protein, zat besi dan beberapa vitamin penting terutama vitamin B. Selain nilai gizinya, masyarakat menilai daging tersebut dari sifat-sifatnya seperti keempukan,
rasa, aroma, warna dan sari minyaknya. Pembagian daging mengikuti aturan tertentu dan masing-masing potongan mempunyai ciri khas dan kwalitas tersendiri dalam
pengolahan Loekman et. al., 1991.
Daging yang paling diminati konsumen adalah daging ayam boiler . Daging ayam boiler dalam waktu relatif singkat menjadi komoditas bisnis peternakan yang
strategis dan menggantikan mujair peran ternak lainnya dalam penyediaan daging. Permintaan akan daging diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Rata-rata konsumsi daging perkapita pertahun penduduk Indonesia dalam 10 tahun terakhir berdasar data dari Food Agricultural
Policy Research Institute FAPRI menunjukan bahwa dari tahun 1998-2007, tingkat konsumsi daging ayam boiler menunjukan kecenderungan yang meningkat setiap
tahunnya.
Direktorat Jendral Peternakan dan kesehatan hewan 2008 menunjukan konsumsi daging ayam boiler mencapai 3,8 kg per kapita per tahun, meningkat 22,19
persen dari tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan konsumsi daging ternak yang lain, jumlah konsumsi daging ayam boiler mencapai 84,07 persen dari total
konsumsi daging ternak lainnya. Jumlah ayam ras pedaging dan petelur selama kurun waktu 4 tahun terus mengalami penurunan dari 880.144 ekor dengan jumlah peternak
487 orang untuk ayam ras petelur di tahun 2004 turun menjadi 542.050 ekor dan jumlah peternak sebanyak 88 orang di tahun 2008 dan untuk ayam pedaging dari
1.248.380 ekor tahun 2004 dengan jumlah peternak sebanyak 442 turun menjadi 581.000 ekor di tahun 2008. Penurunan ini diakibatkan oleh harga pakan ternak yang
terus meningkat dan isu flu burung yang sedikit meresahkan peternak Dinas Peternakan Provinsi Bali, 2009.
Perkembangan produksi daging di Kabupaten Bangli menunjukan bahwa produksi daging ayam boiler selalu menempati urutan tertinggi di bandingkan daging
sapi dan daging kambing Dinas Peternakan Kabupaten Bangli, 2012. Perkembangan konsumsi daging untuk masyarakat di Kabupaten Bangli juga
menunjukan bahwa konsumsi daging ayam boiler selalu menempati urutan tertinggi dibandingkan dengan daging sapi dan daging kambing Dinas Peternakan dan
Perikanan Darat Kabupaten Bangli, 2013.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1 Darimanakah pasokan daging ayam boiler yang di jual di pasar Kidul dan pasar Kayuamba? 2 Faktor-
faktor apakah yang mempengaruhi keputusan masyarakat membeli daging ayam boiler di pasar Kidul dan pasar Kayuamba?
2. Metodologi Penelitian
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua pasar tradisional yang ada di Kabupaten Bangli yaitu pasar Kidul untuk mewakili masyarakat perkotaan dan pasar Kayuamba
48 http:ojs.unud.ac.idindex.phpJAA
untuk mewakili masyarakat pedesaan. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2014 sampai dengan Mei 2014. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan dengan
metode purposive, yaitu suatu metode penentuan daerah penelitian secara sengaja didasarkan atas pertimbangan bahwa Pasar Kayuamba dianggap telah mewakili
daerah pedesaan dan cukup jauh dari ibu kota Kabupaten Bangli dan merupakan salah satu pasar tradisional di pedesaan yang cukup besar dan ramai, Pasar Kidul
dianggap mewakili pasar untuk masyarakat di wilayah perkotaan karena lokasinya berada di pusat kota dan merupakan pasar tradisional terbesar di pusat perkotaan.
2.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif seperti seperti pendapatan rumah tangga, jumlah
anggota rumah tangga, umur, tingkat pendidikan formal, harga, dan jarak lokasi pembelian. Data kualitatif seperti informasi-informasi dari pasar, maupun gambaran
umum dari daerah penelitian seperti sejarah pasar, jumlah penduduk, dan mata pencaharian.
2.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu
metode observasi, metode wawancara, dan studi dokumentasi. 2.4 Responden Penelitian
Untuk responden penelitian dibedakan menjadi dua yaitu informan kunci untuk mengetahui sumber pasokan daging ayam boiler yang di pasok ke pasar Kidul
dan pasar Kayuamba. Jumlah responden dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive yaitu dengan cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu
Hidayat, 2007 diperoleh sebanyak 25 orang dari pasar Kidul dan 25 orang dari pasar Kayuamba di Kabupaten Bangli, sudah diasumsikan mewakili responden yang
membeli daging ayam boiler di Kabupaten Bangli. Jumlah masyarakat dari penelitian ini adalah 50 orang. Dalam penelitian ini pengambilan responden
dilakukan dengan menggunakan metode Accidental Sampling yaitu responden yang ditemui secara kebetulan di lokasi penelitian yang sedang membeli daging ayam
boiler Hidayat, 2007. 2.5
Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan satu variabel terikat dan tujuh variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas dan
Variabel bebas adalah variabel yang tidak tergantung dan tidak dipengaruhi oleh variabel lain.
2.6
Batasan Operasi Variabel
Perubahan bebas X yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan rumah tangga rupiah, jumlah anggota rumah tangga orang, umur tahun, tingkat
http:ojs.unud.ac.idindex.phpJAA 49
pendidikan formal tahun, harga daging ayam boiler rupiah, harga daging sapi rupiah, harga ikan mujair rupiah, dan jarak lokasi pembelian kilometer..
2.7 Analisis Data