50
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hubungan antara Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi balita
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kasus, sebanyak 51 responden 51,5 mempunyai tingkat pendapatan
≤ Rp 607.500,00 dan pada kelompok kontrol, yang tingkat pendapatan
≤ Rp 607.000,00 hanya 14 responden 14,1 . Berdasarkan uji kai kuadrat diperoleh nilai p value = 0,001 0,05
yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita, dan nilai OR= 6,451 yang artinya keluarga yang mempunyai
pendapatan ≤ Rp 607.500,00 atau dibawah UMR Kabupaten Sragen berisiko
6,451 kali mempunyai balita yang mengalami gizi kurang dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai pendapatan Rp 607.500,00. Hal ini menunjukan
bahwa pendapatan keluarga merupakan salah satu faktor risiko yang mempengaruhi status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo.
Menurut Sayogya 1994, tingkat pendapatan akan menentukan apa saja yang akan dibeli oleh suatu keluarga. Orang miskin biasanya akan
membelanjakan sebagian besar pendapatannya untuk makanan. Di negara – negara miskin, sebagian besar pembelanjaan dialokasikan untuk makanan.
Rendahnya pendapatan merupakan rintangan lain yang menyebabkan orang – orang tidak mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afia Maftukhah pendapat yang menyatakan adanya hubungan antara pendapatan
51
keluarga dengan status gizi balita dan pendapat Achmad Djaeni S yang menyatakan bahwa antara penghasilan dan gizi jelas ada hubungan yang
menguntungkan. Pengaruh peningkatan penghasilan terhadap perbaikan kesehatan dan kondisi keluarga lain yang mengadakan interaksi dengan status gizi yang
berlawanan hampir universal. Ahli ekonomi berpendapat bahwa dengan perbaikan taraf ekonomi, maka tingkat gizi pendukung akan meningkat. Namun ahli gizi
dapat menerima dengan catatan, bila hanya faktor ekonomi merupakan penentu status gizi. Kenyataannya, masalah gizi bersifat multi kompleks karena tidak
hanya faktor ekonomi saja yang berperan.
5.2 Hubungan antara Pengetahuan Gizi Ibu dengan Status Gizi Balita