Analisa Pemilihan Distribusi Curah Hujan .1Analisa Frekuensi Curah Hujan

4.2 Analisa Pemilihan Distribusi Curah Hujan 4.2.1Analisa Frekuensi Curah Hujan Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui.Analisa frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari penakar hujan, baik yang manual maupun otomatis. Analisa frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa yang akan datang. Dengan anggapan bahwa sifat statistik kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu. Analisa frekuensi curah hujan diperlukan untuk menentukan jenis sebaran distribusi.Berikut analisa frekuensi curah hujan pada tabel 4.17 Tabel 4.17 Analisa Frekuensi Curah Hujan No. X i P 1 154,273 0.09 60,983 3718,905 226789,3 13830257, 2 140,284 0.18 46,994 2208,417 103781,9 4877106,7 3 125,276 0.27 31,986 1023,075 32723,61 1046682,3 4 107,082 0.36 13,792 190,229 2623,70 36186,97 5 88,407 0.45 -4,883 23,843 -116,43 568,51 6 85,878 0.55 -7,412 54,937 -407,19 3018,11 7 73,922 0.64 -19,368 375,109 -7265,02 140707,11 8 63,011 0.73 -30,279 916,820 -27760,4 840558,13 9 62,679 0.82 -30,611 937,025 -28683,1 878015,05 10 60,043 0.91 -33,247 1105,344 -36749,0 1221785,3 Total 960,855 10553,705 264937,3 6 22874885, 5 Rata-rata 96,086 Sumber hasil perhitungan x x i  2 x x i  3 x x i  4 x x i  Dari hasil perhitungan diatas selanjutnya ditentukan jenis sebaran yang sesuai, dalam penentuan jenis sebaran diperlukan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Koefesien Kemencengan C s n 3 i i 1 S 3 S 3 n X X C n 1n 2S 10 6448, 04 C 1, 06 9 8 9, 45            2. Koefesien Kurtosis C k n 2 4 i i 1 k 4 2 k 4 n X X C n 1n 2n 3S 10 217874, 47 C 5, 42 9 8 7 9, 45              3. Koefesien Variasi C v v v S C X 9, 45 C 0.09 99,87   

4.2.2 Jenis Distribusi

Untuk menentukan jenis sebaran yang akan digunakan, maka parameter statistik data curah hujan wilayah diperiksa terhadap beberapa jenis sebaran sebagai berikut : 1. Distribusi Gumbel 2. Distribusi Log Normal 3. Distribusi Log Pearson III 4. Distribusi Normal Berikut ini adalah tabel 4.18 yaituperbandingan syarat-syarat distribusi dan hasil perhitungan analisa frekuensi hujan. Tabel 4.18 Uji parameter statistik untuk menentukanjenis sebaran Jenis Sebaran Syarat Hasil Perhitungan Perbandingan Cs Ck Cs Ck Cs Ck Normal Gauss 3 0,916 3,301 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Log Normal 0,763 3 0,916 3,301 Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Log Pearson III ≠ 0 3,873 0,916 3,301 Memenuhi Tidak Memenuhi Gumbel 1.139 5.4002 0,916 3,301 Memenuhi Memenuhi Sumber: Bambang Triadmojo, 2008: 250 Berdasarkan tabel 4.18, maka distribusi Gumbel dapat digunakan sebagai metode perhitungan curah hujan rancangan.Berdasarkan analisis frekuensi yang dilakukan pada data curah hujan harian maksimum diperoleh bahwa jenis distribusi yang paling cocok dengan sebaran data curah hujan harian maksimum di daerah aliran air adalah distribusi Gumbel.

4.2.3 Uji Sebaran Smirnov-Kolmogorov

Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non parametrik non parametric test, karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu.Adapun hasil perhitungan uji Smirnov-Kolmogorov dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini: Tabel 4.19 Perhitungan Uji Smirnov Kolmogorov No Tahun Curah Hujan mm X i m m PX N 1   PX  X X X k S   m P X N 1   P X  D PX P X     1 2011 154,3 1 0.091 0.909 0,703 0.111 0.889 0.020 2 2003 140,3 2 0.182 0.818 0,450 0.222 0.778 0.040 3 2007 125,3 3 0.273 0.727 0,178 0.333 0.667 0.061 4 2010 107,1 4 0.364 0.636 -0,150 0.444 0.556 0.081 5 2008 88,4 5 0.455 0.545 -0,488 0.556 0.444 0.101 6 2005 85,9 6 0.545 0.455 -0,534 0.667 0.333 0.121 7 2004 73,9 7 0.636 0.364 -0,750 0.778 0.222 0.141 8 2012 63,0 8 0.727 0.273 -0,947 0.889 0.111 0.162 9 2009 62,7 9 0.818 0.182 -0,953 1.000 0.000 0.182 10 2006 60,0 10 0.909 0.091 -1,000 1.111 -0.111 0.202 Dmax = 0,202 Dari table 4.20 kritis Smirnov-Kolmogorov didapat Dcr 0,05 = 0,41 Dmax Dcr 0,202 0,41 memenuhi syarat Tabel 4.20 Nilai D kritis untuk Uji Keselarasan Smirnov-Kolmogorov Jumlah data n α derajat kepercayaan 0,20 0,10 0,05 0,01 5 0,45 0,51 0,56 0,67 10 0,32 0,37 0,41 0,49 15 0,27 0,30 0,34 0,40 20 0,23 0,26 0,29 0,36 25 0,21 0,24 0,27 0,32 30 0,19 0,22 0,24 0,29 35 0,18 0,20 0,23 0,27 40 0,17 0,19 0,21 0,25 45 0,16 0,18 0,20 0,24 50 0,15 0,17 0,19 0,23 n50 1,07n 1,22n 1,36n 1,63n

4.2.4 Perhitungan Intensitas Hujan Jam-jaman

Waktu yang diperlukan oleh hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ketempat keluarnya titik control disebut dengan waktu konsentrasi suatu daerah aliran dimana setelah tanah menjadi jenuh dan tekanan kecil terpenuhi. Dalam hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi maka setiap bagian daerah aliran secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap titik control. Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu. Sifat umum hujan adalah semakin singkat hujan berlangsung, intensitasnya cendrung makin tinggi dan makin besarperiode ulangnya makin jauh pula intensitasnya. Hubungan antara intensitas hujan, lamanya hujan dan frekuensi hujan biasanya dinyatakan dalam lengkung Intensitas Durasi Frekuensi IDF yaitu intensity, duration, frequency Cureve. Diperlukan data hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 10 menit, 30 menit, 60 menit dan jam-jaman untuk membentuk lengkung IDF. Data hujan jenis ini hanya dapat diperoleh dari stasiun penangkar otomatis, selanjutnya berdasarkan hujan jangka pendek tersebut lengkung IDF dapat dibuat. Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk intensitas curah hujan. Intensitas Curah Hujan 10 tahun: I = R t I = , . = , mmjam R 24 = perhitungan Frekuensi Curah Hujan Tabel 4.16 T c = Nilai waktu konsentrasi hujan dalam satuan Jam Untuk curah hujan rencana yang diperkirakan untuk 10 tahunan, sehingga didapatlah analisa perhitungan intensitas dan waktu konsentrasi pada tabel 4.21 berikut ini.

4.21 Perhitungan Analisa Intensitas Curah Hujan