27
Data jumlah Anak putus sekolah di Indonesia Jawa Tengah, Dalam laporan hasil reses Fraksi Partai Persatuan Pembangunan
FPPP, yang disampaikan pada rapat paripurna DPRD Provinsi Jawa Tengah 18 september 2013. Sekretaris FPPP, Drs H Alfasadun MM Akt
mengatakan, mengacu data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN Pusat, di negeri ini masih ada sedikitnya
13.685.324 anak sekolah usia 7-15 tahun yang putus sekolah. Dari jumlah ini, sebanyak 32 persen di antaranya berada di Provinsi Jawa
Tengah.
E. Penelitian Relevan
1 Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian
ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Yuda D.C.K 2012 dengan judul penyebab anak- anak putus sekolah dan cara
penanggulanganya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Kualitatif digunakan untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati mengenai penyebab anak- anak putus sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui solusi dalam
mengatasi mengenai masalah penyebab banyaknya anak-anak putus sekolah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan adalah sama-sama mengkaji tentang pemuda. Metode yang digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan
28
pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Perbedaannya
dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian yang akan dilakukan akan meneliti mengenai
perilaku kriminal pada pemuda sedangkan penelitian ini mengenai penyebab
anak putus
sekolah dan
bagaimana cara
penanggulangannya. 2
Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rini H.S 2012
Perilaku Kriminal Pada Pecandu Alkohol. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama mengkaji tentang fektor yang mempengaruhi perilaku kriminal seseorang.
Metode yang digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan
data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Perbedaannya dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan
terletak pada lokasi dan bidang kajiannya. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kota Bekasi, sedangkan penelitian yang akan dilakukan
peneliti berada di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan. Perbedaan yang lain adalah dilihat dari bidang kajiannya, jika
penelitian yang sudah ada mengkaji tentang faktor yang mempengaruhi tindak kriminal oleh pecandu alkohol, sedangkan
29
peneliti akan meneliti tentang faktor yang mempengaruhi tindak kriminal oleh pemuda.
3 Hasil penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Hardianto F.N. 2009 tentang Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kriminalitas Di
Indonesia Dari Pendekatan Ekonomi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama
mengkaji tentang faktor yang mempengaruhi sesorang melakukan tindak kriminalitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan bersifat kuantitatif, sekunder, dan cross- section
,
berdasarkan teknik pengumpulan data tinjauan literatur dan data dari Badan Pusat Statistik BPS dan publikasi lain yang terkait,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Perbedaannya dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak
pada lokasi dan bidang kajiannya. Lokasi dalam penelitian ini adalah mencangkup 26 provinsi di Indonesia dari data BPS tahun 1997,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berada di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan. Perbedaan yang lain
adalah dilihat dari bidang kajiannya, jika penelitian mengkaji mengenai faktor yang mempengaruhi tingkat kriminalitas di
30
Indonesia, sedangkan peneliti akan meneliti tentang faktor yang mempengaruhi pemuda melakukan tindak kriminalitas.
F. Kerangka Berpikir