44
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasayarat Analisis
a. Normalitas
Untuk mengetahui data normal atau tidak, maka data uji normalitas dilakukan menggunakan Kolmogorov-Smirnov.
b. Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan variansi, atau untuk menguji bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi
yang homogen. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Levene Test.
2. Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Efektivitas perlakuan ditentukan secara deskriptif menggunakan rumus sebagai berikut:
b. Analisis Uji Statistik
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan uji-t berpasangan paired t-test. Uji-t berpasangan
adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas berpasangan. Ciri-ciri uji-t berpasangan
paired t-test adalah satu individu objek penelitian dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang
sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari
Persentase Peningkatan = Mean different x 100 Mean Pretest
Mean different = mean posttest – mean pretest
45 perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua Kurniawan, 2008:
2. Uji-t ini menggunakan taraf signifikansi 5. Uji-t menghasilkan nilai t hitung dan nilai probabilitas p yang dapat digunakan untuk
membuktikan hipotesis ada atau tidak adanya pengaruh secara signifikan. Cara menentukan signifikan tidaknya adalah jika nilai p
0,05 maka ada perbedaan signifikan, selanjutnya jika p 0,05 maka tidak ada perbedaan signifikan. Data dianalisis menggunakan program
bantuan komputer SPSS Statistic 16.00. Sedangkan untuk mengetahui adanya perbedaan tanda-tanda peradangan ankle sprain meliputi
merah rubor, panas kalor, bengkak tumor, nyeri dolor dan penurunan fungsi functiolaesa sebelum dan sesudah mendapat
perlakuan diperlukan uji berpasangan dengan uji-t p0,05.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian 1.
Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pelatihan Daerah cabang olahraga pencak silat Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Maret -
Mei 2017.
2. Deskripsi Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah atlet pencak silat DIY yang mengalami cedera ankle sprain sebanyak 20 orang yang diberikan perlakuan
kombinasi terapi dingin dan masase dengan karakteristik sebagai berikut: a. Umur
Gambar 9. Histogram Umur Atlet Berdasarkan Gambar 9 atlet paling banyak mengalami cedera
ankle sprain akut berkisar antara usia 21-23 tahun. Umur tersebut menunjukkan bahwa semakin bertambah usia maka kasus cedera
ankle sprain semakin meningkat. Semakin bertambahnya usia semakin berpengaruh terhadap kondisi fisik atlet serta lamanya
penyembuhan cedera Arif Setiawan, 2011: 94
2 4
6 8
10
15 - 17 th 18 - 20 th
21 - 23 th Usia