commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia patut bersyukur dengan keindahan alam, seni, dan budaya yang begitu beragam dan unik yang tersebar di 33 provinsi di tanah air.
Keindahan alamnya tersebar di seluruh alam raya. Semua keindahan tersebut dapat dinikmati salah satunya melalui sebuah perjalanan yang disebut dengan
wisata. Cukup merebaknya kegiatan wisata dari berbagai penikmat kegiatan
wisata yang bertujuan untuk mencari suasana baru, menyegarkan pikiran, berekreasi, berpetualang dan yang paling mendasar ialah mendapatkan kepuasan
batin agar lebih siap menghadapi tantangan-tantangan kehidupan berikutnya UU Kepariwisataan No 10 Tahun 2009. Menimbang adanya hal tersebut di atas,
beberapa dari masyarakat luas mulai melirik adanya usaha dibidang wisata. Salah satunya dengan mendirikan usaha Biro Perjalanan Wisata. Fungsi adanya usaha
Biro Perjalanan Wisata BPW tersebut tidak lain adalah perusahaan yang merencanakan dan menyelenggarakan perjalanan untuk tujuan pariwisata atas
inisiatif dan resiko sendiri dengan tujuan untuk mengambil keuntungan dari penyelenggaraan perjalanan tersebut Oka A. Yoeti , 2001:29 .
Seiring waktu berjalan, dengan kesuksesan usaha Biro Perjalanan Wisata BPW, dampaknya banyak orang yang mulai melirik untuk mencoba usaha
tersebut. Karena keberhasilannya, mengakibatkan usaha BPW sangat menjamur di
commit to user 2
daerah-daerah. Sejalan dengan pesatnya perkembangan BPW saat ini, usaha BPW di daerah Solo juga mengalami perkembangan yang signifikan. Banyak
bermunculan BPW baru yang memberikan referensi pada masyarakat Solo. Untuk lebih menarik perhatian masyarakat Solo khususnya dan
masyarakat di Indonesia pada umumnya, BPW tersebut memberikan keunggulan masing-masing untuk dapat bertahan di dunia pasar. Tentunya berakibat pada
persaingan antar BPW yang tidak dapat tereelakkan lagi. Fakta awalnya, masyarakat begitu menerima dengan keunggulan-
keunggulan yang ditawarkan oleh BPW. Namun lama kelamaan mereka terkesan jenuh karena beberapa BPW hanya menjual janji saat proses presentasi. Dan pada
saat keberangkatan sampai berakhirnya perjalanan, banyak BPW yang ingkar dan tidak menunjukkkan keprofesionalannya.
Melihat fenomena tersebut, Creative Entrepreneur Tour hadir dan mencoba memberikan warna baru di dunia pariwisata dengan menawarkan nilai
lebih. Tidak hanya sekedar berwisata tetapi juga mengasah dan mengembangkan jiwa entrepreneurship serta membangkitkan semangat kreatif bagi peserta yang
mengikuti paket wisata yang ditawarkan. Diantaranya, creative tour dengan mengunjungi obyek-obyek yang dapat memberikan inspirasi baru untuk selalu
produktif berkarya misalkan gallery, museum, art centre, design and creative exhibition, creative building centre, dan entrepreneur tour dengan mengajak
peserta untuk mengunjungi sentral – sentral industri meliputi creative business
centre, creative industry centre, dan handycraft industry, yang dapat merangsang dan mengembangkan jiwa wirausaha. Selain itu, ada pula paket
– paket wisata
commit to user 3
menarik yang dikemas secara kreatif, edukatif, smart, dan entertaint. Melalui berbagai paket wisata kreatif yang ditawarkan, Creative Entrepreneur Tour
merupakan pilihan yang tepat untuk menemani perjalanan wisata kreatif, bagi yang memiliki semangat ingin mengembangkan diri.
Tentunya dengan adanya konsep kreatif dalam proses pengemasan perjalanan dalam BPW Creative Entrepreneur Tour CET diharapkan pembaca
maupun masyarakat mengetahui realisasi dalam perjalanan wisata berkonsep kreatif dan memberikan pencitraan positif terhadap Creative Entrepreneur Tour.
Pada kenyataannya saat ini belum ada suatu BPW yang mempunyai pandangan maupun konsep seperti BPW CET. Dengan kondisi tersebut, semoga tujuan yang
diharapkan mampu tercapai dan memuaskan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
B. Rumusan Masalah