menyusun Pedoman Gizi Seimbang (PGS) untuk mencapai dan memeliharan kesehatan dan kesejahteraan gizi (nutritional well-being). Indonesia saat itu menghadiri dan menandatangani rekomendasi tersebut. Indonesia menyusun PGS tersebut dan menjabarkannya sebagai 13 pesan dasar yang disebut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Kemudian PUGS ini dikeluarkan oleh Direktorat Gizi, Depkes pada tahun 1995.

Tigabelas pesan dasar gizi seimbang 1.Makanlah aneka ragam makanan

2.Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energy

3.Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi

4.Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi

5.Gunakan garam beryodium

6.Makanlah makanan sumber zat besi 7.Berikan asi saja pada bayi sampai 4 bulan dan tambahkan mp – asi sesudahnya

8.Biasakan makan pagi

9.minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya

10.Lakukan aktivitas fisik secara teratur 11.Hindari minum minuman berakohol

12.Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan 13.Bacalah label pada makanan yang dikemas


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arisman, MB. 2004. Gizi Dalam Kehidupan. Jakarta: EGC Ibnu, Fajar. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Mubarak, Wahit Iqbal. 2001. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC http://www.google.co.id/firefox/20/01/20112