Inseminasi Buatan Waktu dan Tempat Penelitian

23

G. Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan kawin suntik adalah salah satu teknik mengawinkan sapi dengan cara menyuntikkan mani semen ke dalam organ reproduksi sapi betina. Pejantan tidak secara langsung mengawini betina, melainkan dengan bantuan manusia. Sapi betina yang akan dikawinkan harus dalam kondisi birahi atau estrus, agar sperma sapi jantan dapat membuahi sel telur sehingga akan terjadi kebuntingan. Sperma yang digunakan berasal dari bibit sapi pejantan unggul yang memiliki catatan yang jelas. Keuntungan dari inseminasi buatan IB antara lain efisiensi penggunaan pejantan unggul, mencegah penularan penyakit yang ditularkan lewat perkawinan secara alami, menghemat biaya dan tenaga, seleksi ternak semakin mudah dilakukan, meningkatkan efisiensi reproduksi dan produktifitas ternak, mengatasi kesulitan perkawinan akibat perbedaan berat badan, serta menghasilkan hybrid baru. Kerugian IB antara lain jika jumlah pejantan terbatas dapat terjadi inbreeding, efisiensi menjadi rendah apabila inseminator kurang terampil, sperma dapat lebih mudah tersebar kemana-mana dalam waktu yang lebih cepat jika tercemar penyakit, dan IB intra uterina pada ternak yang sudah bunting dapat mengakibatkan abortus Ismaya, 1998. Keterlambatan pelayanan IB akan berakibat pada kerugian waktu yang cukup lama. Jarak antara satu estrus ke estrus selanjutnya adalah kira-kira 21 hari sehingga bila satu estrus terlewati maka kita masih harus menunggu 21 hari lagi untuk melaksanakan IB selanjutnya. Kegagalan kebuntingan setelah pelaksanaan IB juga akan berakibat pada terbuangnya waktu percuma, selain kerugian materiil 24 dan immateriil karena terbuangnya semen cair dan alat pelaksanaan IB serta terbuangnya biaya transportasi baik untuk melaporkan dan memberikan pelayanan dari pos IB ke tempat sapi estrus berada. 25 III. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada November 2012 sampai Februari 2013 di Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH PARITAS TERHADAP PERSENTASE ESTRUS DAN KEBUNTINGAN PADA SAPI BALI YANG DISINKRONISASI ESTRUS DENGAN DUA KALI PENYUNTIKAN PROSTAGLANDIN F 2 α (PGF 2 α )

2 48 34

RESPON KECEPATAN TIMBULNYA ESTRUS DAN LAMA ESTRUS PADA BERBAGAI PARITAS SAPI BALI SETELAH DUA KALI PEMBERIAN PROSTAGLANDIN F2α (PGF2α

0 36 32

Efektivitas Sinkronisasi Estrus Menggunakan Progesteron dan Kombinasinya dengan Estrogen terhadap Respons Estrus dan Angka Kebuntingan pada Sapi Potong

0 10 85

PENGARUH DOSIS GnRH TERHADAP KARAKTERISTIK ESTRUS SAPI PESTSIR YANG DISINKRONISASI PGF2a.

0 0 6

KORELASI BOBOT BADAN DENGAN RESPON ESTRUS PADA DOMBA LOKAL YANG DISINKRONISASI ESTRUS.

0 0 2

PENGARUH PEMBERIAN HORMON PROSTAGLANDHIN F2α DAN GONADOTROPHIN RELEASING HORMONE TERHADAP TIMBULNYA ESTRUS PADA SAPI SIMMENTAL PERANAKAN ONGOLE DALAM PROGRAM SINKRONISASI ESTRUS.

0 0 8

APLIKASI HORMON PROSTAGLANDHIN F2α DAN GONADOTROPHIN RELEASING HORMONE TERHADAP TAMPILAN ESTRUS SAPI SIMMENTAL PERANAKAN ONGOLE DALAM PROGRAM SINKRONISASI ESTRUS.

0 0 12

RESPONS ESTRUS SAPI RESIPIEN FH YANG DISINKRONISASI DENGAN HORMONE GnRH, ESROGEN, PROGESTERON DAN PROSTAGLANDIN ESTRUS RESPONSE OF FH COWS RECIPIENT AFTER SYNCHRONIZED WITH GnRH HORMONE, ESROGEN, PROGESTERON DAN PROSTAGLANDIN

0 0 10

RESPON KECEPATAN TIMBILNYA ESTRUS DAN LAMA ESTRUS PADA BERBAGAI PARITAS SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) SETELAH DUA KALI PENYUNTIKAN PROSTAGLANDIN F

0 0 9

Pengaruh Paritas Terhadap Persentase Estrus dan Kebuntingan Pada Sapi Bali yang Disinkronisasi Estrus dengan Dua Kali Penyuntikan Prostaglandin F2 α (PGF2 α) The Effect of Parities on The Percentage of Estrous and Conception of Bali Cows After Estrous Syn

0 0 6