Evaluasi kualitas air sungai-sungai di kawasan DAS Brantas hulu Malang dalam kaitannya dengan tata guna lahan dan aktivitas di sekitarnya

EVALUASI KUALITAS AIR SUNGAI-SUNGAI
DI KAWASAN DAS BRANTAS HULU MALANG
DALAM KAITANNYA DENGAN TATA GUNA LAHAN
DAN AKTIVITAS DI SEKITARNYA

Elvi Yetti

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis
saya yang berjudul:

Evaluasi Kualitas Air Sungai-sungai di Kawasan DAS Brantas Hulu Malang
dalam Kaitannya dengan Tata Guna Lahan dan Aktivitas di Sekitarnya
merupakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri, dengan pembimbingan
para Komisi Pembirnbing, kecuali dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Tesis ini

belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
perguruan tinggi lain.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat
diperiksa kebenaramya.
Bogor, Maret 2007

Elvi Yetti
NRP. PO25010351

ABSTRAK
ELVI YETTI. Evaluasi Kualitas Air Sungai-sungai di Kawasan DAS Brantas
Hulu Malang dalam Kaitannya dengan Tata Guna Lahan dan Aktivitas di
Sekitarnya. Dibimbing oleh DEDI SOEDHARMA dan SIGID HARIYADI.
Sungai Brantas saat ini sedang mengalami pencemaran termasuk di bagian
hulunya. Hal ini ditandai dengan tercemarnya Waduk Karangkates dan Waduk
Sengguruh. Perkembangan kawasan DAS Brantas Hulu yang cukup pesat sejak
tahun 2000 dari segi jumlah penduduk dan industri yang tumbuh di sekitarnya,
mengakibatkan peningkatan dalam penggunaan air sungai sekaligus peningkatan
pencemaran terutarna pencemar organik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas air sungai yang

berada di kawasan DAS Brantas Hulu Malang dengan mengacu pada baku mutu
air sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001
serta dilihat keterkaitannya dengan tata guna lahan dan aktivitas yang berlangsung
di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2003 dengan mengambil sampel
air sungai di 18 stasiun pengamatan di Kabupaten clan Kota Malang, Jawa Timur.
Pengarnatan kualitas air dilakukan dengan mengukur nilai parameter fisika yaitu
suhu, konduktivitas, kekeruhan, d m total padatan tersuspensi serta parameter
kimia yaitu pH, DO, BOD, COD, N-nitrat, total nitrogen, ortofosfat dan total
fosfor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air
sungai di kawasan DAS Brantas Huh dibandingkan dengan data kualitas air tahun
1997-2002. Disarnping itu ditemukan juga nilai COD yang melebihi ambang batas
hampir di seluruh lokasi penelitian. Hasil penentuan status mutu air menunjukkan
bahwa hampir seluruh sungai di kawaan DAS Brantas Hulu telah tercemar.
Penelitian ini juga mengidentifikasi 2 (dm) faktor utama yang mempengaruhi
kualitas air sungai di Kawasan DAS Brantas Hulu, yaitu keberadaan industri clan
permukiman penduduk di sepanjang DAS. Industri merupakan faktor yang paling
dominan menyebabkan pencemaran dan penurunan kualitas air sungai di kawasan
DAS Brantas Hulu Malang.


ABSTRACT
ELVI YETTI. The Water Quality Evaluation of Rivers at Malang Upper Brantas
River Basin Area in Relation to Land Use System and Its Surroundings Activity.
Under Direction of DEDI SOEDHARMA and SIGID HARIYADI.
Brantas River has been polluting including in the upper area.This is signed
by the pollution of Karangkates and Sengguruh Reservoir. The fast development
of people and industries since 2000 around this area, leading to increasing of river
water utility and pollution particularly that come from organic pollutant.
The objective of this research was to evaluate the water quality of rivers at
Malang Upper Brantas River Basin Area, referred to water quality standard
inserted on Government Regulation Number 82 1 2001 (PP No. 82 tahun 2001)
and to observe its relation to land use system and its surrounding activity. This
research is conducted in 2003, by taking sample of rivers water at 18 monitoring
station in District and Municipality of Malang, East Java. Water quality
observation was conducted by measuring the physical parameters values such as
temperature, conductivity, total suspended solid, and turbidity and also chemical
parameters such as pH, DO, BOD, COD, N-nitrate, total nitrogen, orthophosphate
and total phosphorous.
Research result showed that, the quality of rivers water at Upper Brantas
River Basin Area has been decreasing, referred to 1997-2002 water quality data.

Besides that almost at all research station found that value of COD has exceeded
maximum limit threshold. The determination result of water quality status also
showed that almost of rivers at Upper Brantas River Basin Area have been
polluted. This Research also identified two dominant factors that influence the
quality of rivers water at Upper Brantas River Basin Area, they are the presence of
industrial and people settlement along that river basin. The industrial is the most
dominant factor that causing pollution and decreasing of rivers water quality at
that area.

EVALUASI KUALITAS AIR SUNGAI-SUNGAI
DI KAWASAN DAS BRANTAS HULU MALANG
DALAM KA~*ANNYA DENGAN TATA G m A LAHAN
DAN A~TIVITASDI SEKITARNYA

Elvi Yetti

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
Pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul Tesis

: Evaluasi ~uafitasAir Sungai-sungai di Kawasan DAS

Brantas Hulu Malzing dalam Kaitannya dengan Tata
Guna Lahan dan Aktivitas di Sekitarnya
Nalma

: Elvi Yetti

m

: PO25010351


Program Studi

: Ilmu Pengelolaafi Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Dedi Soedharma, DEA
Ketua

Diketahui
Ketua Program Studi Pengelolaan
Stimberdaya Alam dan Lingkungan

Dr. Ir. Suriono H. SuQahio.MS
Tanggal Ujian : 9 Februari 2007

Dekan Sekolah Pascasarjana

/

Tanggal Lulus : 1 5 MAR 2007

PERSEMBAHAN
Sesungguhnya Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan
berilmu di antara kamu (Al-Quran).
Tiada kesulitan dan penderitaan yang menimpa orang-orang yang
beriman, melainkan mereka mendapat ampunan dari Allah SWT atas
dosa-dosa mereka (Al-Hadits).
Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan (QS. Al-lnsyirah: 6)

Kupersembahkan karya ini untuk:
oAlm. Ayahanda Dafris Nawi dan lbunda Nurmisal, Suami, Adik-adik,
serta keluarga di Bekasi, yang selalu mendoakan dan menyemangati.

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tesis ini berjudul Evaluasi Kualitas Air Sungai-sungai di Kawasan DAS Brantas
Hulu Malang dalam Kaitannya dengan Tata Guna Lahan dan Aktivitas di
Sekitarnya. Penelitian ini dilakukan sejak bulan September 2003.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Dedi Soedharma,
DEA selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Sigid Hariyadi, M.Sc
selaku Anggota Komisi Pembimbing serta Bapak Dr. Ir. Hefhi Effendi. M. Phil
selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberi saran untuk perbaikan tesis ini.
Disamping itu penghargaan penulis sampaikan kepada rekan-rekan atas
dorongannya agar penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Tak lupa penghargaan tulus penulis persembahkan buat Suamiku tercinta
Brillian Nugraha atas do'a dan dorongannya sehingga penulis &pat terus maju
menyelesaikan tesis ini. Ungkapan terimakasih juga penulis sarnpaikan kepada
Almarhum Papa, Mama, adik-adik di Pekanbaru dan Mama, Ayah serta saudarasaudara di Bekasi atas do'anya.
Semoga karya tulis ini bermanfaat
Bogor, Maret 2007

Elvi Yetti

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pekanbaru pada tanggal 25 Januari 1977 dari ayah
Alm. Dafiis. N dan ibu Nurmisal. Penulis merupakan anak pertarna dari 11
bersaudara.
Penulis menarnatkan pendidikan SD, SMP, SMA di Pekanbaru. Penulis

lulus SMA pada tahun 1995 dan melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas
MIPA Jurusan Kimia Universitas Riau Pekanbaru. Pada tahun 1999-2001 penulis
bekej a sebagai tentor Lembaga Pendidikan Primagama Pekanbaru. Kemudian
pada pertengahan tahun 2001 penulis mendapatkan kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan magister di Program Studi PSL Sekolah Pascasarjana IPB
Bogor. Saat ini penulis bekerja sebagai staf di Puslit Bioteknologi LIP1 sejak
tahun 2002.

DAFTAR IS1

Halaman
v
DAFTAR ISI.. ....................................................................-.

DAFTAR TABEL.. ................................................................

...

viii


DAFTAR GAMBAR.. .............................................................
DAFTAR LAMPIRAN.. ..........................................................
I. PENDAHULUAN.. .............................................................
1.1. Latar Belakang.. .............................................................

..

1.2. Kerangka Pem~kiran.........................................................
1.3. Perurnusan Masalah.. .........................................................................

..
..

1.4. Tujuan Penelitian...........................................,...................................
1.5. Manfaat Penelitian.............................................................................

..

1.6. Ruang Lingkup Penelitian..............................................................,...
11. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................

2.1. Konsep Dasar Ekosistem...................................................................
2.2. Morfologi Sungai...............................................................................

..

2.2.1 . Definisi....................................,.......................................,............
2.2.2.Daerah Aliran Sungai (DAS)........................................................
2.3. Profil Sungai Brantas dan Kawasan DAS Brantas Hulu Malang......
2.4. Air dan Kualitas Air...........................................................................

2.5. Pencemaran Air.. ............... .. ................. .........................2.6. Sifat Fisik dan Kimia Perairan Sungai.. ........ . .........................
2.6.1. Sifat Fisika Perairan................................ .............................. .......

.......
2.6.1.2. Kekeruhan (turbiditas)...........................................................
2.6.1.1. Suhu................................................................................

2.6.1.3. Konduktivitas atau Daya Hantar Listrik (DHL)....................
2.6.1.4. Total Padatan Tersuspensi.......... .............................. .............

. .

2.6.2. Sifat Kimia Perairan.....................................................................

xii

2.6.2.2. Oksigen Terlarut ...................................................

18

2.6.2.3. Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD)....................................

19

2.6.2.4. Kebutuhan Oksigeil Kimia (COD)...................................

20

2.6.2.5. Nitrat dan Total Nitrogen (TN)..............................................

21

2.6.2.6. Ortofosfat dan Total Fosfor (TP).........................................

21

I11. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN..................................

23

3.1. Letak dan Luas DAS Brantas llulu Malaqg.......................................
3.2. Topografi............................................................................................
3.3. Keadaan Tanah...................................................................................
3.4. Iklim...................................................................................................

..

3.5. Kondisi Sosial Ekonomi.....................................................................

IV . METODA PENELITIAN......................................................................
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................
4.2. Bahan d m Alat ...................................................................................

..

4.3. Rancangan Penelitian.........................................................................
4.3.1. Metoda Pengumpulan Data ............................................
4.3.2. Penentuan Stasiun Pengarnatan....................................................
4.3.3. Pengambilan Sampel Air.............................................................
4.3.4. Metoda Analisis Data...................................................................
V . HASIL DAN PEMBAHASAN................................................
5.1. Kondisi Fisik Kualitas Air Sungai-sungai di Kawasan DAS
Brantas Hulu Malang.........................................................................
5.2. Evaluasi Kualitas Air di Sungai-sungai pada Kawasan DAS

Brantas Hulu Malang.......................................................................
5.2.1. Kondisi Kualitas Air Sungai-sungai pada Kawasan DAS

Brantas Hulu Malang..............................................................
5.2.2. Evaluasi Kualitas Air Berdasarkan Masing-masing
Karakteristik ..............................................................................
5.2.2.1. Suhu...................................................................................
5.2.2.2.Daya Hantar Listrik (Konduktivitas)..................................
5.2.2.3. Total Padatan Tersuspensi (Total suspended solid, TSS) .
5.2.2.4. Turbiditas (Kekeruhan) .....................................................

5.2.2.5. pH ....................................................................................

47

5.2.2.6. Oksigen Terlarut (DissolvedOxygen)...............................

49

5.2.2.7. Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) ....................................

51

5.2.2.8. Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD) ...............................

53

5.2.2.10. Total Nitrogen .................................................................

56

5.2.2. 12. Total Fosfor ..................................................................

59

5.2.3. Evaluasi Status Mutu Air Sungai-sungai di Kawasan DAS
Brantas Hulu Malang................................................................

61

5.2.4. Klasifikasi Kondisi Kualitas Air Sungai-sungai di Kawasan
DAS Brantas Hulu B e r k k a n Kegiatan yang .
Berlangsung di Sekitarnya........................................................... 65

5.3. Evaluasi Kualitas Air Sungai-sungai di Kawasan DAS Brantas
Hulu Malang dalam Kaitannya dengan Tata Guna Lahan dan
Aktivitas di Sekitarnya .........................................................................

66

5.3.1. Kondisi Tata Guna Lahan dan Aktivitas di Sekitar Kawasan
DAS Brantas Hulu Malang....................................................

66

5.3.2. Evaluasi Kualitas Air Sungai-sungai di Kawasan DAS
Malang Berkaitan dengan Tata Guna
Brantas Hulu
Lahan dan Aktivitas di Sekitarnya ........................................

71

5.3.3. Identifikasi Faktor-faktor Doininan yang Mempengaruhi
Kualitas Air Sungai-sungai di Kawasm- DAS Brantas
Hulu Malang .......................................................................

83

VI . KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................

86

6.1. Kesimpulan..........................................................................................

86

6.2.Saran ....................................................................................................

86

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

88

LAMPIRAN.................................................................................................

91

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tujuh kriteria dari h g s i das yang berrhubungan dengan
karakteristik lokasi dan aliran sungai, relevansinya dengan multi
pihak yang tinggal di daerah aliran hilir serta beberapa
. .
mdlkatornya........................................................................................
2. Klasifikasi umum dari bahan pencemar air ........................................

3. Beberapa komponen primer air buangan dari sistem buangan air
kota ................................................................................................
4. Kelarutan jenuh oksigen dalam air pa& berbagai temperatur di

bawah tekanan udara 760 mm Hg ......................................................

5. Perbandingan beberapa tipe nilai BOD ..............................................

6. Sebaran luas daerah dengan berbagai bentuk permukaan di daerah
tangkapan Bendungan Irigasi Sutami DAS Brantas Hulu...............
7. Penyebaran Penduduk DAS Brantas Hulu .........................................

8. Parameter yang diukur, alat, dan metoda analisis ..............................
9. Cara penanganan sample untuk masing-masing parameter ...............
10. Evaluasi Nilai PIi untuk menentukan status mutu air ........................
11. Hasil penentuan status mutu air sungai-sungai di kawasan DAS
Brantas Hulu Malang dengan Metoda Indeks Pencemaran (Kep.
Men. LH No. 115 tahun 2003) berdasarkan Kep. Gub. Jatim No.
413 tahun 1987...........................................................
12. Hasil penentuan status mutu air sungai-sungai di kawasan DAS
Brantas Hulu Malang dengan Metoda Indeks Pencemaran (Kep.
Men. LH No. 115 tahun 2003) berdasarkan PP No. 82 tahun
200 1........................................................................
13. Tata Guna Lahan DAS Brantas Hulu............................................
14. Daftar industri yang menghasilkan limbah cair pada DAS Brantas

Hulu.. ...............................................................................

15. Perbandingan komposisi kimia limbah cair industri gula di
beberapa negara.............................................................................

16. Sifat-sifat air buangan pembuatan pulp pada bermacarn-macm
proses dari berbagai negara di dunia.............................................

17. Buangan polutan yang dikeluarkan oleh pabrik kertas di Indonesia..
18. Karakteristik limbah cair pada berbagai industri tapioka...................
19. Kandungan rata-rata kualitas air tiap tahap proses produksi
industri penyamakan kulit di India .....................................................
20. Karakteristik rata-rata limbah domestik .............................................

2 1. Potensi beban pencemaran limbah pertanian.. .........................

DAFTAR GAMBAR
Halarnan
1.Diagram alir kerangka pemikiran ...............................................................

4

2. Daerah Aliran Sungai ................................................................................

10

3 . Peta wilayah DAS Brantas ........................................................................

24

4. Peta kawasan DAS Brantas Hulu ..............................................................

30

5. Titik -titik lokasi pengamatan dan pengambilan sampel ..........................

31

6. Grafik parameter suhu setiap stasiun pengamatan dari hulu kehilir
Bulan September 2003 ............................................................................

7. Grafik parameter konduktivitas setiap stasiun pengamatan dari hulu ke
hilir Bulan September 2003 .....................................................................
8. Grafik perubahan nilai konduktivitas pada beberapa lokasi penelitian
tahun 2002-2003 .........................................................................................

9. Grafik parameter total padatan tersuspensi setiap stasiun pengamatan
dari hulu ke hilir Bulan September 2003....................
10. Grafik perubahan nilai padatan tersuspensi pada beberapa
lokasi penelitian tahun 2002-2003 ..........................................................
11 Grafik parameter kekeruhan setiap stasiun pengamatan dari hulu ke
hilir Bulan September 2003...............................................................
12. Grafik Parameter pH setiap stasiun pengamatan dari hulu ke hilir
Bulan September 2003.......................................................................
13. Grafik perubahan nilai pH pada 2 (dua) lokasi penelitian......................
14. Grafik perubahan nilai pH beberapa lokasi penelitian tahun 20022003 .........................................................................................................
15. Grafik parameter oksigen terlarut setiap stasiun pengamatan dari hulu
ke hilir Bulan September 2003...................................................

.

Grafik perubahan nilai oksigen terlarut pada 2 (dua) lokasi
pengamatan........................................................................................

17. Grafik perubahan nilai oksigen terlarut pada beberapa lokasi
penelitian tahun 200 1-2003.....................................................................

18. Grafik parameter COD setiap stasiun pengamatan dari hulu ke hilir
Bulan September 2003...........................................................................

19. Grafik perubahan nilai COL) di beberapa lokasi penelitian tahun
200 1-2003......................................... ;......................................................

20. Grafik parameter nilai BOD setiap stasiun pengamatan Bulan
September 2003...................................................................................

..

21. Grafik perubahan nilai BOD beberapa lokasi penelitian tahun 200122. Grafik parameter nitrat setiap stasiun pengamatan dari hulu ke hilir
Bulan September 2003 ............................................................................
23 Grafik perubahan nilai nitrat 2 (dua) lokasi penelitian............................
24. Grafik parameter total nitrogen setiap stasiun pengamatan dari hulu
ke hilir Bulan September 2003...............................................................
25. Grafik perubahan nilai total nitrogen beberapa lokasi penelitian............
26. Grafik parameter fosfat setiap stasiun pengamatan dari hulu ke hilir
Bulan September 2003 ............................................................................
27. Perubahan nilai fosfat 2 (dua) lokasi penelitian ......................................
28 Grafik parameter total fosfor setiap stasiun pengamatan dari hulu ke
hilir Bulan September 2003 .....................................................................
29. Grafik perubahan nilai total fosfor beberapa lokasi penelitian ...............
30. Peta Tata Guna Lahan DAS Brantas Hulu ..............................................
3 1. Lokasi industri di sepanjang DAS Brantas Hulu .....................................
32. Perbandingan nilai COD dan BOD sungai-sungai di kw~asanDAS
Brantas Hulu ............................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN
Halarnan
1. Hasil Analisis Kualitas Air Menururt Kep. Gub. Jatirn Tahun1987
dan PP No. 82 tahun 2001 Pada Sungai-sungai di Kawasan DAS
Brantas hulu Malang..........................................................................

91

2. Hasil Penentuan Status Mutu Air Sungai-sungai di Kawasan DAS
Brantas Hulu Malang Dengan Metoda Indeks Pencemaran (Kep.
Men. LH no. 115 tsahun 2003) (Air Golongan C). .......................

100

3. Hasil Penentuan Status Mutu Air Sungai-sungai di Kawasan DAS
Brantas Hulu Malang dengan Metoda Indeks Pencemaran (Kep
Men LH No. 115 Tahun 2003) Berdasarkan PP No. 82 Tahun
2001 (Air Golongan 111) .......................................................................

108

4.. Rata-rata tahunan Kualitas Air untuk Total Nitrogen & Fosfor Kali
Brantas, Kali Lesti dan Kali Metro....................................................

116

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Air merupakan sumber kehidupan. Pepatah tersebut tidaklah berlebihan
karena kenyataan telah membuktikan bahwa hidup tidak dapat berlangsung tanpa
adanya air sehingga secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa kualitas hidup
manusia sangat ditentukan oleh kualitas air. Namun, masalah yang muncul saat ini
adalah justru penurunan kualitas air itu sendiri. Bila ditinjau kernbali, penurunan
kualitas air dapat disebabkan oleh pencemaran bahan-bahan kimia, sampah
organik dan anorganik serta partikel-partikel yang mengakibatkan kekeruhan.
Sungai merupakan salah satu sumber air yang penting bagi manusia karena
dipergunakan qmtuk berbagai keperluan seperti air minum, kegiatan domestik
rumah tangga, transportasi dan lain-lain. Namun sayangnya, semakin meningkat
kebutuhan manusia, maka semakin sering pula terjadi pencemaran sungai. Sungai
Brantas atau yang sering disebut Kali Brantas merupakan salah satu sungai yang
berperan penting bagi masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Timur.
Keberadaan Kali Brantas diakui sangat vital oleh masyarakat karena merupakan
pemasok bahan baku air terbesar untuk PDAM Kota Surabaya dan Malang. Pada
zaman kolonial, Kali Brantas juga berfungsi sebagai sarana transportasi kota.
Sungai Brantas saat ini merupakan salah satu sungai di Indonesia yang mengalami
pencemaran cukup parah, baik Sungai Brantas yang melewati Kota Surabaya
maupun yang melewati Kota Malang. Kawasan Sungai Brantas di Kota Malang
menunjukkan kemunduran kualitas air akibat limbah domestik mengingat
sebagian besar penduduk di pinggiran Sungai Brantas mengandalkan air sungai
tersebut untuk surnber kebutuhan airnya disamping adanya penurunan kualitas
lingkungan sungai itu sendiri (Pyerwianto, 1998). Selain itu pabrik-pabrik yang
berada dekat dengan pinggir sungai turut juga membuang limbahnya ke dalam
sungai. Tercatat sedikitnya ada 10 pabrik yang di duga membuang limbahnya ke
dalam sungai (Sinar Harapan, 2002).
Sungai Brantas yang melewati Kota Malang dan Kabupaten Malang pada
kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu saat ini sedang mengalami
pencemaran yang ditandai dengan pencemaran Waduk Karangkates (Waduk

Sutami) dan Waduk Sengguruh. Pusat Penelitian Sumberdaya Air LIP1
bekerjasama dengan Perum Jasa Tirta I Malang (2002) melaporkan bahwa Waduk
Karangkates telah tercemar akibat p e n g a d dari surnber air yang mengalir ke
dalam waduk tersebut. Pencemaran Waduk ini sudah cukup parah sehingga
menyebabkan banyak ikan mati dan pingsan (Suara Merdeka, 2004). Waduk
Karangkates merupakan waduk andalan terbesar di DAS Brantas Hulu yang
membendung sungai-sungai dalam kawasan tersebut seperti Sungai Brantas, Kali
Lesti dan Kali Metro. Perkembangan kawasan DAS Brantas Hulu Malang yang
cukup pesat sejak tahun 2000 dari segi jumlah penduduk clan industri yang
tumbuh di sekitarnya mengakibatkan peningkatan dalam penggunaan air sungai
sekaligus peningkatan pencemaran terutama pencemar organik. Sarnpah-sampah
organik ini sebagian besar berasal dari kegiatan domestik penduduk dan
pembuangan limbah industri di sekitar sungai.
Dalam penelitian ini dievaluasi kualitas air sungai yang berada di
kawasan DAS Brantas Hulu Malang dengan mengacu pada baku mutu air
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001, tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air . Evaluasi kualitas air
sungai-sungai pada DAS Brantas Hulu Malang juga dilakukan dengan melihat
kaitannya dengan tata guna lahan dan aktivitas yang berlangsung di sekitar sungai,
sehingga dapat diidentifikasi faktor-faktor dominan yang m e m p e n g d i kondisi
kualitas air di kawasan tersebut.
1.2. Kerangka Pemikiran

Kawasan DAS Brantas Hulu Malang saat ini telah mengalami penurunan
kualitas lingkungan baik daerah di sepanjang pinggiran sungai maupun air Sungai
Brantas sendiri. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat sejauh mana
penurunan tersebut, namun perlu dilakukan suatu evaluasi kualitas air, penentuan
status mutu air dan melihat sejauh mana pengaruh tata guna lahan di sub DAS
Brantas Hulu mempengaruhi kualitas air sungai. Untuk mendukung penelitian ini,
maka digunakan beberapa analisis diantaranya adalah analisis kualitas air yang
dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi kualitas air pada sungai-sungai yang
berada di kawasan DAS Brantas Hulu Malang. Kualitas air sungai dilihat dari 2

(dm) parameter yaitu parameter fisik dan kimia. Selanjutnya analisis status mutu
air dilakukan untuk mengetahui tingkat pencemaran dari Sungai Brantas dan
sungai-sungai lainnya di kawasan DAS Brantas Hulu dengan menggunakan
Metoda Indeks Pencemaran berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
(Kep. Men. LH) No. 115 tahun 2003. Metoda Indeks pencemaran merupakan
suatu metoda untuk menentukan status mutu air yang urnum digunakan. Dengan
metoda Indeks Pencemaran ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah
memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metoda ini adalah
menbandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan
dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air. Indeks ini dinyatakan
sebagai Indeks Pencemaran (Pollution Indeks) yang digunakan untuk menentukan
tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan. Indeks
ini memiliki konsep yang berlainan dengan dengan Indeks Kualitas Air (Water
Quality Indeh). Indeks Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu peruntukan,
kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi seluruh bagian
badan air atau sebagian dari suatu sungai. Evaluasi juga dilakukan dengan melihat
kemungkinan adanya penurunan kualitas air sungai-sungai di kawasan DAS
Brantas Hulu dengan membandingkan data yang diperoleh dalarn penelitian ini
dengan data-data kualitas air tahun-tahun sebelurnnya. Diagram alir kerangka
pemikiran disajikan dalam Gambar 1.

Penduduk Yota Malang dan
Kabupaten Malang semakin padat

v
Peningkatan beban
pencemaran
dari
limbah domestik

*

Peningkatan beban pencemaran
dari berbagai kegiatan di DAS
(industri, pertanian dan lain-lain)

v

v

Kualitas air sungai Brantas dan
sungai-sungai lain di DAS Brantas
Hulu makin menurun

++

Adanya
peningkatan
kebutuhan
masyarakat
terhadap
air yang
berkualitas yang baik

I
Perlu adanya evaluasi kualitas air sungaisungai di DAS Brantas Hulu berkaitan
dengan tata guna lahan dan aktivitas di
sekitarnya

1
Sebagai
modal
untuk pengelolaan
DAS Brantas yang

dominan ymg mempengaruhi kualitas
air sungai di DAS Brantas Hulu

c

berkesinambungan
J

Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran.

\

1.3. Perurnusan Masalah

Sungai Brantas yang melewati Kota Malang dan Kabupaten Malang
termasuk ke dalam kawasan DAS Brantas Hulu. Di kawasan ini terdapat Waduk
Karangkates yang merupakan waduk andalan terbesar di Kota Malang dan
Kabupaten Malang. Mengingat besarnya peranan waduk ini terhadap masyarakat,
maka perlu adanya perhatian terhadap kualitas airnya. Menurut laporan Pusat
Penelitian Sumberdaya Air LIP1 bekerjasarna dengan Perurn Jasa Tirta I Malang
(2002), Waduk Karangkates saat ini tengah mengalami pencemaran oleh
masuknya sumber nutrisi dan zat organik yang mengendap pada dasar waduk.
Pada dasarnya karakteristik kualitas air 'Waduk Karangkates dipengaruhi
oleh surnber-swnber air yang mengalir ke &lam waduk tersebut, yaitu Kali
Metro, Kali Brantas dan Kali Lesti. Di bagian hulu waduk ini juga terdapat
Waduk Senggud4 yang membendung dua sungai yaitu Kali Brantas dan Kali
Lesti. Waduk Sengguruh berfimgsi sebagai waduk harian dan airnya dikeluarkan
setiap 12jam.
Kualitas air Sungai Brantas, Metro, dan Lesti yang mengalir dan
bermuara di Waduk Karangkates kemungkinan sangat dipengaruhi oleh aktivitas
yang terdapat di sepanjang sungai. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi
kualitas air sungai yang berada pada kawasan DAS Brantas Hulu Malang
sehubungan dengan berbagai kegiatan yang berlangsung di sekitarnya. Di
samping itu diidentifikasi juga faktor-faktor dominan yang mempengaruhi
penurunan kualitas sungai di kawasan tersebut.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi
kualitas air dan tingkat pencemaran dari sungai-sungai yang berad~lpada kawasan
DAS Brantas Hulu Malang dibandingkan dengan peraturan pemerintah yang
berkaitan dengan baku mutu kualitas air dan dikaitkan dengan tata guna lahan

DAS Brantas Hulu serta aktivitas yang berlangsung di sekitarnya.

Secara terperinci tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kualitas air secara fisik dan kimia dari sungai-sungai yang
berada dalam kawasan DAS Brantas Hulu Kota dan Kabupaten Malang
sehubungan dengan tata guna lahan dan berbagai aktivitas yang berlangsung
di sekitarnya.
2. Untuk menentukan tingkat pencemaran sungai-sungai di kawasan DAS
Brantas Hulu Malang.

3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang menyebabkan p e n m a n
kualitas air sungai di kawasan DAS Brantas Hulu berkaitan dengan tata guna
lahan dan aktivitas di sekitarnya.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai
informasi bagi stake holders Sungai Brantas tentang kualitas air di sungai-sungai
pada kawasan DAS Brantas Hulu Malang dan faktor dominan apa saja yang
menyebabkan penurunan kualitas air sungai di kawasan tersebut. Dengan hasil
penelitian diharapkan stake holder yang terlibat dalam pengelolaan DAS Brantas
Hulu khususnya dan DAS Brantas urnumnya dapat melakukan langkah konkret
untuk perbaikan kualitas sungai sekaligus pengelolaan DAS Brantas secara
berkesinambungan..

1.6. Ruang Lhgkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah evaluasi kualitas air pada sungaisungai di kawasan DAS Brantas Hulu Malang dan sekitarnya diwakili oleh 18
stasiun. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kualitas air sungai dengan
menggunakan parameter fisika dan kimia. Selanjutnya hasil pengukuran
dibandingkan dengan menggunakan dua acuan yaitu Surat Keputusan Gubernur
Jawa Timur (SK. Gub. Jatim) No. 413 tahun 1987 dan Peraturan Pemerintah No.

82 tahun 200 1. Dari hasil perbandingan tersebut ditentukan status mutu air untuk
melihat sejauh mana tingkat pencemaran sungai-sungai di kawasan DAS Brantas
Hulu. Penentuan status mutu air dilakukan dengan menggunakan Metoda Indeks

Pencemaran berdasarkan Kep. Men LH No. 1 15 tahun 2003. Evaluasi kualitas air
dalam penelitian ini juga dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh
dalam penelitian dengan data-data tahun sebelumnya sehingga dapat dilihat
perubahan kualitas air sungai di kawasan DAS Brantas Hulu. Hasil evaluasi
kualitas air selanjutnya dikaitkankan dengan tata guna lahan dan aktivitas yang
ada di sekitmya.

11. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Ekosistem

Odum (1996) mendefinisikan ekosistem sebagai satuan yang mencakup
semua organisme di dalam suatu daerah yang saling mempengaruhi dengan
lingkungan fisiknya, sehingga arus energi mengarah ke struktur makanan,
keanekaragaman biotik dan daur-daur bahan yang jelas di dalam sistem.
Sedangkan menurut Amsyari (1986), ekosistem diartikan sebagai kesatuan
dari daerah tertentu (abiotic community) di mana di dalamnya tinggal suatu
komposisi dari organisme hidup (biotic community) yang diantara keduanya
terjalin suatu interaksi yang harmonis dan stabil, terutarna dalam jalinan bentukbentuk sumber enersi kehidupan. Suatu kesatuan ekosistem senantiasa mengarah
kepada keadaan seimbang ("equilibrium") yakni bahwa seluruh komponen dalam
ekosistem tersebut berada dalam suatu ikatan-ikatan interaksi yang harmonis dan
stabil, sehingga keseluruhan ekosistem itu berbentuk suatu proses yang teratur dan
terus-menerus.
2.2. Morfologi Sungai
2.2.1. Definisi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 35 Tahun 1991 tentang
Sungai, pengertian sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan
pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan krinya
serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Menurut Sunaryo (2001),
suatu sungai dalam artian daerah pengaliran sungai merupakan suatu kesatuan
wilayah hidrologis yang dapat mencakup beberapa wilayah adrninistratif yang
ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah pembinaan yang tidak dapat dipisahpisahkan. Air yang mengalir di dalam sungai dapat berasal dari:
a. air hujan
b. mata air (surnber, spring)
c. air tanah yang merembes di sepanjang tebing sungai
d. limpasan air hujan yang masuk ke dalam sungai (dari aliran perrnukaan)

Air yang mengalir di dalam sungai bukanlah air murni. Bahan yang
terkandung di dalamnya tergantung pada kondisi daerah alirannya. Bahan yang
diangkut dapat berupa bahan yang larut dan yang tidak larut atau berupa material
padat (batu, kerikil, pasir). Sungai yang bermata air di gunung berapi airnya dapat
mengandung belerang; yang mengalir di daerah aliran yang kritis akan banyak
mengadung~lurnpuryang kaya akan unsur hara sebagai hasil pengikisan (erosi)
lapisan tanah yang subur (Sunaryo, 2001).
Menurut Memed dan Sadeli (1988), sebagai salah satu wadah air yang
penting di daratan, maka sungai memiliki banyak manfaat antara lain:

1. Sebagai wadah dam untuk menampung air dari daerah alirannya dan
kemudian mengalirkannya secara gravitasi ke daerah yang lebih rendah
samgai dengan ke laut.

2. Sebagai sumber air yang dapat digunakan untuk keperluan irigasi, pertanian,
air minum, industri, pembangkit tenaga, perikanan, perkebunan, peternakan
dan sebagainya.

3. Pembawa air buangan dari daerah aliran, untuk pencegahan banjir, saluran
drainase alamiah, mengangkut air sampai ke laut.
4. Pembawa kotoran untuk dibuang ke laut.

5. Memperbaiki air tanah di daerah kiri kanan sungai.
6. Mendesak air asin ke hilir.
7. Sumber material bahan pembangunan (pasir, kerikil, batu atau material lain).
8. Prasarana transportasi
9. Batas wilayah teknis atau administratif.

2.2.2. Daerah Aliran Sungai @AS)

Daerah aliran snngai adalah suatu luasan dimana aliran permukaan
mengalir menuju ke suatu titik konsentrasi tertentu. Suatu daerah aliran sungai
dibatasi oleh garis imajiner, yang dapat ditentukan di peta topografi dengan cara
menghubungkan titik-titik tertinggi disekeliling daerah tersebut. Daerah aliran
sungai didefinisikan oleh Environmental Protection Agency (EPA) sebagai daerah
geografis dimana air, sediinen dan material terlarut mengalir ke dalam saluran
yang lebih besar seperti danau, dasar perairan, muara atau samudra termssuk juga

aliran air tanah (AGWA, 2004). Menurut Reynold dan Peter in Lundqvist et al.
(1985), daerah aliran sungai atau daerah tangkapan air adalah sistem terintegrasi

yang dapat mengubah presipitasi, radiasi sinar matahari, variabel lingkungan lain
menjadi modal untuk produk perkayuan, peternakan, kehidupan liar, rekreasi,
keindahan dam dan air. Salah satu tipe sistem Daerah aliran sungai diperlihatkan
pada Gambar 2.
Daerah aliran sungai mempunyai peranan penting yaitu sebagai daerah
tangkapan hujan yang fhgsinya antara lain:

1. Penyediaan air pada musim kemarau
2. Pengendali sedimentasi waduk

3. Pengendali banjir (Sunaryo, 200 1).
Menurut Noordwijk et al. (2004), kriteria f h g s i DAS tersebut berbeda
relevansinya bagi setiap multi pihak sesuai dengan kepentingan dan sudut
pandang masing-masing (Tabel 1).

I\

typical wrrlcnhtd ryslrm (-1

S w d Wnkr Qlulily Ac~Loriry.L%?t.

Gambar 2. Daerah aliran sungai.

Tabel 1. Tujuh Kriteria dari fimgsi DAS yang berhubungan dengan karakteristik
lokasi dan aliran sungai, relevansinya dengan multi pihak yang tinggal di
daerah hilir serta beberapa indikatornya (Noordwijk et al., 2004)
Karakteristik
Alami
A. Curah Hujan
B. Bentuk Lahan
C. Jenis Tanah

D.

Fungsi DAS yang
dipengaruhi oleh
alih guna lahan
(kriteria)
1. Transmisi air

Semua pengguna air,
terutama masyarakat yang
berada di daerah hilir
2. Menyangga pada Masyarakat yang tinggal
kejadian puncak dan bergantung pada
hujan
bantaran sungai dan
bantaran banjir
3.Pelepasan
air Masyarakat yang tidak
secara bertahap memilki
sistem
penyimpanan air untuk
ketersediaan air pada
musim kemarau (water
reservoir:
misalnya
danau, waduk, embung
atau tandom air)
4.Memelihara
Masyarakat yang tidak
kualitas air
memiliki
sistem
purifikasi
Petani dan nelayan

Akar vegetasi 5.Mengurangi
alami
sebagai
longsor
jangkar tanah

E. Iklim Makro

Relevansi dengan
penggunaan dan pihak
terkait lainnya

6. Mengurangi erosi

Indikator urnum

Hasil air per curah hujan
tahunan
Kejadian banjir relatif
terhadap kejadian hujan
Ketersediaan air selama
musim kemarau

Ketersediaan air bersih
sepanjang waktu
Keberadaan jenis ikan
tertentu
dan
Biodiversitas
bioindikator (adanya
bentos, nirnfa bangsa
Plecoptera
Intensitas
kejadian
longsor

Masyarakat
yang
tinggal di kaki bukit
yang berpotensi tinggi
tejadi (tertimpa) aliran
lumpur, banjir dan
tanah longsor
PLTA
sehubungan
dengan umur paruh
waduk
Petani
Ketebalan seresah dan
ketebalan lapisan tanah
atas

7. Mempertahankan
iklim mikro

Petani dan wisatawan

Suhu clan
udara

kelembaban

2.3. Profil Sungai Brantas dan Kawasan DAS Brantas Hulu Malang

Sungai Brantas merupakan sungai terbesar keduz di Pulau Jawa dan terbesar
pertama di Jawa Timur dengan panjang L- 320 m2, curah hujan rata-rata 2000 rnrn
dan limpasan perrnukaan (surface run off) sebesar 12 miliar m3 pertahun. Luas
daerah aliran sungai (DAS) Brantas meliputi kurang lebih seperempat luas
wilayah provinsi Jawa Timur. Sungai Brantas terletak antara Gunung Welirang

dan Gunung Andjasmoro di daerah dengan ketinggian

+ 1500-1600 m diatas

permukaan laut (Trihardono dan Rachimoellah, 1988).
Sungai Brantas yang merupakan sungai utama Daerah Aliran Sungai (DAS)
Brantas mengalir dari Surnber Brantas, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumi Aji,
Kabupaten Malang. Asal muasal sumbernya terletak di lereng sebelah tenggara
Gunung Andjasmoro. Sungai ini mengalir mula-mula ke tenggara ke arah Kota
Malang, terus menuju selaian. Sctelab melampaui Kota Blitar dan Tulungagung,
alirannya membelok melingkari Gunung Kelud hingga Kota Kediri. Dari Kota
Kediri, Sungai Brantas mengalir ke timur menuju Kota Kertosono. dari sana
mengalir hingga Mlirip dimana alirannya bercabang menjadi dua sungai, yaitu
Kali Surabaya dan Kali Porong, keduanya bermuara di Selat Madura. Panjang
total Sungai Brantas, termasuk Sungai Mas dan Sungai Porong dilaporkan secara
bervariasi yaitu 252 km dan 300 km (Djuharsa and Erftemeijer, 1988).
Berdasarkan rencana pengembangan Kali Brantas secara menyeluruh, di
DAS Kali Brantas ada 6 (enarn) bendungan besar yaitu Sutami (Karangkates,
Selorejo, Bening, Labor, Wlingi dan Sengguruh, 3 (tiga) bendungan bergerak
yaitu Ladoyo, Mrican dan Lengkong Barn serta beberapa bendungan irigasi.
Diantara bendungan-bendungan tersebut Sutami atau Karangkates adalah
bendungan terbesar yang digunakan untuk keperluan irigasi dan PLTA terdapat di
DAS Brantas Hulu Malang, salah satu dari sekian banyak sub DAS Brantas
(Sunarhadi et al., 200 1).
Bagian hulu tersebut terletak di daerah Kabupaten Malang, tepatnya daerah
Kotatif Batu yang terletak di dataran tinggi (up land), dengan kondisi topografis
yang tidak merata dan mempunyai ketinggian > 500 meter. Daerah Aliran Sungai
Brantas dan sekitar Arboretum Sumber Brantas merupakan kawasan yang
seharusnya terjaga konservasinya dan terbebas dari aktivitas manusia. Sebagai
daerah konservasi, maka bagian hulu Sungai Brantas mempunyai peranan yang
penting bagi masyarakat di sepanjang sungai sehingga rusaknya kawasan ini akan
menyebabkan rusaknya ekosistem yang mengalir di bawahnya (Sunarhadi et al.,
2001).

2.4. Air dan Kualitas Air
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001, air adalah semua air
yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali laut dan air fosil.
Surnber air adalah wadah air yan terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk,
dan muara. Sedangkan pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air
sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk
menjamin agar kualitas tetap dalam kondisi ilmiahnya.
Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk
dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82
tahun 200 1, klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas:
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minurn, clan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
b. Kelas

dua,

air

yang

peruntukannya

dapat

digunakan

untuk

prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
air untuk pertanaman, dan atau peruntulian lain yang mensyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut.
c. Kelas

tiga,

air

yang

peruntukannya

dapat

digunakan

untuk

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman
dan atau peruntukan lain yang mensyarztkan mutu air dengan kegunaan
tersebut.
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air sama
dengan kegunaan tersebut.
Pengertian kualitas lingkungan (perairan) adalah sebagai faktor biofisikakimia yang mempengaruhi kehidupan organisme perairan dalam ekosistemnya.
Air yang kita pergunakan h m s memenuhi kualitas sesuai dengan peruntukannya
(Soemanvoto, 200 1). Menurut Wardoyo (198 I), perairan yang ideal adalah
perairan yang dapat mendukung organisme dalam menyelesaikan daur hidupnya.

2.5. Pencemaran Air

Definisi pencemaran air menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun
2001 adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau

komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya. Air dapat tercemar oleh bahan-bahan kimia
yang bersifat organik, anorganik, unsur-unsur renik dan lain-lain. Klasifikasi
secara umum dari zat pencemar air diperlihatkan dalam Tabel 2.
Salah satu fenomena yang sering dijumpai dalam perairan adalah
eutrofikasi. Menurut Achmad (2004), istilah eutrofikasi berasal dari bahasa

Yunani yang berarti nutrisilhara baik, yang menjelaskan suatu kondisi danau atau
penampungdsumber air yang menyebabkan kemerosotan kualitas airnya.
Langkah pertama dalam eutrofikasi adalah adanya masukan dari hara-hara
tanaman yang berasal dari buangan hara atau nutrien, mencapai badan air yang
kemudian menghasilkan sejumlah besar biomassa tanaman melalui fotosintesis.
Biomassa yang mati terakumulasi di dasar danau yang sedikit demi sedikit
mengalami pembusukan, dan menghasilkan kembali gas C 0 2 , fosfor, nitrogen,
dan kalium. Bila danau tidak terlalu dalam, aka-akar tanaman di dasar danau
mulai tumbuh, meningkatkan akumulasi dari material padat dalam danau atau
kolam.
Tabel 2. Klasifikasi umum dari bahan pencemar air
Jenis Bahan Pencemar
Unsur-unsur renik
Senyawa organ logam
Polutan anorganik
Asbestas
Hara-ganggang
Radionuklida
Asiditas, alkalinitas, salinitas tinggi
Zat pencemar organik renik
Pestisida
PCB
Karsinogen
Limbah minyak
Patogen
Detergen
Sedimen
Rasa, bau, dan warna

Pengaruhnya
Kesehatan. biota akuatik
Transpor logam
Toksisitas. biota akuatik
Kesehatan manusia
Eutrofikasi
Toksisitas
Kualitas air. kehidupan akuatik
Toksisitas
Toksisitas. biota akuatik, satwa liar
Kesehatan manusia
Penyebab kanker
Satwa liar. estetik
Kesehatan
Introfikasi. estetik
Kualitas air. estetik
Estetik

Sumber: Manahm (1 994) dalam Achmad (2004).

Buangan domestik, komersial, proses pembuatan makanan, dan industri
merupakan sumber yang mengandung bahan-bahan polutan yang cukup banyak,
termasuk jenis bahan pencemar organik seperti diperlihatkan dalam Tabel 3.
Sebagian dari bahan pencemar ini terutama zat-zat yang membutuhkan oksigen
seperti minyak, gemuk, dan beberapa padatan yang dikeluarkan dari proses
pengolahan , air primer dan sekunder. Sedangkan bahan-bahan pencemar lain
seperti garam-garam, logam-logam berat dan bahan-bahan orgznik yang tahaii
urai dapat dihilangkan dengan efisiensi (Achmad, 2004).
Tabel 3. Beberapa komponen primer air buangan dari sistem buangan air kota
Komponen (Konstituen)
Zat-zat
yang
membutuhkan oksigen
Bahan organik tidak
terdegradasi
Virus
Deterjen

Minyak dan lemak
Fosfat
Garam-garam
Logam berat
Agen chelat
Padatan

Sumber potensial
Efek dalam air
Bahan-bahan organik terutama Mengurangi oksigen terlarut
feses
Buangan industri, produk-produk Toksik terhadap kehidupan
rumah tangga
akuatik
Buangan manusia
Menyebabkan penyakit
Rumah tangga
Terganggunya
estetika,
menghambat
penghilangan
minyak,
toksik
terhadap
kehidupan akualtik
Proses pembuatan makanan dan Estetika,
berbahaya
bagi
limbah industri
kehidupan akuatik
Deterjen
Nutrisi bagi ganggang
Buangan manusia, pelunakan air, Meningkatnya salinitzs
limbah industri
Limbah industri
Toksisitas
Laboratorium kimia, beberapa Pelarutan
logam
berat
deterjen, limbah industri
transportasinya
Semua sumber
Estetika, kehidupan akuatik

Sumber: Manahan (1994) dalam Achmad (2004).
2.6. Sifat Fisik dan Kimia Perairan Sungai

Air adalah pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan sehingga air
merupakan media transport utama bagi zat-zat makanan dan produk buangan atau
sampah yang dihasilkan oleh proses kehidupan. Hal ini mengakibatkan air di bumi
tidak pernah dijumpai dalam keadaan murni. Pencemaran air dapat ditunjukkan
oleh sifat fisik, kimia dan biologi perairan. Sifat fisika dan kimia badan air sangat
mempengaruhi kehid~panakuatik (Achmad, 2004).

2.6.1. Sifat Fisika Perairan

Menurut Mays (1996), sifat-sifat atau karakteristik fisika air secara kualitatif
ditentukan oleh temperatur (suhu) melalui sentuhan; kecepatan arus, kekeruhan,
dan padatan tersuspensi melalui penglihatan serta rasa dan bau melalui perasa dan
penciuman Selanjutnya sifat fisika perairan ini dapat mempengaruhi sifat kimia
maupun biologis suatu perairan dan nilai manfaat dari perairan tersebut baik
secara langsung maupun tidak langsung (Wardoyo, 1981).
2.6.1.1. Suhu

Suhu normal air bervariasi antara 0-35 'C tergantung pada sumber,
kedalaman, dan musirn. Suhu air mempengaruhi beberapa sifat dan karakteristik
air seperti densitas, viskositas, tegangan permukaan, kapasitas termal, entalpi,
tekanan, konduktivitas jenis, salinitas, dan kelaritan gas seperti oksigen dan
karbon dioksida. Kecepatan reaksi kimia dan biologis meningkat dengan adanya
kenaikan suhu. Kecepatan reaksi biasanya meningkat dua kali lipat jika suhu naik
10 O C (Mays, 1996).
Perubahan suhu akan mempengaruhi proses kimia dan biologi. Perubahan
suhu yang besar akan berakibat terhadap kelangsungan hidup biota perairan
seperti ikan d