Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan pupuk anorganik adalah dengan penambahan bahan organik kedalam tanah. Dalam penelitian ini bahan
organik yang digunakan adalah limbah ternak berupa pupuk kandang pukan. Penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk
kimia. Menurut Novizan 2005, pukan adalah pupuk yang berasal dari kotoran- kotoran hewan yang tercampur dengan sisa makanan dan urin yang didalamnya
mengandung unsur hara N, P, dan K yang dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah.
Pukan ayam dan sapi merupakan salah satu bahan organik yang dapat dikomposkan. Pengomposan dengan menggunakan dekomposer yang
mengandung mikroorganisme dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organik tersebut. Jenis dekomposer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dekomposer yang mengandung mikrobia pengurai seperti Azospirillum, Aspergillus, Actinomicetes, Lactobacillus, Pseudomonas, serta yeast yang
berfungsi sebagai penambat N, pelarut P dan K sehingga proses pengomposan menjadi lebih cepat dibandingkan dengan pengomposan secara konvensional.
Percobaan ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara
yang diberi bokashi pupuk kandang dan pupuk NPK 15:15:15? 2.
Kombinasi bokashi pupuk kandang dan pupuk NPK 15:15:15 manakah yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi yang lebih baik pada tanaman
tomat?
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pertumbuhan dan produksi
tanaman tomat antara yang diberi bokashi pupuk kandang dan pupuk NPK 15:15:15.
2. Untuk mengetahui kombinasi bokashi pupuk kandang dan pupuk NPK
15:15:15 yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi yang lebih baik pada tanaman tomat.
1.3 Landasan Teori
Dalam rangka menyusun penjelasan teoritis terhadap pertanyaan yang telah dikemukakan, penulis menggunakan landasan teori sebagai berikut:
Tanaman tomat sangat responsif terhadap pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu usaha penambahan unsur-unsur hara makro dan mikro yang esensial
bagi tanaman untuk memperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman yang optimal. Jenis dan kuantitas unsur hara yang diaplikasikan akan tergantung pada status
hara tanah dan kebutuhan hara tanaman yang dibudidayakan. Ketidakseimbangan status hara tanah dapat menyebabkan tanaman menjadi stres sehingga
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terhambat. Ketidakseimbangan status hara tanah juga dapat mengakibatkan penurunan
kualitas dan kuantitas hasil bagi tanaman yang dibudidayakan Lakitan,1995.
Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik ataupun pupuk anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari sisa-sisa mahluk
hidup yang diolah melalui proses pembusukan dekomposisi oleh bakteri pengurai dan memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Pupuk anorganik
merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi Novizan, 2005.
Pupuk organik merupakan salah satu bahan pembenah tanah yang paling baik
untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tanah daripada bahan pembenah tanah buatan. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik dapat
mencegah terjadinya erosi, pergerakan permukaan tanah ‘crusting’ dan retakan tanah, mempertahankan kelengasan tanah serta memperbaiki pengatusan dakhil
‘ internal drainage’. Sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman rerumputan, semak, perdu dan pohon, limbah dan limbah
agoindustri Sutanto, 2002. Menurut Sutanto 2002, sifat tanah sangat dipengaruhi oleh kandungan bahan
organik. Tanah yang banyak mengandung bahan organik lebih bersifat terbuka sarang sehingga aerasi tanah lebih baik dan tidak mudah mengalami pemadatan
daripada tanah yang memiliki bahan organik rendah. Tanah yang kaya bahan organik memiliki warna yang lebih kelam daripada tanah yang mengandung
bahan organik rendah. Tanah yang bewarna kelam lebih banyak menyerap sinar matahari. Apabila sinar
matahari yang diserap tanah lebih banyak maka lebih banyak hara, oksigen dan air yang diserap tanaman melalui perakaraan. Tanah yang kaya bahan organik
relatif lebih sedikit mengandung unsur hara yang terfiksasi mineral tanah sehingga unsur hara yang tersedia bagi tanaman lebih besar. Hara yang digunakan oleh
mikroorganisme tanah bermanfaat dalam mempercepat aktivitasnya, meningkatkan dekomposisi bahan organik dan mempercepat pelepasan hara
Sutanto, 2002. Menurut Sunarjono 2006, pupuk berfungsi menyediakan unsur hara organik bagi
tanaman, memperbaiki struktur tanah, dan menahan air dalam tanah. Jenis pupuk yang dapat diberikan untuk tanaman sayuran adalah pukan atau kompos. Pukan
atau kompos yang digunakan harus yang telah jadi dan sudah tidak mengalami pembusukan dan penguraian lagi sehingga tidak menghasilkan panas. Adanya
panas dari proses pembusukan pupuk mentah dapat mengakibatkan tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.
Tabel 1. Kadar hara beberapa bahan dasar pupuk organik sebelum dan sesudah dikomposkan
Jenis bahan asal Kadar hara g 100 g
-1
C N
CN P
K ------
------
Bahan segar
Kotoran Sapi 63,44
1,53 41,46
0,67 0,70
Kotoran kambing 46,51
1,41 32,98
0,54 0,75
Kotoran ayam 42,18
1,50 28,12
1,97 0,68
Kompos ------
Sapi 2,34
16,80 1,08
0,69 Kambing
1,85 11,30
1,14 2,49
Ayam 1,70
10,80 2,12
1,45 Sumber: Hartatik dan Widowati 2005.
Berdasarkan hasil penelitian Wigati, Syukur, dan Bambang 2006, pemberian pupuk kandang ayam sampai 20 tonha nyata meningkatkan kualitas tanah