Penghasilan Kena Pajak PKP bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Tarif Pajak atas PKP bagi WP Orang Pribadi Dalam Negeri
LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK PKP TARIF PAJAK
Sampai dengan Rp 50.000.000.- 5
Di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,- 15
Di atas Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000,- 25
Di atas Rp 500.000.000,- 30
e. Menghitung pemotongan PPh Pasal 21 sebulan, yaitu PPh Pasal 21
setahun dibagi 12 jumlah bulan dalam setahun.
2.4.1 Contoh Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Gaji Pegawai Tetap
Berikut ini disajikan contoh perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai tetap yang ditanggung oleh perusahaan maupun yang
ditunjang oleh perusahaan dengan memberikan tunjangan PPh.
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji Pegawai Tetap yang Ditanggung oleh Perusahaan Tanpa Memberikan Tunjangan PPh
Contoh 1:
Abdulah K0 adalah pegawai tetap yang bekerja pada PT XYZ dengan mendapat gaji sebesar Rp 2.500.000 sebulan. Besarnya PPh Pasal 21 yang
ditanggung PT XYZ atas gaji Abdulah yang dilakukan setiap bulan adalah:
Universitas Sumatera Utara
Gaji: 12 x Rp 2.500.000 Rp 30.000.000
Biaya jabatan: 5 x Rp 30.000.000 Rp 1.500.000
Penghasilan Neto Rp 28.500.000
PTKP: - Untuk WP sendiri
Rp 24.300.000 - Tambahan Kawin
Rp 2.025.000 Rp 26.325.000 PKP setahun
Rp 2.175.000 Perhitungan tarif pajak atas PKP:
Rp 2.175.000 lapisan 5 karena Rp 50.000.000 Sehingga, PPh Pasal 21 terutang setahun = 5 x Rp 2.175.000 = Rp 108.750
PPh Pasal 21 terutang sebulan = Rp 108.750 12 bulan = Rp 9.062
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji Pegawai Tetap Dimana Perusahaan Memberikan Tunjangan Pajak dan Pajaknya Ditanggung Sendiri oleh
Pegawai. Contoh 2:
Abdulah K0 adalah pegawai tetap yang bekerja pada PT XYZ dengan mendapat gaji sebesar Rp 2.500.000 sebulan dan tunjangan pajak sebesar Rp
8.000 perbulan. Besarnya PPh Pasal 21 atas gaji yang ditanggung Abdulah setiap bulan adalah:
Gaji: 12 x Rp 2.500.000 Rp 30.000.000
Tunjangan Pajak: 12 x Rp 8.000 Rp 96.000
Penghasilan Bruto Rp 30.096.000
Pengurangan: Biaya jabatan: 5 x Rp 30.000.000
Rp 1.500.000 Penghasilan Neto
Rp 28.596.000
Universitas Sumatera Utara
PTKP: - Untuk WP sendiri
Rp 24.300.000 - Tambahan Kawin
Rp 2.025.000 Rp 26.325.000 PKP setahun
Rp 2.271.000 Perhitungan tarif pajak atas PKP:
Rp 2.271.000 lapisan 5 karena Rp 50.000.000 Sehingga, PPh Pasal 21 terutang setahun = 5 x Rp 2.271.000 = Rp 113.550
PPh Pasal 21 terutang sebulan = Rp 113.550 12 bulan = Rp 9.462
Perhitungan PPh Pasal 21 yang Seluruh atau Sebagian PPh Pasal 21-nya Ditanggung oleh Perusahaan dengan Memberikan Tunjangan Pajak
Contoh 3:
Abdulah K0 adalah pegawai tetap yang bekerja pada PT XYZ dengan mendapat gaji sebesar Rp 2.500.000. Besarnya PPh Pasal 21 atas gaji yang
ditanggung perusahaan setiap bulan adalah: Jika pegawai menerima gaji neto, berarti bahwa gaji brutonya adalah gaji neto
ditambah X atau tunjangan pajak. Umumnya perusahaan menghitung tunjangan pajaknya sebagai berikut:
Gaji neto: 12 x Rp 2.500.000 Rp 30.000.000
Biaya jabatan: 5 x Rp 30.000.000 Rp 1.500.000
Penghasilan Neto Rp 28.500.000
PTKP: - Untuk WP sendiri
Rp 24.300.000 - Tambahan Kawin
Rp 2.025.000 Rp 26.325.000 PKP setahun
Rp 2.175.000
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan tarif pajak atas PKP: Rp 2.175.000 lapisan 5 karena Rp 50.000.000
Sehingga, PPh Pasal 21 terutang setahun = 5 x Rp 2.175.000 = Rp 108.750 PPh Pasal 21 terutang sebulan = Rp 108.750 12 bulan = Rp 9.062
Dengan demikian gaji bruto yang akan diterima Abdulah sebesar: Gaji Neto sebulan
= Rp 2.500.000 Tunjangan Pajak sebulan
= Gaji Bruto sebulan
= Rp 2.509.062 Rp 9.062
Jika diketahui Abdulah K0 menerima gaji bruto sebesar Rp 2.509.062 sebulan, maka pajak terutangnya tidak lagi sebesar Rp 9.062 melainkan sesuai dengan
perhitungan di bawah ini: Gaji bruto: 12 x Rp 2.509.062
Rp 30.108.744 Biaya jabatan: 5 x Rp 30.108.744
Rp 1.505.437 Penghasilan Neto
Rp 28.603.307 PTKP:
- Untuk WP sendiri Rp 24.300.000
- Tambahan Kawin Rp 2.025.000 Rp 26.325.000
PKP setahun Rp 2.278.307
Perhitungan tarif pajak atas PKP: Rp 2.278.307 lapisan 5 karena Rp 50.000.000
Sehingga, PPh Pasal 21 terutang setahun = 5 x Rp 2.278.307 = Rp 113.915 PPh Pasal 21 terutang sebulan = Rp 113.915 12 bulan = Rp 9.493
Universitas Sumatera Utara
Perlu diketahui bahwa pajak yang ditanggung perusahaan dalam contoh di atas Rp 9.062 sebulan tidak dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan, namun jika
diberikan sebagai tunjangan pajak dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan yang dikelompokkan dalam kelopok gaji.
Dari contoh di atas: Gaji Neto sebulan
= Rp 2.500.000 Tunjangan Pajak sebulan
= Gaji Bruto sebulan
= Rp 2.509.062 Rp 9.062
Dengan gaji bruto sebulan sebesar Rp 2.509.062, pajak terutang bukan lagi sebesar Rp 9.062 tetapi menjadi sebesar Rp 9.493. Dalam hal ini yang dapat
dibebankan sebagai biaya yaitu tunjangan pajaknya sebesar Rp 9.062, sedangkan Rp 431 Rp 9.493 – Rp 9.062 tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan: 1.
Jika pajak ditanggung perusahaan, tanggungan sebesar Rp 9.062 sebulan tidak dapat dibebankan sebagai biaya
2. Jika tanggungan pajak sebesar Rp 9.062 diberikan sebagai tunjangan
pajak maka dapat dibebankan sebagai biaya yang dikelompokkan sebagai biaya gaji
3. Tetapi dengan ditambahnya tunjangan pajak sebesar Rp 9.062 maka
pajak terutang bukan lagi Rp 9.062 namun menjadi Rp 9.493 dan selisihnya sebesar Rp 431 tetap tidak dapat dibebankan sebagai biaya
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan perhitungan di atas dapat kita peroleh besarnya take home pay atas gaji adalah sebesar:
Gaji Abdulah = Rp 2.500.000
Tunjangan pajak =
Penghasilan bruto = Rp 2.509.062
Rp 9.062
PPh Pasal 21 atas gaji =
Take home pay atas gaji = Rp 2.499.569
Rp 9.493
2.5 Kerangka Konseptual