1. Papan tulis 2. Over Head Proyektor OHP
3. Kertas flipchart dengan standarnya 4. Poster
5. Flash card 6. Flipchart
7. Model 8. Leaflet
9. Kartu konsultasi 10. Booklet
11. Poster-kaset 12. Video-film
13. Film 14. Slide Syafrudin Fratidhina, 2009, hal. 161
B. SIKAP attitude
1. Defenisi Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang
bersangkutan senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik. Campbel 1950 mendefenisikan sangat sederhana yakni: “An Individual’s
Universitas Sumatera Utara
attitude is syndrome of response consistency with regard to object”. Jadi Jelas disini dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrome atau kumpulan gejala
dalam merespon stimulus atau objek. Sehingga sikap itu melibatkan fikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain Notoadmodjo, 2010, hal.
29. Newcomb, salah seorang ahli psikolog sosial menyatakan bahwa
sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan
tindakan reaksi terbuka atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku atau tindakan, atau reaksi tertutup.
2. Komponen Pokok Sikap
Menurut Allport 1954 dalam Notoadmodjo 2010, sikap itu terdiri dari tiga komponen sikap yakni:
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya
bagaimana keyakinan, pendapat, atau pemikiran seseorang terhadap objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian terkandung didalamnya faktor emosi orang tersebut terhadap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak, artinya sikap adalah komponen yang
mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah merupakan ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka
Notoatmodjo, 2010, hal. 30.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga Komponen tersebut diatas secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan,
pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. 3.
Tingkatan Sikap berdasarkan Intensitasnya a.
Menerima receiving Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus
yang diberikan. b.
Menanggapi Responding Menaggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai Valuing
Menghargai diartikan sebagai subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus.
d. Bertanggung Jawab responsible
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah menjadi keyakinannya Notoatmodjo, 2010, hal. 30.
4. Fungsi Sikap
Fungsi sikap Diantaranya, yaitu: a.
Utilitarian Function Sikap memungkinkan seseorang untuk memperoleh atau memaksimalkan
ganjaran reward atau persetujuan dan meminimalkan hukuman. Dengan kata lain, sikap dapat berfungsi sebagai penyesuaian sosial.
Universitas Sumatera Utara
b. Knowledge Function
Sikap membantu dalam memahami lingkungan dengan melengkapi ringkasan evaluasi tentang objek dan kelompok objek atau segala sesuatu
yang akan dijumpai di dunia ini. c.
Value Expressive Function Sikap kadang-kadang mengkomunikasikan nilai dan identitas yang
dimiliki seseorang terhadap orang lain. d.
Ego Defensive Function Sikap melindungi diri, menutupi kesalahan, agresi dan sebagainya dalam
rangka mempertahankan diri. Sikap ini mencerminkan kepribadian individu yang bersangkutan dan masalah-masalah yang belum
mendapatkan penyelesaian secara tuntas Dayakisnih dan Hudaniah, 2009, hal. 91.
5. Cara Pembentukan atau Perubahan Sikap
Ada beberapa cara, diantaranya: a.
Adopsi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan terus-
menerus berulang secara bertahap mempengaruhi terbentuknya sikap. b.
Diferensiasi adalah dimana dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis,
sekarang dipandang tersendiri lepas dari sejenisnya. c.
Intelegensi terjadi secara bertahap dimulai dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu.
d. Trauma terjadi dari pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang
meninggalkan kesan mendalam pada jiwa seseorang yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.
C. Menopause