5. Kesimpulan dan Saran Bab ini menjelaskan mengenai hasil dan kesimpulan yang dapat ditarik
setelah dilakukan penelitian sehubungan dengan masalah yang telah ditentukan pada bab sebelumnya. Selain itu juga akan diberikan beberapa
saran untuk penelitian selanjutnya atau untuk pengembangan lokasi penelitian di masa mendatang.
3.3. Pelaksanaan Penelitian
Metode yang kami lakukan dalam penelitian ini adalah : 1.
Penentuan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan langsung di daerah aliran sungai Deli di kota
Medan. Selain ke lokasi penelitian dilakukan juga pencarian informasi tentang daerah irigasi di wilayah tersebut dengan menanyakan kepada
pegawai dinas PU bagian pengairan di Kota Medan kemudian mengambil data-data yang diperlukan. Selain itu, data-data pelengkap diambil di
Kantor Badan Meteorologi dan Klimatologi BMKG untuk menunjang penulisan tugas akhir ini.
2. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis
hidrologi berupa analisis curah hujan, debit andalan, analisis water balance, serta menentukan potensi suplesi berupa trase dan dimensi
saluran.
3.4 Variabel yang diamati
Beberapa variabel dalam penelitian ini adalah intensitas curah hujan, daerah aliran sungai, debit andalan, dan topografi.
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Curah Hujan Kawasan DAS Deli
Perhitungan data curah hujan kawasan bertujuan untuk mengetahui curah hujan yang terjadidi Daerah Aliran Sungai Deli yangdimulai dari hulu sampai hilir
Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Polygon Thiessen DAS Deli
22,57 km
2
71,14 km
2
256,29 km
2
Dari perhitungan luas area dengan menggunakan metode Polygon Thiessen yang dibagi menjadi 3 daerah diatas dapat dijelaskan pada berikut Tabel
4.1. Tabel 4.1 Luas Areal Pengaruh Stasiun Hujan Daerah Aliran Sungai Deli
No. Nama Stasiun Penakar Curah Hujan
Luas Areal
1 Stasiun Polonia
256,29 km
2
2 Stasiun Tuntungan
71,14 km
2
3 Stasiun Patumbak
22,57 km
2
Luas Total 350 km
2
Sumber hasil perhitungan Tabel 4.2 Data Curah Hujan Bulanan dan Harian Maksimum Stasiun Polonia
Sumber: Data Sekunder, BMKG Sampali Tahun
Jan mm
Feb mm
Mar mm
Apr mm
May mm
Jun mm
Jul mm
Aug mm
Sep mm
Oct mm
Nov mm
Dec mm
Harian maksimum
mm 2003
73 37
152 106
29 65
117 54
94 96
82 79
152 2004
29 36
55 70
66 20
32 60
38 52
62 40
70 2005
64 39
46 20
78 37
68 42
37 28
59 55
78 2006
58 35
42 47
60 62
21 53
38 23
47 57
62 2007
97 86
54 83
90 74
116 45
99 84
78 68
116 2008
43 58
64 70
44 72
51 81
77 65
59 49
81 2009
49 43
55 53
60 50
43 59
63 61
54 34
63 2010
54 28
55 35
23 79
72 60
64 106
99 79
106 2011
91 177
140 89
118 90
134 163
84 44
109 175
177 2012
52 19
30 50
40 22
50 36
25 44
33 29
52
Tabel 4.3Data Curah Hujan Bulanan dan Harian Maksimum Stasiun Tuntungan
Sumber: Data Sekunder, BMKG Sampali
Tabel 4.4 Data Curah Hujan Bulanan dan Harian Maksimum Stasiun Patumbak Tahun
Jan mm
Feb mm
Mar mm
Apr mm
May mm
Jun mm
Jul mm
Aug mm
Sep mm
Oct mm
Nov mm
Dec mm
Harian Maksimum
mm 2003
48 95
58 65
53 70
111 81
96 73
68 108
108 2004
82 79
55 73
51 42
39 56
80 64
64 77
82 2005
69 86
63 85
46 96
112 82
53 72
105 88
112 2006
13 20
38 29
38 21
27 20
40 37
30 16
40 2007
109 144
136 161
113 126
91 146
111 106
126 110
161 2008
104 113
101 103
93 105
109 77
86 71
88 107
113 2009
40 39
42 27
50 29
42 45
25 30
34 28
50 2010
57 36
27 46
74 62
77 98
95 65
73 46
98 2011
72 53
55 82
75 29
59 56
43 55
26 21
82 2012
66 80
103 105
69 56
70 82
89 103
46 59
103
Sumber: Data Sekunder, BMKG Sampali Tahun
Jan mm
Feb mm
Mar mm
Apr mm
May mm
Jun mm
Jul mm
Aug mm
Sep mm
Oct mm
Nov mm
Dec mm
Harian Maksimum
mm 2003
109 99
58 100
89 45
53 69
41 83
66 85
109 2004
86 93
81 62
76 42
39 58
62 46
26 68
93 2005
232 316
93 86
91 37
89 38
504 459
262 329
93 2006
77 100
32 101
93 42
80 44
58 71
86 63
101 2007
437 60
115 100
118 203
204 138
236 280
170 396
118 2008
92 86
57 48
38 95
74 64
41 87
43 67
95 2009
42 70
41 49
83 73
99 35
93 50
35 88
99 2010
108 140
103 67
93 134
69 148
55 90
114 122
148 2011
54 77
67 113
84 51
40 90
124 101
103 120
124 2012
33 56
26 60
41 72
51 47
27 62
49 39
62
Kemudian data-data diatas diinput ke dalam rumus metode Polygon Thiessen.
i i
n i
R A
A R
A R
A R
A R
3 3
2 2
1 1
dimana: Ri = Curah Hujan Maksimum tiap stasiun mm
Ai= Luas Area Stasiun km
2
A= Total Luas Area Stasiun km
2
Contoh perhitungan :
i i
n i
R A
A R
A R
A R
A R
3 3
2 2
1 1
256, 29 177 71,14 82 22,57 124 350
R
99358,82 350
R
154, 273 R
45363,33 5833, 48 2798, 68 350
R
Dengan metode Polygon Thiessenmaka didapat rangking daripada curah hujan regional maksimum Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perhitungan Curah Hujan Regional Harian Maksimum DAS Deli
No. Tahun
Curah Hujan Harian Maksimum RH
max
mm RHmax
mm Polonia
mm Tuntungan
mm Patumbak
mm
1 2011
177 124
82 154,2728
2 2003
152 109
108 140,2838
3 2007
116 118
161 125,2755
4 2010
106 148
98 107,0823
5 2008
81 95
113 88,40703
6 2005
78 93
112 85,87803
7 2004
70 93
82 73,92226
8 2012
52 62
103 63,01097
9 2009
63 99
50 62,67914
10 2006
62 101
40 60,04329
Sumber hasil perhitungan
4.1.1 Perhitungan Koefisien Pengaliran DAS Deli
Lokasi Studi
Gambar 4.2 Peta Rencana Tata Ruang Kota Medan BAPPEDA PEMPROVSU,2010
Tabel 4.6 Zona Penggunaan Lahan DAS Deli No
Zona Penggunaan Lahan Luas Area ha
1 Air Danau Situ
1,61 2
Air Empang 179,06
3 Air Rawa
3730,23 4
Air Tawar Sungai 950,40
5 Budaya Lainnya
204,41 6
Hutan Rimba 15152,87
7 Pasir Bukit Pasir Darat
9,02 8
Pasir Bukit Pasir Laut 253,08
9 Perkebunan Kebun
15800,61 10
Permukiman Tempat Kegiatan
10475,44 11
Sawah 9149,64
12 Semak Belukar Alang Alang
8422,29 13
Tegalan Ladang 2811,50
Sumber : Analisa data dan peta RBI Medan Koefisien limpasan merupakan variabel yang paling menentukan
debit banjir. Pemilihan harga C yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas. Faktor utama yang memepengaruhi C adalah laju infiltrasi tanah atau
persentase lahan kedap air, kemiringan lahan, tanaman penutup tanah, dan intensitas hujan. Koefisien limpasan juga tergantung pada sifat dan kondisi tanah.
Laju infiltrasi menurun pada hujan yang terus-menerus dan juga dipengaruhi oleh kondisi kejenuhan air sebelumnya. Faktor lain yang mempengaruhi nilai C yaitu
air tanah, derajat kepadatan tanah, porositas tanah dan simpanan depresi Suripin,2004.
Tabel 4.7 Nilai Koefisien Pengaliran di DAS Deli No
Zona Penggunaan Lahan Koefisien
Limpasan © Luasan Area
ha C x A
1 Air danausitu
0.15 1.61
0.2415 2
Air empang 0.15
179.06 26.859
3 Air rawa
0.15 3730.23
559.5345 4
Air tawar sungai 0.15
950.4 142.56
5 Budidaya lainnya
0.2 204.41
40.882 6
Hutan rimba 0.05
15152.87 757.6435
7 Pasirbukit pasir darat
0.2 9.02
1.804 8
Pasirbukit pasir laut 0.2
253.08 50.616
9 Perkebunankebun
0.4 15800.61
6320.244 10
Permukiman dan tempat kegiatan 0.9
10475.44 9427.896
11 Sawah
0.15 9149.64
1372.446 12
Semak belukaralang-alang 0.2
8422.29 1684.458
13 Tegalanladang
0.2 26811.50
5362.3 Total
91140.16 25747.4845
Sumber hasil perhitungan
C
rerata
=
. .
= 0.282517357 = 0.28
Dari hasil perhitungan diatas maka nilai koefisien limpasan 0.28 ini dapat diartikan bahwa air hujanyang turun akan melimpas ke permukaan dan mengalir
menuju daerah hilir Tabel 4.7.Nilai koefisien ini juga dapat digunakan untuk menentukan kondisi fisik dari DAS Deli yang artinya memiliki kondisi fisik yang
baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kodoatie dan Syarief 2005, yang menyatakan bahwa angka koefisien aliran permukaan itu merupakan salah satu
indikator untuk menentukan kondisi fisik suatu DAS. Nilai C berkisar antara 0 - 1.
Nilai C = 0 menunjukkan bahwa semua air hujan terinterepsi dan terinfiltrasi ke dalam tanah dan sebaliknya untuk C = 1 menunjukkan bahwa semua air hujan
mengalir sebagai aliran permukaan run off. Perubahan tata guna lahan yang terjadi secara langsung mempengaruhi debit puncak yang terjadi pada suatu DAS.
4.1.2 Penentuan Pola Distribusi Hujan
Penentuan pola
distribusi atau
sebaran hujan
dilakukan dengan
menganalisa data curah hujan harian maksimum yang diperoleh dengan menggunakan analisis frekuensi. Untuk menentukan jenis sebaran yang akan
digunakan dalam menetapkan periode ulangreturny analisa frekuensi maka dicari parameter statistik dari data curah hujan wilayah baik secara normal
maupun secara logaritmatik. Langkah yang ditempuh adalah dengan menggunakan data-data mulai dari
terkecil sampai terbesar. Dari hasil analisis diperoleh nilai untuk masing-masing parameter statisik. Untuk menganalisis probabilitas curah hujan biasanya dipakai
beberapa macam distribusi yaitu: A Distribusi Normal, B Log Normal, CLog Pearson Type III, DGumbel.
4.1.3 Parameter Statistik Sebaran Normal
Data-data yang digunakan dalam perhitungan parameter statistik sebaran normal dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Analisa Curah Hujan Distribusi Normal
No Curah hujan mm Xi
1 154,273
58,187 3385,763
2 140,284
44,198 1953,488
3 125,276
29,190 852,057
4 107,082
10,997 120,930
5 88,407
-7,678 58,959
6 85,878
-10,207 104,193
7 73,922
-22,163 491,210
8 63,011
-33,075 1093,926
9 62,679
-33,406 1115,986
10 60,043
-36,042 1299,043
Jumlah 960,86
10475,555
X
96,086 S
34,117
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari data-data diatas didapat: 960,86
X 96, 087 mm
10
Standar deviasi:
2 i
X X
10475,555 S
34,117 n 1
10 1
i
X X
X
i
- X
2
Selanjutnya pada analisa curah hujan rencana dengan distribusi normal diperlukan nilai KT variabel reduksi yang diperoleh dari tabel 2.1 untuk
menentukan analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Normal seperti pada tabel 4.9 dibawah ini.
Tabel 4.9 Analisa Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Normal
No Periode ulang T
tahun K
T
X
S Curah Hujan X
T
mm 1
2 0,00
96,086 34,117
96,086 2
5 0,84
96,086 34,117
124,744 3
10 1,28
96,086 34,117
139,755 4
25 1,64
96,086 34,117
152,037 5
50 2,05
96,086 34,117
166,025 6
100 2,33
96,086 34,117
175,577
Sumber: Hasil Perhitungan
Berikut hasil analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Normal: Untuk periode ulang T 2 tahun
X
T
= X
+ K
T
´ S
= 96,086 + 0 x 34,117 = 96,086 mm Untuk periode ulang T 5 tahun
X
T
= X
+ K
T
´ S
= 96,086 + 0,84 x 34,117 = 124,744 mm
4.1.4Analisa Curah Hujan Distribusi Log Normal
Data-data yang digunakan dalam perhitungan parameter statistik dengan sebaran logaritmatik dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Analisa Curah Hujan dengan Distribusi Log Normal
No Curah hujan mm Xi Log X
i
2 i
Log X Log X
1
154,273 2,188
3385,763 0,053
2 140,284
2,147 1953,488
0,035 3
125,276 2,098
852,057 0,019
4 107,082
2,030 120,930
0,005 5
88,407 1,946
58,959 0,000
6 85,878
1,934 104,193
0,001 7
73,922 1,869
491,210 0,008
8 63,011
1,799 1093,926
0,025 9
62,679 1,797
1115,986 0,026
10 60,043
1,778 1299,043
0,032 Jumlah
960,86 19,587 10475,555
0,205
X
96,086 S
34,117
Sumber: Hasil perhitungan
Dari data-data diatas didapat : 960,86
X 96, 086 mm
10
Standar deviasi :
2 i
X X
10475,555 S =
34,117 n -1
10 -1
X
i
- X
2
Tabel 4.11 Analisa Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Normal
No Periode ulang
T tahun K
T
Log X Log S
Log X
T
Curah hujan XT 1
2 1.959
0,151 1,959
90,929 2
5 0.84
1.959 0,151
2,086 121,787
3 10
1.24 1.959
0,151 2,146
140,04 4
25 1.64
1.959 0,151
2,207 160,93
5 50
2.05 1.959
0,151 2.269
185.59 6
100 2.33
1.959 0,151
2,31 204,56
Sumber: Hasil Perhitungan
Berikut adalah hasil analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Log Normal:
Log X
T
=
T = 2 tahun Log X
2
= 1,959+ 0 × 0,151 Log X
2
= 1,959 X
2
= 90,99 mm
Log X
T
=
T = 5 tahun Log X
2
= 1,959 + 0.84 × 0,151 Log X
2
= 2,086 X
2
= 121,787 mm
Log X
T
=
T = 10 tahun Log X
2
= 1,959 + 1.24 × 0,151 Log X
2
= 2,146 X
2
= 140,04mm
T
LogX K S
T
LogX K S
T
LogX K S
Log X
T
=
T = 25 tahun Log X
2
= 1,959 + 1.64 × 0,151 Log X
2
= 2,207 X
2
= 160,93mm
Log X
T
=
T = 50 tahun Log X
2
= 1,959 + 2.05× 0,151 Log X
2
= 2,269 X
2
= 185,59 mm
Log X
T
=
T = 100 tahun Log X
2
= 1,959 + 2.33× 0,151 Log X
2
= 2,31 X
2
= 204,56 mm
T
LogX K S
T
LogX K S
T
LogX K S
4.1.5 Analisa Curah Hujan Distribusi Log Pearson III
Berikut ini adalah tabel 4.12 yang menunjukkan data analisa curah hujan dengan distribusi Log Pearson III.
Tabel 4.12 Analisa Curah Hujan dengan Distribusi Log Pearson III
No Curah hujan mm Xi Log X
i
i
LogX X
2 i
LogX X
3 i
LogX X
1
154,273 2,19
0,230 0,053
0,0121 2
140,284 2,15
0,188 0,035
0,0067 3
125,276 2,10
0,139 0,019
0,0027 4
107,082 2,03
0,071 0,005
0,0004 5
88,407 1,95
-0,012 0,000
0,0000 6
85,878 1,93
-0,025 0,001
0,0000 7
73,922 1,87
-0,090 0,008
-0,0007 8
63,011 1,80
-0,159 0,025
-0,0040 9
62,679 1,80
-0,162 0,026
-0,0042 10
60,043 1,78
-0,180 0,032
-0,0059 Jumlah
19,59 0,205
0,007
X
1,958703 S
0,151069 G
0,282
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari data-data diatas didapat: 19,59
X 1,959 mm
10
Standar deviasi:
2 i
X X
0, 205 S
0,151 n 1
10 1
Koefisien kemencengan:
n 3
i i 1
3 3
X X
G n 1n 2S
10 0.007 G
0, 282 9 8 0,151
Selanjutnya pada analisa curah hujan rencana dengan distribusi Log Pearson III diperlukan nilai K yang diperoleh dari tabel 2.6 seperti yang terdapat
pada tabel 4.13 dibawah ini.
Tabel 4.13 Analisa Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Log Pearson III
No Periode ulang T
tahun K
Log X
Log S
Log X
T
Curah hujan XT
1 2
-0.033 1.959 0.151 1.956
90.46 2
5 0.83
1.959 0.151 2.08
121.43 3
10 1.301
1.959 0.151 2.155
143.04 4
25 2.159
1.959 0.151 2.285
192.76 5
50 2.818
1.959 0.151 2.33
215.07 6
100 2.472
1.959 0.151 2.384
242.39
Tanda merupak an parameter Curah Hujan h pada HSS Snyder Sumber: Hasil Perhitungan
Berikut hasil analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Log Person III:
Log X
T
=
T = 2 tahun Log X
2
= 1.959 + -0,033× 0,151 Log X
2
= 1.954 X
2
= 90.06 mm
Log X
T
=
T = 5 tahun Log X
2
= 1,959 + 0,83 × 0,151 Log X
2
= 2.08 X
3
= 121,43 mm
T
LogX K S
T
LogX K S
Log X
T
=
T = 10 tahun Log X
3
= 1,959 + 1.301 × 0,151 Log X
3
= 2.155 X
3
= 143.04 mm
Log X
T
=
T = 25 tahun Log X
4
= 1,959 + 2.159 × 0,151 Log X
4
= 2.285 X
4
= 192.76 mm
Log X
T
=
T = 50 tahun Log X
5
= 1,959 + 2.474 × 0,151 Log X
5
= 2.33 X
5
= 215.07 mm
Log X
T
=
T = 100 tahun Log X
6
= 1,959 + 2.818 × 0,151 Log X
6
= 2.384 X
6
= 242.39 mm
T
LogX K S
T
LogX K S
T
LogX K S
T
LogX K S
4.1.6Analisa Curah Hujan Distribusi Gumbel Tabel 4.14
Analisa Curah Hujan dengan Distribusi Gumbel
No Curah hujan mm Xi
m P
n 1
Periode Ulang
1 T
P
i
X X
2 i
X X
1 154,273
0,09 11,11
58,187 3385,763
2 140,284
0,18 5,56
44,198 1953,488
3 125,276
0,27 3,70
29,190 852,057
4 107,082
0,36 2,78
10,997 120,930
5 88,407
0,45 2,22
-7,678 58,959
6 85,878
0,54 1,85
-10,207 104,193
7 73,922
0,64 1,56
-22,163 491,210
8 63,011
0,73 1,37
-33,075 1093,926
9 62,679
0,82 1,21
-33,406 1115,986
10 60,043
0,91 1,10
-36,042 1299,043
Jumlah 960,855
10475,555
X
96,086 S
34,117
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari data-data diatas didapat: 960, 086
X 96, 086 mm
10
Standar deviasi:
2 i
X X
10475,555 S
34,117 n 1
10 1
Dari tabel 2.4 dan tabel 2.6 untuk n = 10
n n
Y 0.4952
S 0.94
Untuk periode ulang T 2 tahun
TR
Y 0.3668
TR n
n
Y Y
0.3668 0.4952 K
0,148 S
0,94
T
X X K.S 96,086 0,14 34,117
91,039mm
Di bawah ini merupakan tabel 4.15 yang berisikan data analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Gumbel. NilaiY
T R
diperoleh dari tabel 2.4 Yn dari tabel 2.3, dan Sn diperoleh dari tabel 2.5 seperti yang tertera di bawah ini.
Tabel 4.15 Analisa Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Gumbel
No Periode
ulang T tahun
Y
T R
Y
n
S
n
X
S
K Curah hujan
X
T
1 2
0,3668 0,5236
1,06 96,086
34,117 -0,148 91,039
2 5
1,5004 0,5236
1,06 96,086
34,117 0,922
127,524 3
10 2,2510
0,5236 1,06
96,086 34,117
1,630 151,683
4 25
2,9709 0,5236
1,06 96,086
34,117 2,309
174,853 5
50 3,9028
0,5236 1,06
96,086 34,117
3,188 204,847
6 100
4,6012 0,5236
1,06 96,086
34,117 3,847
227,325
Sumber: Hasil Perhitungan
Hasil resume perhitungan frekuensi curah hujan kala ulang Das Deli dapat di lihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.16 Resume Perhitungan Frekuensi Curah Hujan Kala Ulang DAS Deli
PERIODE ULANG
Tahun CURAH HUJAN
NORMAL mm
LOG NORMAL
mm LOG PEARSON
T III mm
GUMBEL mm
100 175,77
204,56 242,39
227,32 50
166,02 185,59
215,07 204,84
25 152,03
160,93 192,76
174,85 10
139,75 140,04
143,04 151,68
5 124,74
121,78 121,43
127,52 2
96,08 90,92
90,46 91,03
Sumber hasil perhitungan
Grafik resume frekuensi curah hujan kala ulang DAS Deli dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Sumber hasil perhitungan Gambar 4.3 Grafik Resume Frekuensi Curah Hujan Kala Ulang DAS Deli
Dari grafik dan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk menghitung curah hujan kala ulang digunakan Metode Gumbel karena memiliki
curah hujan yang maksimum. Agar data tersebut dapat digunakan maka, perlu di uji kecocokannya dengan menggunakan Metode Smirnov-Kolmogorof.
50 100
150 200
250 300
1 2
3 4
5 6
curah hujan Normal curah hujan Log normal
curah hujan Log pearson III
curah hujan Gumbel
4.2 Analisa Pemilihan Distribusi Curah Hujan 4.2.1Analisa Frekuensi Curah Hujan