Pertumbuhan Isolat Bakteri Rumen Pencerna Serat dan Karakteristik Fermentasinya dalam Media yang Disuplementasi Mineral

PERTUMBUHAN ISOLAT BAKTERI RUMEN PENCERNA
SERAT DAN KARAKTERISTIK FERMENTASINYA
DALAM MEDIA YANG DISUPLEMENTASI
MINERAL

SKRIPSI
RIZKINIA GUNARSIH

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

RINGKASAN
RIZKINIA GUNARSIH. D24062825. 2010. Pertumbuhan Isolat Bakteri Rumen
Pencerna Serat dan Karakteristik Fermentasinya dalam Media yang
Disuplementasi Mineral. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Prof. Dr. Ir. Toto Toharmat, M. AgrSc.
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Dwierra Evvyernie A, MS., MSc.
Mikroba rumen sangat penting dalam proses pencernaan pakan dan

penyediaan protein pada ruminansia. Pertumbuhan mikroba dalam rumen sangat
tergantung pada ketersediaan, baik jumlah maupun kualitas nutrien dalam pakan.
Laju aktivitas selulolitik mikroba rumen ternak kerbau (43,2%/hari) lebih tinggi
dibandingkan dengan ternak sapi (6,3%/hari). Ketersediaan mineral dalam pakan
ruminansia sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroba dan induk semangnya.
Upaya meningkatkan produksi ternak sering dilakukan melalui peningkatan
pertumbuhan dan aktifitas mikroba rumen melalui penambahan mineral. Penelitian
ini bertujuan untuk menyeleksi isolat bakteri rumen kerbau yang mampu hidup
dalam berbagai jenis media yang mengandung berbagai jenis mineral berkonsentrasi
tinggi dan mengkaji kemampuan fermentabilitas isolat bakteri tersebut di dalam
rumen secara in vitro dengan substrat serat yang berbeda.
Penelitian ini terdiri dari 3 percobaan. Percobaan 1 dilakukan pemilihan isolat
bakteri berdasarkan produksi bahan kering sel bakteri dan data dari penelitian
sebelumnya dari 12 isolat bakteri menjadi 6 isolat bakteri terpilih. Percobaan 2 yaitu
pertumbuhan keenam isolat bakteri terpilih sebagai perlakuan di dalam calf starter
bermineral Co, Cu, Zn, dan Mn tinggi dengan mengukur produksi bahan kering sel
bakteri, dan pH. Percobaan 3 dilakukan evaluasi pengaruh penambahan mineral
organik sebagai produk Isolat terhadap fermentabilitas In Vitro Jerami padi (JP) dan
rumput gajah (RG) dengan 4 perlakuan (JP=jerami padi, JP+OR=jerami
padi+mineral organik, JP+SU=jerami padi+susu, dan JP+MIX=jerami padi+premix),

begitu pula dengan rumput gajah. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu tabung reaksi, sumbat karet, isolasi panviks, label, cawan Conway, tabung
fermentor, pipet, magnetic stirrer, tabung destilasi, labu Erlenmeyer, tabung hungate,
botol film, gelas piala, autoclave, penangas air, termos, shaker water bath, oven
1050C, cawan porselen, eksikator, timbangan, tabung gas CO2, botol selai, buret, Coklorida, Cu-sulfat, susu, pakan starter, 12 isolat bakteri, brain heart infusion (BHI),
larutan McDougall, rumput gajah, jerami padi, cairan rumen, asam borat, larutan
HgCl2, larutan Na2CO3 jenuh, larutan H2SO4, vaselin, dan gas CO2. Rancangan
percobaan yang digunakan untuk ketiga percobaan ialah sama yaitu Rancangan Acak
Lengkap (RAL) sebanyak 3 ulangan.
Dari hasil pemilihan isolat pada percobaan 1 terpilih 6 isolat bakteri terbaik
(B, C, E, F, G dan L) yang mampu tumbuh dalam media BHI dan memiliki nilai
aktifitas enzim yang tinggi berdasarkan penelitian sebelumnya. Selain itu, produksi
BK sel pada media BHI bermineral Co, Zn, dan Mn tidak berbeda nyata antar isolat
bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa semua isolat bakteri yang berjumlah 12
mempunyai kemampuan yang sama, baik dalam memanfaatkan nutrien pakan
maupun daya adaptasi terhadap media BHI bermineral Co, Zn, dan Mn. Produksi BK
i
 

sel bakteri berkisar 0,5–5,50 mg/ml. Lain halnya dengan pertumbuhan isolat bakteri

pada media bermineral Co, isolat bakteri pencerna serat tersebut memiliki
kemampuan yang berbeda (P