Kemudian melakukan pengukuran level suara didalam kotak dengan menempatkan sampel dalam kotak tersebut untuk mengukur tingkat intensitas
yang ditransmisikan. Menempatkan speaker aktif dalam kotak tersebut. Dengan cara yang sama seperti mengukur level sumber suara dan level intesitas dB dari
masing-masing frekuensi tersebut. Artinya besar tingkat intesitas yang terukur merupakan besaran yang ditransmisikan oleh bahan tersebut.
Gambar 3.2. Alat uji sound level meter.
Tingkat intensitas suara yang terserap dapat diukur dari selisih antara tingkat sumber suara dengan tingkat intensitas suara yang ditransmisikan dengan
mengetahui besarnya intensitas suara yang diserap I
a
dan intensitas sumber suara yang datang I
i
maka koefisien absorbsi α dari sampel dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan 2.6.
4. Konduktivitas Termal
Pengukuran konduktivitas termal bertujuan untuk mengetahui sampel dalam menghantarkan panas. Salah satu metode untuk menentukan besar konduktivitas
termal suatu bahan adalah dengan metode Hot Wire Test. Hot Wire Test mengikuti prosedur dari ASTM C 1113-99 tentang Standard Test Method for Thermal
Conductivity of Refractories by Hot Wire. Benda uji berupa batangan berbentuk silinder dengan diameter 4,8 cm dan tebal 2 cm.
E. Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian ini ditunjukkan seperti pada Gambar 3.1.
Gambar 3.3. Diagram alir pembuatan sampel.
Pasir 100 Mesh Styrofoam 50 mesh
Semen
Penimbangan
Pengadukan
Pencetakan
- Porositas - Daya redam suara
- Sifat termal Karakterisasi
Sifat Fisis Sifat Mekanika
Hasil Kuat tekan
Kesimpulan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah telah dilakukan tentang komposit plester dinding styrofoam-semen dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Pembuatan dan karakterisasi komposit plester dinding bangunan sebagai
peredam suara menggunakan bahan styrofoam-semen dengan metode yang digagas yaitu mtode padatan berhasil dilakukan.
2. Hasil uji kuat tekan sampel dan densitas menunjukkan bahwa semakin
besar komposisi penambahan styrofoam maka kuat tekan sampel dan densitas akan semakin kecil. Nilai porositas sampel cenderung mengalami
kenaikan seiring dengan penambahan komposisi styrofoam. 3.
Penambahan persentasi komposisi styrofoam cenderung mengakibatkan penurunan nilai konduktivitas dan secara keseluruhan sampel memiliki
daya hantar panas yang cukup baik . Berdasarkan hasil karakteristik sampel maka komposit semen-styrofoam dengan komposisi semen 10 dan
styrofoam 50 merupakan komposit yang paling cocok untuk diaplikasikan sebagai plester dinding peredam suara, dengan karakteristik
koefisien penyerapan α untuk frekwensi 125 – 1000 Hz sebesar 0,26 -
0,38, serta memiliki besar kuat tekan 0,6 MPa, konduktivitas termal 1,2 J s
-1
m
-1
K
-1
, dan porositas 25 .
B. Saran
Untuk melengkapi penelitian semen-styrofoam yang dibuat sampai tahap komersialisasi,
maka perlu
dilakukan kajian
lebih lanjut
tentang tekno-ekonomi.