Desain Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian

36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre- Experimental Design dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design, yaitu desain penelitian yang terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan tanpa menggunakan variabel kontrol. Rancangan tersebut dapat membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Pada penelitian ini kelompok diukur sebelum dan sesudah mendapat perlakuan kombinasi terapi dingin dan masase. Desain penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: O 1 X O 2 Keterangan: O 1 = Test awalpretest dengan mengisi angket catatan medis O 2 = Test akhirposttest dengan mengisi angket catatan medis X = Kombinasi terapi dingin dan masase Dalam penelitian ini untuk mengetahui efektivitas perlakuan kombinasi terapi dingin dan masase maka dibandingan dari hasil tes akhir dengan tes awal, sedangkan untuk mengetahui tingkat kesembuhan dari perlakuan maka tes akhir dibandingkan dengan orang normal dengan melakukan tes atau acuan buku yang sudah menunjukkan standar intensitas suhu, kemerahan, lingkar ankle, skala perasaan nyeri sendi ankle dan range of motion ROM pada orang normal. 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada atlet Pemusatan Latihan Daerah Istimewa Yoyakarta Cabang Olahraga Pencak Silat pada rentang waktu bulan Maret sampai Mei 2017. C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah terapi dingin, masase, dan cedera ankle sprain akut. Secara operasional variabel tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Ankle Sprain Akut Ankle sprain akut adalah cedera pada ligamen kompleks lateral yang berlangsung sampai sekitar 3 hari setelah cedera. Cedera ankle sprain akut dapat terjadi karena terkilir secara mendadak dilanjutkan adanya respon dari tubuh dengan ditandai peradangan yang terdiri dari rubor merah, kalor panas, tumor bengkak, dolor nyeri, dan penurunan fungsi functiolaesa. 2. Terapi dingin Terapi dingin adalah penggunaan dingin pada jaringan lunak tubuh seperti pada jaringan subkutan, otot ataupun sendi untuk mengurangi nyeri dan mengontrol peradangan. Perlakuan terapi dingin dilakukan dengan frekuensi sekali pertemuan, waktu yang diberikan yaitu selama 15 menit, menggunakan ice pack dengan suhu 10-15 derajat celcius yang dilakukan pada ankle yang mengalami cedera dengan posisi pasien berbaring dan kaki ditinggikan. 38 3. Masase Masase adalah manipulasi mekanis yang dilakukan dengan menekan dan menggosok bagian tubuh secara ritmis dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan merangsang daya penyembuhan tubuh secara alamiah. Masase yang digunakan adalah masase frirage yaitu gabungan antara teknik gerusan friction dan gosokan efflurage yang dilakukan secara bersamaan dalam melakukan pijatan. Perlakuan masase dilakukan dengan frekuensi sekali pertemuan, intensitas tekanan menyesuaikan kondisi responden, waktu yang diberikan 20 menit. Pijatan dilakukan pada otot-otot sekitar sendi ankle kecuali pada lokasi cedera hanya dilakukan elusan tanpa ada penekanan. Setelah otot-otot dirasa sudah rileks atau lemas, dilanjutkan traksi dan kemudian reposisi.

D. Populasi dan Sampel Penelitian