30
Indonesia, sedangkan peneliti akan meneliti tentang faktor yang mempengaruhi pemuda melakukan tindak kriminalitas.
F. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori dan beberapa difinisi yang ada, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini yaitu pemuda melakukan
tindakan kriminal merupakan suatu perilaku yang menyimpang, disebabkan oleh banyak faktor, baik itu faktor internal dalam diri
sendiri atau faktor eksternal dari keadaan dan kondisi lingkungan sekitar, seperti pengaruh keadaan ekonomi keluarga yang rendah,
pengaruh lingkungan sekolah, pengaruh lingkungan masyarakat sekitar dan lain sebagainya menyebabkan pemuda bersikap anti sosial dengan
melakukan tindakan kriminal demi kepentingannya sendiri atau kelompoknya.
Hal ini yang terjadi pada pemuda di Kecamatan Kajen, tindak kriminal yang dilakukan pemuda dipengaruhi oleh banyaknya
pengangguran akibat pendidikan yang rendah, pengaruh pergaulan dengan teman dilingkungan masyarakat yang kurang baik, pengaruh
dari lingkungan sekolah yang dulu pernah ditempuh, dan masih banyak lagi hal
– hal yang mempengaruhi perilaku menyimpang dari pemuda yang tidak memiliki pekerjaan tetap, berpendidikan rendah dan
pergaulan yang kurang baik membuatnya melakukan perilaku yang menyimpang.
31
Perilaku menyimpang yang dilakukan pemuda, seperti melakukan perkelahian, pengeroyokan, perjudian, minum
– minuman keras hingga menyebabkan gangguan, dan masih banyak lagi. Oleh
sebab itu perlu adanya upaya pembinaan dari pihak terkait khususnya pihak kepolisian terhadap pemuda yang melakukan tindak kriminal, dan
diharapkan dapat meningkatkan daya produktifitas pada pemuda agar lebih produktif lagi. Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
32
Gambar 1. Kerangka Pikir Pembinaan
Terhadap Pemuda Pelaku Kriminal
Menciptakan Pemuda Yang Lebih
Produktif Perilaku Kriminal
Pemuda
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Dalam Diri Pelaku
Lingkungan Masyara
kat Pendidikan
Lingkungan Keluarga
Lembaga Kepolisian
33
BAB III METODE PENELITIAN