Bab 13. Rancangan Sirkulasi dan Parkir

Minggu 13
RANCANGAN SIRKULASI
DAN PARKIR

Pola-Pola Sirkulasi


Grid: biasanya pada kota yang berbagai fasilitasnya terdistribusi secara
merata, dan kondisi topografi tidak terlalu rumit. Karakter utama dari pola
ini adalah keteraturan terjadinya perpotongan antar ruas jalan. Pola grid
dapat terbentuk oleh ruas-ruas jalan yang lurus, atau berbelok
(curvilinear), dengan sudut 90 atau lainnya (misalnya 60, 45, 30). Pada
pola ini, kondisi kritis seperti konsentrasi kegiatan (crowded) dan
kemacetan tersebar pada titik-titik perpotongan ruas.



Radial: biasanya pada suatu kota yang memiliki guna lahan penting, yang
sering menjadi area asal, perpindahan (interchange) dan tujuan umum
masyarakat. Pusat tersebut dapat berupa guna lahan yang berfungsi
ekonomis, sosial atau simbolik. Pada umumnya, tempat ini menjadi

orientasi utama berbagai fasilitas di kota. Pola radial termodifikasi dan
bervariasi menjadi jaringan radioconcentric (radial dengan ring road) dan
radial bercabang (branches radial). Pada pola ini, pada umumnya terjadai
gradasi intensitas kegiatan dan kondisi kritis yang mengikutinya.



Linear: terdapat pda kota yang memiliki dua area sebagai magnet utama
kota. Pada pola ini, gunalahan dan aktifitas lainnya berada pada sepanjang
jalur utama tersebut. Pada kondisi ini intensitas kegiatan dan kondisi
kritisnya hampir seragam di sepanjang jalur, meskipun gradasi kecil tetap
terjadi berkaitan dengan kedekatannya dengan ke dua magnet kota

POLA SIRKULASI LINEAR

FASILITAS UTAMA SEBAGAI
PUSAT DAN FASILITAS
LAINNYA BEDARA PADA
SUATU JARAK


POLA SIRKULASI
HIRARKHIS

SIRKULASI DALAM DENGAN
FASILITAS DI PHERIPERI

FASILITAS TERPUSAT
DENGAN SIRKULASI DI
PHERIPERI

BENTUK POHON
BERCABANG
POLA RADIAL

Penempatan Jalur Sirkulasi Kendaraan Pada
Lahan
Jalur sirkulasi, terutama yang diperuntukkan bagi kendaraan sebaiknya
diletakkan pada punggung bukit (ridgeline) dengan pertimbangan:






Area ini, meskipun tidak begitu lebar, tetapi relatif paling datar,
sehingga memerlukan penyesuaian topografi secara minimal
Sebagai pembatas watershed, area ini aman dari genangan yang
dapat membahayakan pejalan kaki dan kendaraan serta yang
merusakkan konstruksi
Secara estetika, jalur yang mengikuti kontur pada garis punggung
bukit akan menciptakan pola organic yang khas

Sayangnya tidak semua tapak memiliki garis punggung bukit yang sesuai
dengan rencana pengembangan system jaringan yang diharapkan. Jika
kita berada dalam kondisi demikian, jaringan jalan untuk kendaraan
sebaiknya ditempatkan pada kontur secara diagonal dimana kemiringan
>4%.

Parkir
Parkir di ruang milik jalan (On-Street Parking), prinsipnya :
• Parkir di daerah milik jalan, hanya diperbolehkan pada

jalan lokal dan jalan kolektor sekunder, pada jalan arteri
primer parkir on-street dilarang karena menimbulkan
hambatan samping yang berarti. Parkir on-street juga
dilarang untuk kawasan yang telah ditentukan untuk
menyediakan parkir bersama baik berupa gedung
maupun taman parkir tersendiri.
• Penentukan kebijakan parkir di jalan lokal maupun jalan
kolektor sekunder ditentukan oleh keputusan bupati
masing-masing kabupaten. Hal ini berarti sistem parkir
dan besaran retribusi parkir berbeda di tiap-tiap daerah.
• Penyediaan ruang parkir on-street tidak boleh
mengurangi daerah penghijauan dengan tetap
memperhatikan kelancaran sirkulasi kendaraan dan
pejalan kaki, serta kesehatan, keselamatan, keamanan,

Parkir
Metode Parkir di ruang milik jalan (On-Street Parking) :

a. Parkir On Street dengan susunan kendaraan
membujur searah dengan orientasi jalan.


Parkir
b. Parkir di jalan dengan setting kendaraan menyudut
• Parkir di jalan dengan sudut 30 o

Parkir
• Parkir di jalan dengan sudut 60 o

Parkir
• Parkir Tegak Lurus

Parkir
• Perhitungan banyaknya petak parkir di sisi jalan (OnStreet Parking)

Parkir
Parkir di luar jalan (Of-Street Parking)

• Letak jalan masuk maupun keluar harus diatur dengan penempatan jauh dari
persimpangan.
• Letak pintu masuk maupun keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga

meminimalkan konflik dengan pejalan kaki dan pengendara lain.
• Letak jalan keluar diatur dengan sudut tertentu sehingga memberikan jarak
pandang yang cukup saat memasuki arus lalu lintas.
• Di area parkir harus dipasang (install) fasilitas pengamanan bencana seperti fire
hydrant untuk menanggulangi bencana kebaran dan sebagainya.

Parkir
Penyediaan Kebutuhan Parkir
1. Standar Kebutuhan Parkir Untuk Area Hunian

Parkir
2. Standar Kebutuhan Parkir Berdasarkan Fungsi / Kegiatan Bangunan